You are on page 1of 4

A.

Evidence Based dalam Asuhan Kebidanan Komunitas


Maraknya isu-isu kesehatan di masyarakat membuat para peneliti untuk berfikir keras
dan membuktikan isu-isu yang beredar dengan cara mengaitkannya dengan ilmu-ilmu
kesehatan. Benar atau tidaknya isu-isu tersebut di buktikan melalui evidence based.
Untuk itu sebagai tenaga kesehatan haruslah mampu memberiikan penyuuhan kepada
masyarakat agar masyarakat dapat berfikir bahwa isu tersebut benar atau tidaknya dari
evidence based yang telah tenaga kesehatan jelaskan secara ringan kepada
masyarakat. Contoh isu-isu yang dapat di berikan kepada masyarakat oleh tenaga
kesehatan dalam kebidanan seperti :
EPOLA ASUHAN KEHAMILAN
Evidence Based Tentang Tradisi Masa Kehamilan :
1. Ibu hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu dilakukan,
bisa menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu.
Fakta: Tentu saja tak demikian. Cacat janin disebabkan oleh
kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan atau pengaruh radiasi. Sedangkan
gugurnya janin paling banyak disebabkan karena penyakit, gerakan ekstrem yang
dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan karena psikologis (misalnya shock, stres,
pingsan). Tapi, yang perlu diingat, membunuh atau menganiaya binatang adalah
perbuatan yang tak bisa dibenarkan.
2. Membawa gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantung baju si Ibu agar
janin terhindar dari marabahaya
Fakta: Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda tajam itu melukai si Ibu.
3. Ibu hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan
mengganggu janin.
Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif dan mudah takut sehingga
pada malam hari tidak dianjurkan bepergian. Secara medis-biologis, ibu hamil
tidak dianjurkan kelaur malam terlalu lama, apalagi larut malam. Kondisi ibu dan
janin bisa terancam karena udara malam kurang bersahabat disebabkan banyak
mengendapkan karbon dioksida (CO2).
4. Ibu hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar
siam.
Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar dempet / kembar siam tidak
dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan oleh ibu hamil. Jelas ini
hanyalah sebuah mitos.
5. Ngidam adalah perilaku khas perempuan hamil yang menginginkan sesuatu,
makanan atau sifat tertentu terutama di awal kehamilannya. Jika tidak dituruti
maka anaknya akan mudah mengeluarkan air liur.
6. Dilarang makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam
kandungan gugur.
Fakta: Secara medis-biologis, Getah nanas muda mengandung senyawa yang
dapat melunakkan daging. Tetapi buah nanas yang sudah tua atau disimpan lama
akan semakin berkurang kadar getahnya. Demikian juga nanas olahan. Yang pasti
nanas mengandung vitamin C (asam askorbat) dengan kadar tinggi sehingga baik
untuk kesehatan.
7. Jangan makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis.
Fakta: Bayi yang baru saja dilahirkan dan belum dibersihkan memang sedikit
berbau amis darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang dikonsumsi ibu hamil,
melainkan karena aroma (bau) cairan ketuban. Yang terbaik, tentu saja makan ikan
matang. Karena kebersihannya jelas terjaga ketimbang ikan mentah.
8. Jangan minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau minuman dingin
diyakini menyebabkan janin membesar atau membeku sehingga dikhawatirkan
bayi akan sulit keluar.
Fakta: Sebenarnya, yang menyebabkan bayi besar adalah makanan yang bergizi
baik dan faktor keturunan. Minum es tak dilarang, asal tak berlebihan. Karena jika
terlalu banyak, ulu hati akan terasa sesak dan ini tentu membuat ibu hamil merasa
tak nyaman. Lagipula segala sesuatu yang berlebihan akan selalu berdampak tak
baik.
Contoh diatas merupakan beberapa contoh evidence based yang dapat diberikan
kepada ibu hamil dan dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi. Karena ibu
sudah mengetahui fakta-fakta dari isu yang beredar dikalangan masyarakat selama ini.
Diharapkan pendidikan komunitas seperti ini terus berlangsung agar menurunkan
angka kematian ibu dan bayi akibat isu-isu yang beredar dapat merugikan ibu hamil
itu sendiri.

B. Critical Thinking (Berfikir Kritis) dalam Asuhan Kebidanan

Berpikir kritis adalah cara berpikir tentang subjek, konten, atau masalah yang
dilakukan oleh pemikir secara aktif dan terampil secara konseptual dan memaksakan
standar yang tinggi atas intelektualitas mereka. Dapat juga diartikan sebagai proses
berfikir secara aktif dalam menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi
informasi yang dikumpulkan dan atau dihasilkan melalui observasi, pengalaman,
refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai acuan dalam meyakini suatu konsep dan
atau dalam melakukan tindakan. Dalam pelaksanaannya, hal ini didasarkan pada nilai-
nilai universal intelektual yang melampaui cabang suatu ilmu yang meliputi:
kejelasan, akurasi, presisi, konsistensi, relevansi, bukti suara, alasan yang baik,
kedalaman, luasnya ilmu, dan keadilan.

Dengan adanya proses berfikir kritis diharapkan dapat:

a. Menimbulkan pertanyaan penting terkait topik/masalah yang sedang difikirkan,


kemudian dapat merumuskan masalah dengan jelas dan tepat

b. Mengumpulkan dan menilai informasi yang relevan, menggunakan ide-ide abstrak


untuk menafsirkan secara efektif terkait kesimpulan yang beralasan dan solusi
pemecahan masalah, menguji alternatif pemecahan masalah terhadap kriteria dan
standar yang relevan
c. Berpikir terbuka dalam sistem pemikiran alternatif, mampu mengakui dan menilai
setiap permasalahan dengan asumsi yang beralasan, dapat menimbulkan implikasi,
dan konsekuensi praktis

d. Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam mencari tahu solusi untuk
masalah yang kompleks.

Proses berfikir kritis memerlukan komunikasi yang efektif dan kemampuan


pemecahan masalah serta komitmen untuk mengatasi sikap egois dan tertutup, dengan
prosedur:

a. Mengenali masalah untuk menemukan cara-cara yang bisa diterapkan guna


memecahkan masalah tersebut

b. Memahami pentingnya prioritas dan urutan prioritas dalam pemecahan masalah

c. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang terkait (relevan)

d. Mengenali asumsi yang tak tertulis dan nilai-nilai

e. Memahami dan menggunakan bahasa dengan akurat, jelas, dan tajam

f. Menafsirkan data untuk menilai bukti dan mengevaluasi argument/ pendapat

g. Menyadari keberadaan hubungan logis antara proposisi

h. Menarik kesimpulan dan generalisasi yang dibenarkan

i. Menguji kesimpulan dan generalisasi masalah

j. Merekonstruksi pola yang telah diyakini atas dasar pengalaman yang lebih luas

k. Memberikan penilaian yang akurat tentang hal-hal tertentu dan kualitas dalam
kehidupan sehari-hari.

Singkatnya, tiga kunci utama untuk dapat berfikir kritis: RED (Recognize
assumptions, Evaluate arguments dan Draw conclusions) = mengenali masalah,
menilai beberapa pendapat, dan menarik kesimpulan. Dalam menyimpulkan hasil
pemikiran kritis, diperlukan upaya gigih untuk memeriksa setiap keyakinan atau
pemahaman akan pengetahuan berdasarkan dukungan bukti ilmiah (evidence based)
yang mendukung kecenderungan pengambilan kesimpulan tersebut.

Proses berfikir kritis merupakan kerangka dasar bidan dalam memberikan


asuhan kebidanan, dalam bingkai manajemen kebidanan. Sehingga, apabila bidan
memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan menerapkan prinsip-prinsip
manajemen kebidanan dengan sistematis dan terpola, maka bidan tersebut telah
menerapkan proses berfikir kritis. Penerapan dalam asuhan kebidanan ibu hamil
adalah dengan melaksanakan antenatal care sesuai dengan program yang telah
disepakati sebagai upaya pencegahan dan penanganan secara dini penyulit dan
kegawatdaruratan yang mungkin terjadi pada saat kehamilan, dengan menerapkan
manajemen kebidanan, sehingga diharapkan proses kehamilan dapat berjalan dengan
baik, ibu dapat melahirkan bayinya dengan sehat dan selamat.

https://oshigita.wordpress.com/2015/04/13/critical-thinking-clinical-judgment-dan-evidence-
based-health-care-dalam-asuhan-kehamilan/ diakses tanggal 15 Februari 2017

American Psychological Association. (2006). APA presidential task force on evidence based
practice. Washington, DC: Author.

Elder, Linda. (2007). Critical Thinking. http://www.criticalthinking.org/pages/defining-


critical-thinking/766. Tomales, CA.

You might also like