Professional Documents
Culture Documents
Berpikir kritis adalah cara berpikir tentang subjek, konten, atau masalah yang
dilakukan oleh pemikir secara aktif dan terampil secara konseptual dan memaksakan
standar yang tinggi atas intelektualitas mereka. Dapat juga diartikan sebagai proses
berfikir secara aktif dalam menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi
informasi yang dikumpulkan dan atau dihasilkan melalui observasi, pengalaman,
refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai acuan dalam meyakini suatu konsep dan
atau dalam melakukan tindakan. Dalam pelaksanaannya, hal ini didasarkan pada nilai-
nilai universal intelektual yang melampaui cabang suatu ilmu yang meliputi:
kejelasan, akurasi, presisi, konsistensi, relevansi, bukti suara, alasan yang baik,
kedalaman, luasnya ilmu, dan keadilan.
d. Berkomunikasi secara efektif dengan orang lain dalam mencari tahu solusi untuk
masalah yang kompleks.
j. Merekonstruksi pola yang telah diyakini atas dasar pengalaman yang lebih luas
k. Memberikan penilaian yang akurat tentang hal-hal tertentu dan kualitas dalam
kehidupan sehari-hari.
Singkatnya, tiga kunci utama untuk dapat berfikir kritis: RED (Recognize
assumptions, Evaluate arguments dan Draw conclusions) = mengenali masalah,
menilai beberapa pendapat, dan menarik kesimpulan. Dalam menyimpulkan hasil
pemikiran kritis, diperlukan upaya gigih untuk memeriksa setiap keyakinan atau
pemahaman akan pengetahuan berdasarkan dukungan bukti ilmiah (evidence based)
yang mendukung kecenderungan pengambilan kesimpulan tersebut.
https://oshigita.wordpress.com/2015/04/13/critical-thinking-clinical-judgment-dan-evidence-
based-health-care-dalam-asuhan-kehamilan/ diakses tanggal 15 Februari 2017
American Psychological Association. (2006). APA presidential task force on evidence based
practice. Washington, DC: Author.