You are on page 1of 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S
DENGAN POST OP HERNIATOMY
HARI KE 2 DI RUANG DAHLIA
RSUD KARTINI JEPARA
Disusun Oleh :
MOHAMAD AMIN
NIM : 262657
AKADEMI KEPERAWATAN KRIDA HUSADA KUDUS
Jl. Lambao No. 1 Singocandi Kec. Kota Kab. Kudus
Tahun Akademi 2008 / 2009
i
Pembimbing
Ns. HERI SUSANTO, S Kep
HALAMAN PERSETUJUAN
Diterima dan disetujui sebagai persyaratan mengikuti Ujian OSCA
Program D III Akademi Keperawatan Krida Husada Kudus Tahun Akademi
2009
Mengetahui
Direktur Akademi Keperawatan
Krida Husada Kudus
Ns. SALAFUDIN YUSRA, SKep
ii
Penguji I
Ns. HERI SUSANTO, S Kep
Penguji II
JAMALUDIN SST
HALAMAN PENGESAHAN
Diterima dan disetujui sebagai persyaratan mengikuti Ujian OSCA
Program D III Akademi Keperawatan Krida Husada Kudus Tahun Akademi
2007
Hari :
Tanggal :
iii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan
laporan persyaratan mengikuti Ujian OSCA dengan judul ASUHAN
KEPERAWATAN PADA Tn. S DENGAN HERNIA DI RUANG DAHLIA RSU
KARTINI JEPARA.
Dengan adanya keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang di miliki
penulis, maka penyusunan laporan Asuhan Keperawatan tidak lepas dari
berbagai
kesulitan-kesulitan, namun berkat bimbingan serta bantuan dari berbagai
pihak,
kesulitan yang ada dapat penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ayah dan Ibu tercinta yang selalu mencurahkan kasih sayang dan
memberikan
doa dan motivasi baik moril maupun materiil.
2. Bapak Salafudin Yusro, S Kep, selaku direktur Akademi Keperawatana
Krida
Husada Kudus.
3. Kepada ruang Dahlia RSU KARTINI JEPARA beserta segenap karyawan
atau staf yang telah memberikan ijin dan membantu selama penulis
melakukan
Laporan Persyaratan Ujian OSCA.
4. Bapak Ns. Heri Susanto, S Kep dan Ibu Nurul Hidayah selaku
pembimbing
dalam penyusunan laporan ini,
5. Segenap staff Akademi Keperawatan Krida Husada Kudus.
iv
6. Teman-teman Akademi Keperawatan Krida Husada Angkatan X11
senasib
seperjuangan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan ini masih jauh dari sempurna,
meskipun demikian harapan penulis agar penyusunan Laporan
Persyaratan
Mengikuti Ujian OSCA ini memenuhi persyaratan kelulusan Akademi
Keperawatan Krida Husada dan bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca.
Akhirnya tak lupa penulis mengharapkan pikiran, saran dan pendapat
demi
sempurnanya laporan ini.
Kudus, April 2009
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN DIREKTUR................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN
PENGUJI...................................................................iii
KATA
PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR
ISI ..........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................1
B. Tujuan ..........................................................................................1
C. Sistematika Penulisan ...................................................................1
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian ...........................................................................................3
B. Manifestasi Klinis...............................................................................3
C. Etiologi................................................................................................4
D. Patofisiologi........................................................................................4
E. Komplikasi .........................................................................................5
F Penatalaksanaan .................................................................................6
G. Fokus Intervensi ................................................................................7
H. Pengkajian Fokus..............................................................................11
I. Pathway.............................................................................................12
vi
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ........................................................................................11
1. Biodata........................................................................................11
B. Riwayat Keperawatan ......................................................................12
C. Pemeriksaan Fisik.............................................................................12
D. Pengkajian Pola Fungsional..............................................................14
E. Data Penunjang.................................................................................17
F. Analisa Data......................................................................................18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................24
B. Saran .................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA
CURICULUM VITAE
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hernia penyakit yang disebabkan karena prostusi atau penonjolan isi
rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang
bersangkutan.
Penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang tinggal di
perkotaaan yang notabenya yang penuh dengan aktifitas yang penuh
kesibukan dimana aktifitas tersebu t membutuhkan stamina yang tinggi
,jika
stamina kurang kuramg bagus dan terus di paksan maka ,penyakit hernia
akan segera menghampirinya
Angka kejadian hiatus hernia di USA dan juga di Negara-negara
barat meningkat sesuai umur mulai dari 10% pada usia di bawah 40 tahun
smpai 70% pada usia 70 tahun .sedangkan berdasarkan penelitian yang
dilakukan burkit et al,menerangkan bahwa kurangnya konsumsi serat
keadaan kronis konstipasi menjelaskan hubungan angka kejadian hiatus
hernia yang tinggi dinegara negar barat
Hernia inguinalis merupakan keadaan yang paling lazim dan
membutuhkan pembedahan pada kelompok umur anak.insiden hernia
inguinalis pada anak belum di tegakkan tetapi antara 10 -20:7000
kelahiran
hidup.Rasio antara anak laki-laki dan wanita adalah 4:1,sekitar 50% akan
muncul sebelum umur 1 tahun ,kebanyakan muncul pada umur 6 bulan.
1
Hernia inguinalis yang paling lazim pada anak adalah hernia inuinalis tidak
langsung ,hernia langsung jarang dan terjadi pada sekitar 1% dari seluruh
hernia inguinalis ,hernia femoalis juga jarang pad populasi anak .60% dari
hernia inguinalis ada pada sisi kanan ,30%pada sisi kiri ,dan 10%
bilateral.Bayi prematur mempunyai insiden hernia inguinalis lebih tinggi
mendekati 30%
B. TUJUAN
1. Agar mahasiswa mengetahui lebih lanjut tentang hernia.
2. Agar mahasiswa dapat memberi Asuhan Keperawatan pada pasien
hernia.
3. Sebagai syarat untuk memenuhi tugas Akademik.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini, penulis membagi IV BAB yaitu :
BAB I : Pendahuluan meliputi :
a. Latar Belakang
b. Tujuan dan
c. Sistematika Penulisan.
2
BAB II : Tinjauan Teori meliputi :
a.............................................................................Pengertian
b...............................................................Manifestasi Klinis
c.................................................................................Etiologi
d.........................................................................Patofisiologi
e...........................................................................Komplikasi
f.................................................................Diagnosa banding
g...................................................................Penatalaksanaan
h...................................................................Fokus intervensi
i..................................................................Pengkajian Fokus
j................................................................................Pathway
BAB III : Tinjauan Kasus meliputi :
a. Pengkajian
1. Biodata
2. Riwayat Keperawatan
3. Pengkajian Fokus
4. Data Penunjang
b. Analisa Data
c. Intervensi, Implementasi, Evaluasi
BAB IV : Penutup meliputi :
a...........................................................................Kesimpulan
b.....................................................................................Saran
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Hernia adalah prostusi (penonjolan) abnormal suatu organ atau
bagian suatu organ melalui lubang (aperture) pada struktur disekitarnya
,umumnya protosio organ abnominal melalui celah dari dinding abdomen
(sue hinchliff 2000.206)
Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui analus epigasterika
inferior, menyusuri kanalis inguinalis dan keluar ke rongga perut melalui
anulus inguinalis eksternus
(Mansjoer,Arif,2000 : 314)
Herniatomi adalah pembedahan yang dilakukan pembedahan
kantong hernia sampai ke lehernya,kantong dibuka dan isi hernia di
bebaskan kalau ada perlengketan ,kemudian reposisi kantong di jahit,ikat
setinggi mungkin kemudian di potong
(htp :// library.usu ac.id.)
B. MANIFESTASI KLINIS
Umumnya pasien mengatakan turun berok, burut atau kelingsing
atau mengatakan adanya benjolan diselakangan/ waktu tidur dan bila
menangis, mengejan atau mengangkat benda berat atau bila posisi
pasien
berdiri dapat timbul kembali. Bila telah terjadi komplikasi dapat ditemukan
nyeri.
4
Keadaan umum pasien biasanya baik, bila benjolan tidak nampak,
pasien dapat disuruh mengejan dengan menutup mulut dalam keadaan
berdiri, bila ada hernia maka akan tampak benjolan, bila memang sudah
tampak benjolan harus diperiksa apakah benjolan tersebut dapat
dimasukkan
kembali, pasien diminta berbaring bernafas dengan mulut untuk
mengurangi
tekanan intra abdominal, lalu skrotum diangkat perlahan-lahan. Diagnosis
pasti hernia pada umumnya sudah dapat ditegakkan dengan pemeriksaan
klinis yang teliti.
Keadaan cincin hernia juga perlu diperiksa melalui skrotum jari
telunjuk dimasukkan keatas lateral dari tuberkulum pubikumi ikuti
fasikulus
spermatikus sampai ke anulus inginalis internus, pada keadaan normal jari
tangan tidak dapat masuk, pasien diminta mengejan dan merasakan
apakah
ada masa yang menyentuh jari tangan. Bila massa tersebut menyentuh
ujung
jari maka itu adalah hernia inguinalis lateralis, sedangkan bila menyentuh
sisi jari maka diagnosisnya adalah hernia inginalis medialis.
(http:id.wikipedia,org)
C. ETIOLOGI
Faktor yang mempengaruhi terjadinya hernia yaitu kerusakan dari
integritas dinding muskuler tekanan intra abnormal faktor pendukung
antara
lain :
1. Mengejan terlalu kuat dan lama
2. Mengangkat beban berat
5
3. Aktifitas fisik yang berlebihan
4. Batuk yang kuat
(Syamsuhidayat, 1997)
1. Lemahnya dinding rongga perut dapat ada sejak lahir atau didapt
kemudian dalam hidup
2. Akibat dari pembedahan sebelumnya
3. Kongengtal
4. Aquisial adalah hernia yang bukan disebbkan karma adanya devek
bawaan tetapi diasebabkan oleh foktor lain yang di alami manusia
selama hidupnya.
(htp//id.wikipedia.org)
D. PATOFISIOLOGI
Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus pada bulan
ke-8 kehamilan, terjadi desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan
testis tersebut akan menarik peritonium kedaerah skrotum sehingga
terjadi
penonjolan peritonium yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonel.
Pada bayi yang sudah lahir umumnya prosesus ini telah mengalami
obliterasi. Namun dalam beberapa hal, sering kali kanalis ini tidak
menutup,
karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan
lebih
sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga
terbuka dalam keadaan normal. Kanalis yang terbuka ini akan menutup
pada
usia 2 bulan.
6
Bila proses terbuka terus (karena tidak mengalami obliterasi) akan
timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Pada orang tua kanalis
tersebut
telah menutup, namun karena merupakan lokus minoris resistensie, maka
pada keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat,
kanal
tersebut dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateral
akuisita.
Keadaan yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan
intraabdominal adalah kehamilan, batuk kronik, pekerjaan mengangkat
beban berat, menyebabkan pada saat defekasi dan mengejan pada saat
miksi
misalnya akibat hipertrofi prostati.
(Mansjoer Arif, 2000 : 314)
Hernia inguinalis inderek disebut juga hernia inguinalis lateralis
karena keluar dari peritoneum melalui analus inguinalis intenal yang
terletak
lateral dari pembuluh epigastrika inferior kemudian hernia masuk kedalam
kanalis inguinalis dan jika cukup panjang menonjol keluar dari analis
inguinalis eksternus.
(wim de jong,2000,705)
Jika stuktur yang menanjol dari organ tersebut dapat dikembalikan
ketempat semula dengan manipulasi maka dinamakan reducible hernia
,jika
tidak di sebut inreducible hernia ketika aliran darah kedalam stuktur yang
mengalami hernia menjadi terbendung dinamakan strangulan hrnia (clong
1999,246)
7
Apa bila tidak dilakukan pembedahan maka isi perut akan lepas
didalam rongga dan terdapat nekrosis sampai ganggren karena peredaran
darah terganggu.
(wim de jong,1999.781)
E. KOMPLIKASI
1. Terjadi perlengkapan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia
sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali, keadaan ini disebut
hernia inguinalis ireponibilis adalah omentum, karena mudah melekat
pada dinding hernia dan isinya dapat menjadi lebih besar karena
infiltrasi lemak, usus besar lebih sering menyebabkan ireponibilis
daripada usus halus.
2. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia akibat makin banyaknya usus
yang masuk. Keadaan ini menyebabkan gangguan aliran isi usus diikuti
dengan gangguan vaskular (proses strangulasi). Keadaan ini disebut
hernia inguinalis strangulata.
(Mansjoer Arif, 2000 : 315).
3 komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi
hernia ,antara lain obstruksi usus sederhana hingga perforasi
(lubangnya)usus yang akirnya di dapat menimbulkan abses local ,fistel
atau peritonitis.
(http://.id.wikipedia.org)
8
4 pencegahan pada komplikasi jangka panjang poda pos operasi yaitu
mencegah infeksi jangka panjang pada luka operasi dengan mewaspadai
dan memonitor munculnya tanda-tanda infeksi yang mungkin terjadi
setelah post operasi
5. mencegah terjadinya hernia yang berulang setelah pasien lepas dari
rumah
sakit melalui pendidikan kesehatan yang meliputi pembatasan aktifits
yaitu mengangkat benda atau barang berat secara mudah dalam jangka
waktu satu bulan dan selama tiga bulan tidak boleh melakukan aktifitas
yang dapt menaikkan tekanan intra abdomen.
(http//idwikipedia.org)
F. PENATALAKSANAAN
Pada hernia inguinalis reponibilis dan ireponibilis dilakukan tindakan
bedah elektif karena ditakutkan terjadi komplikasi, sebaliknya bila telah
terjadi proses strangulasi tindakan bedah harus dilakukan secepat
mungkin
sebelum terjadinya nekrosis inguinalis.
(mansjoer arief 2000,315)
9
1. Terapi umum:
Terapi konservatif sambil menunggu proses penyembbuhan
melalui proses penyembuhan melalui proses alami dapat di lakukan
pada hernia umbilikalis pada anak usia di bawah 2 th .terapi konserfatif
berupa alat penyangga dapat dipakai sementra,misalnya pemakaian
konset pada hernia ventralis sedangkan pada hernia inguinalis
pemakaian tidak di anjurkan karena selain tidak dapat menyembuhkan
alat ini dapat melemahkan dinding otot.
Reposisi: tindakan memasukkan kembali isi hernia
ketempatnya semula secara hati-hati dengan tindakan yang lembut tetapi
pasti .tindakan ini hanya dapat dilakukan pada hernia reponibililis
dengan menggunakan kedua tangan ,tangan yang satu melebarkan leher
hernia sedangkan tangan yang lain memasukkan isi hernia melalui leher
hernia tadi,tindakan ini kadang dilakukan pada hernia irepobilis apabila
pasien takut operasi ,yaitu dengan cara bagian hernia dikompres
dingin ,penderita di beri penenang valium 10mg agar tertidur ,pasien
diposisikan trandelenberg,jika posisi tidak berhasil jangan di paksa
,segera lakukan operasi
2. pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia
inguinalis yang rasional .indikasi operatif sudah ada begitu diagnosis
ditegakkan,prinsip dasar hernia terdiri dari dari herniatomy dan
herniarapy.
10
- herniatomy dilakukan pembesaran pembesaran kantong hernia
sampai kelehernya kantong di bukak dan isanya dibebaskan kalau
ada perlengketan kemudin reposisi kantong hernia di jahit ikat
setinggi mungkin kemudian di potong
-hernioraphy di lakukan tindakan memper kecil anulus inguinalis
internus dan memper kuat dinding belakang kanalis inguinalis.
(http//idwikipedia.org)
Pada hernia inguinalis repombilitis dan irepombilitis dilakukan tindakan
bedah efektif kar karma ditakutkan terjadi komplikasi sebaliknya bila
terjadi
proses trangulasi tindakan bedah harus dilakukan secepat mungkin
sebelum
terjadi nekrosis inguinalis.
(Mansjoer.arief 2000:315)
Pada herniaatomi dan herniorapi pada bedah elektif kanalis dibukak isi
hernia dimasukan kantong di ikat dan dilakukan bassing palsty / tehnik
yang lain
untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis
Pada bedah darurat prinsipnya hamper sama dengan bedah elektif.
(Arief.mansjoer 2000:315)
Penatalaksanaan pada pasien post oprasi
- Mengkaji tingkat kesadaran pasien saat keluar dari kamar oprasi
- Monitor vital singn sampe kondisi pasien normal setiap 15 menit
- Balutan luka oprasi dilihat apakah ada drain jika ada, monitor
pendaharaan
yang kelur
11
- Perawatan luka oprasi dilihat bersih lakukan ganti balut pada hari ke 3
post
oprasi dengan menggunakan tehnik aseptic dengan anti septic
- Untuk menggurangi nyeri luka oprasi berikan analgesi
- Diit di berikan setelah pristaltik usus kebali normal pada masa pasca
anastesi
- Mobilisasi dlakukan pada pasien sadar dan dapat melakukan mobilsasi
secara bertahap sesuai kemampuan.
(http//idwikipedia.org)
FOKUS INTERVENSI
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b,d diskontuinitas
jaringan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keerawatan 2 x 24 jam rasa
nyeri berkurang dengan kriteria :
a. Nyeri berkurang.
b. Pasien dapat tidur dengan tenang.
c. Pasien tidak merasakan adanya
gangguan pada otot.
Intervensi :
a. Kaji adanya keluhan nyeri.
b. Pertahankan tirah baring.
c. Batasi aktifitas.
d. Letakkan semua kebutuhan pasien
supaya mudah dijangkau.
12
e. Instuksikan pasien yang melakukan
tehnik relaksasi.
f. Konsultasi dengan ahli terapi fisik.
2. Gangguan integritas kulit b,d adanya ganggren
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keerawatan 3 x 24 jam
kerusakan fisik dapat berkurang dengan kriteria :
a. Mempertahankan atau meningkatkan
kekuatan dan funsgi bagian tubuh yang sakit.
b. Menurunkan resiko iritasi atau
kerusakan pada kulit.
c. Meningkatkan rasa nyaman dan
kerjasama pasien selama melakukan aktifitas.
Intervensi :
a. Berikan aktifitas yang disesuaikan
dengan pasien.
b. Bantu pasien untuk melakukan latihan
gerak atau aktifitas.
c. Anjurkan pasien untuk melatih kaki
bagian bawah atau lutut.
d. Berikan perawatan kulit dengan baik.
e. Berikan obat untuk penghilang nyeri.
13
f. Demonstrasikan penggunaan alat
penolong untuk jalan.
3. Gangguan body image b.d adanya benjolan :
Intervensi :
a. Motivasi pasien untuk mengungkapkan
perasaannya dan dapat menerima keadaan.
b. Beri pengertian bahwa penyakit
tersebut tidak merupakan penyakit menular.
c. Beri penjelasan bahwa penyakit
tersebut dapat disembuhkan dengan jalan opreasi.
d. Anjurkan keluarga untuk memberi
dorongan secara moril pada pasien.
4. Resti infeksi b.d adanya luka opreasi
Intervensi :
a. Kaji adanya tanda-tanda infeksi.
b. Jaga kebersihan seluruh luka tubuh
pasien.
c. Obati luka.
d. Ganti balut perhari.
e. Guanakan tehnik septik.
f. Kolaborasi medis untuk pemberian
antibiotik.
(Marilyn &Doenges : 2000)
14
PENGKAJIAN FOKUS
1. AKTIFITAS
Gejala-riwayat pekerjaan yang perlu mengangkay benda berat,duduk
mengemudi dalam waktu lama
- Penurunan rentang gerak dari ekstremitas pada salah satu bagian tbuh
tanda:atrifi otot pada bagian tubuh yang terkena
2. ELIMINASI
Gejala: konstipasi mengalami kesulitan dalam devekjasi
Tanda:adanya retensi urin /inkontensia
3. INTEGRITAS EGO
Gejala : ansietas masalah pekerjaan fianansial keluarga
Tanda:tampak cemas,depresi menghindar dari keluarga atau orang
teradekat
4. NEUROSENSORI
Gejala:kelemahan
Tanda kelemahan otot
5. NYERI/KENYAMANAN
Gejala:nyeri seperti tertusuk-tusuk pisau yang akan
memburukdenganadanya batuk,bersin membengkokkan badan
,devekasi,mengangkatkaki
15
tanda:dengan cara bersandar dari tubuhyang terkena perubahan cara
berjalan-berjalan denfan cara terpincang-pincang
6. PENYULUHAN ATAU PEMBELAJARAN
Gaya hidup monoton atau hiperaktif
(Dongoes.2000:320-321)
16
G. PATHWAY
Kehamilam,batuk kronis,mengangkat berat ,mengejan saat
defekasi,mengejan saat miksi
Peningkatan tekanan intra abdomen
Annulus inguinalis internus terdesak
Kelemahan dinding otot abdomen
Keluar dari rongga peritoneum
Hernia masuk kanalis inguinalis
Menonjol keluar dari annulus inguinalis exsterus
Hernia inguinalis lateralis
Benjolan
Strangulate
Dapat dimasukkan ke
rongga peritoneum
Reducible
Tidak dapat di masukkan
kedalam rongga peritoneum
Isi hernia terjepit
cincin hernia
Irreducible isi hernia tidak dapat masuk
kedalam rongga peritoneum
Pembedahan
Herniatomy
Gangguan Sirkulasi
Darah
Poot De Entry Luka Insisi
Kurangnya
Informasi
Resiko Tinggi Infeksi Terputusnya Diskontinitas Jaringan
Nyei
Gangguan Rasa
Nyaman Nyeri
Hipoksia
Ganggren
Integritas Kulit
(Arief mansjoer 2000:314)
(wimd dejong 1999:701)
(Barbara clong 1999)
17
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 8-12-2008 jam 08.00 wib di
Ruang Dahlia rsu KARTINI JEPARA dengan auto dan allo anamnesa.
1. Biodata Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 50 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : tani
Alamat : Kauman JEPARA
Pendidikan : -
Tanggal masuk : 6-12-2008
Diagnosa Medis : Hernia
No. CM : 354251
2. Biodata Penanggung Jawab
Nama : Tn. J
Umur : 23 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
18
Alamat : Kauman JEPARA
Hub. Dengan Pasien : Anak
B. Riwayat Keperawatan
1. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri pada luka post op.
2. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pasien pekerjaanya sebagai sopir dan pasien mengalami rentang
gerak bawah dan tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasanya dan
mengalami kesulitan dalam defkasi ,psien lemah dan terdapat benjolan
di perut kanan bawah dan saat istirahat benjolan hilang,kemudian pasien
dibawa ke RSU KARTINI JEPARA lalu pasien masuk ugd pada tanggal
6-12-2008 pukul 08.00 wib dan mendaat terapi infuse KN3B,injeksi IV
cefotaxim 2x1 mg,tramadol 2x1 ampul.kemudian pasien dipindahkan ke
ruang dahlia untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut,dan pada taggal
7-12-2008 dilakukan operasi
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan,sebelumnya sebelumnya tidakmempunyai
penyakit seperti ini, tetapi baru pertama kali pasien dirawat di RS dan
bila pasien sakit cara mengatasinya dengan cara diperiksakan ke layanan
kesehatan terdekat ,pasien tidak mempunyai penyakit hipertensi dan
tbs,hepatitis
19
4. Riwayat Perawatan Keluarga
Pasien mengatakan dalam keluarga pasien tidak ada yang
mengalami sakit seperti ini, keluarga pasien tidak ada yang menderita
penyakit menular TB Paru, keturunan DM.
C. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
lemah
Kesadaran
composmentis
Tanda-tanda vital
TD : 130/70 mmHg
S : 360C
N : 88
RR : 22 x/ mnt
4. Kepala : Bentuk mesochepal, kulit kepala bersih, tidak ada lesi,
rambut berubah.
Mata : Simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterik, penglihatan kabur.
Hidung : Bentuk simetris, tidak ada pembesaran polip.tidak terpasang
oksigen.
Mulut : Tidak ada stomatitis, lidah bersih.
20
Telinga : Bentuk simetris, bersih tidak ada penumpukan serumen,
pendengaran masih tajam dengan jarak + 1 m.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada
Paru-paru I : Simetris kanan dan kiri
P : Traktil fremitus kanan dan kiri sama
P : Sonor
A : Vesikuler
Jantung I : Ictus cordis tidak tampak
P : Ictus cordis teraba pada line mid clafikula sinistra ic 5
P : pekak
A : terdengar bunyi s1 dan s2 ,Bunyi jantung normal
6. Abdomen I : Terdapat luka post operasi tertutup di lipatan paha
sebelah kiri,jumlah jahitan 9,luka basah
A : Peristaltik usus 14 x/mnt
P : Thympani
P : Tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas
Atas : Bersih, tidak terdapat oedem, pada tangan kiri terpasang
infus.
Bawah : Bersih, tidak terdapat oedem, selakangan kiri ada luka
operasi
Kulit : Turgor kulit cukup, warna sawo matang
21
Genetalia : Terpasang DC
10. Anus : Tidak ada hemoroid
D. Pengkajian Pola Fungsional
1. Pola persepsi dan tata
laksana hidup sehat
Keluarga pasien beranggapan bahwa kesehatan merupakan hal
terpenting ,jika ada anggota keluarga yang sakit maka segera di
periksakan ke pelayanan kesehatan terdekat
2. Pola Nutrisi dan
metabolisme
Sebelum sakit : Pasien makan 3x sehari habis dengan nasi, lauk pauk,
sayuran, habis 1 porsi dan minum + 7-8 gelas/hari.
Selama sakit : Pasien makan 3x sehari dengan lauk pauk, sayuran
habis 1 porsi dan minum + 6-7 gelas/hari.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Pasien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsisten
lembek, warna kuning, bau khas dan BAK + 5-6/ hari
dengan konsistensi cair, warna kuning.
Selama sakit : Selama sakit pasien terpasang DC, BAK + 1000
cc/hari konsistensi cair, warna kuning bau khas dan
BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek, warna
kuning dan bau khas.
22
4. Pola Aktifitas dan latihan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan dapat beraktifitas tanpa bantuan.
Selama sakit : Pasien mengatakan selama sakit kebutuhan
aktifitasnya dibantu oleh keluarganya.
5. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur + 7-8 jam dengan
nyenyak.kadang tidur siang] 1 jam
Selama sakit : Pasien mengatakan tidur + 5-6 jam tidak nyenyak
karena penyakit yang dialaminya dan pasien takut
bergerak karena terdapat luka jahitan di perutnya
6. Pola hubungan dan peran
Hubungan pasien dengan keluarganya sangat erat begitu pula dengan tim
kesehatan lainnya
7. Pola mekanisme
penanggulangan sters dan koping
Bila pasien mempunyai masalah pasien selalu menceritakan kepada
istrinya dan keluarganya
8 Pola persepsi dan konsep diri
Gambaran diri : Pasien menerima keadaan yang terjadi pada
tubuhnya
Identitas diri : Pasien seorang laki-laki sehari-hari pasien sebagai
sopir
23
Ideal diri : Pasien berdoa agar dirinya lekas sembuh
Peran diri : Pasien sebagai kepala keluarga
Harga diri : Pasien merasa nyaman mendapat perawatan yang
baik di RSU Kartini Jepara dan pasien menerima
penyakit yang di alaminya dan itu semua adalah
sebagai cobaan
9 Pola sexsual dan reproduksi
Keluarga tuan S memiliki 3 orang anak,anak pertama perempuan ke dua
dan ketiga laki-laki
10 Pola persepsi dan kognitif
Pasien dalam menghadapi penyakit yang dideritanya kelihatan pasrah
dan sabar selalu berdoa dengan perwatan di rumah sakit berharap smoga
bisa sembuh
11 pola tata nilai dan kepercayaan
pasien beragama islam ,pasien rajin menjalankan ibadah sholat 5 waktu
dan selama sakit pasien selalu berdoa untuk kesembuhan penyakitya
24
Data Penunjang
Hasil laboratorium tgl 6-12-08
Normal
GDS 118 mg/dl (70 150)
Ureum 28,6 mg/dl (11,0 - 55,0)
Creatinin 1,3 mg/dl (0,6 - 1,36)
Cholesterol 148 mg/dl (s/d 200)
Trygliserida 56 mg/dl (40 165)
Uric Acid 4,2 mg/dl (2,6 72)
Hemoglobin 14,29gr (13-16)
Leukosit 9000 (4000-10000)
Theraphy
Tanggal 8-12-2008
Injeksi iv
Cevotakxime 3 x 1 gr
ketorolac 3x 10 mg
Cacra infus RL 20 tts/mnt
25
Pengkajian Nyeri
P : Nyeri pada daerah luka post op
Q : Seperti di iris-iris
R : Dilipatan paha sebelah kiri
S:7
T : Kadang timbul kadang tidak
0 1 2 3 4 5 6 77 8 9 10
26
ANALISA DATA
Nama : Tn. S No CM : 354251
Umur : 50 tahun Ruang : dahlia
No Hr/ Tgl Data Fokus Etiologi Masalah TTD
1. Rabu
8-12-08
Ds : Pasien mengatakan nyeri
pada luka post operasi
P : Nyeri pada daerah luka
post op
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Dilipatan paha sebelah
kiri
S:7
T :Kadang timbul kadang
tidak
Do : Pasien tampak meringgis
kesakitan
- Skala nyeri 7
Diskontuinitas
jaringan
Gangguan rasa
nyaman nyeri
2. Rabu,
8-12-08
Ds : Pasien mengatakan habis
di operasi
Do : - Terdapat luka insisi di
perut kanan bawah
- Luka bersih tidak ada
pus
Luka post operasi Resti infeksi
27
- luka basah terdapat 9
jahitan pada luka
operasi
PROBLEM LIST
28
Nama : Tn. S No CM : 354251
Umur : 50 tahun Ruang : Dahlia
No Data Fokus
Diagnosa
Keperawatan
Tanggal
Ditemukan Teratasi TTD
1. Ds : Pasien mengatakan nyeri
pada luka post operasi
P : Nyeri pada daerah
luka post op
Q : Seperti di iris-iris
R : dilipatan paha sebelah
kiri
S:7
T : Kadang timbul
kadang tidak
Do : Pasien tampak meringis
kesakitan skala nyeri 7
Gangguan rasa
nyaman nyeri
b.d
diskontuinitas
jaringan
8-12-08 Teratasi
2. Ds : Pasien mengatakan habis
di operasi
Do : - Terdapat luka insisi di
perut bagian kanan bwh
- Luka basah terdapat 9
jahitan
Resti infeksi b.d
luka post op
8-12-08
NURSING CARE PLAN
Nama : Tn. S No CM : 354251
Umur : 50 tahun Ruang : Dahlia
29
No
Hari /
Tanggal
Diagnosa
Keperawatan
Perencanaan
Tujuan Intervensi TTD
1. Rabu,
8-12-08
Gangguan
rasa nyaman
nyeri b.d
diskontuinitas
jaringan
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
1x24 jam diharapkan
Nyeri berkurang
dengan KH :
Skala nyeri 4
Pasien tampak
rileks
1. Monitor TTV
2. Kaji skala
nyeri
3. Beri posisi
yang senyaman mungkin
4. Ajarkan
teknik relaksasi
5. Beri obat
sesuai advis dokter.injeksi iv
6. batasi aktifits
2. Rabu,
8-12-08
Resti infeksi
b.d luka post
op
Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 1x24 jam
diharapkan tandatanda
infeksi tidak
terjadi dengan KH:
Luka tidak
memerah
Luka kering
Tidak ada pus
1. Monitor TTV
2. Kaji Tanda-Tanda
Infeksi
3. Rawat Luka
(Ganti Balut)
4. Berikan Ganti
Balut Menggunakan Prinsip
Steril
5. Anjurkan jangan
sampai terkena air
6. Beri obat sesuai
advis dokter, injeksi IV
NURSING NOTE
30
Nama : Tn. S No CM : 354251
Umur : 50 tahun Ruang : Dahlia
31
Hari /
Tanggal
Jam DP Implementasi Respon TTD
Ra bu,
8-12-08
08.0
0
08.1
0
08.2
0
08.4
0
I
I
I
I
I
Memonitor TTV
Mengkaji skala
nyeri
Memberi posisi
senyaman mungkin
Mengajarkan tehnik
relaksasi,dengan
tarik nafas dalam
tahan 3dtk dan
hembuskan lewat
mulut,dilakukan 3x
Memberi obat sesuai
advis dokter
S : Pasien mengatakan mau di
perriksa
O : TD 130/70 mmHg
N : 84 x/mnt
S : 365 0C
Rr : 24 x/mnt
S : Pasien mengatakan nyeri
pada daerah post operasi
P: Nyeri pda daerah luka
operasi
Q: Seperti di iris-iris
R: Di lipatan paha kiri
S: Skala nyeri 7
T: Kadang-kadang
timbul,kadang tidak
O : Skala nyeri 4 pasien
tampak meringis
S : Pasien mengatakan mau
tidur terlentang
O : Pasien tampak rileks
S : Pasien mengatakan mau di
ajari
O : Pasien tampak melakukan
teknik relaksasi tarik nafas
dalam dan
menghembuskan lewat
mulut,dilakukan 3x
S : Pasien mengatakan lemas
O : obat masuk lewat selang
32
PROGRES NOTE
Nama : Tn. S No CM : 354251
Umur : 50 tahun Ruang : Dahlia
Hari /
Tanggal
NO
DP
Catatan Perkembangan TTD
Rabu,
8-12-08
I S : Pasien mengatakan nyeri agak berkurang
- pasien dapat tidur dengan tenag
- pasien tidak merasakan adanya gangguan pada
otot
O : Skala nyeri 4
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1.
Monitor TTV
2.
Kaji skala nyeri
6. Beri obat sesuai advis dokter injeksi IV
33
Rabu,
8-12-08
II S : Pasien mengatakan rasa nyerinya agak berkurang
O : Belum ada tanda-tanda infeksi
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor TTV
2. Beri obat sesuai advis dokter injeksi IV
34
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hernia adalah penyakit yang disebabkan karena prostusi atau
penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga
yang bersangkutan, penyebab hernia mengejan terlalu kuat dan lama,
aktifitas fisik yang berlebihan, mengangkat beban berat, dan batuk yang
kuat
dan gejalanya terdapat benjolan bila dibuat berdiri benjolan bisa
membesar
dan jika berbaring benjolan akan mengecil.
B. Saran
Untuk memberikan asuhan keperawatan yang secara komperhensip
maka perlu diperkenalkan dan diterapkan proses keperawatan akan
tindakan
keperawatan penderita hernia dalam merawat dan mengobati penyakit
tersebut harus dengan seksama dan mampu memberikan pelayanan yang
memadai sehingga penyakit tersebut tidak timbul lagi dan pasien mampu
mengatasi atau mendirikan serta meningkatkan keterampilan pasien dan
keluarga dalam mengatasi penyakitnya.
35
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8
Volume 2, Alih Bahasa Agung Waluyo, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
C. Long Barbara 1996, Keperawatan Medikal Bedah II, Alih Bahasa Yayasan
Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan, Bandung.
Mansjoer, E, Doenges, 2000, Kapita Selekta Kedokteran. Edisi III, Jilid II,
Penerbit Media Aesculapius FKUI, Jakarta.
Marilyn, E, Doenges, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi III, Alih
Bahasa
I, Made Karjasa dkk. Penerbit EGC, Jakarta.
R. Sjamsuhidayat, 1997, Ajar Ilmu Bedah, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta.
36
CURICULUM VITAE
Nama : Mohamad amin
Tempat, Tanggal Lahir : Kudus, 15 november 1986
Jenis Kelamin : laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Kandangmas dawe
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD 2 kandangmas Lulus Tahun
2. Sekolah Lulus
3. Sekolah Menengah Lulus Tahun
4. Akademi Keperawatan Krida Husada Tingkat III Tahun
37

You might also like