Professional Documents
Culture Documents
Iknes Sihombing
Sunny Wangko
Sonny J. R. Kalangi
Abstrak: Tulang merupakan jaringan yang terus menerus melakukan regenerasi komponen-
komponen ekstrasel dengan cara menghancurkan komponen tulang yang sudah tua dan
menggantikannya dengan yang baru. Proses ini disebut remodeling tulang, yang melibatkan
kerja sel-sel tulang tertentu. Sel-sel dalam tulang yang terutama berhubungan dengan
pembentukan dan resorpsi tulang ialah osteoblas, osteosit, dan osteoklas. Remodeling tulang
dipengaruhi oleh hormon estrogen. Hormon ini menekan resorpsi tulang sehingga dapat
menghambat proses kerapuhan tulang. Efek antiresorptif tersebut dapat pula dihasilkan
melalui kerjanya pada osteoblas, yang secara tidak langsung mempengaruhi aktivitas
osteoklas. Estrogen terbukti dapat mengurangi laju penurunan massa tulang dan risiko fraktur
pada wanita dengan osteoporosis. Terapi sulih hormon yang digunakan untuk mengganti
defisisensi estrogen ialah fitoestrogen, progesteron, selain itu juga kalsium dan vitamin D.
Kata kunci: estrogen, remodeling tulang, osteoblas, osteosit, osteoklas.
Tulang merupakan jaringan dinamis yang lang. Dua faktor penting yang memberi
memiliki sistem regenerasi seluler yang kontribusi terhadap gangguan ini adalah
kompleks. Sel-sel lama dirombak untuk ke- faktor penuaan dan menurunnya fungsi go-
mudian diganti dengan sel-sel baru. Kese- nad. Bukti-bukti yang kuat menunjukkan
imbangan dalam resorpsi dan formasi tu- bahwa menurunnya fungsi gonad, terutama
lang tersebut menentukan densitasnya dan sekresi estrogen pada perempuan meno-
memengaruhi kerentanan seseorang terha- paus, berakibat pada meningkatnya laju
dap fraktur.1,2 resorpsi tulang.1,3
Osteoporosis merupakan salah satu Agen yang paling berpengaruh dalam
gangguan degeneratif yang ditandai oleh menjaga keseimbangan remodeling tulang
penurunan massa tulang akibat ketidak- tersebut ialah hormon estrogen. Estrogen
seimbangan antara resorpsi dan formasi tu- telah lama dikenal sebagai agen anti-
S18
Sihombing, Wangko, Kalangi; Peran Estrogen pada Remodeling Tulang S19
resorptif yang bekerja terutama dengan tidak beraturan, namun struktur seperti ini
menghambat resorpsi tulang oleh osteoklas. justru berfungsi memaksimalkan kekuatan
Studi-studi terakhir membuktikan bahwa tulang. Struktur ini tidak kaku dan dapat
efek antiresorptif tersebut dapat pula menyesuaikan diri dengan tekanan fisik
dihasilkan melalui kerjanya pada osteoblas pada tulang (Gambar 1 dan 2).7-9
yang secara tidak langsung memengaruhi
aktivitas osteoklastik.4,5 Suplementasi es- Sel-sel tulang
trogen terbukti dapat mengurangi laju pe- Tulang dewasa dan yang sedang
nurunan massa tulang dan risiko fraktur pa- berkembang mengandung empat jenis sel
da perempuan dengan osteoporosis.4,6 berbeda: sel osteogenik (osteoprogenitor),
osteoblas, osteosit, dan osteoklas (Gambar
HISTOLOGI TULANG 3).7,10 Sel-sel osteogenik ialah sel-sel induk
pluripoten yang belum berdiferensiasi,
Tulang merupakan bentuk kaku jaring- berasal dari jaringan ikat mesenkim. Sel ini
an ikat yang membentuk sebagian besar ke- biasanya ditemukan pada permukaan tulang
rangka vertebrata yang lebih tinggi. Ja- di lapisan dalam periosteum, pada endos-
ringan ini terdiri atas sel-sel dan matriks teum, dan dalam saluran vaskular dari
intersel. Matriks mengandung unsur orga- tulang kompakta. Terdapat dua jenis sel
nik, yaitu terutama serat-serat kolagen, dan osteoprogenitor: 1) preosteoblas yang
unsur anorganik yang merupakan dua per- memiliki sedikit retikulum endoplasma dan
tiga berat tulang itu. Garam-garam anor- akan menghasilkan osteoblas; dan 2)
ganik yang bertanggungjawab atas kaku preosteoklas yang mengandung lebih
dan kejurnya tulang ialah kalsium fosfat banyak mitokondria dan ribosom bebas,
(kira-kira 85%), kalsium karbonat (10%), dan menghasilkan osteoklas.7
dan sejumlah kecil kalsium florida serta Osteoblas membuat, menyekresikan,
magnesium florida. Serat-serat kolagen sa- dan mengendapkan unsur organik matriks
ngat menambah kekuatan tulang itu.7 tulang baru yang disebut osteoid. Osteoblas
mengandung enzim fosfatase alkali yang
Struktur tulang menandakan bahwa sel-sel ini tidak hanya
Secara makroskopik, tulang dapat di- berhubungan dengan pembuatan matriks,
bedakan menjadi dua macam: tulang spo- namun juga mineralisasinya. Osteoid ialah
ngiosa dan tulang kompakta. Tulang kom- matriks tulang belum mengapur, baru
pakta terdiri dari sistem-sistem Harvesian dibentuk, dan tidak mengandung mineral,
atau osteon yang tersusun padat. Sistem namun tidak lama setelah deposisi, osteoid
Harvesian terdiri dari sebuah saluran pada segara mengalami mineralisasi dan menjadi
bagian tengahnya (kanal Harvesian) yang tulang.7
dikelilingi oleh cincin-cincin konsentris Osteosit atau sel tulang ialah osteo-
(lamela) di sela-sela matriks. Sel-sel tulang blas yang terpendam dalam matriks tulang.
(osteosit) berada pada lakuna di antara Mikroskop elektron memperlihatkan bahwa
lamelae. Lakuna berhubungan secara lang- osteosit dan cabangnya tidak melekat lang
sung dengan kanal Harvesian melalui sa- sung pada matriks sekitarnya, tetapi ter-
luran kecil yang disebut kanalikuli. Pem- pisah dari dinding lakuna dan kanalikuli
buluh darah tulang berada di dalam kanal oleh daerah amorf tipis. Daerah ini agaknya
Harvesian dan tersusun paralel terhadap berfungsi sebagai medium pertukaran me-
aksis longitudinal tulang. Tulang spongiosa tabolit.7
yang lebih ringan dan tidak sepadat tulang Osteoklas ialah sel multinuklear be-
kompakta tersusun dari lempengan trabe- sar yang terdapat di sepanjang permukaan
kula yang dihubungkan oleh kanalikuli de- tulang tempat terjadinya resorpsi, remo-
ngan ruang-ruang kecil ireguler berisi sum- deling, dan perbaikan tulang. Osteoklas ini
sum tulang yang disebut kavitas. Trabekula sering terdapat di dalam sebuah lekuk
dan kavitas memang tersusun longgar dan dangkal pada tulang yang teresorpsi atau
S20 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S18-28
Gambar 1. Beda tulang kompakta dan spongiosa pada sebuah tulang panjang. Bagian kiri
mengilustrasikan pembagian tulang panjang berdasarkan aksis longitudinalnya. Bagian kanan
mengilustrasikan perbedaan antara tulang kompakta dan tulang spongiosa. Sumber: Spence, 1990.9
Gambar 2. Penampang melintang tulang matur. Tulang kompakta tersusun lebih padat, berada di
pinggiran tulang. Tulang spongiosa lebih longgar dengan trabekula ireguler dan berada dekat
sumsum tulang. Sumber: anonim.8
terkikis secara enzimatik yang disebut la- rampung, osteoklas menghilang, mungkin
kuna Howship. Osteoklas yang mula-mula berdegenerasi atau berubah lagi menjadi sel
berada di dalam tulang berasal dari asalnya.7
prekursor mirip monosit. Sel-sel ini terlibat Osteoblas dan osteoklas diproduksi pa-
mengeluarkan kolagenase dan enzim da sumsum tulang dan terbentuk melalui
proteolitik lain yang menyebabkan matriks dua garis diferensiasi CFU (colony forma-
tulang melepaskan bagian substansi dasar tion unit) yang berbeda. Pembentukan os-
yang mengapur. Sesudah proses resorpsi teoklas dari CFU-GM (granulosit-makrofag)
Sihombing, Wangko, Kalangi; Peran Estrogen pada Remodeling Tulang S21
mengikuti garis diferensiasi hematopoietik, atau heliks. Puncak pilinan beralih dalam
sedangkan pembentukan osteoblas dari lamel sebelahnya dengan sudut 900.7
CFU-F (fibrosit) mengikuti garis dife-
rensiasi mesensimal pada stroma sumsum
tulang (Gambar 4). Pembentukan osteoblas
dapat berlangsung secara independen tanpa
memerlukan interaksi dengan progenitor
osteoklas. Sebaliknya, pembentukan osteo-
klas membutuhkan interaksi yang kom-
pleks dengan progenitor osteoblas, dimana
diferensiasi CFU-GM menjadi osteoklas ti-
dak dapat berlangsung tanpa adanya inter-
aksi seluler komponen sel-sel stroma yang
memproduksi osteoblas (Gambar 5).1,2,11
REMODELING TULANG
Peran osteoblas dan osteoklas dalam re-
modeling tulang
Gambar 5. Ketergantungan terhadap osteoblas Proses remodeling merupakan dua ta-
dalam diferensiasi osteoklas. Pembentukan hapan aktivitas seluler yang terjadi secara
osteoklas matur mutlak memerlukan interaksi siklik, yakni resorpsi tulang lama oleh os-
dengan prekursor osteoblas melalui interaksi teoklas dan formasi tulang baru oleh osteo-
RANK dengan ligannya (RANKL). Sumber: blas. Pertama-tama, osteoklas akan menye-
Teitelbaum et al, 2003.12 lenggarakan resorpsi melalui proses asidi-
fikasi dan digesti proteolitik. Segera setelah
osteoklas meninggalkan daerah resorpsi,
Susunan serat yang berselang-seling osteoblas menginvasi area tersebut dan me-
demikian menjelaskan mengapa lamel ter- mulai proses formasi dengan cara menye-
lihat begitu jelas. Serat kolagen dalam satu kresi osteoid (matriks kolagen dan protein
lamel akan tampak sebagai bangunan me- lain) yang kemudian mengalami minerali-
manjang, pada yang sebelah serat itu ter- sasi (Gambar 6).
Gambar 6. Skema proses remodeling tulang. Dalam siklus ini, aktivitas yang konstan dalam
diferensiasi osteoblas dan osteoklas dari sel-sel progenitornya merupakan tahap esensial dalam
menjaga keseimbangan antara resorpsi tulang lama dan formasi tulang baru. Sumber: Epstein, 1995.1
Sihombing, Wangko, Kalangi; Peran Estrogen pada Remodeling Tulang S23
Gambar 7. Domain-domain fungsional pada sebuah reseptor estrogen. Sumber: McDowall, 2003.16
Gambar 9. Tiga jalur aktivitas biologis estrogen pada sel. Selain aktivasi reseptor estrogen yang
diikuti oleh translokasi dan transkripsi di dalam nukleus, aktivasi reseptor dapat terjadi pada
membran sel di luar sitoplasma, dimana efek biologis estrogen tidak melibatkan transkripsi genetik.
Sumber: Grubber et al, 2002.4
26 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, Suplemen, November 2012, hlm. S18-28
Efek estrogen pada aktivitas osteoblas dengan menghambat PTH, menekan pro-
duksi IL-1, IL-6 dan TNF, dan meng-
Efek estrogen dalam menekan akti-
hambat interaksi RANK-RANKL dengan
vitas osteoklastik dapat terjadi secara tidak
menstimulasi sel stroma menghasilkan
langsung melalui aksinya pada reseptor
OPG. Hal ini menunjukkan betapa pen-
osteoblastik. Salah satu sitokin yang
tingnya estrogen replacement therapy pada
diproduksi oleh osteoblas, TGF-, ditekan
wanita pasca menopause untuk mencegah
produksinya oleh estrogen. TGF- berperan
terjadinya osteoporosis pasca menopause
dalam diferensiasi osteoklas serta kelang-
(post menopause osteoporosis).5,11,18
sungan hidupnya.18 Estrogen pun mensti-
Terapi sulih hormon yang di gunakan
mulasi produksi OPG (osteoprotegerin) o-
saat estrogen menurun ialah fitroestrogen.
leh osteoblas. OPG merupakan reseptor
Fitoestrogen ialah fitokimia yang memiliki
TNF yang penting dalam menghambat dife-
aktivitas estrogenik. Terdapat banyak
rensiasi dan aktivitas osteoklas.17 Estrogen
senyawa fitoestrogen, tetapi yang telah
juga mengendalikan aktivitas osteoklastik
diteliti ialah isoflavon dan lignans.
dengan menekan produksi interleukin-6
Isoflavon yang berefek estrogenik antara
(IL-6) yang diproduksi osteoblas.19
lain genistein, daidzein dan gliklosidanya
yang banyak ditemukan pada golongan
BAHASAN kacang-kacangan (Leguminosae) seperti
soy bean dan red clover. Selain
Secara normal di tubuh kita terjadi
fitoestrogen, kalsium dan vitamin D juga
suatu tahapan yang disebut remodeling
bisa menjadi terapi sulih hormon. Kalsium
tulang, yaitu suatu proses pergantian tulang
merupakan unsur yang sangat diperlukan
yang sudah tua untuk di ganti dengan
tubuh, baik pada masa pertumbuhan
tulang yang baru. Hal ini sudah terjadi pada
maupun pada masa pasca menopause. Pada
saat pembentukan tulang mulai berlang-
masa pertumbuhan, pemberian kalsium
sung sampai selama kita hidup. Setiap saat
dengan dosis yang cukup akan meng-
terjadi remodeling tulang di tulang manu-
akibatkan pertumbuhan tulang dapat
sia. Proses remodeling ini dimulai dengan
mencapai maksimal, sedangkan pemberian
terjadinya resorpsi atau penyerapan atau
kalsium pada masa pasca menopause dapat
penarikan tulang oleh sel tulang yaitu os-
menghambat resorpsi tulang. Vitamin D
teoklas, kemudian tulang yang sudah di se-
berperan dalam pembentukan matriks yang
rap akan diisi oleh tulang yang baru de-
bekerja dengan cara menyintesis kolagen
ngan bantuan sel tulang yaitu osteo-
tipe I dan osteokalsin namun dapat juga
blas.1,2,11
berperan dalam proses remodeling tulang.
Proses resorpsi oleh osteoklas dan for-
Vitamin D membantu dalam proses
masi oleh osteoblas dipengaruhi oleh ba-
pembentukan osteoklas dan apabila dalam
nyak faktor, seperti faktor humoral (sitokin,
konsentrasi yang sangat banyak dapat
prostaglandin, faktor pertumbuhan), dan
merangsang osteoklas meresorpsi tulang.20
faktor sistemik (kalsitonin, estrogen,
kortikosteroid, tiroksin). Sitokin yang
meningkatkan kerja osteoklas ialah SIMPULAN
granulocyte-macrophage colony-stimula- Tulang merupakan jaringan yang terus
ting factors (GM-CSF), macrophage menerus melakukan regenerasi komponen-
colony-stimulating factors (M-CSF), tumor komponen ekstraselnya dengan cara meng-
necrosis factor (TNF-), interleukin-1 hancurkan komponen tulang yang sudah
(IL-1) dan interleukin-6 (IL-6); sedangkan tua dan menggantinya dengan yang baru
faktor lokal yang meningkatkan kerja (remodeling) yang melibatkan kerja osteo-
osteoblas ialah IL-4, dan transforming blas, osteosit, dan osteoklas.
growth factor (TGF-).1,3,13,14 Estrogen memengaruhi resorpsi tulang
Estrogen menghambat resorpsi tulang yaitu menghambat proses kerapuhan tu-
Sihombing, Wangko, Kalangi; Peran Estrogen pada Remodeling Tulang S27