You are on page 1of 18

Station : Antropometri

N Skor
Aspek Yang Dinilai
o
1 Mempersiapkan pasien (bayi/anak) yang akan diperiksa
2 Memberikan penjelasan pada orangtua pasien tentang tujuan pemeriksaan
3 Menanyakan tanggal lahir bayi/anak, hitung mundur umur bayi/anak
4 Melakukan pengukuran berat badan
5 Melakukan pengukuran panjang badan atau tinggi badan
6 Penggunaan table Berat Badan/Tinggi Badan
a. Mengetahui umur, tinggi/panjang badan, berat badan anak (dari soal)
b. Memilih grafik pertumbuhan, kolom tinggi/panjang badan, berat badan anak
yang sesuai (Kurva WHO)
c. Lakukan interpretasi BB/U, TB/U, BB/TB (Kurva WHO)
7 Pengukuran Lingkar Kepala Anak (LKA)
a. Melingkarkan alat pengukur pada kepala anak/bayi melewati dahi, menutupi
alis mata, diatas kedua telinga, dan bagian belakang kepala yang menonjol,
kemudian menarik agak kencang
b. Memilih dan menginterpretasikan hasil pengukuran lingkar kepala (Kurva
Nellhaus) anak/bayi

Station : Pemeriksaan Fisik Neonatus

Skor
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3
1 Mempersiapkan bayi yang akan diperiksa yaitu dalam keadaan telanjang dibawah
lampu yang terang
2 Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan tangan, alat yang bersih dan hangat
3 Pemeriksaan pada saat lahir (APGAR score) :
- Laju jantung
- Usaha bernafas
- Tonus otot
- Refleks
- Warna kulit
4 Pemeriksaan Ballard Score
A Maturitas Neuromuscular
- Posture
- Square window (wrist)
- Arm recoil
- Popliteal angle
- Scarf sign
- Heel to ear (menarik kaki ke telinga)
b Maturitas Fisik
- Skin (tidak transparan, vena-vena tidak terlalu terlihat)
- Lanugo (tidak terlihat lanugo, dipunggung dan di tempat lain)
- Plantar surface (2/3 anterior telapak kaki terlihat corakan )
- Breast (areola +- 4 mm)
- Eye/ear (mata sudah terbuka, telinga sudah sedikit kaku)
- Genitalia male/female (testis sudah turun, skrotum berrugae, labia mayora lebih
besar dari labia minor)
5 Menyimpulkan hasil pemeriksaan

Station : Anamnesis Kasus Sensitif

Skor
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3
I Aspek Keterampilan Komunikasi
1 Memulai sambung rasa
- Memperlihatkan sikap menerima
- Mempersilahkan duduk
- Menyebutkan nama pasien pada awal anamnesis
2 Keterampilan mengumpulkan informasi :
- Melakukan cross check
- Menggunakan bahasa verbal yang dipahami dan non verbal
- Mengajukan pertanyaan yang tepat
- Mampu mencatat/mengutarakan kembali secara sistematis dan benar
3 Keterampilan menjaga proses anamnesis:
- Menjadi pendengar yang baik
- Penampilan baik, ramah, dan berwibawa
4 Keterampilan menggali dan mendiskusikan hal yang sensitif:
- Menunjukan empati
- Menjelaskan kepentingan penggalian data yang sensitive
- Meyakinkan kerahasiaan data tersebut
- Memberikan informasi dengan bahasa yang mudah dipahami terhadap hal-hal
yang bersifat sensitif
II Aspek Keterampilan Menggali Informasi
1 Menanyakan Identitas
- Menanyakan nama, umur
- Menanyakan alamat dan pekerjaan
2 Menanyakan keluhan utama
3 Menggali riwayat penyakit sekarang
- Kapan mulai
- Frekuensi
- Sifat
- Lama diderita
- Letak
- Penyebaran
- Akibat
- Pengobatannya
4 Menggali riwayat penyakit dahulu
- Ada/tidaknya penyakit tambahan, khususnya berkaitan dengan keluhan
- Penyakit lain yang pernah diderita
5 Menggali penyakit keluarga dan lingkungan
- Menanyakan apakah ada anggota keluarga yang sakit serupa
Station : SC/IC Injection

Skor
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3
I Persiapan
1 Inform consent, lokasi, posisi, dan skin test (bila perlu)
2 Alat : obat, desinfektan, spuit, dll
3 Cuci tangan kemudian menggunakan sarung tangan steril secara aseptic (dioralkan)
4 Bersihkan kulit dengan pengusapan antiseptic secara melingkar dari dalam ke luar
II Penyuntikan subcutan (3cc, deltoid) (harus bener obatnya ngga?)
1 Fiksasi kulit, secara perlahan-lahan tusukkan jarum dengan arah 45O
2 Lakukan aspirasi, bila tidak keluar darah, dorong obat secara perlahan-lahan dan
cabur spuitnya.
III Penyuntikan Intrakutan (1cc, lengan bawah)
1 Bersihkan kulit dengan pengusapan antiseptic secara melingkar dari dalam ke luar
2 Pegang erat lengan pasien, arahkan spuit dengan sudut 15O
3 Tusukkan spuit pada epidermis, lalu dorong cairan obatnya hingga timbul benjolan,
lalu cabut spuitnya.
IV Pasca Penyuntikan
1 Bila tempat penusukan mengeluarkan darah, tekan kasa steril kering sampai
perdarahan berhenti
2 Rapikan pasien dan atur kembali dalam posisi yang nyaman lalu lepaskan sarung
tangan
3 Observasi keadaan pasien dan catat tindakan anda kemudian tanda tangan (nama
terang)
Station : IV Line

Skor
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3
1 Persiapan
- Pasien : inform consent
- Alat-alat dan bahan
2 Pasang cairan infuse dan jalurnya (infusion set), dan letakkan pada tiang infuse.
Kosongkan udara pada jalur
3 Penolong memakai sarung tangan
4 Desinfeksi lokal pemasangan dengan providone iodine atau alcohol
5 Bendung vena dengan elastic bandage atau dengan bantuan penolong lainnya
6 Tusuk wing needle/surflow dengan perlahan pada kulit yang diregangkan kea rah
jantung dengan buffle mengadap ke superior
7 Bila tampak darah mengalir keluar :
- Bila memakai wing needle tunggu sampai selang wing needle terisi penuh
dengan darah lalu sambungkan ke jalur intravena yang sudah disiapkan
- Bila memakai surflow tarik jarum perlahan sambil kateter dimasukkan,
kemudian sambungkan dengan jalur intravena yang sudah disiapkan
8 Fiksasi dengan baik dan benar
9 Evaluasi :
- Bila terjadi ekstravasasi cairan di lokasi tusukan segera lepaskan
jarum/surflow dan ulangi di tempat lain atau ke arah proksimal

Station : IV/IM Injection

No Aspek Yang Dinilai Skor


1 2 3
I Persiapan
1 Inform consent, lokasi, posisi, dan skin test (bila perlu)
2 Alat : obat, desinfektan, spuit, dll -> ambil obat, dan tutup spuit
3 Cuci tangan kemudian menggunakan sarung tangan steril secara aseptic (dioralkan)
4 Bersihkan kulit dengan pengusapan antiseptic secara melingkar dari dalam ke luar
II Penyuntikan Intravena (vena mediana cubiti)
1 Tentukan vena yang akan ditusuk, pasang torniket dibagian proksimal
2 Tusuk perlahan jarum dengan posisi 30 O
2 Lakukan aspirasi, bila keluar darah, lepaskan torniket sambil difiksasi, dorong obat
secara perlahan-lahan dan cabur spuitnya sambil menekan dengan kasa. (langsung
tutup spuitnya)
III Penyuntikan Intramuskular (M.deltoid atau gluteus)
1 Bersihkan kulit dengan pengusapan antiseptic secara melingkar dari dalam ke luar
2 Pegang erat lengan pasien, arahkan spuit dengan sudut 90O
3 Lakukan aspirasi, bila tidak keluar darah, dorong obat secara perlahan-lahan dan
cabur spuitnya
IV Pasca Penyuntikan
1 Bila tempat penusukan mengeluarkan darah, tekan kasa steril kering sampai
perdarahan berhenti
2 Rapikan pasien dan atur kembali dalam posisi yang nyaman lalu lepaskan sarung
tangan
3 Observasi keadaan pasien dan catat tindakan anda kemudian tanda tangan (nama
terang)

Station : Denver Test

Skor
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3
1 Tempat yang tenang/tidak bising, dan bersih
2 Sediakan meja tulis dengan kursi dan matras
3 Siapkan perlengkapan tes
4 Siapkan formulir DDST
5 Sapa orang tua/pengasu dan anak dengan ramah
6 Jelaskan tujuan dilakukan tes perkembangan, jelaskan bahwa tes ini bukan untuk
mengetahui IQ anak dan anak tidak diharapkan untuk lulus semua pemberian item
7 Buat komunikasi yang baik dengan anak
8 Hitung usia anak dan menggambar garis usia
- Catat nama anak, tanggal lahir, tanggal pemeriksaan
- Menyesuaikan umur premature
- Menarik garis usia

Station : Pembacaan Foto Polos Abdomen

Skor
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3
I Persiapan Penderita
II Evaluasi teknis
1 Identitas penderita nama, umur, jenis kelamin dan tanggal pemeriksaan harus ada
2 Data teknis: marker R atau L harus ada, seluruh lapangan abdomen tampak pada film
(batas bawah film: harus tampak permukaan atas symphisis pubis, batas atas film:
harus tampak permukaan atas ginjal, batas lateral film: harus tampak bayangan
abdomen tidak terpotong)
3 Tidak ada rotasi: Columna vertebralis harus ditengah film dengan processus spinosus
di tengah vertebrae dan pelvic dan iliac wing kanan dan kiri tampak simetris
III Evaluasi bagian-bagian foto
1 Gambaran udara usus: jumlah dan distribusi nya
2 Hepar dan lien membesar atau tidak
3 Garis psoas (psoas line) atau psoas shadow): harus jelas dan simetris mulai dari
setinggi VT 12 dan berakhir pada crista illiaca, jika bayangan psoas menghilang,
pertanda ada suatu proses abnormal
4 Ginjal: kontur, ukuran, letak, aksis
5 Daerah vesica urinaria/symphisis pubis
6 Bayangan kalsifikasi atau batu, jika ada: jumlah, bentuk, ukuran, lokasi
7 Pre-peritoneal fat line: telihat garis radioluscent dinding abdomen lateral kanan-kiri,
makin ke bawah makin tebal
8 Vertebrae: corpus vertebrae, pedicle, discus intervertebralis
9 Diafragma (jika terlihat) : bentuk, letak
IV Menyimpulkan hasil pembacaan foto

Station : Persalinan Normal

Skor
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3
1 Inform consent
2 Mengenal adanya tanda persalinan kala II
3 Menyiapkan peralatan untuk menolong persalinan (lihat alat)
4 Menyiapkan diri untuk memberikan pertolongan persalinan
5 Memastikan denyut jantung janin dalam batas normal
6 Memastikan pembukaan sudah lengkap dan ketuban sudah pecah -> (VT)
pembukaan 10 cm
7 Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran
8 Melakukan pimpinan meneran dengan memperhatikan keadaan ibu dan janin (kalau
mules, ngeden ya bu!)
9 Melakukan persiapan pertolongan persalinan janin saat kepala janin tampak di vulva
dengan diameter +- 5-6 cm; pakai handuk untuk menahan perineum
Menolong kelahiran janin
10 Mengupayakan agar perineum tidak robek saat kepala janin lahir
11 Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat pada leher janin
12 Menunggu kepala selesai melakukan putaran paksi luar
13 Menolong melahirkan bahu
14 Menolong kelahiran badan dan tungkai janin
Melakukan penanganan bayi baru lahir
15 Memastikan bayi dapat bernafas
16 Mengeringkan tubuh bayi
17 Cek fundus uteri ibu dan beritahu ibu
18 Suntikkan oksitosin 10 IU IM
19 Pemotongan dan pengikatan tali pusat
20 Letakkan bayi agar ada kontak dengan kulit ibu ke kulit bayi (tutup dengan
handuk!)
21 Memastikan plasenta sudah lepas dengan melihat: bentuk dan tinggi fundus uteri,
pemanjangan tali pusat yang keluar, keluar darah per vaginam (bentuk: globular,
tinggi: dibawah pusat)
22 Melakukan peregangan tali pusat terkendali (letakkan klem 10 cm dan diputar)
23 Mengeluarkan plasenta (dengan arah dorsokranial)
24 Melakukan masase uterus dan memastikan bahwa uterus telah berkontraksi dengan
baik (bulat-bulat dorong)
Memeriksa kemungkinan adanya pendarahan pasca persalinan
25 Memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban sudah lahir lengkap (kotiledon 16-
20)
26 Memastikan tidak adanya robekan jalan lahir yang menimbulkan pendarahan aktif
Pasca tindakan
27 Melakukan evaluasi kontraksi uterus (bilang waktunya)
28 Mengajarkan ibu dan keluarga untuk memeriksa kontraksi uterus
29 Menilai jumlah perdarahan yang terjadi (hitung jumlah kassa dan ditimbang
biasanya tidak lebih dari 500cc)
Station: ANC

Skor
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3
I Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress
sebelum melakukan pemeriksaan
1 Memberikan penjelasan dengan benar, jelas, lengkap dan jujur tentang cara dan
tujuan pemeriksaan kepada pasien atau keluarga
2 Memberikan penjelasan pada pasien tentang kemungkinan adanya rsa sakit atau tidak
nyaman yang timbul selama pemeriksaan dilakukan
II Anamnesis kehamilan
1 Data umum pasien : nama, umur, alamat, pekerjaan, status perkawinan
2 GPA
3 Usia kehamilan
4 Paritas (normal/ideal : 2 -3 anak dengan jarak 3 4 tahun)
5 Riwayat penyakit terdahulu (normal/tidak)
6 Penyakit-penyakit yang pernah dialami
7 Kehamilan sekarang (berapa kali ANC, obat2)
8 Tanda-tanda persalinan (kontraksi)
III Inspeksi
1 Pasien diposisikan telentang, baju diangkat kea rah dada saat penilaian perut
2 Melakukan penilaian keadaan umum, kesadaran, anemis, edema wajah dan tungkai,
perut, konfigurasi uterus, vulva
IV Pemeriksaan bimanual
1 Pasien dalam posisi berbaring dengan kedua kaki ditekuk
2 Dokter berdiri diantara kedua tungkai pasien. Lubrikasi jeli dan memberitahukan
bahwa peneriksaan akan segera dimulai
3 Labia dibuka lebar menggunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri, jari telunjuk dan
tengah tangan kanan dimasukkan secara vertical ke dalam vagina. Kemudian dilakukan
penekanan ke bawah ke arah perineum. Jari keempat dan kelima kanan difleksikan ke
dalam telapak tangan. Ibu jari kanan diekstensikan.
4 Tangan kiri diletakkan di atas abdomen kira-kira sepertiga jarak simfisis pubis dengan
dengan umbilicus dan pergelangan tangan tidak boleh difleksikan atau disupinasikan
5 Tangan kanan di (di dalam vagina) mengangkat organ-organ pelvis kea rah atas dan
menstabilkannya
6 Melakukan palpasi serviks : bentuk, tebal/tipis, konsistensi, terbuka/tertutup, bila terbuka
berapa cm pembukaannya, adakah jaringan parut, selaput ketuban, prolaps tali pusat)
7 Melakukan penilaian keadaan janin : presentasi, berapa jauh turunnya bagian terendah,
letak sutura sagitalis, sinklitisme, kepala fleksi/defleksi
8 Menilai hubungan (keseimbangan) janin-panggul : kepala enganged atau belum, bagian
terendah menonjol di atas simfisis atau tidak, dll
9 Memberitahuan pasien bahwa pemeriksaan dalam sudah selesai dan tangan pemeriksa
akan segera dikeluarkan
V Auskultasi DJJ
1 Auskultasi DJJ dengan menggunakan alat (stetoskop biaural, stetoskop monoral, Fetal
heart detector/Doppler)
2 Melakukan auskultasi pada punggung janin yang berdasarkan hasil leopolds maneuvers
3 DJJ dihitung selama satu menit penuh
VI Memberikan informasi mengenai hasil pemeriksaan dn follow up lebih lanjut

Station : Pelvimetri Klinis

Skor
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3
I Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stress sebelum
melakukan pemeriksaan
1 Memberikan penjelasan dengan benar, jelas, lengkap dan jujur tentang cara dan tujuan
pemeriksaan kepada pasien atau keluarga
2 Memberikan penjelasan pada pasien tentang kemungkinan adanya rsa sakit atau tidak
nyaman yang timbul selama pemeriksaan dilakukan
II Inspeksi (?)
1 Pasien dalam posisi berbaring dengan kedua kaki ditekuk
2 Dokter berdiri di antara kedua tungkai pasien, lubrikasi jeli dan memberitahukan bahwa
pemeriksaan segera dimulai (sarung tangan dipakai)
3 Labia dibuka lebar menggunakan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri, jari telunjuk dan
tengah tangan kanan dimasukkan secara vertical ke dalam vagina hingga menyentuh
promontorium
4 Hitung jarak dari tulang kemaluan (simfisis pubis) hingga ke promontorium untuk
mendapatkan conjugata diagonal (normal:13,5 cm)
5 Melakukan penilaian terhadap:
- Linea terminalis
- Spina ischiadika
- Sakrum
- Simfisis pubis
- Os koksigis
- Distansia intertuberosum (+- 10,5 cm, tidak bisa dipaksa karena harus
menggunakan alat Oschander)
- Jaringan lunak perineum
III Memberitahukan pasien bahwa pemeriksaan dalam sudah selesai dan tangan
pemeriksa akan segera dikeluarkan
IV Memberikan informasi hasil dan follow up lebih lanjut (tidak sempit, bisa
melahirkan normal)

Station : Pemeriksaan Fisik Neonatus

Skor
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3
I Mempersiapkan bayi yang akan diperiksa yaitu dalam keadaan telanjang dibawah
lampu yang terang
II Melakukan pemeriksaan dengan menggunakan tangan serta alat yang bersih dan
hangat
III Pemeriksaan pada saat lahir (APGAR score) :
- Laju jantung
- Usaha bernafas
- Tonus otot
- Refleks
- Warna kulit
IV Pemeriksaan reflex neonatal primer
1 Rooting reflex
- Menyentuhkan ujung jari ke sudut mulut bayi, bayi akan menengok ke arah
rangsangan dan berusaha memasukkan ujung jari kedalam mulutnya
2 Sucking reflex
- Memasukkan ujung jari ke dalam mulut bayi, bayi akan menghisap jari
tersebut
3 Moro reflex
- Bayi dalam posisi telentang kepalanya dibiarkan jatuh dengan cepat beberapa
cm dengan hati-hati ke tangan pemeriksa
- Nilai reaksi yang timbul, bayi akan kaget, lengan-lengan direntangkan dalam
posisi abduksi ekstensi, tangan terbuka, dan disusul dengan gerakan lengan
adduksi dan fleksi
4 Tonic Neck Reflex
- Bayi dalam posisi telentang, kepala di garis tengah dan anggota gerak dalam
posisi fleksi
- Kemudian kepala dipalingkan ke kanan, nilai reaksi yang timbul(akan terjadi
ekstensi anggota gerak kanan dan fleksi anggota gerak kiri)
- Setelah selesai, ganti kepala dipalingkan ke kiri
5 Palmar Group Reflex
- Meletakkan telunjuk pemeriksa di telapak tangan bayi, telunjuk akan dipegang
oleh bayi dengan adanya reflex memegang
6 Stepping reflex
- Memegang bayi pada bagian bawah lengannya dalam posisi tegak dan
kakinya menyentuh permukaan datar
- Nilai reaksinya: normalnya secara otomatis bayi akan meluruskan tungkainya
seolah hendak berdiri
- Posisi bayi dimiringkan ke depan, reaksi bayi akan meletakkan satu kakinya di
depan kaki yang lain.
Station: Pemeriksaan Leopold

Skor
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3
I Mempersiapkan perasaan pasien untuk menghindari rasa takut dan stres
sebelum melakukan pemeriksaan leopold :
II Pasien dalam posisi berbaring terlentang dengan kepala dan bahu sedikit lebih
tinggi dan kedua tungkai ditekuk pemeriksa berdiri disebelah kanan pasien.
III Melakukan palpasi Leopold
1 Leopold I
- Pemeriksa berdiri menghadap kearah wajah pasien
- Melakukan palpasi bimanual untuk menentukan tinggi fundus uteri
- Menilai bagian yang terletak pada fundus uteri
- Melaporkan hasil (hasil tinggi dan apa yang ada di fundus)
2 Leopold II
- Pemeriksa berdiri menghadap kearah wajah pasien
- Menentukan letak punggung janin
- Melaporkan hasil (letak punggung, DJJ)
3 Leopold III
- Pemeriksa berdiri menghadap kearah wajah pasien
- Melakukan palpasi bimanual untuk menentukan bagian terbawah janin
- Melaporkan hasil
4 Leopold IV
- Pemeriksa berdiri menghadap kearah wajah pasien
- Melakukan palpasi bimanual untuk menentukan seberapa jauh bagian
terbawah janin tersebut sudah memasuki PAP (konvergen: tangan menyatu
belum masuk PAP, divergen: tangan menyebar, sudah masuk PAP)
- Melaporkan hasil (sudah masuk PAP/belum)
IV Memberikan informasi hasil dan follow up lebih lanjut
Station : Pemasangan Kateter Uretra

Skor
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3
1 Inform Consent
II Persiapan
1 Mempersiapkan alat dan bahan: kateter urine dengan ukuran sesuai, urine bag, spuit 5
cc/10cc, akuades & NaCl 0,9%, doek steril, sarung tangan steril, pinset, jelly yang
mengandung obat anestesi, povidone iodine
2 Meminta pasien untuk berbaring
3 Operator berdiri di sebelah kiri pasien (kecuali kidal)
4 Operator mencuci tangan, memakai sarung tangan steril secara aseptic (hanya
dioralkan saja)
III Teknik
1 Melakukan desinfeksi area muara uretra eksterna ssampai perineum, kemudian
membatasi dengan menggunakan doek steril
2 Membuat larutan lubricant (8 cc jelly dan 2 cc lidocain) ke dalam spuit 10 cc, lalu
menyemprotkan secaraq gentle ke dalam uretra, biarkan selama 3 5 menit
3 Memasukkan kateter secara perlahan dengan menggunakan pinset secara perlahan
4 Pada saat terasa tahanan (daerah bulbomembranosa), minta pasien untuk rileks,
misalnya dengan bernapas dalam agar sfingter uretra eksterna rileks)
5 Mendorong kateter terus hingga mencapai percabangan menyentuh meatus uretra
eksterna
6 Bila urin keluar dari lubang kateter, ditampung dengan kidney basin dan diukur
jumlahnya. Perhatikan urine: jernih, keruh, merah
7 Mengembangkan balon kateter sesuai volume kateter bersangkutan (5 10 cc)
dengan aquades steril, memasang urine bag, lalu kateter ditarik mundur sampai
tertahan oleh balon.
8 Bila urine tidak keluar, uji coba dengan memasukkan NaCl 0,9 % 10 cc, kemudian
tarik kembali. Apabila gagal, kateterisasi dihentikan
9 Membersihkan kembali area genitalia dan doek steril dibuka
10 Daerah antara ujung penis dan kateter ditutup dengan kasa
11 Memfiksasi kateter dengan menggunakan plester di daerah inguinal atau perut bagian
bawah (suprapubik)
IV Memberikan informasi bahwa pemasangan kateter telah selesai dan follow up
lebih lanjut

Station : Pembacaan Foto Thoraks


Skor
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3

Station : Pemeriksaan Geriatri

Skor
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3
1 Mempersiapkan perasan psien untuk menghindari rasa takut dan stress
sebelum melakukan pemeriksaan fisik
II Pemeriksaan Khusus Geriatri
1 Mini Mental State Examination (MMSE)
- Mengisi data: nama pasien, tanggal pemeriksaan, nama pemeriksa
- Mengevaluasi kemampuan orientasi
- Mengevaluasi kemampuan registrasi
- Mengevaluasi kemampuan perhatian dan kalkulasi
- Mengevaluasi kemampuan recall (memori)
- Mengevaluasi kemampuan berbahasa
- Menjumlah skor total dan menilai kesadaran pasien saat pemeriksaan
2 Activity Daily Living (ADL)
- Menanyakan tentang kemandirian pasien untuk mandi
- Menanyakan tentang kemandirian pasien untuk memakai pakaian
- Menanyakan tentang kemandirian pasien untuk pergi ke toilet
- Menanyakan tentang kemandirian pasien untuk BAB/BAK
- Menanyakan tentang kemandirian pasien untuk makan
- Menanyakan tentang kemandirian pasien untuk
- Menentukan kategori/klasifikasi kemampuan aktivitas keseharian pasien

You might also like