Professional Documents
Culture Documents
1
KILAUAN KE-2
3
Malu lah di hadapan Allah! Berapa lama engkau
ikuti gagasan Syetan ini?
KILAUAN KE-3
4
Al Haq SWT hadir dimana-mana, memandang
seluruh keadaan pada yang zahir dan batin
keseluruhan. Sungguh sebuah kehilangan!
Ketika kamu mengalihkan matamu dari
wajah-Nya dan memandang yang lain! Kamu
telah meninggalkan jalan ridho dengan-Nya
dan memilih jalan lain.
5
Sebuah kilauan citra-Mu adalah lebih baik dari
pemandangan
Keindahan dari seluruh keindahan hidup kami
KILAUAN KE-4
6
Segala sesuatu selain Al Haq SWT
terpaparkan kepada penghilangan dan fana.
Realitasnya adalah ketiadaan objek dari
pengetahuan, bentuknya sebuah maujud ilusi.
Kemarin dia tiada memiliki wujud dan
penampakan, dan sekarang dia memiliki
penampakan tanpa wujud. Adalah sangat jelas
bahwa apa yang akan dibukakan adalah berasal
darinya esok hari.
KILAUAN KE-5
9
Keindahan mutlak adalah Kehadiran Pemilik
Keindahan dan Karunia. Setiap keindahan dan
kesempurnaan yang nyata dalam seluruh
derajat adalah sinar bercahaya dari keindahan-
Nya dan Kesempurnaan-Nya. Dan melalui ini
si pemilik memperoleh keistimewaan
keindahan dan sifat kesempurnaan. Kapanpun
kamu mengetahui seseorang menjadi seorang
pengenal, itu adalah jejak Pengenalan-Nya.
Dimanapun kamu melihat seseorang sebagai
yang melihat, maka itu adalah buah-buahan
dari penglihatan-Nya, seluruhnya adalah sifat-
Nya, turun dari puncak Universalitas dan
Ketakterikatan, dan menampakkan di
kedalaman kekhususan dan ikatan.
11
KILAUAN KE-6
12
Meskipun anak Adam, disebabkan jasmaninya
memiliki kepadatan yang sangat, dalam acuan
ruhaninya dia sangat halus. Dia membawa
seluruh hukum akan segala sesuatu yang
dipandangnya, dan dia menerima warna dari
seluruh yang ia kunjungi. Inilah sebabnya
kaum Filsuf berkata, Ketika jiwa rasional
menyingkapkan dirinya bertepatan dengan
realitas dan ketika ia menyadari sifat mereka
sendiri, ia akan menjadi seolah-olah ia adalah
seluruh eksistensi.
14
Kamu mesti menghadap Zat dan penuhi dirimu
denganAl Haq dimana keindahan tempat tajalli
adalah derajat seluruh maujud dan yang cermin
kesempurnaan-Nya adalah martabat maujud.
KILAUAN KE-7
16
Kamu mesti melakukan hubungan mulia ini
dalam setiap saat dan dalam setiap keadaan
kamu mesti tidak pernah kosong dari
hubungan ini baik sedang pergi atau datang,
makan atau tidur, mendengar atau berbicara.
Ringkasnya, dalam seluruh gerakan dan diam
kamu mesti hadir di setiap waktu, jika tidak ia
akan sia-sia; atau bahkan kamu mesti sadar
dengan nafasmu, supaya ia tidak masuk dan
keluar dengan kesia-siaan.
17
Persis sebagaimana penting untuk memperjelas
hubungan yang meliputi seluruh gerakan dan
seluruh waktu, demikian juga yang paling
penting adalah meningkatkan kualitasnya
melalui menelanjangi seseorang dari pakaian
maujud dan membersihkan seseorang dari
mengamati bentuk-bentuk dari wujud yang
mungkin (mumkinat). Ini hanya dapat
dilakukan melalui usaha yang keras dan
kekuatan yang sempurna untuk meniadakan
pikiran dan ilusi. Semakin banyak pikiran
ditiadakan dan bisikan setan tersembunyi,
semakin kuat lah hubungan ini. Kamu mesti
berjuang supaya pikiran yang kacau tersebar
supaya menghantam tendanya yang berada di
luar halaman dadamu dan cahaya Wujud Al
Haq Taala menghujamkan sinarnya kepada
wilayah batinmu. Itu akan menjauhkanmu dari
dirimu sendiri dan membebaskanmu dari
dorongan yang lain. Kamu tidak akan
18
menyadari dirimu lagi, tidak juga sadar akan
kurangnya kesadaran diri. Malahan, tak satu
pun ada/hidup selain Allah, Al Wahid, Al
Ahad.
19
Fana adalah manifestasi Wujud Al Haq
menguasai wilayah batin sedemikian hingga
tiada kesadaran akan yang selain Dia. Fanaul
fana adalah bahwa tiada kesadaran akan
ketidaksadaran ini tetap ada.
20
Menyatakan tauhid adalah membuat hati jadi
satu. Dengan kata lain, untuk mengantarkan
dan melepaskannya dari keterikatan kepada
apa yang selain Al Haq, baik dari sisi
pencarian dan keinginan, dan dari arah ilmu
dan marifat. Dengan kata lain, pencarian dan
keinginan diputus dari objek pencarian dan
keinginan, dan seluruh objek ilmu dan akal
dihilangkan dari pandangan batinnya. Ia
menjauhkan perhatiannya dari setiap wajah,
sehingga yang tersisa tiada kesadaran atau
peduli dengan segala sesuatu selain Al Haq.
21
KILAUAN KE-11
22
Selama anak Adam terperangkap dalam
terombang-ambing dan khayalan,
keistiqomahan nya dalam hubungan ini akan
sulit. Namun ketika jejak-jejak Kelembutan
menjadi zahir dalam dirinya dan kesibukan
dengan objek sensasi dan akal menjauh dari
wilayah batinnya, maka kesenangan dalam
hubungan ini akan mendominasi kesenangan
jasmani dan kesenangan spiritual. Kerja keras
perjuangan akan lenyap dari medan, dan
kesenangan musyahadah akan melekat kepada
jiwanya. Pikirannya akan menjauh dari
dorongan yang lain, dan lidah keadaan
ruhaninya (hal) akan mulai mendengungkan
suara ini:
23
Seluruh kesenangan dunia terinjak di bawah kaki
melalui rasa yang datang menghantarkan
mengingatmu.
KILAUAN KE-12
24
Ketika Pencari Kebenaran menemukan
penghalang dalam daya tarik hubungan, yaitu
mendapatkan kesenangan dari mengingat Al
Haq dalam dirinyamaka ia mesti
mengarahkan kemauan kerasnya untuk
memelihara dan menguatkan hubungan ini dan
dia mesti menahan dirinya dari segala sesuatu
yang meniadakannya. Dia mesti tahu (sebagai
contoh), jika dia ingin menghabiskan
kehidupan abadinya pada hubungan ini, dia
tidak akan melakukan apapun dan tidak akan
mengerjakan apa yang dituntut secara hak.
KILAUAN KE-13
25
Hakekat Al Haq Taala tiada lain wujud-Nya,
dan wujud-Nya tiada memiliki kekurangan
atau kerendahan. Ia disucikan dari perubahan
dan kerusakan, dan dibersihkan dari cacat akan
keragaman dan penggandaan.Tanpa tanda dari
tanda apapun, Ia tidak pantas bagi ilmu atau
bidang penglihatan. Seluruh bagaimana dan
berapa banyak (keragaman) muncul dari-Nya,
namun Wujud-Nya tidak memiliki bagaimana
dan berapa banyak (keragaman). Segala
sesuatu dipersepsi melalui-Nya, namun Dia
diluar batas persepsi. Mata kepala terpesona
menyaksikan keindahan-Nya, dan pandangan
rahasia hati/sir tergelapkan tanpa mengamati
kesempurnaan-Nya.
26
Esensi segala sesuatu adalah terpisah dari
eksistensi dan memikul beban melalui eksistensi
Namun Esensi-Mu adalah Eksistensi yang jelas
dan Wujud mutlak
KILAUAN KE-14
27
Kata eksistensi kadang-kadang digunakan
untuk memaknai realisasi dan pencapaian,
yang merupakan makna verbal dan konsep
sudut pandang. Dalam sudut pandang ini, ia
merupakan terpahami sekunder, atas dan
terhadap apa yang tiada di dunia zahir.
Meskipun demikian, eksistensi terjadi kepada
intisari pemikiran secara akal. Maka itulah
yang dibenarkan oleh kaum filsafat dan
pemuka agama. (Makna Pertama)
28
dirasakan oleh Pengenal Sempurna dan Hebat
dan Ketinggian Ahlul Yaqin (Makna Kedua).
KILAUAN-15
29
Sifat adalah lain dari Zat dalam acuan apa
yang dipahami fakultas rasional, namun
mereka identik dengan Zat dalam sudut
pandang realisasi dan pencapaian.
30
Wahai Engkau yang Zat-Nya murni dari noda
dalam setiap keadaan
Tentang Kamu tiada bagaimana dapat
ditanyakan atau dimana. Dalam akal
Seluruh sifat adalah lain dari Zat-Mu,
Namun dalam realisasi/hakekat, seluruhnya
adalah sama.
KILAUAN-16
31
Zat adalah seperti penanggalan seluruh nama
dan sifat dan membersihkan dari segala
hubungan dan pensifatan. Ia dicirikan melalui
masalah-masalah ini dalam acuan akan
perhatian-Nya kepada dunia manifestasi dalam
Tajalli Awal-Nya, yaitu Dia mentajallikan diri-
Nya melalui diri-Nya kepada diri-Nya.
Kemudian hubungan ilmu, nur, wujud dan
penyaksian menjadi ternyatakan.
32
Dalam cara yang sama, manifestasi yang
merupakan apa yang diperlukan cahaya,
didahului oleh non-manifestasi (pembatinan);
dan non-menifestasi memilili prioritas esensial
dan keawalan dalam hubungan manifestasi.
Maka Nama Al- Awal dan Al Akhir, Az Zahir
dan Batin menjadi ternyatakan.
36
menjadi terjubahkan dengan sifat dan jejak
mereka, ini mengharuskan keragaman wujud.
37
KILAUAN KE-18
40
Aku pelajari buku Ciptaan sejak muda
Dan setiap halaman yang aku teliti, dengan segera
Aku tidak temukan apapun di dalamnya selain Al
Haq,
Dan sifat-sifat yang terikat kepada Al Haq
Apa yang dimaksud dengan Dimensi, Tubuh, Spesies
Dalam derajat-derajat mineral, tumbuhan, dan
hewan?
Al Haq adalah tunggal, namun mode-mode-Nya
menghasilkan
Seluruh entitas imajiner
41
KILAUAN KE-19
42
Dari sini ketika seseorang berkata Al
HaqTaala yang meliputi seluruh wujud,
maknanya adalah Dia meliputi mereka sebagai
sebab yang meliputi akibat, bukan berarti Dia
adalah keseluruhan yang mengandung mereka
sebagai bagian-bagian-Nya, atau sebagai wadah
yang mengandung sesuatu di dalamnya. Allah
terlalu tinggi di atas segalanya yang tidak layak
untuk menyentuh halaman Kesucian-Nya.
43
KILAUAN KE-20
45
KILAUAN KE-21
46
Lebih lanjut, Yang Mutlak memerlukan yang
relatif melalui cara pengganti. Ia tidak
memerlukan relatif khusus. Namun karena Yang
Mutlak tiada memiliki pengganti, arah kiblat dari
setiap kebutuhan (kefaqiran) relatif adalah Dia,
tiada yang lain.
47
Mengacu kepada Esensi-Nya lah Yang Mutlak
tidak membutuhkan yang relatif. Dalam sudut
pandang lain, manifestasi nama-nama Uluhiyah-
Nya dan realisasi hubungan Rububiyah-Nya
adalah benar-benar tidak mungkin selain dengan
cara yang relatif.
49
KILAUAN KE-22
50
Bagaimanapun, pelenyapan bentuk-bentuk
pengetahuan dari Sisi Batin Wujud adalah
menggelikan, sebab itu berarti memerlukan
kebodohanAllah Maha Tinggi dari hal
demikian!
52
KILAUAN KE-23
54
KILAUAN KE-24
57
Derajat kelima adalah Ahadiyati Jami dari
seluruh yang penampakan pasif, yang tugasnya
adalah menerima jejak dan menjadi pasif. Inilah
derajat maujudat mumkinat.
59
KILAUAN KE-25
60
Tinggalkan kata ini dan itu,
Mengkhayalkan dualitas adalah bukti keterpisahan
dengan-Nya dan kemarahan
Tanpa lalai dan salah, ketahuilah bahwa dalam
seluruh maujudat
Hanya ada Satu Hakekathanya Satu Zat
65
Adapun kesalahan kaum Filsuf adalah, meskipun
mereka benar dalam menyatakan perubahan
konstan yang memenuhi seluruh kosmos,
mereka tidak memperhatikan bahwa Wujud Al
Haq membawahi itu semua, yang mengenakan
diri-Nya dengan bentuk-bentuk dan aksiden
alam lahiriah, dan tampak kepada kita di bawah
samaran fenomena dan keragaman. Ia tidak
memiliki manifestasi dalam derajat maujud
kecuali melalui bentuk-bentuk ini dan aksiden-
aksiden; persis seperti mereka tiada memiliki
eksistensi dalam dunia lahiriah tanpa-Nya.
66
Adapun bagi pemilik mukasyafah dan
musyahadah, mereka melihat bahwa Hadrat Al
Haq menyingkapkan diri-Nya pada setiap nafas
dengan tajali yang lain dan tiada pengulangan
sama sekali dalam tajalli-Nya. Dengan kata lain,
Ia tidak mentajallikan diri-Nya pada dua saat
melalui satu entitas dan satu keadaan. Malahan,
pada setiap nafas Ia menjadi zahir melalui entitas
yang lain, dan pada setiap saat Ia
menyingkapkan diri-Nya dalam kesibukan yang
lain.
67
Rahasia dari hal ini adalah Kehadiran Al Haq
memiliki nama-nama yang berlawanan, sebagian
kelembutan dan sebagian penaklukkan.
Seluruhnya terus menerus bekerja, dan tidak
mengijinkan adanya ketidakefektifan/sia-sia.
Karena itu, ketika satu dari realitas mumkinat
disiapkan bagi eksistensi disebabkan pencapaian
syarat awal dan penghilangan rintangan,
menjadi mampu menerima Wujud, maka rahmat
Ar Rahman merengkuhnya dan melimpahkan
wujud kepadanya. Dan Wujud pun terzahirkan
melalui jejak-jejak dan ahkam substansi tersebut,
menghadirkan diri-Nya dalam bentuk fenomena
tertentu. Setelah itu, melalui bekerjanya
Kekuatan yang Maha Mengalahkan yang
memerlukan pelenyapan seluruh fenomena dan
seluruh jenis keragaman, Hakekat yang sama ini
meniadakan seluruh fenomena ini. Pada saat
bersamaan penanggalan ini, Hakekat yang sama
terjubahkan dengan fenomena khusus lainnya,
68
yang menyerupai sebelumnya, melalui kerja
rahmat dari Ar Rahman. Momen berikutnya
fenomena dilenyapkan oleh Kekuatan Yang
Maha Mengalahkan dan fenomena yang lain
kembali terbentuk melalui rahmat Ar Rahman,
dan demikian seterusnya sesuai dengan apa yang
dikehendaki Allah. Karena itu tidak pernah
terjadi bahwa tajalli terjadi dalam dua saat yang
berurutan dalam samaran fenomena yang sama.
Pada setiap saat alam pergi kepada ketiadaan dan
pada saat yang sama alam lain yang serupa
dengannya datang ke dalam wujud.
Bagaimanapun bagi mereka yang terhijab karena
rangkaian keserupaan dan hubungan antara
keadaan, menghayal bahwa eksistensi kosmos
berada dalam satu keadaan yang sama, dan tidak
pernah berubah dari waktu ke waktu.
69
Segala puji bagi Allah! Betapa mengagumkannya
cinta Allah, karunia yang serba meliputi, kemurahan
hati, rahmat, dan kebaikan!
Pada setiap nafas Dia membawa kosmos ke dalam
ketiadaan,
dan pada saat yang sama Dia membawa yang lain
serupa dengannya.
Allah adalah Dia yang memberikan setiap jenis
karunia,
Namun setiap nama-Nya memberikan karunia
khususnya.
Kepada realitas alam pada setiap saat, satu nama
memberikan fana,
Yang lainnya memberikan kehidupan yang baru.
70
ketika seseorang mendefinisikan manusia
sebagai hewan rasional: dan hewan sebagai
tubuh yang berkembang, merasakan sensasi
bergerak secara insting. Tubuh adalah substansi
yang menerima tiga dimensi. Substansi adalah
sebuah entitas yang eksis mengacu kepada sifat
alaminya yang inheren namun tidak inheren
dalam subjek lainnya; dan entitas sebagai esensi
yang memiliki realitas dan wujud yang harus---
seluruh istilah yang digunakan di sini datang dari
kategori aksiden, kecuali esensi samar yang
dipahami dibalik istilah ini. Karena rasional
menunjukkan sebuah esensi terlapisinya akal;
yang berkembang menunjukkan esensi yang
terliputi indera pertumbuhan; dst. Esensi samar
ini dalam faktanya adalah Al Haq, Wujud
Mutlak, yang ada dengan sendirinya, dan yang
menyebabkan seluruh aksiden eksis. Dan ketika
kaum Filsuf menuduh bahwa konsep seperti ini
bukanlah perbedaan, namun hanya merupakan
71
tanda-tanda yang tetap akan perbedaan ini
dimana kita menyatakannya, sebab tidak
mungkin untuk menyatakan perbedaan
sebenarnya selain dengan tanda-tanda tetap ini,
atau yang lain tetap sulit dimengerti, anggapan
ini tidak dibenarkan dan tidak layak untuk
diperhatikan dengan serius. Anggap kita
membolehkannya, ketika sesuatu bersifat
esensial bagi sebuah zat, ia akan bersifat
aksidental dalam hubungan dengan Entitas
Tunggal. Meskipun itu terjadi dalam realitas zat,
ia akan berada diluar Entitas tunggal. Dan
mengatakan bahwa ada entitas substansial yang
lain dari Zat Wajibul Wujud adalah kesalahan
yang tinggi, khususnya ketika pemilik
penyingkap Hakekatyang dinyalakan dari
ceruk lilin Kenabianmenyaksikan kontradiksi,
dan lawannya tidak mampu memberikan bukti
apapun. Dan Allah berkata benar dan Dia
menunjukkan jalan (QS33:4)
72
Jangan mencari kebenaran makna dari ucapan
Jangan mencari tanpa mengangkat ikatan dan rasa
hormat
Jika kamu ingin menemukan penyembuhan dari
penyakit kebodohan
Jangan mencari dalil agama akan pembebasan dari
sindiran
73
Tutuplah mereka, kembali kepada Allah, dan
mohonlah ampun!
74
dan ketersembunyian adalah kualitas inheren-
Nya. Sebagai akibatnya dalam realitasnya Al
Haq selalu dalam Kesatuan-Nya sebagaimana
Dia tanpa awal dan sebagaimana Dia tanpa
akhir. Bagaimanapun, disebabkan terhijab oleh
bentuk-bentuk keragaman dan jejak-jejak, Dia
muncul dalam pandangan yang lain sebagai
yang terikat dan terentitaskan dan tampak
sebagai banyak dan beragam.
76
Tak seorang pun heran melihat wajah kekasih di
dalam cermin
Yang mengherankan adalah bagaimana cermin dan
wajah jadi satu
79
Kamu tiada, dan mengapa kamu mengira ada?
Berapa lama pikiran sesat dan kebohongan ini?
80
KILAUAN KE-27
81
Setiap sifat keburukan dan kutukan kembali kepada
kurangnya penerimaan wujud
82
seseorang, dan ini adalah masalah ketiadaan.
Dan seterusnya dengan contoh yang lain.
83
KILAUAN KE-28
84
dimana hukum mumkinat lebih dominan, wujud
dan ilmu lebih kurang sempurna.
86
KILAUAN KE-29
89
KILAUAN KE-30
91
Karena itu, atribusi eksistensi dan apa yang
diliputinya kepada Al Haq SWT adalah dalam
sudut pandang totalitas dari dua tajalli
tersebut.Atribusi eksistensi kepada Al HAq
bersamaan dengan atribusi yang bergantung
kepada-Nya kepada entitas adalah dalam sudut
pandang tajalli kedua, Akhirnya, tak ada satu pun
yang terjadi dalam tajalli kedua melainkan ia
adalah hasil dari tajalli pertama.
92
Adapun niat dalam pernyataan ini dan apa yang
dicari melalui ibarat-ibarat hanyalah untuk
mengingatkan Peliputan Esensial dari Kemaha-
hadiran Al Haq SWT, dan untuk seluruh derajat
wujud-Nya melalui nur-Nya. Maka seorang
penempuh dan penuntut yang memperhatikan
akan bersifat awas supaya tidak mengabaikan
penyaksian akan Keindahan hakekat-Nya ketika
sedang menyaksikan hakekat esensi apapun,
tidak juga mereka menjadi bodoh/acuh tak acuh
dalam mengamati kesempurnaan sifat-Nya
dalam mazhar sifat apapun. Apa yang
disebutkan sudah lah cukup untuk
menyelesaikan niat tersebut dan cukup
menjelaskan sesungguhnya apa yang dicari
dalam hidup ini. Karena itu, ia terhimpun dalam
takaran ini dan ditutup dengan puisi berikut:
93
Cukup sudah wahai Jami! Berapa lama kamu
mengungkapkan kata-kata?
Berapa lama berbicara dan mengisahkan sebuah
cerita?
Menyatakan hakekat dalam kata-kata adalah
sebuah ilusi
Wahai yang faqir, berapa lama bermain-main
dengan ilusi?
95
96