Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Penurunan kualitas lingkungan hidup, salah satunya disebabkan pencemaran yang telah
melebihi ambang batas. Sumber pencemar yang cukup besar saat ini umumnya dihasilkan oleh
air limbah aktifitas rumah tangga, meskipun juga tidak mengesampingkan air limbah industri
yang semakin hari semakin dirasakan peningkatan pencemarannya di dalam badan air.
Air limbah industri mengandung bahan pencemar yang dapat berupa bahan pencemaran
umum dan bahan beracun. Bahan pencemaran umum adalah bahan-bahan yang secara tidak
langsung membahayakan kesehatan manusia, yaitu bahan organik, lumpur, minyak, asam dan
alkali, garam nutrien (garam N dan P), warna,bau, panas, dan bahan anorganik. Air limbah yang
mengandung bahan bahan pencemar tersebut apabila tingkat konsentrasinya cukup tinggi akan
mengganggupengguna air, membuat kehidupan manusia pengguna air menjadi tidak nyaman,
Apabila air limbah yang mengandung bahan pencemar tersebut langsung dialirkan ke
lingkungan (seperti sungai atau badan air lainnya), akan mengakibatkan terjadinya pencemaran
pada badan air tersebut. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengawasan dan tingkat kesadaran
dari pelaku usaha, sering terjadi penyumbatan muka air tanah dangkal sehingga kekurangan air
bersih di beberapa tempat yang merupakan area industri dan padat penduduk.
Berdasarkan hal tersebut maka keberadaan air limbah mutlak dikelola agar tidak
melampaui ambang batas toleransi lingkungan. Salah satu dasar hukum yang mengatur
pengelolaan ini terkait dengan IPAL. Instalasi ini sangat penting, sesuai Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 dinyatakan bahwa Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL) sangat diperlukan dalam upaya menurunkan kadar parameter pencemar dalam limbah,
agar diperoleh limbah cair dengan kualitas baik dan memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan.
Penerapan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) pada industri merupakan salah satu
penanganan limbah cair yang harus dilakukan oleh kegiatan Industri, mengingat limbah ini
lazimnya dibuang ke perairan umum, sedangkan di sisi lain perairan umum dimanfaatkan untuk
Air limbah, sesuai dengan sumber asalnya, mempunyai komposisi yang sangat bervariasi
pada setiap tempat. Akan tetapi secara garis besar zat zat yang terdapat didalam air limbah
secara detail mempunyai sifat yang dibedakan menjadi tiga bagian besar antara lain sifat
fisik,kimia dan bologis. Berdasarkan hal tersebut pada makalah kali ini penulis akan membahas
BAB II
PEMBAHASAN
dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya.
Bentuk limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis
limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan
Definisi dari limbah B3 berdasarkan BAPEDAL (1995) ialah setiapbahan sisa (limbah)
suatu kegiatan proses produksi yang mengandungbahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat
(toxicity ,flammability ,reactivity, dan corrosivity ) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan, atau
Untuk mengetahui lebih luas tentang limbah, maka perlu kiranya mengetahui tentang
kandungan yang ada dalam air limbah beserta sifat-sifatnya. Menurut Sugiaharto tahun 1987,
limbah memiliki sifat yang dapat dibedakan menjadi tiga bagian besar diantaranya :
A. Sifat Fisik
Penentuan drajat kekotoran air limbah sangat dipengaruhi oleh adanya sifat fisik yang
mudah terlihat adapun sifat fisik yang penting adalah kandungan zat padat sebagai efek
Dalam limbah terkandung total zat (Zat Solid), yaitu semua zat padat yang tetap ada
sebagai residu setelah proses pemanasan pada suhu 103C sampai 105C dalam
laboratorium. Partikel padat didefenisikan sebagai supensed solid yang dapat menembus
Limbah sering kali menimbulkan bau yang tidak sedap. Bau tersebut disebabkan karena
adanya gas-gas hasil dekomposisi (Penguraian ) Zat organik dalam air limbah. Gas-gas yang
dapat menimbulkan bau dalam air limbah antara lain, hydrogen sulfida, amonia dan senyawa
organik sulfida. Sulfida dapat ditemukan pada perairan yang kotor sebagai dekomposisi
senyawa organik dan sampah industri. Sulfida biasanya ditemukan sebagai sulfat, jika
terdapat dalam air kotor akan mengalami oksidasi dengan udara dan membetuk sulfida yang
menimbulkan bau tidak sedap. Pada kondisi asam, air yang mengandung ion sulfida dapat
menghasilkan hydrogen sulfida yang sangat beracun meskipun dalam konsentarsi yang
3. Suhu
Suhu adalah temperatur air limbah yang dihasilkan oleh kegiatan industri , suhu menjadi
kimia, evaporasi, dan volatilisasi selain itu juga menyebabkan penurunan kelarutan gas
dalam air, misal O2, CO2, N2, CH4, dan sebagainya (Haslam, 1995 dalam Alamsyah ;
2008).
Peningkatan suhu disertai dengan penurunan kadar oksigen terlarut sehingga keberadaan
oksigen sering kali tidak mampu memenuhi kebutuhan oksigen bagi organisme akuatik
untuk melakukan proses metabolisme dan respirasi (Effendi, 2003 dalam alamsyah ; 2008).
Baku mutu limbah cair industri atau usaha untuk parameter suhu adalah maksimum 30oc.
4. Warna
Sering kali air limbah memiliki warna tertentu tergantung dari kandungan air limbahnya.
Air limbah yang baru saja dibuang berwarna abu-abu dan akan berubah menjadi hitam. Hal
ini disebabkan karena proses dekomposisi bahan organik dan menurunnya jumlah oksigen
sampai menjadi nol. Namum, air yang tidak berwarna belum tentu menjadi jaminan bahwa
5. Kekeruhan
Air limbah terlihat keruh disebabkan zat organik, lumpur, tanah liat, jasad renik dan zat
koloid dan zat lainnya yang mengapung dan tidak segera mengendap. Semakin keruh air
B. Sifat Kimia
1. Bahan Organik
Dalam air limbah terdapat beberapa kandungan bahan organik berupa protein 65%,
karbohidrat 25% dan lemak atau minyak 10%. Lemak dalam limbah domestik bisa berasal
dari sisa makanan, yang jika dibuang ke sungai akan mengapung dan menutupi permukaan
air. Minyak dan lemak tidak dapat terdegradasi dalam waktu yang singkat, karena
membutuhkan waktu yang lama maka keberadaannya akan mengganggu aktivitas organisme
didalamnya. Kandungan bahan mineral yang ada dalam air limbah dalam keadaan normal
o
1 Zat Padat terlarut 100 - 300
2 Boron 0,1 - 0,4
3 Sodium (persen) 1 - 15%
4 Sodium (Na) 40 - 70
5 Potasium 7 - 15
6 Magnesium 15 - 40
7 Kalsium 15 - 40
8 Nitrogen total 20 - 40
9 Fosfat 20 - 40
10 Sulfat 15 - 30
11 Klorid 20 - 50
12 Kesadahan total 100 - 150
Selain itu bahan organic terlarut dapat menghabiskan oksigen dalam limbah serta
menimbulkan rasa dan bau yang tidak sedap dan akan lebih berbahaya jika bahan tersebut
merupkan bahan beracun. Adapun bahan kimia yang ada di dalam air limbah pada umumnya
a. Karbohidrat
Karbohidrat dalam air buangan diperoleh dalam bentuk sellulosa, kanji, tepung
dextrim yang terdiri dari senyawa karbon, hidrogen dan oksigen, baik terlarut maupun
tidak larut.
b. Protein
Pada protein yang berasal dari bulu binatang seperti sutra dengan unsur persenyawaan
yang cukup kompleks mengandung unsur nitrogen. Protein merupakan penyebab utama
terjadinya bau karena adanya proses pembusukan dan penuraian oleh mikroba.
terdapat di bawah permukaan air. Lemak dan minyak merupakan senyawa ester dari
turunan alkohol yang tersusun dari unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Lemak sukar
diuraikan bakteri tapi dapat dihidrolisa oleh alkali sehingga membentuk senyawa sabun
yang mudah larut. Minyak pelumas yang berasal dari minyak bumi dipakai dalam pabrik
dan terbawa air cucian ketika dibersihkan. Adanya minyak dan lemak di atas permukaan
air merintangi proses biologi dalam air sehingga tidak terjadi fotosintesa.
Besi dan mangan yang teroksida dalam air berwarna kecoklatan dan tidak larut,
menyebabkan penggunaan air menjadi terbatas. Air tidak dapat dipergunakan untuk
keperluan rumah tangga dan industri. Kedua macam bahan ini berasal dari larutan batu-
batuan yang mengandung senyawa Fe atau Mn seperti pyrit, kematit, mangan dan lain-lain.
Dalam limbah industri, besi berasal dari korosi pipa-pipa air, material
logam sebagai hasil reaksi elektro kimia yang terjadi pada permukaan. Air yang
mengandung padatan larut mempunyai sifat mengantarkan listrik dan ini mempercepat
terjadinya korosi.
e. Chlorida
Chlorida banyak dijumpai dalam pabrik industri kaustik soda. Bahan ini berasal dari
proses elektrolisa, penjernihan garam dan lain-lain. Chlorida merupakan zat terlarut dan
tidak menyerap. Sebagai Chlor bebas berfungsi desinfektans, tapi dalam bentuk ion yang
bersenyawa dengan ion natrium menyebabkan air menjadi asin dan merusak pipa-pipa
instalasi.
f. Phosphat
Kandungan phosphat yang tinggi menyebabkan suburnya algae dan organisme lainnya.
Phosphat kebanyakan berasal dari bahan pembersih yang mengandung senyawa phosphat.
Dalam industri kegunaan phosphat terdapat pada ketel uap untuk mencegah kesadahan.
Maka pada saat penggantian air ketel, buangan ketel ini menjadi sumber phosphat.
tumbuh-tumbuhan dalam air. Sebab pertumbuhan subur akan menghalangi kelancaran arus
g. Sulfur
Sulfat dalam jumlah besar akan menaikkan keasaman air. Ion sulfat dapat terjadi
secara proses alamiah. Sulfur dioxida dibutuhkan pada sintesa. Pada industri kaustik soda
ion sulfat terdapat sewaktu pemurnian garam. Ion sulfat oleh bakteri direduksi menjadi
sulfida pada kondisi anaerob dan selanjutnya sulfida diubah menjadi hidrogen sulfida.
Dalam suasana aerob hidrogen sulfida teroksidasi secara bakteriologis menjadi sulfat.
Sulfat dapat dirubah menjadi sulfit dan hydrogen sulfitboleh bakteri pada situasi tanpa
Nitrogen dalam air limbah pada umumnya terdapat dalam bentuk organik dan oleh
bakteri berubah menjadi amonia. Dalam kondisi aerobik dan dalam waktu tertentu bakteri
dapat mengoksidasi amonia menjadi nitrit dan nitrat. Nitrat dapat digunakan oleh algae dan
tumbuh-tumbuhan lain untuk membentuk protein tanaman dan oleh hewan untuk
membentuk protein hewan. Perusakan protein tanaman dan hewan oleh bakteri
menghasilkan amonia. Nitrit menunjukkan jumlah zat nitrogen yang teroksidasi. Nitrit
merupakan hasil reaksi dan menjadi amoniak ataudioksidasi menjadi nitrit. Kehadiran
Logam berat pada umumnya seperti cuprum (tembaga), perak, seng, cadmium, air
raksa, timah, chromium, besi dan nikel. Metal lain yang juga termasuk metal berat adalah
arsen, selenium, cobalt, mangan dan aluminium. Cadmium ditemukan dalam buangan
industri tekstil, elektro plating, pabrik kimia. Chromium dijumpai dalam 2 bentuk yaitu
chrom valensi enam dan chrom valensi tiga. Chrom valensi enam ditemukan pada buangan
pabrik aluminium dan cat, sedang chrom trivalen ditemukan pada pabrik tekstil, industri
gelas dan keramik. Plumbum terdapat dalam buangan pabrik baterai, pencelupan dolt cat.
j. Fenol
Istilah fenol dalam air limbah tidak hanya terbatas pada fenol (C6H5 OH) tapi
bermacam-macam campuran organik yang terdiri dari satu atau lebih gugusan hidroxil.
Fenol yang dengan konsentrasi 0,005/liter dalam air minum menciptakan rasa dan bau
apabila bereaksi dengan chlor membentuk chlorophenol. Sumber fenol terdapat pada
industri pengolahan minyak, batubara, pabrik kimia, pabrik resin, pabrik kertas, tekstil.
BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroorganisme dalam lingkungan air
untuk mengubah bahan organik yang ada didalam lingkungan air tersebut. Air buangan atau
efluen dengan kadar BOD tinggi dapat menimbulkan polusi jika langsung dibuang ke air.
BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan
organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan buangan dalam air (Fardiaz, 1992
dalam alamsyah ; 2008) atau merupakan suatu nilai empiris yang mendekati secara global
terjadinya proses penguraian bahan-bahan yang terdapat dalam air dan sebagai hasil dari
proses oksidasi tersebut akan terbentuk CO2, air, dan NH3 (Alaerts, 1987). BOD merupakan
parameter utama dalam menentukan tingkat pencemaran perairan, dan tingkat pencemaran
Baku mutu limbah cair industri atau usaha untuk parameter BOD adalah maksimum 50
mg/l.
3. DO (Dissolved Oxygen)
Dissolved Oxygen atau oksigen terlarut adalah kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman
dan hewan didalam air. Air memiliki kemampuan untuk menyediakan oksigen untuk
kelangsungan makhluk hidupyang ada didalamnya. Air mengandung kira-kira 8 ppm oksigen
terlarut, standar minimum oksigen terlarut yang diperlukan untuk kehidupan ikan adalah 5
ppm, dibawah jumlah ini maka ikan dan biota air lainnya tidak dapat melangsungkan
kehidupan, oksigen terlarut yang terdapat dalam air berasal dari fotosintesis tumbuhan air dan
juga oksigen dari atmosfer yang masuk kedalam air. Kandungan oksigen yang terlarut dalam
air tidak boleh terlalu rendah karena dapat menyebabkan kematian pada ikan dan binantang
lainnya. Konsentrasi oksigen terlarut juga tidak boleh terlalu tinggi karena dapat
menyebabkan proses perkaratan yang berlangsung lebih cepat (Oksigen mengikat hydrogen
COD (Chemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan
oksidan (misal: Kalium Dikromat) untuk menguraikan bahan organic (Fardiaz, 1992).COD
adalah jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi bahan organik secara kimiawi
yang terdapat didalam air dengan sempurna. Uji COD sebagai alternatif uji penguraian
beberapa komponen yang stabil terhadap reaksi biologi atau tidak dapat diurai/dioksidasi oleh
mikroorganisme.
Baku mutu limbah cair industri atau usaha untuk parameter COD adalah maksimum 100 mg/l.
TSS (Total Suspended Solid) adalah besaran total dari seluruh padatan dalam cairan atau
banyaknya partikel yang berukuran lebih besar dari 1 m yang tersuspensi dalam suatu kolom
air (Anderson, 1961). Menurut Effendi (2003) TSS adalah bahanbahan tersuspensi dengan
diameter > 1 m yang tertahan pada saringan millipore dengan diameter pori 0,45 m. Baku
mutu limbah cair industri atau usaha untuk parameter TSS adalah maksimum 100 mg/l.
Derajat keasaman merupakan suatu ukuran konsentrasi ion Hidrogen dan menuju suasana
air tersebut bereaksi asam/basa (Pescod, 1973 dalam alamsyah ; 2008). pH atau derajat
keasaman adalah ukuran yang menunjukan kadar asam atau basa dalam suatu larutan. Larutan
bersifat netral jika memiliki pH = 7, bersifat basa jika pH > 7 dan bersifat asam jika < 7. Air
Air Limbah dengan sifat asam maupun basa akan menggangu proses penjernihan. JIka
terjadi perubahan keasaman pada iar limbah menjadi pH naik (alkali) maupun menjadi pH
turun (asam), dapat mengganggu kehidupan air didalamnya. pH air limbah yang sangat
rendah bersifat korosif terhadap logam seperti baja serta dapat mengakibatkan perkaratan
pada pipa besi. Baku mutu limbah cair industri atau usaha untuk parameter pH adalah berkisar
antara 6,09,0.
C. Sifat Biologi
Pemeriksaan biologis di dalam air dan air limbah untuk memisahkan apakah ada bakteri-
bskteri pathogen beada didalam air limbah. Keterangan biologis ini diperlukan untuk pengukur
kualitas air minum serta untuk menaksir tingkat kekotoran air limbah sebelum dibuang ke badan
air.
Selain kandungan benda tak hidup, dalam limbah juga terkandung organisme hidup seperti
bakteri yang berbahaya bagi kesehatan karena dapat menimbulkan penyakit. Bakteri yang
digunakan sebagai indikator adalah Escherichia coli (bakteri yang hidup dalam kotoran manusian
dan hewan) Berikut ini adalah klasifikasi mikroorganisme yang ada di dalam air menurut Donald
1. Bakteri
Bakteri adalah mikroorganisme kecil bersel satu dimana beda-benda organic menembus
sel dan digunakan sebagai makanan. Apabila jumlah makanan dan gizi berlebihan, maka
bakteri akan cepat berkemabang baik sampai sumber makanan tersebuut habis.
Kelompok bakteri ecoliform merupakan kelompok bakteri yang dapat digunakan sebagai
bakteri indikator untuk mengukur kadar pencemaran perairan karena memenuhi sebagian
besar kriteria bakteri indikator yang ditetapkan oleh National Academy of Sciences USA
(Timotius dan Prasetyo, 1984 dalam Ruyitno, 1997). Bakteri coliform total merupakan
Enterobacter yang terdapat pada membran filter setelah dibiakkan selama 1824 jam di
inkubator. Beberapa satuan jumlah yang digunakan untuk menentukan kuantitas bakteri
adalah jumlah sel, MPN (Most Probable Number), dan PFU (Plaque-Forming Unit)
Baku mutu limbah cair industri atau usaha untuk parameter Kuman Golongan
tanah, ukurnya jauh lebih besar dari bakteri, protozoa ini memakan buangan koloid,
memerlukan kadar oksigen terlarut yang banyak, sehingga ia akan dijumpai pada air yang
sudah relatif bersih dan mengandung sedikit bahan organis. Binatang ini digunakan untuk
petunjuk tingkat kejernihan secara biologis telah tercapai optimal. Adapun krustaceae
adalah binatang pemakan bakteri dan algae, golongan ini sangat penting untuk makanan
6. Virus
Virus adalah parast kecil yang mana tidak memilikki inti sel, embran sel atau dinding sel.
Sesuai dengan batasan dari air limbah yang merupakan benda sisa maka sudah tentu bahwa
air limbah merupakan yang tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi tidak berarti tidak perlu
dilakukannya pengelolaan, karena apabila limbah tidak dikelola maka dapat menimbukan
gangguan baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada. Gangguan yang
lingkungan yang buruk dari nilai estetika hingga menimbulkan gangguan kesehatan pada
manusia. Berikut ini adalah beberapa efek buruk limbah, yakni diantaranya :
yang dapat ditularkan melalui air limbah, karena air limbah dapat befungsi sebagai media
perantara beberpa peyakit. Banyak contoh bakteri dan virus yang dapat dibawa oleh
4. Shigellar Spp ; penyebab disentri bacsillar dan banyak terdapat dalam air yang
tercemar.
5. Basillus anthraksis ; penyebab penyakit antraks dan terdapat pada air limbah dan spora
menurunnya kadar oksigen yang terlarut didalam air, dengan demikian mengganggu dan
Beberapa sifat yang ditimbulakan oleh limbah cair adalah pH, kekeruhan, suhu , bau
busuk dan juga kotor (Sugiharto :1987). Dari sifat fisik tersebut dapat mengganggu nilai
estetika lingkungan. Bau busuk yang ditimbulkan oleh limbah cair dapat mengganggu
indera penciuman kita dan membuat kita tidak menyukai lingkungan lagi.
Selain itu kandungan zat kimia yang ada dapat menghambat pertumbuhan tanaman
misalnya pepohonan dan juga bunga sehingga dapat mengganggu nilai keindahan
tumbuhan yang ktia tanam. Selain itu limbah yang dibiarkan begitu saja akan
menyebabkan lingkungan terlihat kotor dan jorok sehingga membuat kita tidak nyaman
memandang lingkungan dan kotor dan seperti biasa hal ini mengurangi nilai estetika dan
memeprcepat proses terjadinya karat pada benda yang terbuat dari besi. Semakin cepat
rusaknya benda tersebut maka biaya pemeliharaannya akan semakin besar yang berarti
3.1 Kesimpulan
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkandari suatu
kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan
sebagainya. Limbah memiliki beberapa sifat yakni sifat fisik, kimia dan biologis, dimana hal itu
dapat dijadikan parameter berbagai jenis limbah dalam menentukan limbah beracun atau
berbahaya. Selain itu mengingat tingginya konsentrasi dan melampaui batas minimum, limbah
sangat merugikan lingkungan dan dapat membuat kerugian besar bahkan menyebabkan
3.2 Saran
Pengolahan limbah disaat ini perlu perhatian, mengingat semakin banyaknya limbah di
lingkungan sekitar. Adanya pengolahan limbah diharapkan lingkungan akan tetap terjaga
sehingga tidak tercemar oleh limbah.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, H. 2006. Land Apllication Sebagai Alternatif 3R Pada Industri Kelapa Sawit.
Kementrian Negara Lingkungan Hidup. Pengelolaan Bahan dan Limbah Berbahaya dan
Sundstrom, Donald W., and Herbert E. Klei. 1979. Wastewater Treatment. Prentice-Hall
Inc,USA.
Sugiarto. 1987. Dasar- Dasar Pengelolaan Air Limbah. Jakarta: Universitas Indonesia.
Alamsyah S, 2007. Merakit sendiri alat penjernih air untuk rumah tangga. Kawan Pustaka.
Jakarta
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan Perairan.
Yogyakarta: Percetakan Kanisius.).
Alaerts G., & S.S Santika. 1984. Metode Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya. Indonesia.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998 Tentang Baku Mutu
Limbah Cair Bagi Kawasan Industri
Fardiaz Srikandi. 1992. POLUSI AIR & UDARA. Penerbit KANISIUS. Yogyakarta.