Professional Documents
Culture Documents
1. Pengkajian
A. Identitas Pasien
Meliputi : Nama, Usia : bisa terjadi pada semua usia, Alamat, Agama, Pekerjaan, Pendidikan.
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
pasien mengatakan suhu tubuhnya tinggi dan nyeri perut kanan atas.
2. Riwayat penyakit sekarang
Gejala awal biasanya sakit kepala, lemah anoreksia, mual muntah, demam, nyeri
perut kanan atas
3. Riwayat penyakit dahulu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan penyakit yang pernah diderita
sebelumnya, kecelakaan yang pernah dialami termasuk keracunan, prosedur operasi
dan perawatan rumah sakit.
4. Riwayat penyakit keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan, riwayat penyakit menular khususnya
berkaitan dengan penyakit pencernaan.
2. Pemeriksaan Fisik
1. Review Of Sistem (ROS)
a. Kedaan umum : kesadaran composmentis, wajah tampak menyeringai kesakitan,
konjungtiva anemis, Suhu badan 38,50 C
b. Sistem respirasi : frekuensi nafas normal (16-20x/menit), dada simetris, ada
tidaknya sumbatan jalan nafas, tidak ada gerakan cuping hidung, tidak terpasang O 2,
tidak ada ronchi, whezing, stridor.
c. Sistem kardiovaskuler : TD 110/70mmHg , tidak ada oedema, tidak ada
pembesaran jantung, tidak ada bunyi jantung tambahan.
d. Sistem urogenital : Urine berwarna gelap
e. Sistem muskuloskeletal : kelemahan disebabkan tidak adekuatnya nutrisi
(anoreksia)
f. Abdomen :
Inspeksi : abdomen ada benjolan
Auskultasi : Bising usus (+) pada benjolan
Palpasi : pada hepar teraba keras
Perkusi : hypertimpani
3. Pemeriksaan Penunjang
1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
Awalnya meningkat.Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak
menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra seluler yang terutama berada
dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada
kerusakan sel hati
2. Darah Lengkap (DL)
SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau
mengakibatkan perdarahan.
3. Leukopenia
Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)
4. Diferensia Darah Lengkap
Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.
5. Alkali phosfatase
Sedikit meningkat (kecuali ada kolestasis berat)
6. Feses
Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)
7. Albumin Serum
Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati dan
karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.
8. Gula Darah
Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).
9. Anti HAVIgM
Positif pada tipe A
10. HbsAG
Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)
11. Masa Protrombin
Kemungkinan memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang.
Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.
12. Bilirubin serum
Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin berhubungan
dengan peningkatan nekrosis seluler)
13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
Kadar darah meningkat.
BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya gangguan
dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.
14. Biopsi Hati
Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis
15. Skan Hati
Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.
16. Urinalisa
Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin
terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.
Analisa Data
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Ds: Pasien mengatakan bahwa nyeri Pembengkakan Gangguan rasa
pada daerah perut kanan atas. hepar nyaman (nyeri)
Do:
P : Nyeri pada saat di tekan
Q: Seperti di tusuk-tusuk
R : Nyeri pada kuadran kanan atas.
S : Skala: 6-8
T : Menetap
2 Ds : Pasein mengatakan mual tidak Anoreksia Nutrisi kurang dari
nafsu makan. kebutuhan
Do : Klien tampak lemah dan lemas,
porsi makanan tidak habis hanya
habis tiga sendok.
- BB Turun
- Hb<12
- Konjungtiva anemis
- Diet makan tinggi serat dan
protein.
3 Ds : Pasien mengatakan bahwa dia Penurunan Intoleransi aktivitas.
malas untuk beraktivitas. kekuata/ketahanan
Do : Tonus otot tubuh.
- Aktivitas sehari-hari
memerlukan bantuan.
- Pasien nampak terkulai lemas
di atas tempat tidur.
4 Ds : Pasien mengatakakan tubuhnya Gatal sekunder Resiko tinggi
gatal-gatal. dengan akumulasi terhadap kerusakan
Do : Tanda garukan pada kulit garam empedu pada integritas kulit.
jaringan.
5 Ds : Pasien mengatakan bahwa Mual-mual Resiko tinggi
sering muntah. kekurangan volume
Do : cairan.
- Pasien muntah 1x/ lebih
sehari
- Turgor kulit kembali > 2 detik
- Mukosa bibir kering
- Mata cowong
- Konjungtiva anemis
6 Ds : Pasien mengatakan tubuhnya Infasi agen dalam Hipertermi
panas. sirkulasi darah
Do : suhu tubuh pasien 38,5 C sekunder terhadap
inflamasi hepar
4. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (Nyeri) berhubungan dengan pembengkakan hepar.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan anoreksia.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan / ketahanan tubuh.
4. Resiko Tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan Gatal sekunder
dengan akumulasi garam empedu pada jaringan.
5. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual
muntah.
6. Hipetermi berhubungan dengan infasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap
inflamasi hepar
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
Keperawatan
1 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Beri penjelasan 1. Kurangnya
nyaman (nyeri) proses keperawatan pada pasien tentang pengetahuan
b/d selama 3 x 24 penyebab nyeri. menyebabkan
pembengkakan diharapkan nyeri pada ketidaknyamanan
hepar pasien hilang, dengan dan akan
KH :
mempengaruhi
- TTV normal
emosi pasien.
(TD:110/70 120/ 90
mmHg, RR : 16- 20
2. Observasi TTV 2. Untuk
x/mnt, N : 60-100x/mnt,
mengetahui
S : 36,5- 37,50.C ).
- Pasien keadaan umum
mengungkapkan rasa klien
nyeri berkurang.
- Pasien mampu
3. Observasi nyeri 3. Gambaran nyeri
mengendalikan nyeri
dan karakteristiknya akan mendukung
dengan teknik relaksasi
termasuk kualitas, intervensi yang
dan distraksi.
kuantitas, frekuensi tepat.
- Skala nyeri 0-3
- Wajah pasien rileks lama dan lokasi
nyeri.
4. Anjurkan teknik 4. Pelepasan
relaksasi. endotin dari pusat
reseptor nyeri
sehungga terjadi
nyeri berkurang.
5. Dorong
penggunaan teknik 5. Meningkatkan
menejemen stress, relaksasi dan
contoh relaksasi penghematan
progresif, visualisasi, energi,
bimbingan imajinasi. memusatkan
Berikan aktivias kembali latihan
hiburan yang tepat dan dapat
seperti nonton tv, meningkatkan
radio, membaca. koping.
Kolaborasi.
6. Berikan obat
sesuai indikasi :
sedatif, agen 6. Membantu
6. Untuk
menurunkan
resiko kerusakan
kulit bila buruk
5 Resiko tinggi Setelah dilakukan 1.Awasi masukan 1. Memberikan
terhadap selama 2 x 24 jam dan haluaran, informasi tentang
kekurangan diharapkan volume bandingkan dengan kebutuhan
volume cairan cairan pasien terpenuhi, berat badan harian. penggantian / efek
b/d mual dengan Catat kehilangan terapi.
KH :
muntah. melalui usus, contoh
- TTV normal (TD :
muntah dan diare
110/70 120/ 90
mmHg, RR : 16- 20
2. Kaji tanda vital, 2. Indikator volume
x/mnt, N : 60-100x/mnt,
nadi periver, sirkulasi / perfusi
S : 36,5- 37,50.C ).
- Turgor Kulit kembali < pengisian kapiler,
2 Detik turgor kulit, dan
- Mukosa Bibir lembab
membran mukosa
- Mata tidak Cowong
- Konjungtiva tidak
Anemis 3. Biarkan pasien 3. Menghindari
- Muntah tidak terjadi
menggunakan lap trauma dan
katun / spon dan perdarahan gusi
pembersih mulut
untuk sikat gigi
Kolaborasi
3 3.Berikan HE 3. keluarga
kepada keluarga mampu melakukan
pasien tentang kompres kepada
pemberian kompres pasien secara
yang benar mandiri
4. 4.Anjurkan klien
untuk memakai
pakaian yang
menyerap keringat 4. kondisi kulit
yang mengalami
lembab memicu
timbulnya
pertumbuhan
jamur. Juga akan
mengurangi
kenyamanan klien,
mencegah
timbulnya ruam
kulit.