Professional Documents
Culture Documents
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan fisik mempunyai nilai yang sangat penting untuk memperkuat
temuan-temuan dalam anamnesis. Terdiri atas inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi. Sikap sopan santun dan rasa hormat terhadap tubuh dan pribadi pasien
yang sedang dipriksa harus diperhatikan dengan baik oleh pemeriksa.2
Pemeriksaan fisik harus selalu dimulai dengan penilaian keadaan umum
pasien. Dengan penilaian keadaan umum ini dapat diperoleh kesan apakah pasien
dalam keadaan distress akut yang memerlukan pertolongan segera, atau pasien dalam
keadaan yang relative stabil sehingga pertolongan dapat diberikan setelah dilakukan
pemeriksaan fisik yang lebih lengkap.3
-
Defisit neurologis fokal : hemiparesis, kejang fokal maupun umum, disfasia atau
afasia, paresis saraf kranial : n. III, n. IV, n. VI, n. VII, n. VIII. 3
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan cairan serebrospinal
Begitu diagnosis meningitis dicurigai, dianjurkan untuk melaukan pemeriksaan
CSS segera. Satu-satunya alasan menunda pungsi lumbal adalah bila terapat
kecurigaan kuat akan lesi massa intracranial. Diagnosis pasti meningitis dibuat
berdasarkan gejala klinis dan hasil analisa cairan serebrospinal dari pungsi lumbal.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Dilakukan CT sCan bila didapatkan tanda-tanda kenaikan tekanan intrakranial dan
lateralisasi.3