You are on page 1of 36

Tujuan :

1. Menentukan kemurnian NaCl dan kAl(SO4)2.12H2O dengan cara penguapan dan kristalisasi
2. Menentukan % rendemen NaCl dan % rendemen kAl(SO4)2.12H2O
3. Menghitung % hilangnya NaCl yang didapatkan secara teoritis
4. Membandingkan penjernihan air yang kotor dengan menggunakan tawas dan
kAl(SO4)2.12H2O yang diperoleh
5. Menganalisis persamaan reaksi yang terjadi dari percobaan sintesi NaCl dan sinstesi
kAl(SO4)2.12H2O

Dasar Teori
Kristal merupakan susunan atom-atom yang teratur dalam ruang tiga dimensi.
Keteraturan susunan tersebut terjadi karena harus terpenuhinya kondisi geometris, ketentuan
ikatan atom, serta susunan yang rapat, walaupun tidak mudah untuk menyatakan bagaimana
atom tersusun dalam padatan, namun ada hal-hal yang bisa menjadi faktor penting yang
menentukan terbentuknya polihedra koordinasi susunan atom-atom. Secara ideal, susunan
polihidra koordinasi paling stabil adalah yang memungkinkan terjadinya energi per satuan
volume yang minimum.[3]. Kristal tunggal adalah suatu padatan yang atom-atom dalam
molekulnya diatur dalam keterulangan dimana sebagian padatan kristal tersusun dari jutaan
kristal tunggal yang disebut grain. Kristal tunggal juga disebut sebagai monokristalin, yaitu suatu
padatan kristal yang mempunyai kisi kristal yang susunannya teratur secara kontinyu dan kisi-
kisi kristal yang membentuk bingkai tersebut tidak rusak atau tetap strukturnya.[1]

Keadaan tersebut dicapai jika:[4]


1. Kenetralan listrik terpenuhi.
2. Ikatan kovalen yang diskrit dan terarah terpenuhi.
3. Gaya tolak ion-ion menjadi minimal.
4. Susunan atom serapat mungkin.

Proses terbentuknya struktur kristal dikenal sebagai kristalisasi. Meski proses pendinginan
sering menghasilkan bahan kristal, dalam keadaan tertentu cairannya bisa membeku dalam
bentuk non kristal. Banyak kasus ini terjadi karena pendinginan yang terlalu cepat sehingga
atom-atomnya tidak dapat mencapai lokasi kisinya. Suatu bahan non kristal biasa disebut bahan
amorf atau seperti gelas, walaupun terkadang bahan seperti ini juga disebut sebagai padatan
amorf, meskipun ada perbedaan jelas antara padatan dan gelas. Proses pembentukan gelas tidak
melepaskan kalor lebur jenis, karena alasan ini banyak ilmuwan yang menganggap bahan gelas
sebagai cairan, bukan padatan.[5]
Seperti telah dipahami bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kristal yaitu:
[6]
1. Sifat zat itu sendiri, meliputi tingkat keterlautan bahan, derajat keasaman dan tingkat kejenuhan.
2. Suhu, meliputi suhu Iingkungan dan suhu larutan yang salah satunya adalah suhu pertumbuhan
(Growth Temperatrue).
3. Gangguan mekanik.

Beberapa suhu yang berkaitan dengan proses penumbuhan kristal antara 1ain:[7]
1. Suhu nukleasi (nucleation temperatur), yaitu suhu ketika suatu larutan membentuk inti. Proses
pengintian (nucleation) akan lebih cepat terjadi pada suhu tinggi bergantung pada jenis bahan.
2. Suhu saturasi (saturation temperature), yaitu suhu ketika larutan tepat akan jenuh. Kristal akan
terbentuk ketika Iautan tepat jenuh. Ketidak jenuhan mungkin terjadi ketika suhu saturasi
meningkat walaupun sedikit, bergantung pada jernih 1arutan.
3. Suhu pertumbuhan (growth temperatur) yaitu suhu pada saat kristal itu tumbuh. Setelah proses
nukleasi maka kristal itu akan tumbuh
4. Suhu ketidak larutan (dissolution temperatute) yaitu suhu ketika bahan terlatut sudah tidak dapat
latut dalam 1autan 1agi.

Unsur-unsur tertentu mengkristal dalam struktur padatan yang sangat sederhana yang
atomnya terletak pada setiap titik kisi. Polonium ialah salah satunya unsur yang diketahui
mengkristal dalam kisi kubik sederhana, yang atomnya terletak pada perpotongan tiga pasang
bidang yang berjarak sama yang membentuk sudut siku-siku. Logam alkali mengkristal dalam
struktur kubik pusat badan (KPB) pada tekanan atmosfer. Logam aluminium, nikel, tembaga dan
perak mengkristal dalam struktur kubik pusat muka (KPM).[8]
Teori medan kristal menjelaskan ikatan dalam ion kompleks semata-mata dari segi gaya
elektrostatik, dalam ion kompleks ada dua jenis interaksi elektrostatik. Salah satunya ialah tarik
menarik antara ion logam positif dan ligan yang bermuatan negatif atau ujung bermuatan negatif
dari suatu ligan polar, gaya inilah yang mengikat ligan dengan logam. Jenis kedua ialah interaksi
tolak menolak elektrostatik antara pasangan elektron bebas pada ligan dan elektron dalam orbital
logam itu.[9]

Tawas (Alum) adalah kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat
isomorf. Kristal tawas ini cukup mudah larut dalam air dan kelarutannya berbeda-beda
tergantung pada jenis logam dan suhu. Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat
dari dari molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya [Al2(SO4)3]. Alum kalium,
juga sering dikenal dengan alum mempunyai rumus formula yaitu [K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O].
Alum kalium merupakan jenis alum yang paling penting. Alum kalium merupakan senyawa yang
tidak berwarna dan mempunyai bentuk kristal oktahedral atau kubus ketika kalium sulfat dan
aluminium sulfat keduanya dilarutkan dan didinginkan. Larutan alum kalium tersebut bersifat
asam. Alum kalium sangat larut dalam air panas. Ketika kristalin alum kalium dipanaskan terjadi
pemisahan secara kimia, dan sebagian garam yang terdehidrasi terlarut dalam air.[11]

Alat dan Bahan

Alat
Ukura Jumla
Alat
n h
1
Kaca Arlogi -
Buah
1
Botol Semprot 50mL
Buah
1
Buret 50mL
Buah
2
Pipet Tetes -
Buah
3
Erlenmeyer 250mL
Buah
1
Cawan Porselen -
Buah
1
Corong -
Buah
1
Batang Pengaduk -
Buah
1
Spatula -
Buah
1
Pembakar Spirtus -
Buah
1
Kasa -
Buah
1
Kaki Tiga -
Buah
1
Magnet Tirer -
Buah
1
Kertas Saring -
Buah
1
Neraca Analitik -
Buah
1
Statik dan Klem -
Buah

Bahan
Konsentra
Bahan Jumlah
si
Soda Kue - 8.4 gram
Hcl 3M 100mL
Secukupn
Indokator MM -
ya
0.515
Padatan Al -
gram
KOH 4M 10mL
H2SO4 6M 15mL
Secukupn
Aquadest -
ya
Secukupn
Es Batu -
ya
Secukupn
Etanol Absolut -
ya

Prosedur Kerja

1.Sintesis NaCl
Pada percobaan ini digunakan soda kue yang mengandung NaHCO 3 , ditimbang sebanyak 8,4
gram lalu dilarutkan dengan aquades hingga 10 ml. Larutan soda kue yang didapatkan
ditambahkan indikator metil merah sebanyak 3 tetes dan ditambah HCl dengan cara titrasi,
larutan hasil titrasi diuapkan pada penangas air. Kristal yang didapatkan dicuci dengan etanol,
lalu disaring dan dimurnikan dengan cara dioven pada suhu 105C selama 15 menit dan
didinginkan. Setelah itu padatan kering NaCl(l) yang dihasilkan ditimbang dan dianalisis.

2.Sintesis KAl(SO4)2.12 H2O


Padatan alumunium ditimbang sebanyak 0,515 gram lalu ditambahkan larytan KOH 4 M
sebanyak 10 ml, ditambahkan larutan H 2SO4 15 ml lalu disimpan dalam rendaman es.
Ditambahakan etanol absolut secukupnya lalu disaring menggunakan kertas saring. Lalu dioven
pada suhu 105C selama 15 menit. Dan ditimbang lalu dianalisis hasil.

3.Uji Air Kotor Dengan Tawas Komersial Dan Tawas Hasil Sintesis (Perbandingan)
Ditimbang tawas komersial sebanyak 5 gram dan tawas hasil sintesis sebanyak 5 gram, lalu
kedua tawas masing-masing dimasukkan kedalam 50 ml air kotor pada 2 gelas kimia berbeda.
Diaduk beberapa saat secara bersamaan, lalu dianalisis hasil perbedaan tawas komersial dan
tawas sintesis.

4.Pembuatan Larutan

A. Larutan HCl 3 M 500 mL


Larutan HCl 11,63 M dipipet sebanyak 128,98 ml lalu diencerkan dengan aquades hingga tanda
batas pada labu ukur 500 ml dan dihomogenkan.

B. Larutan H2SO4 6 M 100 mL 95 %


Larutan H2SO4 17,82 M dipipet sebanyak 33,670 ml dan diencerkan dengan aquades hingga
tanda batas pada labu ukur 100 ml dan dihomogenkan.

C. Larutan KOH 4 M 100 mL


Padatan kristal KOH ditinbang sebanyak 22,44 gram dan dilarutkan dengan aquades hingga
tanda batas pada labu ukur 100 mL dan dihomogenkan.

MSDS

NAMA ZAT SIFAT FISIK SIFAT KIMIA BAHAYA


ZAT
Akuades (H2O) Massa molar : 18 g/mol Cairan tak berwarna dan Tidak
Titk didih : 1000C tak berbau berbahaya
Massa jenis : 0,998 g/cm3
Natrium Klorida Massa molar : 58,44 Berupa Kristal putih dan Iritan
(NaCl) g/mol larut dalam air
Titik didih : 14,650C
Titik leleh : 8010C
Asam klorida (HCl) Massa molar : 36,50 Berupa cairan berwarna - Korosif
g/mol kuning dan berbau khas - Toxic
Titik didih : 5100C
Titik leleh : -4600C
Asam sulfat (H2SO4) Massa molar : 98,08 Berupa cairan tak Korosif
g/mol berwarna
Titik didih : 3370C
Titik leleh : 100C
Metil merah Massa molar : 269,3 Cairan berwarna merah Korosif
g/mol
Massa jenis : 0,791 g/cm3
Soda kue (NaHCO3) Titik leleh : 8510C Berupa Kristal dan larut
Densitas : 2,8 kg/L dalam air
Tawas Massa molar : 258,21 Berupa Kristal berwarna Iritan
g/mol putih dan larut dalam air
Titik didih : 2000C
Titik leleh : 92-930C
Massa jenis : 1,71 g/cm3
KOH Massa molar : 93,08 Berbentuk padatan Korosif
g/mol berwana putih dan tak
Titik didih : 13240C berbau
Titik leleh : 3600C
Massa jenis : 2,044 g/cm3
Alumunium (Al) Titik didih : 25190C Berupa padatan dan mudah Tidak
Titik leleh : 660,320C teroksidasi berbahaya
Massa jenis : 2,70 g/cm3

Hasil Pengamatan

Perlakuan Hasil pengamatan


1. Sintesis NaCl
- 8,4 gram soda kue yang mengandung
Soda kue (NaHCO3): serbuk halus
NaHCO3 dalam labu Erlenmeyer
berwarna putih
- Dilarutkan dengan 10 mL aquades
Aquades : cairan tidak berwarna
Aquades + soda kue : soda kue larut,
- Campuran ditambah dengan indikator membentuk larutan berwarna putih
metil merah sebanyak 3 tetes Indikator metil merah : larutan berwarna
merah
Campuran + MM : larutan berwarna
- Dititrasi dengan HCl 3 M sampai putih
HCl 3 M : larutan tidak berwarna
terjadi perubahan warna
Saat dititrasi, larutan campuran yang
awalnya berwarna putih perlahan-lahan
berubah menjadi tak berwarna dan
mencapai titik akhir titrasi (TAT) saat
warna larutan menjadi merah muda
seulas. TAT dicapai pada saat volume
HCl yang terpakai sebanyak 40 mL
- Diuapkan dengan cara pemanasan Larutan hasil titrasi menguap,
menghasilkan endapan berwarna putih
dan sedikit kemerahan yang mana
merupakan NaCl terkontaminasi metil
merah
- Didinginkan dan ditambah dengan Alkohol : larutan tidak berwarna. Ketika
alcohol sebanyak 40 mL serta diaduk ditambahkan, endapan atau padatan yang

menggunakan magnetic stirrer pada 360 dihasilkan menjadi berwarna putih

rpm menandakan NaCl murni


- Disaring dengan kertas saring yang Berat kertas saring : 0,6025 gram
Filtrat : larutan tidak berwarna
telah ditimbang Residu : padatan berwarna putih ( NaCl
murni )
Serbuk berwarna putih, ketika diuji

- Residu dikeringkan dalam oven pada rasanya terasa asin, menandakan hasilnya
suhu 105C selama 15 menit kemudian benar berupa NaCl
Berat sintesis + kertas saring : 4,06 gram
diuji rasanya Berat hasil sintesis : 4,06 gram 0,6025
- Ditimbang untuk menentukan
gram = 3,4575 gram
%rendemen
2. Sintesis KAl(SO4)2.12 H2O
- Al sebanyak 0,515 gram ditimbang
Al = serbuk berwarna abu- abu
- Ditambahkan 10ml KOH 4M
KOH : larutan tidak berwarna
Campuran ; pertama reaksi terbentuk gas
pada larutan ( larutan seperti mendidih) .
Reaksi yang terjadi eksoterm , terbentuk

- Ditambahkan H2SO4 6M larutan kehitaman dan Al larut dalam


KOH
H2SO4 : Larutan tidak berwarna
Campuran : terbentuk 2 fasa ; larutan
- Ditembatkan pada ice bath
mengumpal terbetuk endapan putih dan
larutan keruh
Perlahan suhu larutan menjadi menurun ;

- Endapan dicuci dengan alcohol 98% terbentuk endapan berwarna putih


semakin banyak dan larutan tidak
berwarna .
Alcohol 98 % : larutan tidak berwarna
- Disaring dengan kertas saring
dan berbau khas
Campuran : terbentuk 2 fasa ; endapan
- Dioven pada suhu 105 berwarna putih dan larutan sedikit keruh
Filtrat dan residu terpisah dan residu
- Ditimbang
tertinggal dikertas saring

Residu menjadi kering berwarna putih


- Hasil sintesis dibandingkan dengan
Berat kertas saring : 0,5352 gram
tawas kormersil dengan mengunakan Berat sample : 8,92gram 0,5352 gram
perlakuan pada air keruh = 8,38648gram

Air keruh : berwarna sedikit hijau


Air + tawas kormersil : larutan sedikit
keruh
Air + tawas sintesis = larutan lebih jernih
dibandingkan pada penambahan tawas
kormersil
Pengolahan Data
a. Pembuatan Larutan
- HCl 3M 500 mL (dari HCl - H2SO4 6M 100 mL (dari H2SO4
36%) 95%)
. . 10 . . 10
- M= - M=
Mr Mr

36.1,18. 10 95.184. 10
- M= - M=
36,5 98,08

- M =11,63 12 M - M =17,82 M

- -

- M1. V1 = M2.V2 - M1. V1 = M2.V2


- 12. V1 = 3. 500 - 17,82. V1 = 6. 100
- V1 = 128,98 mL - V1 = 33,67 mL
- -
- KOH 4M 100 mL
-
M . Mr . v
- - g=
1000
-
4. 56,11. 100
- - g=
1000
-
- g=22,4 gram

-
-
b. Perhitungan NaCl
- Konsentrasi Sampel yang bereaksi

- (M1. V1) NaHCO3 = (M2.V2)HCl


- M1. 10 = 3. 40
- M1 = 12 M
-
- Massa teoritis NaCl
- mol NaHCO3 mol NaCl
massa
- mol NaHCO 3=
Mr
8,4 gram
- mol NaHCO 3=
84,007 g /mol

- mol NaHCO 3=0,099 (x)

-
-
-
- Mol HCl - Mol NaHCO3 bereaksi
- mol = M.V - mol = M.V
- = 3 M. 0,04 - = 3 M. 0,04
L L
- = 0,12 mol - = 0,12 mol
(y) (z)
-
-
- Stoikiometri
- NaHCO3(s) + HCl(aq) NaCl(s) + H2CO3(aq)
- 0,099 mol 0,12 mol
- 0,099 mol 0.099 mol 0,099 mol 0,099 mol
- 0,021 mol 0,099 mol
-
- Massa NaCl teoritis
- Massa = mol . Mr
- = 0.099 mol . 58,44 g/mol
- = 5,78566 gram
-
- Rendemen (%) NaCl
w sintesis
- = . 100
w teoritis

3,4575 gram
- = . 100
5,78566 gram

- =59,76

-
c. Perhitungan Tawas
- Mol Al 0,515 g
- n=
26,98 g/ mol
massa
- n=
Mr - n=0,0190 mol (x)
- - n=6 M . 0,015 L
- Mol H2SO4
- n=0,09 mol ( y)
- n=M . V
-
- Stoikiometri

- 2Al(s) + H2SO4(aq) + K2SO4(aq) + 6H2O(l)


KAl(SO4)2.12H2O
- 0,038 mol 0,09 mol
- 0,038 mol 0,038 mol 0,038 mol
- 0,052 mol 0,038 mol
-
-
- Massa KAl(SO4)2.12H2O teoritis
- Massa = mol . Mr
- = 0.038 mol . 473,99 g/mol
- = 18,01162 gram
-
- Rendemen (%) KAl(SO4)2.12H2O
w sintesis
- = . 100
w teoritis

8,38648 gram
- = . 100
18,01162 gram

- =47,56

-
- Persamaan reaksi

Sintesis NaCl

- NaHCO3(S) + H2O(aq) Na2+(s) + CO32-(g) + H3O+(l)

-
NaHCO3(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2CO3(aq)

Sintesis Tawas

- 2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O (l) 2KAlO2 (aq) + 3H2 (g)

- 2Al(s) + 2KOH(aq) + 6H2O(l) 2K[Al(OH)4](s) + 3H2(g)

- 2KAlO3 (aq) + 2H2O (l) + H2SO4(aq) K2SO4(aq) + 2Al(OH)3(s) + 6O2

- 2K[Al(OH)4](s) + H2SO4(aq) 2Al(OH)3(aq) + K2SO4(aq) + 2H2O(l)

- H2SO4(aq) + K2SO4(aq) + 2Al(OH)3(s) 2KAl(SO4)2(aq) + 6H2O(l)

- 2Al(OH)3(aq) + 3H2SO4(aq) Al2(SO4)3(s) + 6H2O(l)


- K2SO4(aq) + Al2(SO4)3(s) + 12H2O(l) 2 KAl(SO4)2.12H2O(s)
-
- PEMBAHASAN
- Syafira nabilla (1147040076)
- Percobaan kali ini berjudul Sintesis dan Karakterisasi Garam Tunggal dan
Garam Rangkap yang diwakili oleh sintesis NaCl sebagai garam tunggal dan sintesis
KAl(SO4)2.12H2O sebagai garam rangkap. Tujuan dari perbobaan ini yaitu menentukan
kemurnian NaCl dengan cara penguapan dan kristalisasi, menentukan % rendemen NaCl
dan menghitung presentase hilangnya NaCl yang didapatkan secara teoritis,
membandingkan hasil penjernihan air dengan menggunakan tawas sintesis dan tawas
komersial, mengetahui proses pembuatan tawas dengan menggunakan alumunium foil.
Adapun prinsip yang mendasari terbentuknya garam rangkap adalah terdiri dari 2 kation
dan 1 anion atau sebaliknya dan membentuk susunan kristal yang tetap serta jumlah
ekuivalen dari ion penyusunnya, yaitu mengandung 2 kation yang berbeda dengan
proporsi tertentu sehingga diperoleh susunan kristal yang tetap.
- Percobaan pertama Pembuatan Tawas menggunakan aluminium, dimana
Al merupakan anggota golongan III A berada dialam sebagai aluminosilikat dan kalium
Aluminum sulfat (tawas) mempunyai manfaat yang sangat penting antara lain adalah
sebagai pewarna tekstil.
- Langkah awal percobaan yaitu pembuatan larutan kalium aluminium sulfat hidrat
dengan melarutkan 1,45 gram Kalium sulfat ke dalam 15 mL akuades. Kemudian
membuat larutan alumunium sulfat dengan mereaksikan 0,86 gram alumunium foil
yang dilarutan dalam 8 mL asam sulfat pekat, kemudian dilakukan pepanasan supaya
alumunium sulfat dapat larut sempurna dalam asam sulfat. Hasilnya terdapat gas
berwarna putih kehitaman dan berbau menyengat yang merupakan gas H 2 yang
terbentuk ketika reaksi berlangsung.

- Selanjutnya alumunium foil yang merupakan bahan utama pembuatan tawas.


Dimana Proses awal dalam pembuatan tawas yaitu dengan memotong kecil kecil
alumunium foil yang akan digunakan supaya reaksi yang terjadi antara alumunium foil
dan KOH berlangsung lebih cepat karena salah satu faktor yang dapat memepengaruhi
laju reaksi adalah luas permukaan. Semakin besar luas permuaan maka semakin cepat
pula reaksi itu berlangsung. Kemudian potongan alumunium foil tersebut di tambahkan
larutan KOH. Kenapa ditambahkan larutan KOH karena aluminium lebih cepat bereaksi
dengan larutan basa kuat yang kemudian akan membentuk garam kalium aluminat.
Setelah itu dipanaskan. Pemanasan ini bertujuan untuk mempercepat kelarutannya,
karena semakin tinggi suhu dan semakin luas permukaan zat maka kelarutannya semakin
besar.

- Pada penambahan KOH reaksi berjalan cepat yang merupakan reaksi eksoterm
ditandai dengan terdapatnya kalor hasilnya terdapat gas H 2 yang ditandai dengan
terbentuknya gelembung- gelembung gas. Gelembung-gelembung gas hilang setelah
semua aluminium bereaksi. Setelah Al larut, dihasilkan larutan berwarna abu tua.
Reaksi antar Al dan KOH berlangsung melalui persamaan berikut

- 2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O (l) 2KAlO2 (aq) + 3H2 (g)

- Setelah proses pelarutan selesai, dilakukan penambahan asam sulfat 6 M. Proses


penambahan asam sulfat ini dilakukan secara perlahan sambil diaduk, hal ini
bertujuan agar semua Al yang berada di dalamnya dapat bereaksi sempurna dengan
pembentukan endapan yang sempurna secara teratur. Selain itu, penambahan asam
sulfat 6 M ini bertujuan untuk menetralkan larutan. Larutan asam sulfat 6 M
sebelumnya dibuat dengan cara pengenceran asam sulfat 98%(yang tersedia di
laboratorium) yaitu dengan mencampurkan H2SO4 dan aquades dengan perbandingan
volume 1:1 .Reaksi antar zat yang dihasilkan dari reaksi antar Al dan KOH dengan
asam sulfat menghasilkan endapan yang berwarna putih, terbukti saat menyimpan
larutan di dalam ice bath. Tujuan penyimpanan dalam ice bath adalah untuk
mempercepat terbentuknya endapan Kristal kasar dari tawas.

- 2KAlO2 (aq) +2H2O (l) + H2SO4 (aq) K2SO4(aq) + Al(OH)3 (s)

- Warna putih yang terbentuk berasal dari senyawa Al(OH) 3. senyawa Al(OH)3 yang
bersifat basa dicampurkan dengan asam sulfat. Hal tersebut bertujuan untuk
membentuk kation-kation (K+ dan Al3+) yang merupakan elemen elemen yang
diperlukan untuk membentuk tawas.

- H2SO4(aq) + K2SO4(aq) + 2Al(OH)3 (s) 2Kal(SO4)2 (aq) + 6H2O

- Setelah terbentuk Kristal, lalu di saring dengan tujuan agar terpisah dari filtratnya.
Kristal kemudian di masukkan ke dalam cawan kosong seberat 22,92 gram. Setelah
itu, Kristal dalam cawan tersebut didingin kan di dalam desikator. Setelah Kristal
tawas kering, lalu di timbang.
-
- Pada percobaan ini didapatkan jumlah kristal tawas yang diperoleh adalah sebesar
8,38648 gram yang dihasilkan dari reaksi antara alumunium foil dengan KOH dan
Rendemen KAl(SO4)2.12H2O dari hasil perhitungan sebesar 46,56 %

- Reaksi kimia pembuatan tawas yang terjadi secara keseluruhan :


- 2 Al (s) + 2 KOH (aq) + 6H2O (l) 2 K[Al(OH)4] (s) + 3H2 (g)

- 2 K[Al(OH)4] (s) + H2SO4 (aq) 2 Al(OH)3 (aq) + K2SO4 (aq) + 2 H2O (l) 2 Al(OH)3 (aq) + 3
H2SO4 (aq) Al2(SO4)3 (s) + 6 H2O (l)

- K2SO4 (aq) + Al2(SO4)3 (s) + 12H2O (l) 2 KAl(SO4)2.12H2O (s)


-

- Kemudian, dilakukan uji penjernihan pada air kotor dengan menggunakan tawas hasil
sintetis, dan tawas komersial. . Prinsip penjernihan air adalah dengan menggunakan
stabilitas partikel-partikel bahan pencemar dalam bentuk koloid. Tawas sebagai
koagulan didalam pengolahan air maupun limbah. Sebagai koagulan alum sulfat
sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid
maupun suspensi. Didapat hasil bahwa air lebih jernih ketika di masukan tawas
komersial. Selain itu, proses penjernihan air kotor dengan tawas lebih cepat di
bandingkan dengan tawas hasil sintesis yang cenderung agak lambat prosesnya. Hal
itu di karenakan tawas yang di hasilkan tidak terlalu murni karena factor pembuatan
tawas yang masih belum sempurna. Bisa disebabkan karena masih terdapat zat
pengotor di dalam tawas tersebut.

- Pada percobaan selanjutnya yaitu Sintesis NaCl dengan menggunakan


sampel soda kue yang mengandung NaHCO 3. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
menentukan kemurnian NaCl dengan cara penguapan dan kristalisasi, menentukan %
rendemen NaCl dan menghitung presentase hilangnya NaCl yang didapatkan secara
teoritis. Langkah awal percobaan soda kue yang berupa serbuk dilarutkan dalam air,
tujuannya adalah untuk menguraikan ion-ion yang ada didalamnya menjadi ion Na +,
CO32-, dan H3O+ sehingga memudahkan dalam proses reaksi selanjutnya. Adapun reaksi
penguraian yang berlangsung sebagai berikut :

- NaHCO3(S) + H2O Na+ + CO32- + H3O+


- Kemudian larutan soda kue ditambah dengan indikator metil merah yang bertujuan
untuk mengetahui titik akhir titrasi sehingga dalam proses titrasi yang selanjutnya
dilakukan dengan menggunakan HCl sebagai titran, titik akhir titrasi dapat diketahui
dengan adanya perubahan warna dari larutan berwarna putih menjadi larutan tak
berwarna. Adapun digununakannya HCl sebagai titran karena HCl merupakan suatu
asam yang dapat bereaksi dengan soda kue yang mengandung NaHCO3 membentuk
suatu garam berdasarkan reaksi :

- NaHCO3(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2CO3(aq)

- Setelah diperoleh hasil titrasi yang terindikasi adanya garam tunggal (NaCl),
selanjutnya dilakukan penguapan dengan cara pemanasan untuk memperoleh kristal
NaCl yang diinginkan. Dari proses penguapan tersebut diperoleh kristal NaCl namun
masih terkontaminasi oleh indikator metil merah. Oleh karena itu, untuk memperoleh
kristal NaCl yang lebih murni maka dilakukan penambahan alkohol kedalamnya,
penambahan alkohol ini dapat menghilangkan zat pengotor dan mengurangi
kandungan air yang ada pada kristal sehingga indikator metil merah yang
mengkontaminasi dapat dihilangkan dan proses pengeringan pun akan berlangsung
cepat karena kadar air didalam kristal telah berkurang, untuk lebih mempercepat
pengeringan maka kristal hasil pemurnian disaring dengan kertas saring yang telah
diketahui beratnya lalu dipanaskan dalam oven pada suhu 105C. Setelah diperoleh
kristal kering, selanjutnya kristal hasil sintesis diuji rasanya, hasilnya terasa asin yang
membuktikan sintesis garam tunggal (NaCl) telah berhasil dilakukan. Dari percobaan
ini juga dapat diketahui % rendemen dari NaCl hasil sintesis, melalui perhitungan
yang dilakukan diperoleh hasil sebesar 59,76 % dengan massa NaCl yang diperoleh
sebesar 5,78556 gram dan dapat diketahui juga konsentrasi sampel yang bereaksi
dengan NaCl dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan sebesar 12 M.
- PEMBAHASAN
- RISNA SALMA LIANTI (1147040065)
-
- pada percobaan kali ini yaitu dilakukan sintesis NaCl dari NaHCO 3 dan
sintesis KAl(SO4)2.12H2O dengan metode kristalisasi. Adapun definisi dari sintesis itu
sendiri adalah kegiatan melakukan reaksi kimia untuk memperoleh suatu produk kimia,
ataupun beberapa produk. Hal ini terjadi berdasarkan peristiwa fisik dan kimia yang
melibatkan satu reaksi atau lebih. Sintesis NaCl dilakukan dengan metode titrasi.
Titrasi merupakan metode analisis kimia secara kuantitatif yang biasa digunakan dalam
laboratorium untuk menentukan konsentrasi dari reaktan. Soda kue dikenal orang sebagai
bahan pengembang pada adonan roti atau secara kimia disebut sodium/natrium
bikarbonat ( NaHCO3 ). NaHCO3 dihasilkan dari hasil samping pada proses Solvay, yang
merupakan reaksi dari Kalsium Karbonat, sodium klorida, amonium, dan karbon
dioksida dalam air. Ini diproduksi sekitar 100.000 ton / tahun (sejak 2001).
- CO2 + 2NaOH Na2CO3 + H2O
- Karena sistesis ini dilakukan pada soda kue maka perlakuan pertama yaitu
dengan melarutkan soda kue pada akuades. Hal ini agar soda kue larut dan menjadi cairan
agar bisa direaksikan dengan asam klorida pada saat tirtasi. Reaksi yang terjadi adalah

- NaHCO3(S) + H2O(aq) Na2+(s) + CO32-(g) + H3O+(l).

- Selanjutnya yaitu menambahkan 3 tetes metil merah pada larutan soda kue
untuk mengetaui titik akhir titrasi dengan perubahan warna dari berwarna putih menjadi
merah muda. Titran yang digunakan adalah HCl, hal ini agar soda kue bereaksi dengan
asam klorida untuk membentuk garam. Adapun reaksi yang terjadi adalah

- NaHCO3(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2CO3(aq)

- Hasil titrasi kemudian diuapkan pada penangas air , dilakukan penguapan


karena kelarutan sutu bahan yang berkurang sedikit demi sedikit dengan
menurunnya suhu. Kondisi lewat jenuhnya dapat dipakai dengan penguapan
sebagian pelarut (yang artinya pemikatan larutan). Hal ini bertujuan agar
terbentuk endapan NaCl. Endapan yang dihasilkan kemudian dicuci dengan etanol
untuk membersihkan Kristal dari zat-zat pengotor sehingga Kristal yang didapatkan
murni. Kristal yang didapatkan masih basah sehingga dilakukan pemanasan dalam oven
dengan suhu 105oC selama 15 menit agar kristal kering dan dapat ditimbang. Dari hasil
percobaan didapatkan NaCl sebanyak 5,78556 gram dan NaCl yang hilang sebanyak
1,72806 gram dengan persen rendemen sebesar 59,76%. Percobaan yang dilakukan
terbilang berhasil meskipun %rendemen tidak menunjukkan 100% akan tetapi ketika
Kristal garam dicoba oleh praktikan rasanya asin seperti garam pada umumnya.

- Percobaan selanjutnya yaitu sintesis tawas. Tawas (Alum) adalah


kelompok garam rangkap berhidrat berupa kristal dan bersifat isomorf. Kristal tawas ini
cukup mudah larut dalam air, dan kelarutannya berbeda-beda tergantung pada jenis
logam dan suhu. Alum merupakan salah satu senyawa kimia yang dibuat dari dari
molekul air dan dua jenis garam, salah satunya biasanya Al 2(SO4)3. Tawas merupakan
alumunium sulfat yang dapat digunakan sebagai penjernih air seperti sedimentasi (water
treatment) karena tawas yang dilarutkan dalam air mampu mengikat kotoran-kotoran dan
mengendapkan kotoran dalam air sehingga menjadikan air menjadi jernih. Tawas dikenal
sebagai koagulan didalam pengolahan air limbah. Sebagai koagulan tawas sangat efektif
untuk mengendapkan partikel yang melayang baik dalam bentuk koloid maupun
suspensi. Selain digunakan sebagai penjernih air, tawas juga dapat digunakan sebagai zat
aditif untuk antiperspirant (deodorant). Tawas dihasilkan dengan mereaksikan logam
aluminium (Al) dalam larutan basa kuat dan akan larut membentuk aluminat dan
menghasilkan gas hidrogen. Proses melarutkan ini dibantu dengan adanya panas untuk
mempercepat reaksi, dikarenakan dalam reaksi ini dihasilkan gas hidrogen yang ditandai
dengan adanya gelembung-gelembung udara, pemanasan juga bertujuan untuk membuat
gelembung-gelembung tersebut menghilang. Larutan aluminat kemudian dinetralkan
dengan menggunakan asam sulfat. Reaksi ini akan membentuk endapan putih dari
Al(OH)3. Penambahan larutan H2SO4 dilakukan agar seluruh senyawa K[Al(OH)4] dapat
bereaksi sempurna. Al(OH)3 yang terbentuk langsung bereaksi dengan H2SO4 dengan
persamaan reaksi sebagai berikut :

- 2Al (s) + 2KOH (aq) + 2H2O (l) 2KAlO2 (aq) + 3H2 (g)

- 2Al(s) + 2KOH(aq) + 6H2O(l) 2K[Al(OH)4](s) + 3H2(g)

- 2KAlO3 (aq) + 2H2O (l) + H2SO4(aq) K2SO4(aq) + 2Al(OH)3(s) + 6O2

- 2K[Al(OH)4](s) + H2SO4(aq) 2Al(OH)3(aq) + K2SO4(aq) + 2H2O(l)

- H2SO4(aq) + K2SO4(aq) + 2Al(OH)3(s) 2KAl(SO4)2(aq) + 6H2O(l)

- 2Al(OH)3(aq) + 3H2SO4(aq) Al2(SO4)3(s) + 6H2O(l)

- K2SO4(aq) + Al2(SO4)3(s) + 12H2O(l) 2 KAl(SO4)2.12H2O(s)


- Filtrat yang dihasilkan disaring untuk menghilangkan pengotor-
pengotornya. Selanjutnya filtrat yang dihasilkan didinginkan dalam es bertujuan untuk
mempercepat pembentukan kristal tawas. Setelah kristal tawas terbentuk, filtrat kemudian
dicuci dengan menggunakan etanol yang berfungsi untuk menyerap kelebihan air dan
mempercepat pengeringan. Kristal yang terbentuk kemudian disaring, dikeringkan dalam
oven pada suhu 105oC selama 15 menit dan ditimbang berat kristal tawas yang diperoleh.
Kristal KAl(SO4)2.12H2O yang diperoleh sebanyak 18,01162 gram dengan %rendemen
sebesar 46,56%. Kemudian dilakukan pengujian hasil tawas dan membandingkannya
dengan tawas komersial. Pengujian dilakukan dengan menambahkan tawas komersial dan
hasil sintesis pada air kotor. Berdasarkan hasil percobaan tawas momersial lebih baik
dalam menjernihkan air sedangkan tawas hasil sintesis tidak menyerap kotoran dengan
sempurna. Namun tawas hasil sintesis lebih mudah larut dalam air. Hal ini mungkin
karena jenis logam yang digunakan adalah Al.

-
- Pembahasan (Tiar Ramadhan /1147040079)
- Pada percobaan kali ini yaitu tentang sintesis NaCl dan sintesis tawas dengan
metode kristalisasi yang bertujuan untuk mensintesis garam tunggal dan garam
rangkap yang diwakili oleh NaCl dan tawas. Garam rangkap merupakan perpaduan
dari suatu senyawa koordinasi (dua kation yang berbeda dengan sebuah anion yang
sama) yang terikat oleh sejumlah molekul air hidrat. Garam rangkap biasanya lebih
mudah membentuk kristal besar dibandingkan dengan garam tunggal penyusunnya.
Kation garam rangkap umumnya terdiri kation logam transisi yang bergabung dengan
kation logam alkali atau ion amonium. Tawas sering disebut dengan kalium
aluminium sulfat KAl(SO4)2.12H2O. Garam rangkap ini disintesis dari larutan
Al2(SO4)3.18H2O dan larutan K2SO4 diamana sintesis ini digunakan perbandingan mol
yang sama dan menghasilkan kristal yang bersifat sangat stabil.
- Sintesis NaCl
- Natrium bikarbonat adalah senyawa kimia dengan rumus NaHCO3 dan bersifat
alkaloid (basa). Soda kue juga diproduksi secara komesial dari soda abu (diperoleh
melalui penambangan bijih trona, yang dilarutkan dalam air lalu direaksikan dengan
karbon dioksida). Persamaan reaksi pengendapan NaHCO3 yaitu:
- Na2CO3 + CO2 + H2O 2NaHCO3
- Air mempunyai momen dipol yang besar dan ditarik balik ke kation
maupun anion membentuk ion terhidrasi. Pada percobaan ini digunakan sampel soda kue
yang mengandung NaHCO3 dengan tujuan untuk menentukan kemurnian NaCl dengan
cara penguapan dan kristalisasi, menentukan % rendemen NaCl dan menghitung
presentase hilangnya NaCl yang didapatkan secara teoritis. Prinsip dari percobaan ini
yaitu dengan melakukan titrasi oleh larutan HCl yang menghasilkan garam NaCl yang
terbentuk antara soda kue dan larutan HCl. Titrasi dilakukan dengan menggunakan
bantuan indicator metil merah yang tujuannya adalah untuk menekan titik akhir titrasi.
Perubahan warna yang di hasilkan yaitu dari putih menjadi warna merah muda dengan
volume HCl yang digunakan yaitu 40 mL Pada saat proses pentitrasian larutan soda kue
dengan HCl, terdapat gelembung-gelembung (berbuih). Larutan NaCl yang terbentuk dari
titrasi kemudian dipanaskan dengan bunsen dalam beberapa menit dan larutan menjadi
berkurang dan warna larutan memudar serta terdapat endapan putih. Kemudian setelah
dipanaskan larutan ditambahkan larutan etanol 98% dan endapan yang terbentuk semakin
banyak. Lalu disaring dan residu yang diperoleh diambil untuk dipanaskan dalam oven
pada suhu 105oC selama 15. Setelah 15 menit, kristal (residu) membentuk padatan
kristal berwarna putih yang merupakan padatan kristal NaCl. Persamaan reaksi yang
terjadi yaitu:
- NaHCO3(S) + H2O(aq) Na2+ + CO32- + H3O+

-
NaHCO3(aq) + HCl(aq) NaCl + CO32- + H3O+

- massa kristal NaCl yang didapatkan yaitu 3,4575 g dan nilai persen rendemen hasil
perhitungsn yaitu 59,76 %.
- Sintesis KAl(SO4)2.12H2O (tawas)
- Pada percobaan pembuatan tawas ini digunakan alumunium berupa serbuk
berwarna abu-abu sebagai bahan utama pembuatan tawas. Selanjutnya serbuk alumunium
ditambahkan dengan larutan KOH 4 M dimana pada saat pencampuran larutan di gelas
kimia menjadi panas (eksoterm), berasap, berbau, adanya gelembung-gelembung dan
larutan berubah warna menjadi abu kehitaman karena menghasilkan kalor serta reaksi
yang terjadi berlangsung cepat dengan larutan basa kuat dan membentuk garam kalium
aluminat. Gelembung-gelembung ini merupakan gas H2 yang terbentuk pada saat
pencampuran, dimana setelah semua aluminium bereaksi gelembung-gelembung gas tadi
menjadi hilang kembali. Reaksi antar Al dan KOH berlangsung melalui persamaan
berikut:
- 2Al(s) + 2KOH(aq) + 2H2O(l) 2KAlO2 (aq) + 3H2(g)
- 2Al(s) + 2KOH(aq) + 6H2O(l) 2K[Al(OH)4](s) + 3H2(g)

- Setelah proses pelarutan selesai maka dilakukan penambahan asam sulfat


6 M pada larutan yang dihasilkan tadi. Proses penambahan asam sulfat ini dilakukan
secara perlahan-lahan sambil diaduk dengan tujuan agar semua Al yang berada di
dalamnya dapat bereaksi sempurna dengan pembentukan endapan yang sempurna secara
teratur dan asam sulfat ini digunakan untuk menetralkan larutan basa. Reaksi antar zat
yang dihasilkan dari pencampuran Al, KOH dengan asam sulfat menghasilkan endapan
yang berwarna putih. Selanjutnya larutan disimpan didalam ice bath dengan tujuan untuk
mempercepat terbentuknya endapan kristal kasar dari tawas. Reaksi yang terjadi yaitu:
- 2KAlO3(aq) + 2H2O(l) + H2SO4(aq) K2SO4(aq) + 2Al(OH)3(s) + 6O2(g)

- 2K[Al(OH)4](s) + H2SO4(aq) 2Al(OH)3(aq) + K2SO4(aq) + 2H2O(l)

- Kristal warna putih yang terbentuk berasal dari senyawa Al(OH) 3 dimana
senyawa Al(OH)3 yang bersifat basa dicampurkan dengan asam sulfat membentuk kation-
kation (K+ dan Al3+) yang merupakan elemen-elemen yang diperlukan untuk membentuk
tawas. Saat terjadi penambahan asam sulfat berlebih pada larutan, maka akan terjadi
reaksi:
- H2SO4(aq) + K2SO4(aq) + 2Al(OH)3(s) 2KAl(SO4)2(aq) + 6H2O(l)
- 2Al(OH)3(aq) + 3H2SO4(aq) Al2(SO4)3(s) + 6H2O(l)
- Setelah terbentuk kristal, lalu di saring menggunakan kertas saring dengan
tujuan agar residu terpisah dari filtratnya. Kristal (residu) kemudian di masukkan ke
dalam cawan kosong dan di oven sehingga didapatkan kristal putih yang kemudian
ditimbang untuk menentukan berat persen yang hilang. Berat kristal yang didapatkan
yaitu 8,3864 gram dengan bentuk kristal berwarna putih dan nilai persenr rendemen hasil
perhitungan yaitu 46,56%.
- Reaksi kimia pembuatan tawas yang terjadi secara keseluruhan yaitu :
- 2Al(s) + 2KOH(aq) + 2H2O(l) 2KAlO2(aq) + 3H2(g)
- 2Al(s) + 2KOH(aq) + 6H2O(l) 2K[Al(OH)4](s) + 3H2(g)
- 2 KAlO3(aq) + 2 H2O(l) + H2SO4(aq) K2SO4(aq) + 2 Al(OH)3(s) + 6 O2(g)
- 2 K[Al(OH)4](s) + H2SO4(aq) 2 Al(OH)3(aq) + K2SO4(aq) + 2 H2O(l)
- H2SO4(aq) + K2SO4(aq) + 2 Al(OH)3(s) 2 KAl(SO4)2(aq) + 6 H2O(l)
- 2 Al(OH)3(aq) + 3H2SO4(aq) Al2(SO4)3(s) + 6H2O(l)
- K2SO4(aq) + Al2(SO4)3(s) + 12H2O(l) 2 KAl(SO4)2.12H2O(s)
- Uji Penjernihan pada Air Kotor
- Uji penjernihan pada air kotor dilakukan dengan menggunakan tawas hasil sintetis,
dan tawas komersial dengan massa yang sama yaitu 5 g. Prinsip penjernihan air ini
adalah dengan menggunakan stabilitas partikel-partikel bahan pencemar dalam
bentuk koloid. Tawas sebagai koagulan didalam pengolahan air maupun limbah.
Koagulan aluminium sulfat sangat efektif untuk mengendapkan partikel yang
melayang baik dalam bentuk koloid maupun suspensi. Dari hasil percobaan dilihat
bahwa air kotor lebih jernih ketika di masukan tawas komersial. Selain itu, proses
penjernihan air kotor dengan tawas komersial ini lebih cepat di bandingkan dengan
tawas hasil sintesis yang cenderung agak lambat prosesnya. Hal ini terjadi karena
tawas yang di hasilkan tidak terlalu murni karena factor pembuatan tawas yang masih
belum sempurna. Bisa disebabkan karena masih terdapat zat pengotor di dalam tawas
tersebut.
-

- Pembahasan : Ridha Ulfah (1147040062)

- Percobaan kali ini didasarkan pada sintesis dan karakterisasi garam


tunggal dan garam rangkap yang diwakili oleh sintesis NaCl sebagai garam tunggal dan
sintesis KAl(SO4)2.12H2O sebagai garam rangkap.

- Percobaan pertama, sintesis garam tunggal (NaCl) menggunakan metode


kristalisasi dengan cara penguapan. Sampel yang digunakan adalah soda kue yang
mengandung NaHCO3 yang dapat membentuk suatu garam jika direaksikan dengan asam.
Pertama-tama soda kue yang berupa serbuk dilarutkan dalam air, tujuannya adalah untuk
menguraikan ion-ion yang ada didalamnya menjadi ion Na +, CO32-, dan H3O+ sehingga
memudahkan dalam proses reaksi selanjutnya. Adapun reaksi penguraian yang
berlangsung sebagai berikut :

- NaHCO3(S) + H2O Na+ + CO32- + H3O+


- Kemudian larutan soda kue ditambah dengan indikator metil merah yang bertujuan
untuk menekan titik akhir titrasi sehingga dalam proses titrasi yang selanjutnya
dilakukan dengan menggunakan HCl sebagai titran, titik akhir titrasi dapat diketahui
dengan adanya perubahan warna dari larutan berwarna putih menjadi larutan tak
berwarna. Adapun digununakannya HCl sebagai titran karena HCl merupakan suatu
asam yang dapat bereaksi dengan soda kue yang mengandung NaHCO3 membentuk
suatu garam berdasarkan reaksi :

- NaHCO3(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2CO3(aq)

- Setelah diperoleh hasil titrasi yang terindikasi adanya garam tunggal (NaCl),
selanjutnya dilakukan penguapan dengan cara pemanasan untuk memperoleh kristal
NaCl yang diinginkan. Dari proses penguapan tersebut diperoleh kristal NaCl namun
masih terkontaminasi oleh indikator metil merah. Oleh karena itu, untuk memperoleh
kristal NaCl yang lebih murni maka dilakukan penambahan alkohol kedalamnya,
penambahan alkohol ini dapat menghilangkan zat pengotor dan mengurangi
kandungan air yang ada pada kristal sehingga indikator metil merah yang
mengkontaminasi dapat dihilangkan dan proses pengeringan pun akan berlangsung
cepat karena kadar air didalam kristal telah berkurang, untuk lebih mempercepat
pengeringan maka kristal hasil pemurnian disaring dengan kertas saring yang telah
diketahui beratnya lalu dipanaskan dalam oven pada suhu 105C. Setelah diperoleh
kristal kering, selanjutnya kristal hasil sintesis diuji rasanya, hasilnya terasa asin yang
membuktikan sintesis garam tunggal (NaCl) telah berhasil dilakukan. Dari percobaan
ini juga dapat diketahui % rendemen dari NaCl hasil sintesis, melalui perhitungan
yang dilakukan diperoleh hasil sebesar 59,76 % dengan massa NaCl yang diperoleh
sebesar 5,78556 gram dan dapat diketahui juga konsentrasi sampel yang bereaksi
dengan NaCl dengan hasil perhitungan yang telah dilakukan sebesar 12 M.

- Percobaan kedua, sintesis garam rangkap KAl(SO 4)2.12H2O menggunakan


metode kristalisasi dengan cara pendinginan. Sampel yang digunakan dalam proses
sintesis ini yaitu alumunium, KOH, dan H 2SO4. Pertama-tama logam alumunium
ditambah dengan KOH, penambahan ini dilakukan karena aluminium lebih cepat
bereaksi dengan larutan basa kuat yang kemudian akan membentuk garam kalium
aluminat dengan reaksi yang berjalan cepat dan bersifat eksoterm karena menghasilkan
kalor berdasarkan reaksi :

- 2Al(s) + 2KOH(aq) + 6H2O(l) 2K[Al(OH)4](aq) + 3H2(g)


- Dalam reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan munculnya gelembung-
gelembung gas, dimana gelembung-gelembung gas hilang setelah semua aluminium
bereaksi. Selanjutnya dilakukan penambahan H2SO4 kedalam campuran, proses
penambahannya dilakukan secara perlahan agar semua Al yang berada di dalamnya
dapat bereaksi sempurna dengan pembentukan endapan yang sempurna secara teratur,
selain itu penambahan H2SO4 ini juga bertujuan untuk menetralkan larutan. Setelah
itu, larutan campuran direndam didalam icebath yang bertujuan untuk mempercepat
proses pembentukan kristal kasar dari tawas. Adapun reaksi antar zat yang dihasilkan
dari reaksi antar Al dan KOH dengan H2SO4 menghasilkan endapan berwarna putih
berdasarkan reaksi :
- 2K[Al(OH)4](aq) + H2SO4(aq) K2SO4(aq) + 2Al(OH)3(s) + 2H2O(l)
- Warna putih yang terbentuk berasal dari senyawa Al(OH)3, senyawa Al(OH)3 yang
bersifat basa dicampurkan dengan H2SO4 yang bersifat asam bertujuan untuk
membentuk kation-kation K+ dan Al3+ yang merupakan elemen elemen yang
diperlukan untuk membentuk tawas. Berdasarkan reaksi :
- 2Al(OH)3(s) + K2SO4(aq) + 3H2SO4(aq) + 6H2O(l) 2KAl(SO4)2.12H2O(s)
- Setelah terbentuk kristal, dilakukan penambahan alkohol yang berfungsi untuk
menghilangkan zat pengotor dan mengurangi kandungan air yang ada pada kristal
sehingga kristal yang diperoleh nantinya lebih murni karena tidak ada lagi zat
pengotor dan mudah dikeringkan karena kadar air yang berkurang. Kemudian, kristal
murni yang telah diperoleh disaring dengan kertas saring yang telah diketahui
beratnya agar kristal dapat terpisah dari filtratnya. Kristal kemudian dikeringkan
dalam oven pada suhu 105C. Setelah diperoleh kristal kering (tawas
(KAl(SO4)2.12H2O)), selanjutnya dilakukan uji penjernihan pada air kotor dengan
menggunakan tawas hasil sintetis dan tawas komersial. Dari hasil didapat bahwa air
lebih jernih ketika dimasukan tawas komersial dan proses penjernihan air kotor
dengan tawas komersial lebih cepat dibandingkan dengan tawas hasil sintesis yang
cenderung agak lambat prosesnya. Hal ini dikarenakan tawas hasil sintesis
(KAl(SO4)2.12H2O) yang dihasilkan tidak terlalu murni karena faktor pembuatan
tawas yang masih belum sempurna. Adapun pada percobaan ini diperoleh %
rendemen dari tawas hasil sintesis, melalui perhitungan yang dilakukan diperoleh
hasil sebesar 46,56 % dengan massa tawas yang diperoleh sebesar 18,01162 gram.
- NISSA YULDINAR (1147040050)

- PEMBAHASAN

- Pada percobaan kali ini yakni mengenai Sintesis dan Karakterisasi NaCl
dan KAl(SO4)2.12H2O dengan Metode Kristalisasi dan Titrimetri Serta Uji Penjernihan
Air Kotor Sebagai Parameter dimana tujuan utama dari percobaan ini adalah untuk
mensintesis garam tunggal dan garam rangkap yang dimiliki oleh NaCl dan Tawas
(KAl(SO4)2.12H2O). garam rangkap itu sendiri adalah garam yang terdiri dari dua kation
yang berbeda dengan sebuah anion yang sama dalam satu sisi kristalnya. Garam rangkap
ini biasanya lebih mudah membentuk kristal besar dibandingkan dengan garam tunggal.
Kation garam rangkap umunya terdiri dari kation logam transisi yang bergabung dengan
kation logam alkali atau ion amonium dan contoh garam rangkap adalah tawas atau
kalium aluminium sulfat (KAl(SO4)2.12H2O) .

- Percobaan pertama adalah mengenai sintesis garam tunggal yang dimiliki oleh NaCl.
percobaan ini didasarkan pada merekasikan soda kue (NaHCO3) dengan HCl dengan
metode titrimetri yang reaksinya NaHCO3(aq) + HCl(aq) NaCl + CO2- + H2O-, larutan
hasil titrasi yang berwarna merah muda kemudian diuapkan hingga didapatkan kristal
dan dilakuakn pemurnian kristal dengan uji pemanasan pada oven dengan suhu 105C
sebelumnya ditambahkan etanol 95% kemudian didinginkan hingga didapatkan
kristal.
- Persamaan reaksi pengendapan NaHCO3 yaitu:
- Na2CO3 + CO2 + H2O 2 NaHCO3Struktur NaHCO3
- Pertama sebanyak 8,4 gram soda kue ditimbang dan dilarutkan dalam 10ml aquades.
Tujuan penambahan aquades adalah karena air mempunyai momen dipol yang besar
dan ditarik balik ke kation maupun anion membentuk ion terhidrasi. dan pada
percobaan ini digunakan sampel soda kue yang mengandung NaHCO3 dengan tujuan
untuk menentukan kemurnian NaCl dengan cara penguapan dan kristalisasi,
menentukan % rendemen NaCl dan menghitung presentase hilangnya NaCl yang
didapatkan secara teoritis. Kemudian, larutan soda kue tersebut ditambahkan dengan
3 tetes indicator mm dan dititrasi dengan HCl. Tujuan dilakukannya titrasi oleh
larutan HCl adalah untuk dpat menentukan garam NaCl yang terbentuk antara soda
kue dan larutan HCl. Selain itu, titrasi dilakukan dengan menggunakan bantuan
indicator metil merah yang bertujuan untuk menentukan titik akhir titrasi.
Perubahan warna yang di hasilkan yaitu dari putih kekuningan menjadi
warna merah muda dengan volume HCl yang digunakan yaitu 40 mL.
- Pada saat proses pentitrasian larutan soda kue dengan HCl, terdapat gelembung-
gelembung (berbuih). Larutan NaCl yang terbentuk dari titrasi (titrat) selanjutnya
diuapkan dengan dipanaskan. Hasil penguapan yang telah dingin ditambahkan
dengan etanol 95% secukupnya hinggga stirer terendam dan di stirer selama 5 menit ,
tujuan ditambahkannya etanol adalah untuk penyempurnaan proses penguapan dan
pemurnian. Setelah disaring diperoleh filtrat berupa larutan berwarna merah muda
seulas cerah dan endapan berwarna putih. Untuk penyempurnan proses pengeringan
endapan dipanaskan dalam oven pada suhu 105C selama 15 menit , kemudian
diperoleh padatan Kristal berwarna putih yang merupakan padatan Kristal NaCl.
Persamaan reaksi yang terjadi yaitu:
- NaHCO3(S) + H2O(aq) Na2+ + CO32- + H3O+
- NaHCO3(aq) + HCl(aq) NaCl + CO32- + H3O+
- Dari hasil percobaan diperoleh massa kristal NaCl yang didapatkan yaitu 3,4575
gram dan nilai persen rendemen hasil perhitungan yaitu 59,76 %

- Percobaan kedua yaitu mengenai sintesis garam rangkap tawas


KAl(SO4)2.12H2O. Percobaan kedua yakni mengenai sintesis KAl(SO 4)2.12H2O, dimana
dalam hal ini dilakukan sintesis garam rangkap yang dimiliki oleh tawas. Prinsip yang
mendasari terbentuknya garam rangkap ini adalah garam yang terdiri dari dua kation dan
satu anion atau sebaliknya dan membentuk susunan kristal yang tetap . prinsip dan proses
pembentukkan dari gram rangkap terjadi apabila dua garam mengkristal bersama-sama
dengan perbandingan molekul tertentu. Garam-garam itu memiliki struktur tersendiri dan
tidak harus sama dengan struktur garam komponennya. Adapun proses percobaan
pembuatan tawas dilakukan dengan cara mereaksikan KOH dengan logam Al yang
dipanaskan hingga menghasilkan garam kalium aluminat yang reaksinya 2Al(s) + 2K+(aq) +
2OH-(aq) + 6H2O(l) 2K+(aq) + 2Al(OH)4-(aq) + 3H2. Kemudian disaring hingga didapatkan
filtrat Al(OH)4- lalu ditambahkan H2SO4 dan dimasukkan kedalam ice bath hingga
membentuk endapan tawas berwarna putih. Pembuatan tawas ini dilakukan dnegan
metode kristalisasi yang dihitung % rendemennya dan dilakukan uji kristal tawas yang
dilakukan dengan memasukkan kedalam air kotor kemudian dibandingkan dengan tawas
komersial.

- Kalium aluminium merupakan sulfat dodekahidrat (tawas kalium) dengan


rumus KAl(SO4)2.12H2O yang biasa digunakan dalam pemurnian air, pengolahan
limbah, dan bahan pemadam api. Tawas kalium dibuat dari logam aluminium dankalium
hidroksida. Logam aluminium bereaksi secara cepat dengan KOH panas menghasilkan
larutan garam kalium aluminat. Dalam percobaan ini sumber alumunim dapat diambil
dari padatan logam Al ataupun dengan menggunakan Alumunium foil , akan tetapi dalam
hal ini digunakan padatan Al untuk sintesin. Proses awal pembuatan tawas adalah dengan
memotong kecil kecil alumunium yang hendak dipakai sebanyak 0,515 gram, kemudian
ditambahkan dengan KOH 4M sebanyak 10ml. Aluminium diptng kecil dengan tujuan
agar reaksi yang terjadi antara alumunium dan KOH berlangsung lebih cepat karena salah
satu faktor yang dapat memepengaruhi laju reaksi adalah luas permukaan. Semakin besar
luas permukaan maka semakin cepat pula reaksi itu berlangsung. Reaksi alumunium
dengan KOH bersifat eksoterm karena menghasilkan kalor. Reaksi yang terjadi adalah :

- 2 Al(s) + 2 KOH(aq) + 6 H2O(liq) ---> 2 KAl(OH)4(aq) + 3H2(g)

- 2Al(s) + 2OH-(aq) + 6H2O(liq) ---> 2Al(OH)4-(aq) + 3H2(g)

-
Dalam reaksi ini terbentuk gas H2 yang ditandai dengan munculnya gelembung-
gelembung gas. Gelembung-gelembung gas hilang setelah semua aluminium
bereaksi. Setelah didiamkan dan didinginkan, disaring endapan yang filtratnya
ditampung dengan menggunakan erlenmeyer. Selanjutnya filtrat yang ada di
erlenmeyer itu ditambahkan larutan asam sulfat sebanyak 15 ml. Proses penambahan
asam sulfat ini dilakukan secara perlahan sambil diaduk, hal ini bertujuan agar semua
Al yang berada di dalamnya dapat bereaksi sempurna dengan pembentukan endapan
yang sempurna secara teratur. Reaksi yang terjadi adalah :

- 2 KAl(OH)4(aq) + H2SO4(aq) ---> 2 Al(OH)3(s) + K2SO4(aq) + 3 H2O-

- Al(OH)4- (aq) + H+(aq) ---> Al(OH)3(s) + H2O(liq)

-
Tujuan penambahan larutan H2SO4 dilakukan agar seluruh senyawa K[Al(OH)4]
dapat bereaksi sempurna. Al(OH)3 yang terbentuk langsung bereaksi dengan
H2SO4 dengan persamaan reaksi sebagai berikut :

- 2 Al(OH)3(s) + 3 H2SO4(aq) ---> Al2(SO4)3 (aq) + 6 H2O(liq)

- Al(OH)3 (s) + 3H+ (aq) ---> Al3+(aq) + 3H2O (liq)


- Penambahan asam sulfat secara perlahan juga bertujuan agar dapat mengendalikan
pH dengan mengecek pH setiap beberapa tetes sekali, sehingga larutan tidak akan
terlalu asam dan tidak terlalu basa, sehingga penambahan H2SO4 dapat dihentikan
tepat pada pH 1-2, karena pada pH 1-2 terjadi pengendapan yang sempurna dan dapat
mengikat kation K+ dan Al3+. Reaksi antar zat yang dihasilkan dari reaksi antar Al
dan KOH dengan asam sulfat menghasilkan endapan yang berwarna putih.

2KAlO2 (aq) +2H2O (l) + H2SO4(aq) -> K2SO4(aq) + Al(OH)3 (s)

-
Warna putih yang terbentuk berasal dari senyawa Al(OH)3. senyawa Al(OH)3 yang
bersifat basa dicampurkan dengan asam sulfat hingga pHnya 1-2. Hal tersebut
bertujuan untuk membentuk kation-kation (K+ dan Al3+) yang merupakan elemen
elemen yang diperlukan untuk membentuk tawas.

-
H2SO4(aq) + K2SO4(aq) + 2Al(OH)3 (s) > 2Kal(SO4)2 (aq) + 6H2O

-
Selanjutnya setelah terbentuk endapan lalu disaring kembali dan dicuci dengan
menggunakan etanol secukupnya yang bertujuan untuk menyerap kelebihan air dan
mempercepat pengeringan. Hasil dari penyaringan didapatkan filtrat yang merupakan
larutan tak berwarna dan endapan berwarna putih. Untuk penyempurnaan proses
pengeringan dari tawas yan diperoleh , endapan kemudian dipanaskan pada suhu
105C selama 15 menit. Dari hasil percobaan didapatkan netto dari tawas yang
dihasilkan adalah sebesar 8,378 gram. Tawas yang berkualitas baik memiliki ciri-ciri
berbentuk bongkahan dan tidak berwarna (bening). Dari percobaan yang kami
lakukan, Pada padatan alumunium juga menghasilkan sejumlah tawas yang berbentuk
serbuk halus berwarna putih.

- Reaksi kimia pembuatan tawas yang terjadi secara keseluruhan yaitu :


- 2Al (s) + 2KOH (aq)+ 2H2O (l) 2KAlO2(aq) + 3H2(g)
- 2Al(s) + 2KOH(aq)+ 6H2O(l) 2K[Al(OH)4](s) + 3H2(g)
- 2 KAlO3(aq)+ 2 H2O (l) + H2SO4(aq) K2SO4(aq) + 2 Al(OH)3(s) + 6 O2
- 2 K[Al(OH)4](s) + H2SO4(aq) 2 Al(OH)3(aq) + K2SO4(aq) + 2 H2O(l)
- H2SO4(aq) + K2SO4(aq) + 2 Al(OH)3(s) 2 KAl(SO4)2(aq) + 6 H2O(l)
- 2Al(OH)3(aq) + 3H2SO4(aq) Al2(SO4)3(s)+ 6H2O (l)
- K2SO4(aq) + Al2(SO4)3 (s) + 12H2O (l) 2 KAl(SO4)2.12H2O (s)

-
-
percobaan yang terakhir adalah mengenai uji air kotor dengan tawas komersil dan
tawas hasil sintesis (perbandingan), tujuan dilkaukan percobaan ini adalah untuk
menguji Tawas yang telah dibuat, dimana tawas hasil sintesis ini kemudian diuji
keberhasilannya dalam menjernihkan air. Koagulasi dan flokulasi merupakan suatu
proses yang umum dilakukan dalam pengolahan limbah cair industri. Koagulasi
adalah proses penambahan bahan kimia atau koagulan kedalam air limbah yang
bertujuan untuk mengurangi daya tolak menolak antar partikel koloid, sehingga
partikel-partikel tersebut dapat bergabung menjadi flok-flok kecil. Flokulasi adalah
proses penggabungan flok-flok kecil sehingga menjadi flok-flok yang lebih besar
sehingga akan mudah mengendap. Tawas ditambahkan ke dalam air sehingga
menyebabkan partikel-partikel tersuspensi akan mengendap dan kemudian air dapat
diolah lebih lanjut. Salah satunya dengan proses filtrasi. Kemudian didesinfeksi lalu
dapat dikonsumsi.

Untuk menguji tawas yang telah dibuat dapat dilakukan dengan menggunakan air
limbah (air yang sudah tidak jernih lagi). Sebanyak 5 gram tawas hasil sintesis dan
tawas komersil ditimbang. Kemudian masing-masing tawas dilarutkan dalam 50ml
air keruh yang berbeda lalu dihomogenkan. Masing-masing larutan didiamkan dan
dari hasil percobaan teranalisis bahwa hasil penjernihan air lebih jernih ketika
ditambahkan dengan tawas komersil dibandingkan dengan tawas hasil sintesis. Hal
ini disebabkan Karena tawas sintesis yang diperoleh masih kurang baik dalam
kemurniannya. Dari hasil percobaan diperoleh rendemen KlA(SO4)2.12H2O hasil
sintesis dapat ditentukan dari hasil perhitungan sebesar 46,56%.

- KESIMPULAN

- Syafira nabilla (1147040076)


1. Konsentrasi sampel yang bereaksi dengan NaCl dapat ditentukan dengan perhitungan yang
telah dilakukan sebesar 12 M.
2. Uji KAl(SO4)2.12H2O dapat dilakukan dengan mengujinya pada air kotor dan
membandingkannya dengan tawas komersial. Hasilnya, air kotor lebih jernih ketika
ditambah tawas komersial dibandingkan dengan hasil sintesis
3. Rendemen KAl(SO4)2.12H2O hasil sintesis dapat ditentukan dari hasil perhitungan sebesar
46,56 %
4. Sintesis NaCl dari bahan soda kue (NaHCO3) dengan metode kristalisasi dapat dilakukan
dengan hasil sintesis berupa kristal berwarna putih dengan berat 3,4575 gram
5. Rendemen NaCl hasil sintesis dapat ditentukan dari hasil perhitungan sebesar 59,76 %
6. Sintesis KAl(SO4)2.12H2O dari campuran alumunium, KOH, dan H2SO4 dengan metode
kristalisasi dapat dilakukan dengan hasil sintesis berupa kristal berwarna putih dengan berat
8,38648 gram
7. Massa teoritis dari KAl(SO4)2.12H2O dapat ditentukan dengan perhitungan yang telah
dilakukan sebesar 18,01162 gram
8. Massa teoritis dari NaCl dapat ditentukan dengan perhitungan yang telah dilakukan sebesar
5,78556 gram

-
- RISNA SALMA LIANTI (1147040065)
- KESIMPULAN

- Dari percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa :

- Dari hasil percobaan didapatkan NaCl sebanyak 5,78556 gram


- dan NaCl yang hilang sebanyak 1,72806 gram
- persen rendemen sintesis NaCl sebesar 59,76%
- Kristal KAl(SO4)2.12H2Oyang diperoleh sebanyak 18,01162 gram
- %rendemen sintesis KAl(SO4)2.12H2O sebesar 46,56%
- Perbandingan penjernihan air kotor dengan tawas komersial dan tawas hasil sintesis lebih jernih
oleh tawas komersial tetapi tidak mudah larut dalam air, sedangkan tawas hasil sintesis lebih
mudah larut dalam air
- Kesimpulan (Tiar Ramadhan /1147040079)
- Dari beberapa percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Sintesis NaCl dari bahan soda kue (NaHCO3) dengan metode kristalisasi dapat dilakukan
dengan hasil sintesis berupa kristal putih dengan massa 3,4575 g.
2. Massa teoritis dari NaCl yang diperoleh sebesar 5,7855 g.
3. % rendemen NaCl hasil sintesis yang diperoleh yaitu 59,76%.
4. Sintesis KAl(SO4)2.12H2O dari campuran aluminium, KOH, dan H2SO4 dapat ditentukan
dengan metode kristalisasi. Hasil sintesis berupa kristal berwarna putih dengan massa
8,3864 g.
5. % rendemen KAl(SO4)2.12H2O hasil sintesis yang diperoleh yatu 46,56%.
6. Massa teoritis dari KAl(SO4)2.12H2O yang diperoleh sebesar 18,01162 g.
7. Uji KAl(SO4)2.12H2O dapat dilakukan dengan mengujinya pada air kotor dan
membandingkannya dengan tawas komersial. Hasilnya air kotor lebih jernih ketika ditambah
tawas komersial dibandingkan dengan tawas hasil sintesis.
- Kesimpulan : Ridha Ulfah (1147040062)

- Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Sintesis NaCl dari bahan soda kue (NaHCO3) dengan metode kristalisasi dapat dilakukan
dengan hasil sintesis berupa kristal berwarna putih dengan berat 3,4575 gram
2. Konsentrasi sampel yang bereaksi dengan NaCl dapat ditentukan dengan perhitungan yang
telah dilakukan sebesar 12 M.
3. Massa teoritis dari NaCl dapat ditentukan dengan perhitungan yang telah dilakukan sebesar
5,78556 gram
4. Rendemen NaCl hasil sintesis dapat ditentukan dari hasil perhitungan sebesar 59,76 %
5. Sintesis KAl(SO4)2.12H2O dari campuran alumunium, KOH, dan H2SO4 dengan metode
kristalisasi dapat dilakukan dengan hasil sintesis berupa kristal berwarna putih dengan berat
8,38648 gram
6. Uji KAl(SO4)2.12H2O dapat dilakukan dengan mengujinya pada air kotor dan
membandingkannya dengan tawas komersial. Hasilnya, air kotor lebih jernih ketika
ditambah tawas komersial dibandingkan dengan hasil sintesis
7. Massa teoritis dari KAl(SO4)2.12H2O dapat ditentukan dengan perhitungan yang telah
dilakukan sebesar 18,01162 gram
8. Rendemen KAl(SO4)2.12H2O hasil sintesis dapat ditentukan dari hasil perhitungan sebesar
46,56 %
- KESIMPULAN : NISSA YULDINAR (1147040050)

- Dari percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpilkan bahwa:

Sintesis NaCl dari bahan soda kue (NaHCO3) dengan metode kristalisasi dapat dilakukan
dengan hasil sintesis berupa kristal berwarna putih dengan berat 3,4575 gram.
Konsentrasi sampel yang bereaksi dengan NaCl dapat ditentukan dengan perhitungan
yang dilakukan sebesar 12 M, massa teoritis dari NaCl dapat ditentukan dengan
perhitungan yang dilakukan 5,78556 gram.
Rendemen NaCl hasil sintesis dapat ditentukan dari hasil perhitungan sebesar 59,76 %
% kehilangan NaCl secara teoritis pada NaCl hasil sintesis dapat ditentukan
Sintesis KAl(SO4)2.12H2O dari campuran alumunium, KOH dan H2SO4 dapat dilakukan
dengan metode kristalisasi. Hasil sintesis berupa kristal berwarna putih dengan berat
8,38648 gram
Uji KAl(SO4)2.12H2O dapat dilakukan dengan mengujinya pada air kotor dan
membandingkannya dengan tawas komersial. Hasilnya air kotor lebih jernih ketika
ditambahkan tawas komersial dibandingkan dengan tawas hasil sintesis. Karena tawas
komersil lebih murni
Rendemen Kal(SO4)2.12H2O hasil sintesis dapat ditentukan dari hasil perhitungan sebesar
46,56%
Massa teoritis Kal(SO4)2.12H2O dari hasil sintesis dapat ditentukan dari hasil
perhitungan sebesar 18,01162 gram.
NaCl dapat disintesis dengan soda kue (NaHCO3) dengan metode penguapan..
NaCl hasl sntesis dapa dimurnikan dengan etanol dan dikeringkan dengan oven pada
suhu 105C.
Nilai mol H2SO4 sebesar 0,09 mol dan mol Al adalah 0,0190 mol
-
- Daftar Pustaka
- [1]Kristal Wikipedia Ensiklopedia Bebas. http://id.wikipedia.org/w/kristal (2014).
- [2]Kristal Wikipedia Ensiklopedia Bebas (2014).
- [3]Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (Jakarta; Erlangga, 1999),
h.1.
- [4]Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material, h.1.
- [5]Kristal Wikipedia Ensiklopedia Bebas (2014).
- [6]Thoifah dan Frida U. Ermawati, Pengaruh Suhu Pertumbuhan pada Laju Perumbuhan
Kristal Tunggal Garam Rochelle (KNaC6H606.4H20) Jurnal Fisika dan Aplikasinya 3, no 2
(Juni 2007), h. 1.
- [7]Thoifah dan Frida U. Ermawati, Pengaruh Suhu Pertumbuhan pada Laju Perumbuhan
Kristal Tunggal Garam Rochelle (KNaC6H606.4H20) 3, no 2 (Juni 2007), h. 1.
- [8]Oxtoby, Gillis Nachtrieb, Principles of Modern Chemistry, terj. Suminar Setiati
Achmadi, Prinsip-prinsip Kimia Modern (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 171.
- [9]Raymond Chang, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 245.
- [10]Kristal Wikipedia Ensiklopedia Bebas (2014).
- [11]Alum Kristal wikipedia ensiklopedia Bebas. http://id.wikipedia.org/w/index.php?
title=Berkas:Alumkristal (2014).
- [12]Alum Kristal. http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Alumkristal
(2014).

You might also like