Salep merupakan bentuk sediaan dengan konsistensi semisolid, berminyak,
umumnya tidak mengndung air dan mengandung bahan aktif yang dilarutkan atau didispersikan dalam suatu pembawa. Pembawa atau basis dari salep digolongkan dalam empat tipe yaitu basis hidrokarbon atau bersifat lemak (anhydrous), basis serap, basis yang dapat dicuci dengan air dan basis larut air. a. Basis Salep Hidrokarbon Basis salep hidrokarbon (basis bersifat lemak) bebas air. Preparat yang berair mungkin dapat dicampurkan hanya dalam jumlah sedikit saja, bila lebih minyak sukar bercampur. Basis hidrokarbon dipakai terutama untuk efek emolien. Basis salep tersebut bertahan pada kulit untuk waktu yang lama dan tidak memungkinkan lainnya lembab ke udara dan sukar dicuci. Kerjanya sebagai bahan penutup saja, tidak mongering atau tidak ada perubahan dengan berjalannya waktu. Basis hidrokarbon merupakan basis salep yang betul-betul bebas air (completely anhydrous). Peningkatan kelarutan obat dalam basis salep hidrokarbon sering dilakukan untuk tujuan memperbaiki sifat penetrasi bahan obat pada kulit. Cara yang dapat dilakukan yaitu dengan mencampurkan pelarut. Pelarut yang dapat campur dengan hidrokarbon misalnya isopropil miristat atau propilen glikol. Namun perlu diperhatikan bahwa peningkatan kelarutan obat dalam formulasi sering dapat menurunkan kecepatan pelepasan sehingga dapat menurunkan efek terapetik. Untuk salep hidrokarbon yang tidak mengndung bahan aktif paling sering digunakan untuk tujuan emolien. Contoh basis salep yang lainnya yang termasuk dalam basis salep hidrokarbon antara lain : Vaselin Vaselin terdiri dari vaselin putih dan kuning. Vaselin putih adalah bentuk yang telah dimurnikan warnanya, karena pemucatan menggunakan asam sulfat, anhydrous tidak larut dalam air, tidak tercucikan dengan air. Kerugiannya adalah berlemak dan tidak dapat dikombinasikan dengan cairan yang mengndung air, hanya dapat menyerap air 5%, jarang dipengaruhi oleh udara, kelembaban kebanyakan bahan obat dan bahan kimia, vaselin digunakan pula sebagai pelumas, pelindung, penutup kulit, karena merupakan film penutup pada kulit yang mencegah penguapan. Parafin Parafin adalah parafin solidum, senyawa hidrokarbon yang padat dan digunakan mengeraskan salep karena dapat menaikkan titik lebur, digunakan dalamkonsentrasi 2-5% tergantung derajat kekerasan yang diinginkan. Pada parafin liquidum ada 2 jenis yaitu : viskosiatas ringan untuk vanishing cream dan viskositas berat untuk cold cream. Parafin campuran hidrokarbon padat yang dimurnikan diperoleh dari minyak bumi, tidak berwarna atau putih, kurang lebih massa yang tembus cahaya yang dapat digunakan untuk membuat keras atau kaku dasar salep setengah padat yang berlemak. Petrolatum atau vaselin Petrolatum, USP adalah campuran dari hidrokarbon setengah padat diperoleh dari minyak bumi. Petrolatum suatu massa yang kelihatannya bagus, bermacam-macam warnanya dari kekuning-kuningan sampai kuning gading yang muda. Melebur pada temperatur antara 380C dan 600C, dapat digunakan secara tunggal atau dalam campuran dengan zat lain sebagai dasar salep. Minyak mineral Minyak mineral adalah campuaran dari hidrokarbon cair yang dihasilkan dari minyak bumi. Berguna untuk menggerus bahan yang tidak larut pada preparat salep dengan dasar berlemak. Silikon Termasuk basis berminyak, bila dipegang rasanya seperti minyak, tak campur dengan air, cairan jernih, tidak berasa dan tidak berbau. Stabil pada oksidasi dan (tahan aksidasi), dan stabil pada temperatur tinggi. Minyak tumbuh-tumbuhan Contohnya Ol. Sesami dan Ol. Olive, digunakan sebagai pelumas dan penurun titik lebur salep. Pada proses hidrogenasi menjadi semisolid yang berwarna putih. Keuntungan hidrogenasi adalah salep makin stabil dan tidak tengik serta menambah daya absorbsi air. b. Basis Salep Absorpsi Basis salep serap merupakan basis salep seperti basis hidrokarbon (bersifat lemak) namun dapat bercampur atau menyerap sejumlah tertentu air. Dengan demikian basis jenis ini berguna untuk pencampuran larutan berair ke dalam basis hidrokarbon (bersifat lemak). Basis salep absorpsi bersifat tidak mudah dihilangkan dari kulit oleh pencucian dengan air. Seperti salep hidrokarbon, basis salep serap dapat digunakan sebagai emolient. Contoh dari basis serap salep adalah petrolatum hidrofilik, lanolin dan cold cream. Dasar salep absorpsi dapat menjadi dua tipe yaitu (1) yang memungkinkan pencampuran larutan berair, hasil dari pembentukan emulsi air dan minyak (misalnya petrolatum hidrofilik dan lanolin anhidrida) dan (2) yang sudah menjadi emulsi air minyak (dasar emulsi), memungkinkan bercampurnya sedikit penambahan jumlah larutan berair (misalnya lanolin dan cold cream). Dasar salep ini berguna sebagai emolient walaupun tidak menyediakan derajat penutupan seperti yang dihasilkan dasar salep berminyak atau berlemak. Seperti dasar berlemak, dasar salep absorpsi tidak mudah dihilangkan dari kulit oleh pencucian air. Dasar-dasar salep ini juga berfaedah dalam farmasi untuk pencampuran larutan berair ke dalam larutan berlemak. Misalnya larutan berair mula-mula dapat diabsorpsi ke dalam dasar salep absorpsi, kemudian campuran ini dengan mudah dicampurkan ke dalam dasar salep berlemak. Dalam melakukan hal ini sejumlah ekuivalen dari dasar salep berlemak dalam formula digantikan dengan dasar salep absorpsi. Petrolatum Hidrofilik Petrolatum hidrofilik dari kolesterol, alkohol stearat, lilin putih dan petrolatum putih. Dasar salep ini memiliki kemampuan mengabsorpsi air dengan membentuk emulsi air dalam minyak. Lanolin Anhidrida Lanolin anhidrida dapat mengandung tidak lebih dari 0,25% air, lanolin anhidrida tidak larut dalam air tapi bercampur tanpa terpisah dengan air dua kali beratnya. Pencampurannya dengan air menghasilkan emulsi air dalam minyak. Lanolin Lanolin adalah setengah padat, bahan seperti lemak diperoleh dari bulu domba (ovis aries), merupakan emulsi air dalam minyak yang mengandung air antara 25% dan 30%. Penambahan air dapat dicampurkan ke dalam lanolin dengan pengadukan. Cold Cream Cold cream (krim pendingin) merupakan emulsi air dalam minyak, setengah padat, putih, dibuat dengan lilin setil ester, lilin putih, minyak mineral, natrium borat dan air murni. Natrium borat dicampur dengan asam lemak bebas yang ada dalam lilin-lilin membentuk sabun natrium yang bekerja sebagai zat pengemulsi. Krim pendingin digunakan sebagai emolient dan dasar salep. c. Basis Salep yang Dapat dicuci dengan Air Merupakan emulsi minyak dalam air, bersifat dapat dicuci dari kulit dan pakaian dengan menggunakan air. Basis salep ini berlaku seperti krim yaitu dapat diencerkan dengan air atau larutan berair. Dalam penggunaan, salep dengan basis jenis ini mampu untuk mengabsorpsi cairan serosai yang keluar dalam kondisi dermatologi. Obat jenis tertentu dapat diabsorpsi lebih baik oleh kulit jika menggunakan dasar salep ini dari pada dasar salep lainnya. Contoh basis yang dapat dicuci dengan air adalah basis yang terdiri dari alkohol strearat dan petrolatum putih (fase minyak), propilenglikol dan air (fase air) serta Na laurel sulfat sebagai bahan pengemulsi. d. Basis larut air Merupakan basis salep yang hanya mengandung komponen yang larut dalam air sehingga dapat dicuci dengan air. Basis salep ini sangat mudah melunak dengan penambahan air, menyebabkan larutan air tidak dapat ditambahkan ke dalam dasar salep ini. Dalam formulasi, basis salep ini digunakan untuk dicampurkan dengan bahan obat tidak berair atau bahan padat. Contoh basis jenis ini adalah salep polietilen glikol yang merupakan kombinasi antara polietilenglikol 3350 dan polietilenglikol 400 dengan perbandingan 4:6. Pemilihan Basis Salep Dalam pemilihan basis salep untuk memformulasi suatu bahan aktif menjadi sediaan salep, faktor yang dipertimbangkan antara lain adalah (1) sifat pelepasan yang diinginkan atas bahan obat dari basis salep, (2) sifat pelembaban basis salep yang diinginkan, (3) tingkat stabilitas bahan obat pada basis salep, (4) faktor lain yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pengobatan. Dalam pemilihan basis salep, harus dipahami bahwa tidak ada basis salep yang ideal dan juga tidak ada basis salep yang dapat memenuhi semua sifat yang diinginkan. Pembuatan Salep Pembuatan formulasi salep dapat dilakukan dengan dua metode umum yaitu (1) metode pencampuran dan (2) metode peleburan. Dalam metode pencampuran komponen salep dicampur bersama-sama sampai diperoleh sediaan yang homogen. Penghalusan komponen sebelum proses pencampuran kadang- kadang diperlukan sehingga diperoleh salep yang tidak kadar. Pada metode peleburan semua bahan dicampurkan dan dilebur pada temperatur yang lebih tinggi daripada titik leleh semua eksipien. Kemudian dilakukan pendinginan dengan pengadukan konstan. Namun demikian selama proses terdapat berbagai parameter yang harus dikontrol secara seksama, misalnya kecepatan pendinginan. Pendinginan yang sangat cepat dapat menyebabkan formulasi menjadi keras karena terbentuk banyak kristal berukuran kecil, sedangkan pendinginan yang lebih lambat menghasilkan sedikit kristal sehingga produk menjadi lebih lembek. Pada pembuatan salep dengan peleburan untuk formula dengan tipe emulsi maka proses peleburan dibuat kurang lebih sama yaitu 70-75oC, kemudian fase air ditambahkan secara perlahan sambil diaduk kepada fase minyak dan suhu tetap dipertahankan selama 5-10 menit. Berikutnya campuran didinginkan perlahan-lahan dengan pengadukan terus menerus sampai campuran mengental.
Uji Daya Sebar
Uj daya sebar diartikan sebagai kemampuan menyebar pada kulit. Caranya yakni dengan volume tertentu dibawa kepusat antara 2 lempeng gelas, lempeng sebelah atas dalam interval waktu tertentu dibebani oleh peletakan antara anak timbang. Permukaan penyebaran yang dihasilkan dengan menaikkan pembebanan menggambarkan suatu karakteristik untuk daya sebar. Uji daya sebar bertujuan Untuk mengetahui luas daerah menyebarnya/distribusi salep pada kulit yang diobati dan absorbsinya pada tempat pemakaian. Semakin besar daya menyebar salep maka efek yang akan ditimbulkan semakin cepat. Daya menyebarnya dapat diukur dengan besarnya diameter salep. Sehingga makin besar daya menyebar salep, maka ketersediaan obat untuk diabsorbsi makin besar. Pada praktikum kali ini dilakukan uji daya sebar pada salep tetrasiklin HCl dan diperoleh diameter sepanjang 5cm.