You are on page 1of 5

Nama : M.

Fersyando Melsi
NIM : 03121003020
Kelompok :4
Shift : Kamis Siang

TUGAS KHUSUS
Pengaruh asam dan basa terhadap laju korosi
1. Asam asetat
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam
organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan.
Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam
bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut
asam asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik
beku 16.7C. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling
sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah
asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-.
Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting.
Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat,
selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain.
Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di
rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air.
Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan dengan
penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar, kerusakan mata
permanen, serta iritasi pada membran mukosa. Luka bakar atau lepuhan bisa jadi
tidak terlihat hingga beberapa jam setelah kontak. Sarung tangan latex tidak
melindungi dari asam asetat, sehingga dalam menangani senyawa ini perlu
digunakan sarung tangan berbahan karet nitril. Asam asetat pekat juga dapat
terbakar di laboratorium, namun dengan sulit. Ia menjadi mudah terbakar jika
suhu ruang melebihi 39 C (102 F), dan dapat membentuk campuran yang mudah
meledak di udara (ambang ledakan: 5.4%-16%). Asam asetat adalah senyawa
korosif
Larutan asam asetat dengan konsentrasi lebih dari 25% harus ditangani di
sungkup asap (fume hood) karena uapnya yang korosif dan berbau. Asam asetat
encer, seperti pada cuka, tidak berbahaya. Namun konsumsi asam asetat yang
lebih pekat adalah berbahaya bagi manusia maupun hewan. Hal itu dapat
menyebabkan kerusakan pada sistem pencernaan, dan perubahan yang mematikan

1
2

pada keasaman darah. Berarti dapat dikatakan bahwa asam asetat dapat
mempercepat laju korosi.

2. Asam Klorida
Asam klorida adalah larutan akuatik dari gas hidrogen klorida (HCl). Ia
adalah asam kuat, dan merupakan komponen utama dalam asam lambung.
Senyawa ini juga digunakan secara luas dalam industri. Asam klorida harus
ditangani dengan hati-hati keselamatan yang tepat karena merupakan cairan yang
sangat korosif. Asam klorida pekat (asam klorida berasap) akan membentuk kabut
asam. Baik kabut dan larutan tersebut bersifat korosif terhadap jaringan tubuh,
dengan potensi kerusakan pada organ pernapasan, mata, kulit, dan usus. Seketika
asam klorida bercampur dengan bahan kimia oksidator lainnya, seperti natrium
hipoklorit (pemutih NaClO) atau kalium permanganat (KMnO4), gas beracun
klorin akan terbentuk. Alat-alat pelindung seperti sarung tangan PVC atau karet,
pelindung mata, dan pakaian pelindung haruslah digunakan ketika menangani
asam klorida. Bahaya larutan asam klorida bergantung pada konsentrasi
larutannya.
3. Natrium Hidroksida
Natrium hidroksida murni adalah padatan putih yang tersedia di pelet,
serpih, butiran, dan sebagai larutan jenuh 50%. Ini adalah higroskopis dan mudah
menyerap karbon dioksida dari udara, sehingga harus disimpan dalam kedap udara
wadah. Hal ini sangat larut dalam air dengan pembebasan panas. Hal ini juga larut
dalam etanol dan metanol, meskipun pameran kelarutan rendah dalam pelarut
daripada kalium hidroksida. Natrium hidroksida cair juga merupakan basis yang
kuat, namun suhu tinggi yang diperlukan untuk aplikasinya. Hal ini tidak larut
dalam eter dan pelarut non-polar. Natrium hidroksida akan meninggalkan noda
kuning pada kain dan kertas.
Natrium hidroksida padat dan solusi dari lebih dari 2% berat (0,5 M) harus
diberi label sebagai bahan korosif. Natrium hidroksida padat atau larutan natrium
hidroksida dapat menyebabkan luka bakar kimia , cedera permanen atau scarring
jika terjadi kontak manusia atau hewan lainnya. Hal itu dapat menyebabkan
kebutaan jika kontak mata. peralatan pelindung seperti sarung tangan karet,
3

pakaian keamanan dan pelindung mata harus selalu digunakan ketika menangani
bahan atau solusinya. Pembubaran natrium hidroksida sangat eksotermik , dan
panas yang dihasilkan dapat menyebabkan luka bakar panas atau menyala
flammables. Hal ini juga menghasilkan panas ketika bereaksi dengan asam.
Natrium hidroksida korosif terhadap beberapa, misalnya logam aluminium, yang
menghasilkan mudah terbakar hidrogen gas di kontak. Natrium hidroksida juga
agak korosif terhadap kaca, yang dapat menyebabkan kerusakan pada kaca atau
pembekuan sendi kaca.

4. Pengaruh pH Terhadap Korosi


Korosi merupakan reaksi redoks spontan antar logam dengan zat yang ada
di sekitarnya dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki biasanya berupa
oksida logam atau logam karbonat. Korosi terjadi karena sebagian besar logam
mudah teroksidasi dengan melepas oksigen di udara dan membentuk oksida
logam. Mudah tidaknya suatu logam terkorosi dapat dipahami dari deret Volta
ataupun nilai potensial elektrode standarnya, Eo. Sebagai contoh, logam besi (Fe)
dengan potensial elektrode sebesar -0,44 lebih mudah terkorosi dibandingkan
dengan logam emas yang memiliki potensial elektrode standar Eo sebesar +1,50.
Pada kondisi netral atau basa, ion Fe2+ dan OH- selanjutnya membentuk
endapan Fe(OH)2. Di udara, Fe(OH)2 tidak stabil dan membenrtuk Fe2O3 xH2O.
Inilah yang disebut karat. Pada kondisi asam, banyaknya ion H+ memicu
terjadinya reaksi reduksi lainnya yang juga berlangsung, yakni evolusi atau
oembentukan hidrogen menurut persamaan reaksi: 2H+(aq) + 2e- H2(g). Adanya 2
reaksi di katode pada kondisi asam menyebabkan lebih banyak logam besi yang
teroksidasi. Hal ini menjelaskan mengapa korosi paku besi pada kondisi asam
lebih besar daripada korosi dalam air.
Pada kondisi netral atau basa, ion Fe2+ dan OH- selanjutnya membentuk
endapan Fe(OH)2. Di udara, Fe(OH)2 tidak stabil dan membenrtuk Fe2O3 xH2O.
Inilah yang disebut karat. Pada kondisi asam, banyaknya ion H+ memicu
terjadinya reaksi reduksi lainnya yang juga berlangsung, yakni evolusi atau
oembentukan hidrogen menurut persamaan reaksi: 2H+(aq) + 2e- H2(g). Adanya 2
reaksi di katode pada kondisi asam menyebabkan lebih banyak logam besi yang
4

teroksidasi. Hal ini menjelaskan mengapa korosi paku besi pada kondisi asam
lebih besar daripada korosi dalam air.
5

You might also like