Professional Documents
Culture Documents
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi 2
QBD 1 Pengertian bencana 3
Berbagai jenis bencana dan kaitannya dengan Indonesia
3
Ancaman, risiko, dan kerentanan yang dapat terjadi saat bencana
4
QBD 2 Siklus bencana 5
Tahapan pada setiap siklus bencana
5
Langkah pengelolaan bencana
6
QBD 3 Pengelolaan organisasi bencana pada skala lokal, nasional, dan 8
internasional
Masalah yang dapat terjadi dalam pengelolaan organisasi lokal,
8
nasional, dan internasional
Kesiapan pengelolaan bencana pada populasi besar
10
QBD 4 Prinsip kode etis yang harus diterapkan selama bencana 13
Efek bencana terhadap korban
15
Kesehatan mental dan psikososial berdasarkan aspek bencana
Arti relawan 17
Dilema etis sukarelawan dalam pengelolaan bencana
18
18
QBD 5 Peranan setiap tenaga kesehatan pada saat terjadi bencana 20
Dampak dari bencana terhadap tenaga kesehatan
22
Persiapan yang harus dilakukan tenaga kesehatan untuk mengurangi
23
dampak bencana
2
QBD 1
Berbagai jenis bencana dan kaitannya dengan Indonesia
1. Jelaskan pengertian bencana
2. Jelaskan berbagai jenis bencana dan kaitannya dengan Indonesia serta berikan 5
contoh pada setiap jenis bencana tersebut
3. Jelaskan ancaman, risiko, dan kerentanan yang dapat terjadi saat bencana
4. Sebutkan peraturan penanganan bencana di bidang kesehatan di Indonesia
JAWABAN:
1. Jelaskan pengertian bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan,
baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
2 Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau
serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.
Sumber :
3
Schneid TD, Colins L. Disaster Management and Preparedness: New
York: 2001. [e-book]
3. Jelaskan ancaman, resiko dan kerentanan yang dapat terjadi saat bencana
Resiko potensial yang dapat terjadi selama proses penanggulangan bencana
umumnya dikarenakan fasilitas lokasi yang berdekatan dengan tempat yang
beresiko tinggi seperti dekat dengan gunung merapi, dekat dengan sungai,
hutan, daerah tersebut tertutupi sahu tebal,dan lain-lain sehingga hal tersebut
menyebabkan kekhawatiran untuk terjadinya kejadian ikutan pasca bencana.
QBD 2
Siklus bencana
1. Jelaskan mengenai siklus bencana
4
2. Jelaskan mengenai tahapan pada setiap siklus bencana
3. Jelaskan langkah pengelolaan bencana pada setiap siklus bencana
4. Jelaskan mengenai rapid need health assessment
JAWABAN:
1. Jelaskan mengenai siklus bencana
Pada prinsipnya siklus bencana dibagi menjadi 3 tahap yaitu preimpact,
transimpact, dan postimpact atau ada juga yang menggambarkan
sebagai kesiapsiagaan bencana, tanggap darurat, and pemulihan
bencana
5
Gambar 1. Siklus Bencana
Sumber: Koenig KL, Schultz CH. Koenig and Schultzs Disaster Medicine
Comprehensive Principles and Practices. Cambridge: Cambridge University
Press; 2010. P9-10
6
Evacuation (Evakuasi) memindahkan korban ke lingkungan yang lebih
aman dan nyaman untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut
Tahap respon bencana :
Rapid assesment and rapid respons adalah upaya yang dilakukan segera
pada saat kejadian bencana, untuk menanggulangi dampak yang
ditimbulkan, terutama berupa penyelamatan korban dan harta benda,
evakuasi dan pengungsian
Triage adalah proses khusus memilih korban berdasarkan beratnya cedera
atau penyakit untuk menentukan prioritas perawatan gawat darurat medik
serta prioritas transportasi
first treatment
Tahap rehabilitasi :
Capacity building masyarakat
Pembangunan sarana dan prasarana dasar
Pembangunan sarana sosial masyarakat
Membantu masyarakat memperbaiki rumah
Pemulihan kegiatan bisnis dan ekonomi
QBD 3
Pengelolaan bencana
1. Jelaskan pengelolaan bencana pada skala lokal, nasional, dan internasional
7
2. Jelaskan masalah yang dapat terjadi dalam pengelolaan bencana di skala lokal,
nasional, dan internasional
3. Jelaskan kesiapan (mitigasi dan kesiapsiagaan) menghadapi bencana pada
skala lokal, nasional, dan internasional
JAWABAN:
8
Program penanganan bencana harus berperan dalam promosi dan
koordinasi dalam pencegahan, mitigasi, persiapan, respon dan rehabilitasi
dini yang berhubungan dengan kesehatan. Ruang lingkup program ini seperti
penanganan kasus gawat darurat dalam semua kasus bencana baik bencana
alam maupun bencana akibat ulah manusia.
Fase persiapan, program penanganan bencana harus memastikan bahwa
rencana yang akan digunakan dapat diaplikasikan di lokasi dan penanganan
terbaru.
Aktivitas yang berhubungan dengan pengurangan efek dari bencana
memerlukan dukungan dari berbagai pihak dalam memulihkan kondisi
daerah bencana seperti pembangunan sarana baru, memperbaiki fasilitas dan
meningkatkan program kesehatan di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain.
Selain itu juga sistem air bersih dan pembuangan limbah rumah tangga harus
ditingkatkan karena dapat mempengaruhi kesehatan.
Saat fase respon bencana dilakukan, program penanganan bencana harus
mengkoordinasikan seluruh sector kesehatan untuk mengurangi angka
kematian dan angka kehilangan barang serta menjaga pelayanan kesehatan
9
3. Jelaskan kesiapan (mitigasi dan kesiapsiagaan) menghadapi bencana pada
skala lokal, nasional, dan internasional
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam kesiapan pengelolaan
bencana pada populasi besar adalah kesehatan lingkungan saat terjadi
bencana, seperti:
10
Membedakan antara intoksikasi/keracunan dan infeksi oleh makanan
Perencanaan distribusi makanan
Pemanfaatan biologis, status gizi, dan kesehatan
Ketersediaan makanan
c. Perumahan dan permukiman ketika bencana
Kualitas permukiman dan kesehatan
Tempat bernaung jangka pendek
Beberapa faktor risiko kesehatan tempat bernaung
Kualitas udara dalam bangunan
Permukiman pengungsian jangka panjang
d. Pengendalian penyakit menular ketika bencana
Penularan penyakit di daerah endemik
Langkah pencegahan dan pengendalian penyakit menular
Faktor risiko peningkatan insidens penyakit menular pada kejadian
bencana
Sistem surveilens
Siklus dasar penyakit menular
Strategi pengendalian penyakit menular
Rencana kegiatan sebelum terjadi letupan penyakit
Rencana kegiatan ketika terjadi letupan penyakit
e. Pengelolaan ekskreta dan air limbah ketika bencana
Air limbah dan kesehatan korban bencana
Karakteristik air limbah
Penyaluran air limbah
Konsep pembuangan ekskreta
Jenis sarana pembuangan ekskreta di tempat pengungsian
f. Pengendalian vektor ketika bencana
Beberapa jenis vektor
Pengendalian vektor
Faktor sosial yang menentukan pemajanan manusia di area fokal
Langkah terpadu untuk pencegahan penularan penyakit
Pencegahan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk
g. Pengelolaan sampah padat ketika bencana
Masalah jumlah sampah
Masalah jenis sampah
Perencanaan dan pemanfaatan sampah dengan pengolahan
Sumber sampah padat
Penundaan dan pembuangan sampah di tempat
Penyimpanan dan pengumpulan sampah
h. Sumber daya ketenagaan saat terjadi bencana
11
QBD 4
Efek bencana pada korban dan arti relawan
1. Jelaskan prinsip kode etis yang harus diterapkan selama bencana
2. Jelaskan efek bencana terhadap korban
3. Jelaskan kesehatan mental dan psikososial berdasarkan aspek bencana
4. Jelaskan arti relawan
5. Jelaskan dilema etis sukarelawan dalam pengelolaan bencana
JAWABAN:
12
kepada kelompok orang yang lebih banyak yang masih dapat terselamatkan
sesuai dengan utilitarianism yaitu dengan memberikan manfaat/bantuan terbesar
bagi jumlah terbesar untuk memaksimalkan kebahagiaan manusia.
Tetapi utilitarianism sendiri memiliki keterbatasan. Sebagai contoh, meskipun
pemberian manfaat/bantuan secara maksimal bagi kelompok mayoritas lebih
terdengar sesuai demokrasi dan keadilan, kelompok minoritas sangatlah
memprihatinkan dalam skema utilitarian. Status sosial dan VIP seseorang
menjadi bahan pertimbangan dalam bencana, apabila orang penting berada dalam
kelompok minoritas dan harus diperlakuan istimewa maka hal ini tidak etis pada
kelompok orang non VIP. Bila mengikuti aturan utilitarian maka kepentingan
VIP harus dikesampingkan.
Masalah lain yang tidak dapat dikontrol didalam prinsip utilitarianisme adalah
perlakuan untuk orang cacat dan sakit kronik. Ketika dua orang atau lebih dapat
diselamatkan dengan sumber daya yang sama yang diperlukan untuk
menyelamatkan orang cacat berat yang akan menggunakan bantuan barang dan
jasa yang tidak proposional/lebih banyak dari yg lainnya, prinsip utilitas dapat
membuat penolong mengabaikan untuk menolong orang-orang cacat.
Optimalisasi tindakan moral dalam bencana membutuhkan pemahaman lebih
dari utilitas, penjatahan, dan triase. Selain prinsip-prinsip bioetika standar, kode
etik dapat membantu memberikan kerangka moral yang membahas setidaknya
beberapa dari banyak nya tingkatan bencana. Oleh karena itu dibuatlah kode etik
oleh organisasi bencana untuk paling tidak menyeragamkan prinsip kode etis
selama bencana.
ICRC 10 Principles of Conduct
Pertolongan diberikan tanpa melihat ras, kepercayaan, atau warga negara
korban dan tidak memberikan perlakuan yang berbeda. Prioritas
pemberian pertolongan berdasar pada kebutuhannya masing-masing
Pertolongan tidak akan disalahgunakan untuk kepentingan politik atau
agama
Penolong bekerja keras bukan bertindak sebagai alat/ instrument
Menghargai adat istiadat
Membangun respons terhadap bencana sesuai dengan kapasitas lokal
13
Berusaha untuk mengikutsertakan penerima bantuan dalam mengatur
pertolongan
Pertolongan harus diusahakan sedapat mungkin untuk menurunkan
kerentanan di masa yang akan datang terhadap bencana, termasuk
pemenuhan kebutuhan primer
Penolong bersikap tanggung jawab terhadap orang-orang yang membantu
dan kepada orang-orang yang memberikan sumber pertolongan
Penolong harus menganggap korban bencana sebagai manusia seutuhnya,
bukan suatu objek
American Medical Association Code of Ethics: mengalami beberapa
perubahan, sehingga menjadi merawat pasien sebagai tanggung jawab
utamanya dan merespons secara tepat kepada siapapun yang
membutuhkan pertolongan mendesak.
Prinsip kode etik tersebut tetap harus dijalankan dengan dasar-dasar kebajikan,
yaitu: Kebijaksanaan, Keberanian, Keadilan, Kepengurusan, Kewaspadaan,
Ketahanan, Rendah hati, dan Komunikasi.
14
2. Jelaskan efek bencana terhadap korban
15
Pada dasarnya, prinsip pertolongan diberikan dengan persiapan terlebih dahulu,
pemeriksaan, kolaborasi dengan sistem lain, integrasi dengan pelayanan primer,
memberikan pelayanan kepada semua orang, melakukan pelatihan, melakukan
pertolongan jangka panjang, dan memonitor indikasi.
16
bencana membuat masyarakat korban menjadi resah akan timbulnya bencana
dikemudian hari. Kurangnya pemenuhan kebutuhan pokok membuat situasi
kehidupan semakin berat bagi korban yang selamat. Semua hal tersebut
menimbulkan masalah kesehatan mental yang berat bagi mereka yang selamat.
Bila tidak tertangani dengan baik pada fase tanggap darurat dan fase pemulihan,
masalah kesehatan mental tersebut dapat berkembang ke arah gangguan-
gangguan psikologis yang lebih serius seperti gangguan stress pasca trauma.
Penggunaan obat tidur dan obat penenang yang tidak sesuai selama fase tanggap
darurat sangat tidak dianjurkan. Di daerah industri atau metropolitan di negara
berkembang, masalah kesehatan mental dilaporkan menjadi hal yang signifikan
selama fase rehabilitasi dan pemulihan jangka panjang sehingga perlu
penanganan yang serius selama fase itu.
Dari aspek psikososial, bencana seringkali merusak sendi-sendi hubungan
sosial pada masyarakat yang terkena. Aktifitas sosial bersama yang rutin
dilakukan seperti kegiatan olahraga bersama, permainan oleh anak-anak,
pertemuan keagamaan dan sebagainya tidak dapat dilakukan untuk sementara.
Selain itu walaupun dampak bencana dirasakan oleh seluruh anggota masyarakat
tanpa pandang bulu, umumnya kelompok sosial ekonomi lebih tinggi akan
mampu pulih sendiri lebih cepat. Hal tersebut dapat memacu kecemburuan antar
kelompok masyarakat. Secara keseluruhan kerusakan pada struktur dan fungsi
kemasyarakatan akan menimbulkan masalah psikososial pada masyarakat
dengan bentuk seperti kekecewaan, kemarahan, keputusasaan, kebosana,
kecemburuan, dan lain-lain.
Sumber:
PAHO. Natural disaster: protecting the publics health. Washington DC:
Pan American Sanitary Bureau. Washington DC; 2000. P17
17
Sumber : PNPM mandiri. Pemberdayaan dan kerelawanan. Jakarta:
Departemen Pekerjaan Umum. Jakarta; 2007.
18
atau mengingkari dampak psikososial dari pekerjaan kemanusiaan yang
penuh tekanan.
Sumber :
Ehrenreich JH, Elliot TL. Managing stress in humanitarian aid
workers: a survey of humanitarian aid agencies' psychosocial training
and support of staff. Journal of Peace Psychology. 2004; 10(1):5-6.
Koenig KL, Schultz CH. Koenig and Schultzs Disaster Medicine
Comprehensive Principles and Practices. Cambridge: Cambridge
University Press; 2010. P62-3
QBD 5
Efek bencana terhadap tenaga kesehatan
1. Jelaskan peranan setiap tenaga kesehatan pada saat terjadi bencana
2. Jelaskan dampak dari bencana terhadap tenaga kesehatan
3. Jelaskan persiapan yang harus dilakukan tenaga kesehatan untuk mengurangi
dampak bencana
JAWABAN:
1. Peranan setiap tenaga kesehatan pada bencana:
Pada bencana, dibutuhkan koordinasi antara tenaga medis, kesehatan
masyarakat, dan tim manajemen gawat darurat. Contoh:
19
Beberapa sistem yang digunakan untuk mengatur tenaga kesehatan:
National Disaster Medical System (NDMS): respons medis di lapangan,
transport pasien, terapi definitif.
National Response Plan (NRP)/National Response Framework (NRF)
Strategic National Stockpile
Metropolitan Medical Response System (MMRS)
Weapons of Mass Destruction Act of 1996
Homeland Security Act of 2002
various Homeland Security Presidential Direc- tives (HSPDs) and bioterrorism
focus and funding initiatives.
20
Koenig KL, Schultz CH. Koenig and Schultzs Disaster Medicine
Comprehensive Principles and Practices. Cambridge: Cambridge
University Press; 2010. P. 133-150.
Gad-el-Hak M. Large-scale Disasters Prediction, Control, and Mitigation.
Cambridge: Cambridge University Press; 2008. P. 150-160.
Tenaga kesehatan dalam menghadapi korban dalam aspek mental dan sosial
bertujuan untuk:
Menjadi sumber tenaga di lapangan baik dari pemerintah, nonpemerintah, atau
antarpemerintahan, bekerja sama dengan WHO
Menjadi pemimpin dan penunjuk untuk meningkatkan intervensi di lapangan
Memfasilitasi aktifitas di lapangan pada tahap komunitas dan sistem
kesehatan
Tuntutan seperti itu terkadang dapat memberikan dampak psikologis pada
tenaga kesehatan seperti perasaan takut dan tidak pasti yang berlebihan akibat
adanya bahaya susulan yang mengancam, Kelelahan karena beban kerja yang
berlebihan dalam jangka waktu lama, Trauma dengan kejadian bencana yang terjadi,
perasaan tidak berdaya dikala menghadapi tuntutan yang melewati batas,
kekecewaan karena tidak bisa memenuhi tuntutan yang ada, perasaan bersalah
melihat korban bencana yang menderita, kecemasan pada kondisi keluarga karena
jauh dari keluarga. Petugas kesehatan mental harus menghubungi setiap petugas
kesehatan yang membantu saat situasi kritis bencana sampai dengan 1 hingga 3
bulan setelah kejadian guna memeriksa suasana perasaan dan aktifitas para tenaga
kesehatan apakah dapat berkerja seperti biasa dan dapat memberikan terapi yang
sesuai atau merujuk ke yang ahli pada bidangnya apabila ada suatu gangguan
mental maupun fisik yang terjadi setelah bencana.
Sumber :
21
Ehrenreich JH, Elliot TL. Managing stress in humanitarian aid
workers: a survey of humanitarian aid agencies' psychosocial
training and support of staff. Journal of Peace Psychology. 2004;
10(1):5-6.
Koenig KL, Schultz CH. Koenig and Schultzs Disaster Medicine
Comprehensive Principles and Practices. Cambridge: Cambridge
University Press; 2010. P. 103-112.
Mental Health and Psychosocial Support in Humanitarian
Emergencies: What Should Humanitarian Health Actors Know?.
Geneva: IASC Reference Group for Mental Health and
Psychosocial Support in Emergency Settings; 2010.
- Tahap Respon
1. Sistem Penanggulangan Gawat Darurat dan Bencana Terpadu (SPGDT)
dan First Aid:
o Basic Life Support, Special precaution, Lifting and Moving, Bleeding
Control, Fiksasi Imobilisasi.
2. Manajemen bencana (management support dan management treatment)
o Rapid Health Assessment,
22
o Rapid response
o Clinical Management
o Prinsip-prinsip triase lapangan dan hospital
o Prinsip evakuasi dan transportasi, rumah sakit lapangan
Rehabilitasi bencana:
Rehabilitasi bencana dapat dikatakan menjadi fase transisi antara penyembuhan
awal dengan pemulihan. Hal ini meliputi hal mendasar untuk korban agar dapat
kembali berfungsi, membantu korban untuk dapat memulihkan dirinya sendiri
dari cidera fisik, membantu mengembalikan aktivitas ekonomi, dan
menyediakan dukungan psikologi dan sosial. Terdapat 5 tahapan rehabilitasi
bencana, yaitu:
1. Persiapan terhadap bencana, dengan prinsip mencegah lebih baik
daripada mengobati. Hal ini meliputi seluruh langkah yang
dibutuhkan untuk membentuk struktur dan komunitas bencana.
2. Respons terhadap bencana, meliputi pencarian secepatnya terhadap
korban bencana dan operasi pertolongan korban.
3. Bantuan terhadap bencana, yaitu ketersediaan makanan, pakaian, dan
tempat tinggal untuk korban
4. Rehabilitasi dan rekonstruksi bencana yag bertujuan untuk
mengembalikan fungsi seperti sebelum bencana terjadi
5. Pemulihan dari bencana, yang terfokus pada rencana jangka panjang
pemulihan di bidang sosial, ekonomi, dan fisik, termasuk bencana di
masa yang akan datang.
Bacaan lebih lanjut:
Pinkowski J. Disaster Management Handbook. Florida: CRC Press; 2008.
P. 369-386, 477-492, 529-552
23
QBD 6
Rencana tindakan untuk mengurangi dampak bencana apabila saudara/i
berada dalam situasi tersebut
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, terdapat 3 fase dalam menurunkan
dampak bencana yaitu fase pencegahan, fase respons bencana, dan fase setelah
terjadinya bencana. Pada sesi ini, diskusikan rencana tindakan yang harus dilakukan
pada setiap fase kasus bencana yang mungkin terjadi di Indonesia:
1. Banjir
2. Tsunami
3. Gempa bumi
4. Gunung meletus
5. Kebakaran
Mahasiswa dapat menggunakan contoh yang terjadi sebelumnya seperti banjir
Jakarta, tsunami di Aceh, gempa bumi di Padang, gunung Sinabung meletus, dan
Kebakaran di Industri
JAWABAN:
Banjir
Adalah merupakan peristiwa meluapnya air yang menggenangi permukaan tanah,
yang ketinggiannya melebihi batas normal.
24
yang lebih tinggi.
2. Caritahu kepada petugas setempat apakah properti anda berada di daerah rawan
banjir atau tidak. Tanyakan mengenai peringatan banjir resmi dan apa yang harus
dilakukan bila mendengar hal tersebut. Juga tanyakan bagaimana agar rumah
anda terlindung dari banjir.
3. Identifikasi waduk di daerah sekitar anda dan tentukan apakah menimbulkan
bahaya untuk anda.
4. Siapkan baterai penuh atau baterai cadangan dan aktifkan nada dering untuk radio
cuaca nasional dan komersial anda sehingga akan secara otomatis menyala saat
ada peringatan terhadap bahaya banjir.
5. Bersiaplah untuk evakuasi. Pelajari rute evakuasi banjir di daerah anda dan jalan
untuk ke dataran tinggi.
6. Bicaralah dengan anggota keluarga anda tentang banjir. Rencanakan satu tempat
untuk bertemu jika anda terpisah dengan satu sama lain dan tidak dapat
kembali ke rumah. Tentukan satu orang diluar kota untuk dihubungi oleh
setiap anggota keluarga untuk mengabarkan bahwa mereka aman. Dalam
beberapa keadaan darurat, menghubungi daerah luar dapat dilakukan bahkan
ketika saluran telepon lokal menurun.
7. Tentukan bagaimana cara menolong anggota keluarga yang mungkin tinggal di
tempat lain tapi mungkin perlu bantuan anda pada saat banjir. Tentukan
kebutuhan khusus yang mungkin dimiliki tetanggamu.
8. Persiapkan diri anda untuk bertahan hidup setidaknya tiga hari. Rakit persediaan
peralatan darurat. Simpan stok makanan dan air minum tambahan.
9. Ketahui cara mematikan listrik, gas dan air. Ketahui di mana lampu penunjuk
gas berada dan bagaimana sistem pemanas bekerja. Jangan benar-benar
mematikan gas untuk melihat cara kerjanya atau untuk menunjukkan cara
kerjanya kepada orang lain. Hanya petugas resmi gas yang dapat menyalakannya
kembali dengan aman,
10. Kalau tidak hujan, perhatikan kondisi air sungai terdekat, apakah lebih keruh
dari biasanya
11. Simpan surat-surat penting di dalam plastik atau bahan kedap air
25
Apa yang dilakukan saat banjir
1. Pantau informasi penting yang disampaikan melalui radio atau TV
2. Pindahkan barang-barang atau perabotan rumah ke tempat yang lebih tinggi dan
tidak terjangkau oleh genangan air
3. Segera padamkan aliran listrik dan gas di rumah
4. Bersiaplah untuk kemungkinan mengungsi
5. Perhatikan kecenderungan air, apakah meningkat atau berkurang
6. Jika hujan tidak berhenti dan air tidak surut atau bahkan meningkat, segera
mengungsi ke tempat yang aman atau tempat yang telah ditentukan oleh
pemerintah setempat
7. Jika ada himbauan mengungsi, segera lakukan dengan tenang dan tertib
8. Jika terjebak dalam rumah, tetap tenang dan berusaha mencari pertolongan
dengan menghubungi kerabat, PMI Cabang, Kantor Pemerintahan, atau kantor
Polisi
9. Tetap menjaga perilaku hidup sehat dan bersih
10. Usahakan untuk tidak tidur di tempat terbuka
Tsunami
26
Berasal dari bahasa Jepang, Tsu yang berarti pelabuhan dan Nami yang berarti
gelombang. Gelombang tsunami mempunyai pola ketika mendekati pantai
gelombang meningkat ketinggian namun kelajuannya menurun. Tinggi dan besarnya
gelombang tsunami dipengaruhi oleh besar kecilnya pergeseran tanah dan bentuk
garis pantai
27
1. Setelah air laut surut, berhati-hatikah. Jangan melewati jalan-jalan atau daerah
yang rusak
2. Ikuti himbuan dari pemerintah atau regu penyelamat
3. Jika sampai di rumah, jangan langsung masuk, tetapi waspadai ada bagian rumah
yang roboh atau lantai licin
4. Jangan lupa mengecek anggota keluarga satu persatu
5. Hindari instalasi listrik
6. Bantulah teman-temanmu terutama yang banyak mengalami penderitaan,
pengalaman mengerikan dan kehilangan
7. Datanglah ke Posko bencana untuk mendapatkan bantuan dan informasi
8. Jalin komunikasi dengan warga sekitar
Gempa Bumi
Ketahui Jenis Gempa:
Gempa Tektonik: Gempa yang disebabka oleh pergeseran lempengan tektonik
Gempa Vulkanik: Gempa yang disebabkan aktifitas gunung api
Gempa Induksi: Gempa yang disebabkan oleh pelepasan energi akibat sumber-
sumber lainnya
28
Di rumah
a. Berusahalah menyelamatkan diri dan keluarga
b. Berlindunglah di bawah meja agar tidak terkena benda yang jatuh
c. Lindungi kepala dengan apa saja seperti papan, bantal atau kedua tangan
dengan posisi telungkup
Di luar rumah
a. Merunduk dan lindungi kepala
b. Bergeraklah menjauh dari gedung dan tiang menuju daerah terbuka
c. Jangan lakukan apapun sampai keadaan tenang
d. Di pusat perbelanjaan atau tempat umum
e. Tetap tenang
f. Ikuti petunjuk dari satpam atau petugas penyelamat
g. Jangan gunakan lift
h. Gunakan tangga darurat
i. Bergeraklah ke tempat terbuka
Di dalam kendaraan
a. Berpeganglah dengan erat pada tiang atau apapun yang dekat
b. Tetap tenang
c. Ikuti perintah atau petunjuk petugas
d. Minta pengemudi untuk menghentikan kendaraan
e. Bergeraklah ke tempat terbuka
Di gunung atau pantai
a. Jika di gunung, bergeraklah ke daerah yang aman yaitu lapangan terbuka
yang jauh dari daerah lereng
b. Jika di pantai, bergeraklah ke daerah yang lebih tinggi atau perbukitan
Gunung Meletus
Dalam letusan yang sangat besar atau luas, akan menghasilkan abu vulkanik
yang berbahaya untuk kesehatan. Abu vulkanik adalah batu yang telah dihancurkan
menjadi debu atau pasir oleh aktivitas vulkanik
3. Cukup minum air sekurang-kurangnya tiga hari (satu galon per orang per
hari).
6. Radio yang dapat dioperasikan dengan baterai dalam jangka panjang dan
siapkan baterai cadangan
30
10. Sejumlah uang tunai ekstra dalam jumlah kecil (mesin ATM mungkin tidak
bekerja).
1. Tutup pintu dan jendela. Tempatkan handuk lembab di bawah pintu dan
lubang angin lainnya untuk menghindari masuknya abu.
4. Karena atap tidak dapat menopang lebih dari empat inci abu basah, usahakan
atap rumah anda tetap terbebas dari tumpukan tebal. Setelah hujan abu
berhenti, sapu atau sekop abu dari atap dan talang. Pakailah masker debu
saat membersihkan tangga dan atap.
6. Jika ada abu dalam air Anda, biarkan mengendap dan kemudian gunakan
bagian air yang jernih. Dalam kasus yang jarang terjadi di mana ada banyak
abu pasokan air, jangan gunakan mesin cuci piring atau mesin cuci.
7. Anda dapat makan sayuran dari kebun, tetapi cucilah terlebih dahulu.
31
3. Sebelum menyapu, basahkan abu untuk memudahkan penyapuan. Berhati
hatilah untuk tidak mencuci abu ke saluran pipa, got, dll karena akan
menyumbat.
4. Gunakan air sehemat mungkin. Penggunaan air yang banyak untuk bersih-
bersih dapat menguras persediaan air publik.
5. Menjaga perlindungan barang yang sensitif terhadap debu (komputer, mesin)
sampai lingkungan benar-benar bebas abu.
6. Ikuti petunjuk petugas untuk pembuangan abu gunung berapi di komunitas
Anda.
7. Abu basah bersifat licin. Berhati-hatilah saat menaiki atap atau tangga.
32
33
Daftar Rujukan
1. Pinkowski J. Disaster Management Handbook. Florida: CRC Press; 2008.
[E-BOOK]
2. Handmer J, Dovers S. Handbook of Disaster & Emergency Policies &
Institutions. London: Earthscan; 2007. [E-BOOK]
3. Rittinghouse JW, Ransome JF. Business Continuity and Disaster Recovery
for Infosec Managers. Burlington: Elsevier Digital Press; 2005. [E-BOOK]
4. Botterill LC, Wilhite DA. From Disaster Response to Risk Management.
Dordrecht: Springer; 2005. [E-BOOK]
5. Gad-el-Hak M. Large-scale Disasters Prediction, Control, and Mitigation.
Cambridge: Cambridge University Press; 2008. [E-BOOK]
6. WHO. Mental Health in Emergencies. Geneva: Department of Mental
Health and Substance Dependence World Health Organization Geneva;
2003. [E-BOOK]
7. Mental Health and Psychosocial Support in Humanitarian Emergencies:
What Should Humanitarian Health Actors Know?. Geneva: IASC Reference
Group for Mental Health and Psychosocial Support in Emergency Settings;
2010. [E-BOOK]
8. Sphere Board. Humanitarian Charter and Minimum Standards in
Humanitarian Response. United Kingdom: The Sphere Project; 2011. [E-
BOOK]
9. Gregory P. IT Disaster Recovery Planning for Dummies. Hoboken: Wiley
Publishing; 2008. [E-BOOK]
10. Gustin JF. Disaster & Recovery Planning: A guide for Facility Managers. 2 nd
edition. United Kingdom: Taylor & Francis e-Library; 2005. [E-BOOK]
11. FEMA. Are You Ready? An In-depth Guide to Citizen Preparedness.
Washington D.C.: FEMA. [e-book]
12. Marsella AJ, Johnson JL, Watson P, Gryczynski J. Ethnocultural
Perspectives on Disaster and Trauma Foundations, Issues, and Applications.
New York: Springer; 2008.
13. Koenig KL, Schultz CH. Koenig and Schultzs Disaster Medicine
Comprehensive Principles and Practices. Cambridge: Cambridge University
Press; 2010. P. 103-112.
14. PAHO. Natural disaster: protecting the publics health. Washington DC: Pan
American Sanitary Bureau. Washington DC; 2000. P17
15. Ehrenreich JH, Elliot TL. Managing stress in humanitarian aid workers: a
survey of humanitarian aid agencies' psychosocial training and support of
staff. Journal of Peace Psychology. 2004; 10(1):5-6
34
16. Purwana R. Manajemen kedaruratan kesehatan lingkungan dalam kejadian
bencana. Jakarta: Rajawali pers; 2013.
35