You are on page 1of 6

LAPORAN JOURNAL READING

Results From a Study Using Misoprostol For


Management of Incomplete Abortion in Vietnamese
Hospitals: Implications for Task Shifting

Pembimbing : dr. Helmina, Sp. OG

NAMA : Rima Mustafa


NIM : 26.31 10642012

KEPANITERAAN KLINIK STASE OBSTETRI & GINEKOLOGI


RSIJ CEMPAKA PUTIH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2016
Nama : Rima Mustafa

NIM : 2012730086/ 26.31 10642012

Pembimbing : dr. Helmina, Sp. OG

Jurnal ini berjudul Results From a Study Using Misoprostol for Management of Incomplete
Abortion in Vietnamese Hospitals: Implications for Task Shifting (Hasil dari Studi
Penggunaan Misoprostol untuk Pengelolaan Abortus Inkomplit di Rumah Sakit Vietnam:
Implikasi untuk Beralih Tugas). Jurnal tersebut diterima pada tanggal 20 September 2012 dan
dipublikasikan oleh BMC Pregnancy and Childbirth pada tanggal 22 Mei 2012. Penulis
jurnal tersebut adalah Nguyen Thi Nhu Ngoc, Tara Shochet, Jennifer Blum, Pham Thanh Hai,
dan Duong Lan Dung, Tran Thanh Nhan, dan Beverly Winikoff.

I. Latar Belakang
Komplikasi abortus spontan atau diinduksi adalah penyebab utama morbiditas
maternal. Untuk mengelola komplikasi ini, jasa perawatan pasca-aborsi (PAC) harus
siap tersedia dan mudah diakses. Pengobatan PAC standar termasuk intervensi bedah
yang sangat efektif tetapi memerlukan penyedia bedah dan pusat kesehatan yang
memiliki ruang dan peralatan yang diperlukan.
Di Vietnam, abortus inkomplit menyumbang presentase besar kunjungan ruang gawat
darurat dan intervensi medis. Perawatan standar untuk komplikasi abortus termasuk
intervensi pembedahan seperti aspirasi vakum (manual atau elektrik) atau dilatasi dan
kuretase. Meskipun tindakan tersebut sangat efektif, tetapi tindakan ini memerlukan
penyedia bedah yang sudah terlatih dan pusat kesehatan yang memiliki ruang dan
peralatan.
Misoprostol (600 mcg diberikan secara oral atau 400 mcg sublingual) telah terbukti
menjadi alternatif yang efektif untuk pengobatan bedah dengan tingkat kepuasan yang
mirip. Metode pengobatan dapat ditawarkan oleh dokter tanpa keterampilan bedah
sehingga berpotensi meningkatkan akses bagi perempuan sementara juga mengurangi
biaya rumah sakit.

II. Tujuan
Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk menilai apakah 400 mcg misoprostol
sublingual efektif bisa mengosongkan rahim setelah abortus inkomplit dan menilai
apakah metode tersebut dapat digunakan dengan penggunaan USG yg terbatas.

III. Metodologi Penelitian


Waktu dan lokasi penelitian :
- Metode : Open label (peneliti dan responden mengetahui pengobatan
yang diterima oleh responden)
- Waktu : September 2009 - Mei 2010
- Lokasi : Salah satu dari tiga rumah sakit di Vietnam: Tu Du Hospital,
Kota Ho Chi Minh; Rumah Sakit OBGYN National, Hanoi; atau Cu Chi
Rumah Sakit Distrik, Kota Ho Chi Minh.
Subjek penelitian : 300 perempuan
Kriteria Inklusi :
- Tidak lebih dari 12 minggu gestasi
- Tidak ada tanda-tanda infeki berat
- Tidak ada gangguan hemodinamik
- Tidak ada kontraindikasi misoprostol
- Tempat tinggal atau kerja tidak lebih dari 1 jam dari tempat penelitian
Penelitian ini menggunakan SPSS versi 13 (IBM, Armonk, NY) dan STATA versi
11 (StataCorp, College Station, TX)
Alur Penelitian :
- Seluruh wanita yang mengalami abortus inkomplit di salah satu dari tiga
rumah sakit di Vietnam.
- Peserta diberi 400 mcg misoprostol sublingual dan diperintahkan untuk
menahan pil bawah lidah mereka selama 30 menit dan kemudian menelan
fragmen yang tersisa.
- Mereka kemudian diminta untuk kembali satu minggu kemudian untuk
mengkonfirmasi status klinis mereka.
- Jika masih ada perdarahan berat, rahim yang membesar, atau kecurigaan
kehamilan ektopik, Maka pasien dirujuk untuk USG dan tindak lanjut
perawatan yang diperlukan.
- Dalam hal abortus inkomplit yang melanjut, peserta ditawarkan baik dosis
tambahan misoprostol, penyelesaian bedah segera, atau menunggu dan
kembali lagi satu minggu kemudian.
- Jika setelah follow-up kedua, abortus masih belum komplit, maka
pembedahan dilakukan secara manual atau aspirasi elektrik.
- Setelah seluruh prosedur selesai, peserta diminta untuk menanggapi
serangkaian pertanyaan tentang kepuasan mereka terhadap pengobatan.

IV. Hasil
Tiga ratus dua perempuan terdaftar antara September 2009 dan Mei 2010. Rata-rata
usia peserta adalah 28 tahun, dan sebagian besar wanita telah menyelesaikan pendidikan
menengah (41,6%) (Tabel 1). Dua wanita tidak melakukan follow-up, maka tidak
dilanjutkan sebelum penelitian selesai.
Hampir semua peserta (96,3%) memiliki penyelesaian yang sukses menggunakan
dosis tunggal 400 mcg misoprostol. Sebagian besar perempuan (87,2%) ditemukan efek
samping yang dapat ditoleransi atau mudah ditoleransi. Kebanyakan wanita (84,3%)
merasa puas atau sangat puas dengan perlakuan yang diterima; hanya satu yang tidak
puas (0,3%). Sembilan dari sepuluh wanita akan memilih metode ini lagi dan
merekomendasikan hal ini kepada teman masing-masing (91,0% dan 90,0%,).

V. Diskusi
Penelitian ini menegaskan bahwa 400 mcg misoprostol sublingual efektif
mengosongkan rahim untuk kebanyakan perempuan dengan aborsi inkomplit. Tingkat
kepuasan yang tinggi dan tolerabilitas keseluruhan efek samping juga membuktikan
kemudahan penggunaan metode ini. Obat ini sekarang diberi label khusus untuk aborsi
inkomplit di wilayah hukum tertentu.
Meskipun sejumlah perempuan diperiksa dengan USG untuk mengkonfirmasi abortus
inkomplit, itu tidak tampak bahwa penggunaannya sangat diperlukan. Kemampuan untuk
berhasil mengobati kondisi ini tanpa menggunakan ultrasound telah terdokumentasikan
dalam penelitian sebelumnya. Saat follow-up dan menggunakan USG, satu pasien
teridentifikasi kehamilan ektopik. Tetapi kehamilan ektopik baru teridentifikasi saat
pemeriksaan diulang pada follow-up berikutnya. Ini adalah salah satu contoh bahwa
mendiagnosis tidak hanya berpatokan pada pemeriksaan penunjang (USG) tetapi
mendiagnosis harus secara hati-hati dengan melihat gejala klinis.
Mengurangi atau mengganti intervensi pembedahan abortus inkomplit dengan
misoprostol sebagai terapi lini pertama bisa memindahkan perawatan dari dokter ke
perawat atau bidan. Hal ini akan mengurangi biaya dan meringankan beban dokter
dengan beban kasus berat.
Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan, yaitu:
- Jumlah sampel
- Harapan pada penelitian ini adalah untuk tidak menggunakan USG sama sekali
untuk menunjukkan yang terbaik bagaimana metode tersebut dapat dilaksanakan
tanpa penggunaan USG. Hal ini tidak dapat terlaksanakan karena protokol rumah
sakit.

VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas misoprostol untuk perawatan
abortus inkomplit, tampaknya bahwa penggunaan obat untuk indikasi ini dapat diperluas
baik di seluruh Vietnam dan juga dimanapun yang mempunyai akses perawatan abortus
inkomplit.

You might also like