You are on page 1of 11

Antalgin

Indikasi:
Karena risiko efek sampingnya, penggunaannya sebagai analgesik-antipiretik sangat dibatasi
yaitu:
- Nyeri akut hebat sesudah luka atau pembedahan.
- Nyeri karena tumor atau kolik.
- Nyeri hebat akut atau kronik bila analgesik lain tidak menolong.
- Demam tinggi yang tidak bisa diatasi antipiretik lain.

Kontra Indikasi:
Alergi dipiron, granulositopenia, porfiria intermiten, defisiensi G6PD, payah jantung, bayi < 3
bulan, hamil trisemester pertama dan 6 minggu terakhir.

Komposisi:
Tiap tablet mengandung Antalgin 500 mg.

Dosis:
Oral
Dewasa: 500 - 1000 mg 3 - 4 kali sehari (maksimum 3 gram sehari).
Anak-anak: 250 - 500 mg 3 - 4 kali sehari (maksimum 1 gram untuk < 6 tahun dan 2 gram untuk
6 - 12 tahun).

Parental
500 - 1000 mg sekali suntik. Jangan lebih dari 1 gram karena dapat menimbulkan syok.

Perhatian:
Pengobatan harus segera dihentikan bila timbul gejala pertama turunnya jumlah sel darah atau
granulositopenia atau sakit tenggorokan atau tanda infeksi lain.
Hati-hati pada penderita yang pernah memiliki penyakit darah.
Jangan digunakan untuk kelainan yang ringan, masih ada obat lain yang lebih aman.

Efek Samping:
Infeksi lambung, hiperhidrosis.
Retensi cairan dan garam.
Reaksi elaergi cukup sering: reaksi kulit dan edema angioneurotik.
Efek samping yang berat: agranulositosis, pansitopenia dan nefrosis.

Interaksi Obat:
Bila digunakan bersama dengan klorpromazine, dapat menimbulkan hipotermia yang berat.
Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui:
Jangan diberikan pada wanita hamil karena potensi karsigonik dari metabolit nitrosamin.
Penggunaan pada anak:
Jangan diberikan pada bayi kurang dari 3 bulan (atau BB < 5 kg).

Jenis: Tablet

Produsen: PT Kimia Farma


Asam Mefenamat

Indikasi:
Dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit
kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri
sehabis operasi, nyeri pada persalinan.

Kontra Indikasi:
N/A

Komposisi:
Tiap tablet salut selaput mengandung asam mefenamat 500 mg.

Dosis:
Digunakan melalui mulut (per oral), sebaiknya sewaktu makan.

Dewasa dan anak di atas 14 tahun :


Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.

Dismenore
500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi ataupun sakit dan dilanjutkan selama
2-3 hari.

Menoragia
500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi dan dilanjutkan selama 5 hari atau
sampai perdarahan berhenti.

Efek samping:
Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah dan
diare, rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur, vertigo, dispepsia.

Pada penggunaan terus-menerus dengan dosis 2000 mg atau lebih sehari dapat mengakibatkan
agranulositosis dan anemia hemolitik.
Kontraindikasi:
Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitif terhadap
asam mefenamat.

Pemakaian secara hati-hati pada penderita penyakit ginjal atau hati dan peradangan saluran
cerna.

Interaksi Obat:
Obat-obat anti koagulan oral seperti warfarin; asetosal (aspirin) dan insulin.

Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering.

Kemasan:
Kotak isi 100

Jenis: Tablet

Produsen: PT Indofarma
Amoxicillin

Indikasi:
Amoksisilina efektif terhadap penyakit:
Infeksi saluran pernafasan kronik dan akut: pneumonia, faringitis (tidak untuk faringitis gonore),
bronkitis, langritis.
Infeksi sluran cerna: disentri basiler.
Infeksi saluran kemih: gonore tidak terkomplikasi, uretritis, sistitis, pielonefritis.
Infeksi lain: septikemia, endokarditis.

Kontra Indikasi:
Pasien dengan reaksi alergi terhadap penisilina.

Komposisi:
Tiap sendok teh (5 ml) suspensi mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina
anhidrat 125 mg.
Tiap kapsul mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 250 mg.
Tiap kaptab mengandung amoksisilina trihidrat setara dengan amoksisilina anhidrat 500 mg.

Cara Kerja Obat:


Amoksisilina merupakan senyawa penisilina semi sintetik dengan aktivitas anti bakteri spektrum
luas yang bersifat bakterisid. Aktivitasnya mirip dengan ampisilina, efektif terhadap sebagian
bakteri gram-positif dan beberapa gram-negatif yang patogen.
Bakteri patogen yang sensitif terhadap amoksisilina adalah Staphylococci, Streptococci,
Enterococci, S. pneumoniae, N. gonorrhoeae, H. influenzae, E. coli dan P. mirabilis.
Amoksisilina kurang efektif terhadap spesias Shigella dan bakteri penghasil beta-laktamase.

Posologi:
Dosis amoksisilina disesuaikan dengan jenis dan beratnya infeksi.
Anak dengan berat badan kurang dari 20 kg: 20 - 40 mm/kg berat badan sehari, terbagi dalam 3
dosis.
Dewasa atau anak dengan berat badan lebih dari 20 kg: 250 - 500 mg sehari, sebelum makan.
Gonore yang tidak terkompilasi: amoksisilina 3 gram dengan probenesid 1 gram sebagai dosis
tunggal.

Efek Samping:
Pada pasien yang hipersensitif dapat terjadi reaksi alergi seperti urtikaria, ruam kulit, pruritus,
angioedema dan gangguan saluran cerna seperti diare, mual, muntah, glositis dan stomatitis.

Interkasi Obat:
Probenesid memperlambat ekskresi amoksisilina.

Cara Penyimpanan:
Simpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan kering.

Peringatan dan Perhatian:


Pasien yang alergi terhadap sefalosporin mengakibatkan terjadinya "cross allergenicity" (alergi
silang).
Penggunaan dosis tinggi atau jangka lama dapat menimbulkan superinfeksi (biasanya
disebabkan: Enterobacter, Pseudomonas, S. aureus, Candida), terutama pada saluran
gastrointestinal.
Hati-hati pemberia pada wanita hamil dan menyusui dapat menyebabkan sensitivitas pada bayi.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Tablet

Produsen: PT Indofarma
Spiramycin Dexamedica

Indikasi:
Spiramisin digunakan untuk infeksi saluran nafas, seperti tonsilitis, faringitis, bronkitis,
pneumonia, sinusitis, otitis media dan toksoplasmosis.

Kontra Indikasi:
Pasien dengan riwayat hipersensitif terhadap spiramisin atau antibiotik makrolida lainnya.

Komposisi:
Tiap tablet salut selaput mengandung:
Spiramisin 500 mg

Cara kerja obat:


Spiramisin adalah antibiotik makrolida yang dihasilkan oleh Streptomyces ambofaciens yang
bekerja dengan cara menghambat sintesa protein bakteri.
Spiramisin efektif terhadap kuman stafilokokus, streptokokus, pneumokokus, Bordetella
pertusis.

Posologi:
Dewasa:
500 mg, 3 x sehari selama 5 hari. Pada infeksi berat, dosis dapat ditingkatkan sampai maksimal
3000 mg/hari.
Anak-anak:
Sehari 50-100 mg/kg berat badan terbagi dalam 2-3 dosis.

Peringatan dan Perhatian:

Spiramisin harus diberikan dengan hati-hati pada pasien dengan gangguan hati karena
dapat menyebabkan hepatotoksik.

Spiramisin tidak dianjurkan untuk ibu menyusui dan pada trimester pertama kehamilan.

Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi ginjal.


Keamanan penggunaan pada bayi dan neonatus belum diketahui dengan pasti.

Efek samping:
Efek samping yang serius dari spiramisin sangat jarang
Mual, muntah, diare, nyeri epigastrik, ruam kulit dan urtikaria adalah efek samping yang
biasanya muncul pada pemberian oral.

Interaksi obat:
Efek hepatotoksis dipertinggi oleh tetrasiklin.
Spiramisin bersifat antagonis dengan penisilin, streptomisin, kanamisin, neomisin dan
polimiksin.

Penyimpanan:
Simpan di tempat kering, pada suhu di bawah 30C, terlindung dari cahaya.

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Jenis: Tablet

Produsen: PT Dexa Medica


Metronidazole 250 mg

Indikasi:
Metronidazole efektif untuk pengobatan :
1. Trikomoniasis, seperti vaginitis dan uretritis yang disebabkan oleh Trichomonas vaginalis.
2. Amebiasis, seperti amebiasis intestinal dan amebiasis hepatic yang disebabkan oleh E.
histolytica.
3. Sebagai obat pilihan untuk giardiasis.

Kontra Indikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap metronidazole atau derivat nitroimidazol lainnya dan
kehamilan trimester pertama.

Komposisi:
Tiap tablet mengandung metronidazol 250 mg.
Tiap tablet salut selaput mengandung metronldazol 500 mg.

Cara Kerja:
Metronidazole adalah antibakteri dan antiprotozoa sintetik derivat nitroimidazoi yang
mempunyai aktifitas bakterisid, amebisid dan trikomonosid.

Dalam sel atau mikroorganisme metronidazole mengalami reduksi menjadi produk polar. Hasil
reduksi ini mempunyai aksi antibakteri dengan jalan menghambat sintesa asam nukleat.

Metronidazole efektif terhadap Trichomonas vaginalis, Entamoeba histolytica, Gierdia lamblia.


Metronidazole bekerja efektif baik lokal maupun sistemik.

Dosis:
Trikomoniasis:
Pasangan seksual dan penderita dianjurkan menerima pengobatan yang sama dalam waktu
bersamaan.
Dewasa : Untuk pengobatan 1 hari : 2 g 1 kali atau 1 gram 2 kali sehari.
Untuk pengobatan 7 hari : 250 mg 3 kali sehari selama 7 hari berturut-turut.

Amebiasis:
Dewasa : 750 mg 3 kali sehari selama 10 hari.
Anak-anak : 35 - 50 mg/kg BB sehari dalam dosis terbagi 3, selama
10 hari.

Giardiasis:
Dewasa : 250 - 500 mg 3 kali sehari selama 5 - 7 hari atau 2 g 1 kali
sehari selama 3 hari.
Anak-anak: 5 mg/kg BB 3 kali sehari selama 5-7 hari.

Efek Samping:
Mual, sakit kepala, anoreksia, diare, nyeri epigastrum dan konstlpasi.

Interaksi Obat:
Metronidazole menghambat metabolisme warfarin dan dosis antikoagulan kumarin lainnya harus
dikurangi.

Pemberian alkohol selama terapi dengan metronidazole dapat menimbulkan gejala seperti pada
disulfiram yaitu mual, muntah, sakit perut dan sakit kepala.

Dengan obat-obat yang menekan aktivitas enzim mikrosomal hati seperti simetidina, akan
memperpanjang waktu paruh metronidazole.

Perhatian:
Metronidazole tidak dianjurkan untuk penderita dengan gangguan pada susunan saraf pusat,
diskrasia darah, kerusakan hati, ibu menyusui dan dalam masa kehamilan trimester II dan III.
Pada terapi ulang atau pemakaian lebih dari 7 hari diperlukan pemeriksaan sel darah putih.

Cara Penyimpanan:
Simpan di tempat sejuk dan kering, teriindung dari cahaya.

Kemasan: Metronidazole 250 mg, botol 100 tablet

Jenis: Tablet

Produsen: PT Indofarma

You might also like