Professional Documents
Culture Documents
Hilda Nurul A.1, Lukluk Nurul Q.2, Siti Noviyani3, Umu Raudhotul F.4
Departemen Fisika
Fakultas Sains dan Matematika
Universitas Diponegoro
ABSTRAK
VIII.
VIII.1.1. Polarisasi XIII. Interferensi merupakan
IX. Polarisasi yaitu suatu proses perpaduan dari duaa gelombang
pembatasan vektor yang cahaya atau lebih. Interferensi
terbentuk menjadi sebuah menghasilkaan pola garis terang yang
gelombang transversal hingga merupakan hasil interferensi
menjadi satu arah saja. Polarisasi maksimum (konstruktif) dan garis
hanya terjadi pada gelombang gelap merupakan hasil interferensi
transversal. Gelombang minimum(destruktif).
transversal memiliki arah rambat
yang tegak lurus dengan bidang XIV.
rambatnya. Jika gelombang
mempunyai sifat bahwa gerak
medium dalam bidang yaitu tegak
lurus dengan arah rambat pada
garis lurus, maka gelombang
tersebut terpolarisasi linier
(Kenneth, 1992).
IX.1.1. Dispersi
XV. Gambar 1.3. Interferensi Konstruktif
X.
XVI.
XLVI. 2.
XLVII.
LIII. LVI.
Mulai
Mengatur laser agar tetap melewati lensa sehingga berfokus pada beam splitte
Selesai
LIV.
LV. G
LVI.1. Diagram Fisis LXVII. Percobaan interferometer
LVII. Michelson bertujuan untuk
membuktikan panjang gelombang
cahaya laser Helium-Neon(He-Ne).
Pada percobaan ini digunakan alat
dan bahan yaitu sebuah laser He-Ne
Laser diberi tegangan yang men
dan seperangkat alat interferometer.
Dalam interferometer terdapat dua
buah cermin dan dua buah lensa,
sebuah beam Splitter dan sebuah
Elektron-elektron tersebut kemudian menabrak atom atom pada laser, sehingga elek
layar.Interferometer Michelson
adalah sebuah percobaan yang
dilakukan Michelson-Morley
dimana dengan bantuan beam
splitter
Ketika berada pada tingkat membuat
energi paling sebuah
tinggi, alektron sinar
menjadi tidak stabil. Untuk memper
laser menjadi dua buah sinar laser
baru akibat pemantulan sinar dari
dua buah cermin yang dirangkai
sedemikian rupa, apabila kedua
sinarterabsorsi
Emisi spontan menyebabkan elektron pada pita valensi digabungkan maka (emisi
kembali secara tersimulasi akanterstimulasi). Terjad
membentuk pola gelap terang
berbentuk cincin yang biasa
disebut dengan pola frinji.
LXVIII. Berdasarkan hasil
yang didapat yaitu besar panjang
Pancaran foton tersebut memancarkan cahaya ke arah lensa agar difo
gelombang sinar laser rata-rata
pada pola masuk sebesar 6,13x10 -
7
m dengan ralat perambatan
LVIII. sebesar 2,31x10-8m dan besar
panjang gelombang sinar laser
Pantulan cahaya dari cermin 1 dan 2 akan
LIX.bersatu kembali di beam splitter dan rata-rata pada pola keluar sebesar
diteruskan ke layar. Sehingga dihasilkan
LX.pola interferensi akibat penggabungan 6,396x10-7m dengan ralat
dua gelombang cahaya. perambatan sebesar 2,31x10-8m,
Pola interferensi berupa frinji .
LXI. besar nilai tersebut tidak jauh
Apabila panjang lintasan
berbeda dengan nilai referensi
berkas gelombang cahaya
LXII.
diperpanjang maka pola cincin
panjang gelombang sinar laser
LXIII.
akan masuk ke pusat pola, yang besarnya 6,33x10-7m.
sedangkan diperpendek maka LXIX. Faktor yang
LXIV.
akan keluar dari pusat pola. mempengaruhi dalam percobaan
ini diantaranya adalah cahaya dari
LXV.
luar, posisi cermin kedua(cermin
LXVI. III. HASIL DAN gerak) yang kurang tepat serta
PEMBAHASAN kerja alat yang menurun.
LXX.
LXXI.KESIMPULAN kurang tepat serta kerja alat
yang menurun.
LXXII. Berdasarkan dari
percobaan interferometer LXXIII.
michelson dapat
disimpulkan bahwa :
LXXIV. DAFTAR PUSTAKA
1. Interferometer Michelson LXXV. Giancoli, D. C., 2001. Fisika
adalah sebuah percobaan Dasar II. Jakarta: Erlangga.
yang dilakukan Michelson- LXXVI.Halliday, R., 1984. Fisika
Morley dimana dengan Dasar Jilid 1. Jakarta:
bantuan beam splitter Erlangga.
membuat sebuah sinar laser
LXXVII. Siswanto, 2009.
menjadi dua buah sinar laser
Kompetensi Fisika. Jakarta:
baru akibat pemantulan sinar
Pusat Perbukuan dan
dari dua buah cermin yang Pendidikan Nasional.
dirangkai sedemikian rupa,
apabila kedua sinar LXXVIII. Soedojo, 1985. Asas-asas
digabungkan maka akan Ilmu Fisika Jilid 2 Listrik
membentuk pola gelap Magnet. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
terang berbentuk cincin yang
biasa disebut dengan pola LXXIX.Streeter, W., 1988. Mekanika
frinji. Fluida (Terjemahan). Jakarta:
2. Berdasarkan hasil yang Erlangga.
didapat yaitu besar panjang
LXXX. Sutrisno, 2001. FISIKA
gelombang sinar laser rata-
MODERN. Bandung: ITB.
rata pada pola masuk sebesar
6,13x10-7m dengan ralat LXXXI.
perambatan sebesar 2,31x10-
8
m dan besar panjang LXXXII.
gelombang sinar laser rata-
LXXXIII.
rata pada pola keluar sebesar
6,396x10-7m dengan ralat
perambatan sebesar 2,31x10- LXXXIV. DAFTAR PUSTAKA
8
m, besar nilai tersebut tidak LXXXV. Csele, M. (2004).
jauh berbeda dengan nilai Fundamental Of Light Source
And Lasr . Copyright: john
referensi panjang gelombang
wiley and sons.
sinar laser yang besarnya
6,33x10-7m. LXXXVI. David Halliday and
3. Faktor yang mempengaruhi Resnick. (1996). FISIKA.
dalam percobaan ini Jakarta: Erlangga.
diantaranya adalah cahaya
LXXXVII. eugene, h. (1992). fisika
dari luar, posisi cermin
universitas. jakarta:
kedua(cermin gerak) yang
erlangga.
LXXXVIII. Giancoli, D. C. (2001). XCIV. Soedojo. (1985). Asas-asas
Fisika Dasar II. Jakarta: Ilmu Fisika Jilid 2 Listrik
Erlangga. Magnet. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
LXXXIX. Halliday, R. (1984). Fisika
Dasar Jilid 1. Jakarta: XCV. Streeter, W. (1988).
Erlangga. Mekanika Fluida
(Terjemahan). Jakarta:
XC. Kenneth, K. (1992). Fisika Erlangga.
Modern. Jakarta: Indonesia
University Press. XCVI. Sutrisno. (2001). FISIKA
MODERN. Bandung: ITB.
XCI. Paul, T. (2001). Fisika untuk
sains dan teknik. jakarta: XCVII. Tipler, P. A. (2001). FISIKA.
erlangga. Jakarta: Erlangga.