You are on page 1of 9

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN HIDROCHEPALUS

A. PENGKAJIAN
1. Data Klien
Nama klien An. D usia 1 tahun, jenis kelamin laki-laki, klin lahir pada
tanggal 5 januari 2007. identitas orang tua ialah ayah klien bernama Tn.
T, usia 30 tahun, pendidikan terakhir S1, pekerjaan saat ini karyawawn
swasta, agama islam, suku bangsa jawa, alamat rumah adalah kampung
hantaran RT 9/9 tanah sari Bogor.
2. Riwayat penyakit sekarang
Sebelum dirawat di ruang perawatan IKA I klien terlebih dahulu
masuk unit gawat darurat RSPAD Gatot Soebroto pada tanggal 10
januari 2008, saat di UGD data yang diperoleh diantaranya keluarga
mengatakan anak sudah tiga hari yang lalu badan teraba panas, kepala
anak semakin hari bertambah besar, lingkar kepala saat lahir 31 cm, dan
saat ini 55 cm. Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya cracked pot
pada palpasi kepala, kelemahan fisik, terdapat adanya tanda-tanda
peningkatan TIK seperti mual, muntah, pusing dan lain-lain. Tindakan
keperawatan yang telah dilakukan diantaranya mengukur TTV hasil S:
390c, N: 130 X/mnt, RR: 35 x/mnt. Memberikan cairan IVFD dengan
cairan RL 5 tts/mnt makro, terapi yang didapat ialah klien mendapat obat
antipiretik supositoria paracetamol 125 mg. Masalah keperawatan yang
muncul diantaranya perubahan perfusi jaringan serebral, risiko injury dan
hipertermi. Kemudian klien dipindahkan ke ruang perawatan IKA I, saat
di ruangan data yang diperoleh diantaranya kepala anak tampak
membesar, lingkar kepala lahir 31 cm saat ini 56 cm, . Pada pemeriksaan
fisik secara palpasi pada kepala ditemukan adanya cracked pot, tindakan
keperawatan yang telah dilakukan diantaranya pemeriksaan darah
lengkap, pemeriksaan CT-Scan, MRI dan pengajuan operasi pemasangan
shunt. Masalah keperawatan yang di temukan di ruangan diantaranya
perubahan perfusi jaringan serebral dan risiko injury. Kemudian klien
menjalani operasi pemasangan shunt peritonium pada tanggal 14 januari
2008.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Riwayat kehamilan dan kelahiran
Kesehatan pada ibu sewaktu hamil tidak ada masalah, tidak ada hiperemis
gravidarum, perdarahan pervagina, anemia dan lain-lain. Pemeriksaan kehamilan
dilaksasnakan secara teratur, diperiksa oleh dokter, tempat pemeriksaan kehamilan
adalah puskesmas, imunisasi yang di dapat ialah TT. Pengobatan yang didapat saat
hamil adalah vitamin B kompleks, obat penambah darah dan kalk.
Usia kelahiran saat melahirkan adalah 39 minggu dengan cara persalinan spontan. Di
totlong oleh dokter, keadaan bayi saat lahir bayi menangis kuat, gerak aktif, BB lahir
3,5 kg, PB 48 cm, lingkar kepala 31 cm.
Saat setelah lahir cacat congenital tidak ada, ikterus pada bayi tidak ada, tida ada
kejang, paralisis, perdarahan, trauma persalinan dan penurunan BB. Anak
mendapatkan ASI segera setelah lahir.
b. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Gangguan dalam proses tumbuh kembang tidak ada, anak sudah dapat
menggenggam benda dengan kuat dan erat, gigi susu sudah mulai ada.
c. Penyaki-penyakit yang pernah diderita
Penykit yang pernah diderita antara lain batuk pilek, demam dan mencret.
d. Pernah dirawat di rumah sakit
Sebelumnya anak belum pernah di rawat di rumah sakit.
e. Obat-obat
Anak sebelumnya tidak mendapatkan terapi obat-obatan
f. Tindakan
Sebelumnya anak tindak pernah mendapatkan tindakan pembedahan dan lainnya.
g. Alergi
Alergi terhadap obat-obatan, ASI dan makanan lainnya tidak ada.

h. Kecelakaan
Sebelumnya anak tidak ada riwayat kecelakaan
i. Imunisasi
Imunisasi yang didapat anak diantaranya BCG 1x, Hepatitis B 1x, DPT 3x, polio
3x dan campak 1x.
j. Kebiasaan sehari-hari
Kebutuhan sehari-hari anak dibantu oleh orang tua, anak mendapat ASI eksklusif
dan saat ini anak mulai mendapatkan makanan padat sejak usia 7 bulan, cara
pemberiannya yaitu di campur dengan air susu botol. Pola tidur anak saat ini adalah
anak tidur siang + 2 jam dari jam 13.00 15.00, tidur malam yaitu pukul 21:00
06:00 WIB. Pola aktivitas anak saat ini anak suka memasukkan tangannya kedalam
mulut. Frekuansi mandi anak saat ini 2x/hari pagi dan sore dengan menggunakan
sabun. Pola eliminasi saat ini adalah frekuansi BAB 3 x/hari, warna kuning, bau
khas, konsisitensi lembek, keluhan saat BAB tidak ada, tidak ada penggunaan
Laxatif. Frekuensi BAK saat ini 5 x/hari, warna urin kuning jernih, tidak ada keluhan
saat BAK, pola asuh klien saat ini adalah klien hanya diasuh oleh orang tua atau ibu
dan bapak klien.
1

7. Pemeriksaan penunjang
Hasi lab. Pada tanggal 20 Januari 2008
Hb : 13,6 gr/dl (13 18 gr/dl)
Ht : 39% ( 35-45%)
Thrombo : 170.000 /ul (150.000 400.000 gr/dl)
Leukosit : 8600 (4800 10800 /ul)
Eritrosit : 4,7 (4,3 - 6,0 jt/ul )
Hasil CT Scan dan MRI pada tanggal 13 Januari 2008 kesan menunjukan
pembesaran ventrikel

8. Penatalaksanaan
- Klien terpasang infus RL 5 tts/mnt makro
- Therapi obat yang didapatkan diantaranya :
Inj : Cefotaxim 2x300 mg/IV
Vit. C 3x40 mg/IV
Diamox 3x250 mg/IV
1. DATA FOKUS
Data subjektif : orang tua mengatakan kepala anaknya bertambah besar
Data objektif :
a. Tingkat kesadaran composmentis
b. Balutan luka tampak kotor
c. Terdapat luka pemasangan alat shunt pada kepala, leher dan abdomen
sejak tanggal 14 januari 2008
d. Pada daerah luka pemasangan shunt tidak ada merah, bengkak, panas dan
sakit
e. Pengisian kapiler repil kurang < 2 detik
f. Ubun-ubun besar menonjol bila menangis
g. Lingkar kepala 50 cm
h. Anak menangis kuat dan nafas dangkal
i. GCS : E 4, M 6, V 5
j. Anak tidak kejang
k. Hasil lab. Tanggal 20 januari 2008 leukosit 11.000 gr/dl (5.000-11.000
gr/dl)
l. TTV : N 120 x/mnt, S 370C, RR 30 x/mnt

2. ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. DS : Orang tua klien mengatakan kepala Meningkatnya volume Perubahan perfusi
anaknya makin hari bertambah besar cairan serebrospinalis jaringan
DO :
Ubun-ubun besar menonjol bila anak
menangis
Lingkar kepala 50 cm
Anak menangis kuat dan bernafas dangkal
GCS : E 4, M 6, V 5
Kesadaran komposmentis
TTV : S 370C, N 120x/mnt, RR 30x/mnt Peningkatan tekanan
2. DS : - ventrikel sekunder Risiko injury
DO : terhadap pemasangan
Tingkat kesadaran composmentis shunt
Pengisian kapiler repil kurang < 2 detik
Lingkar kepala 50 cm
Anak tidak kejang
Terdapat luka pemasangan alat shunt pada
kepala, leher dan abdomen sejak tanggal
14 januari 2008 Masuknya
3. DS : - mikroorganisme Risiko terjadi
DO : sekunder terhadap infeksi
Balutan luka tampak kotor tempat pemasangan
Terdapat luka pemasangan alat shunt pada shunt
kepala, leher dan abdomen
Pada daerah luka pemasangan shunt tidak
ada merah, bengkak, panas dan sakit
Hasil lab. Tanggal 20 januari 2008
leukosit 11.000 gr/dl (5.000-11.000 gr/dl)
TTV: N 120 x/mnt, S 370C, RR 30 x/mnt

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Perubahan perfusi jaringan b.d. Meningkatnya volume cairan
serebrospinalis
b. Risiko injury b.d. Peningkatan tekanan ventrikel sekunder terhadap
pemasangan shunt
c. Risiko terjadi infeksi b.d. Masuknya mikroorganisme sekunder terhadap
tempat pemasangan shunt

4. INTERVENSI, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


a. Perubahan perfusi jaringan b.d. Meningkatnya volume cairan
serebrospinalis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan perubahan perfusi jaringan serebral dapat diatasi.
Kriteria hasil :
tidak ada tanda-tanda penurunan kesadaran
kesadaran composmentis
TTV dalam batas normal (S 36-370C, N 100-120 x/mnt, RR 25-30
x/mnt)
INTERVENSI :
4. Ukur lingkar kepala tiap 1x24 jam
5. Ubah posisi anak miring ke arah yang tidak dilakukan tindakanoperasi
6. Posisikan kepala anak sejajar dengan tempat tidur untuk menghindari pengurangan
tekanan intra kranial yang tiba-tiba
7. Pantau TTV tiap 8 jam
8. Kolaborasi untuk pemberian obat injeksi Diamox sesuai program
PELAKSANAAN :
Tanggal 21-1-2008
Pukul 08:00 mengukur TTV hasil : S 37 0C, N 120x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 09:00
mengukur lingkar kepala, Hasil : lingkar kepala 50 cm. Pukul 09:15 Menjaga posisi
kepala sejajar dengan tempat tidur, Hasil : anak dapat dirubah posisi, ankak tidak
menangis. Pukul 14:00 mengukur TTV hasil : S 370C, N 120x/mnt, RR 30x/mnt.
Pukul 19:00 mengukur lingkar kepala, Hasil : lingkar kepala 50 cm. Pukul 22:15
Menjaga posisi kepala sejajar dengan tempat tidur, Hasil : anak dapat dirubah posisi,
anak tidak menangis. Pukul 08:00 mengukur TTV hasil : S 370C, N 120x/mnt, RR
30x/mnt.
Tanggal 22-1-2008
Pukul 08:00 mengukur TTV hasil : S 370C, N 110x/mnt, RR 32x/mnt. Pukul 09:30
merubah posisi anak miring kanan menjauhi daerah luka operasi, hasil : posisi anak
dapat dirubah menjadi miring kanan. Pukul 13.00 memberikan obat injeksi Diamox
250 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat.
Pukul 14:00 mengukur TTV hasil : S 370C, N 110x/mnt, RR 32x/mnt. Pukul 17:30
merubah posisi anak miring kanan menjauhi daerah luka operasi, hasil : posisi anak
dapat dirubah menjadi miring kanan. Pukul 21.00 memberikan obat injeksi
cefotaxim 300 mg/IV dan Diamox 250 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk,
klien tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 06.00 memberikan obat injeksi cefotaxim
300 mg/IV dan Diamox 250 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak
ada alergi terhadap obat.
Tanggal 23-1-2008
Pukul 14.00 mengukur TTV hasil : S 36 0C, N 120x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 14.15
memberikan obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV dan Diamox 250 mg/IV sesuai
program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 17:30
merubah posisi anak miring kanan menjauhi daerah luka operasi, hasil : posisi anak
dapat dirubah menjadi miring kanan. Pukul 21.00 mengukur TTV hasil : S 36 0C, N
120x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 06.00 memberikan obat injeksi Diamox 250 mg/IV
sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 08.00
mengukur TTV hasil : S 360C, N 120x/mnt, RR 27x/mnt. Pukul 13.00 memberikan
obat injeksi Diamox 250 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada
alergi terhadap obat.
EVALUASI
Tanggal 24-1-2008
S :-
O : kesadaran komposmentis, tanda-tanda peningkatan tekanan intra kranial tidak ada
seperti mual, muntah, sakit kepala dan penurunan kesadaran, TTV S 36 0C, N
120x/mnt, RR 30x/mnt. lingkar kepala 49 cm.
A : tujuan tercapai masalah teratasi
P : tindakan keperawatan kolaborasi memberikan obat injeksi Diamox 3x250 mg/IV
sesuai program dilanjutkan.

2. Risiko injury b.d. Peningkatan tekanan ventrikel sekunder terhadap pemasangan


shunt
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan injury
tidak terjadi
Kriteria hasil : alat pemasangan shunt tepat berada pada tempatnya, TTV dalam batas
normal, kesadaran composmentis.
INTERVENSI :
1. Observasi tingkat kesadaran tiap 1x24 jam
2. Monitor adanya tanda-tanda meningkatnya tekanan intra kranial tiap 1x24 jam
3. Berikan anak posisi tidur menjadi semi fowler
4. Observasi intake dan out put tiap 1x24 jam
PELAKSANAAN
Tanggal 21-1-2008
Pukul 08.00 mengukur TTV hasil : S 36 0C, N 120x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 10.00
mengobservasi adanya peningkatan TIK, hasil : anak tidak ada mual, muntah dan
sakit kepala. Pukul 11.30 merubah posisi tidur klien menjadi semi fowler, hasil :
posisi tidur anak dapat dirubah dapat dirubah menjadi semi fowler, anak tidak
menangis. Pukul 14.10 mengukur TTV hasil : S 36 0C, N 120x/mnt, RR 30x/mnt.
Pukul 18.00 mengobservasi adanya peningkatan TIK, hasil : anak tidak ada mual,
muntah dan sakit kepala. Pukul 22.30 merubah posisi tidur klien menjadi semi
fowler, hasil : posisi tidur anak dapat dirubah menjadi semi fowler, anak tidak
menangis. Pukul 06.00 mengobservasi adanya peningkatan TIK, hasil : anak tidak
ada mual, muntah dan sakit kepala.
Tanggal 22-1-2008
Pukul 08.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 10.00
memberikan obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk,
klien tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 12.00 mengobservasi tingkat kesadaran,
hasil : kesadaran klien composmentis. Pukul 14.00 mengukur TTV hasil : S 36 0C, N
110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 21.00 memberikan obat injeksi Diamox 250 mg/IV
sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 05.00
mengobservasi tingkat kesadaran, hasil : kesadaran klien composmentis

Tanggal 23-1-2008
Pukul 14.00 mengukur TTV hasil : S 360C, N 110x/mnt, RR 30x/mnt. Pukul 16.00
merubah posisi tidur klien menjadi semi fowler, hasil : posisi tidur anak dapat
dirubah menjadi semi fowler, anak tidak menangis. Pukul 17.30 memberikan obat
injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada
alergi terhadap obat. Pukul 21.00 mengukur TTV hasil : S 36 0C, N 110x/mnt, RR
30x/mnt. Pukul 22.00 merubah posisi tidur klien menjadi semi fowler, hasil : posisi
tidur anak dapat dirubah menjadi semi fowler, anak tidak menangis. Pukul 06.00
memberikan obat injeksi Diamox 250 mg/IV sesuai program, hasil : obat masuk,
klien tidak ada alergi terhadap obat. Pukul 08.00 mengukur TTV hasil : S 36 0C, N
110x/mnt, RR 30x/mnt. . Pukul 13.00 memberikan obat injeksi Diamox 250 mg/IV
sesuai program, hasil : obat masuk, klien tidak ada alergi terhadap obat.
EVALUASI
Tanggal 24-1-2008
S :-
O : Alat pemasangan shunt tepat berada pada tempatnya, TTV S 36,5 0C, N 110x/mnt,
RR 30x/mnt, tingkat kesadaran composmentis
A : Tujuan tercapai, masalah teratasi
P : Tindakan kperawatan dilanjutkan
- Berikan posisi tidur anak menjadi semi fowler
- Berikan obat injeksi cefotaxim 300 mg/IV sesuai program

You might also like