Professional Documents
Culture Documents
1. PENDAHULUAN
Karya yang dibahas adalah karya yang berjudul Dancer 035 yang dibuat oleh seniman
kenamaan dari Bali,yaitu Nyoman Gunarsa.Lahir di Br. Banda, Klungkung, pada tanggal 15
April 1944 yang pekerjaannya adalah Pelukis. Dari sepanjang karyanya dan proses dia
berkarya hingga kini, dia telah mengelompokkan masa/ periode lukisannya yaitu : Periode
Akademis, Periode Abstrak, Periode Wayang, Periode Tari dan Periode Moksa. Hampir dari
pengalaman hidupnya menjadi obyek utama dalam lukisannya terutama hubungan Nyoman
Gunarsa dengan alam, lingkungan sekitar/ sosial, dan spirit pribadinya.Dalam karya yang
berjudul Dancer 035,yang saya bahas,termasuk Periode Tari yang juga bertemakan Tari.
Alasan saya memlih karya yang berjudul Dancer 035 untuk dibahas dalam kajian kritik seni
rupa yang lebih menyeluruh atau kritik holistik karena karya yang berjudul Dancer 035
mampu ditelaah secara luas dari segi berbagai latar belakang senimannya secara luas maupun
ditelaah hanya pada karyanya saja.
Ditambah dengan ketertarikan saya dengan karya ini,dari segi komposisi peletakan posisi
tokoh yang di dalam lukisan maupun pilihan warna yang menarik.
2. Struktur Formalisme
Ditelaah dari Unsur-unsur seni rupa
1) Lukisan terdiri dari perpaduan titik dan goresan yang membentuk garis tipis dan lebar
dengan mempertimbangkan keharmonisan komposisi.Garisnya memperlihatkan kemantapan
seniman dalam menggoreskan warna,sehingga terlihat betul kemampuan seniman dalam
ketrampilan sketsa dan pemahaman anatomi sudah mahir.
2) Unsur gelap terang tidak terlalu ditonjolkan dalam lukisan ini.Terlihat dari pemakaian satu
warna pada kulit yaitu putih.
3) Pemilihan warna yang terkesan kontras ,warna satu dengan yang lain namun masih terlihat
harmonis,jadi masih bisa dirasakan bahwa sang seniman tidak asal-asalan atau sembarangan
dalam pemilihan warna.
4) Tekstur pada lukisan masih terlihat dari tebalnya cat yang menempel,yang biasanya terjadi
pada karya-karya ekspresionis dan impresionis.
Pemakaian symbol terlihat dari karya dibuat tidak realis,namun dibuat hanya sebatas kesan
kesan saja.Seniman menggambarkan sosok penari tidak pada seperti aslinya,namun masih
dapat dibayangkan dengan jelas sosok penari tersebut.
Gaya atau corak
Gaya yang diterapkkan oleh seniman dilihat dari unsur dan teknik yang dipakai,seniman
lebih condong ke gaya ekspresionisme serupa dengan karya karya seniman kenamaan
Yogyakarta yaitu Affandi.Cat yang menempel pada kanvas nampak jelas dibuat secara
spontanitas menyalurkan perasaan sang seniman saat pembuatan karya.Warna dioleskan dari
tubenya langsung maupun dengan bantuan dioleskan dengan tangan.
Sebelum ada periode moksa Nyoman Gunarso telah mengalami serangkaian peristiwa
penting yang membentuk dirinya semakin matang dan semakin memperkuat jati dirinya.
Peristiwa itu antara lain adalah sakit stroke yang dia derita menyebabkan seluruh sisi kanan
bagian tubuhnya lumpuh, dia bahkan tak mampu memnggerakan tangan emasnya, namun
dengan semangat berkesenian yang tinggi di berbagai kesempatan dia mampu menggerakan
tangannya dia tergelitik untuk selalu melukis/ membuat sketsa-sketsa wajah orang-orang
disekitarnya.
Kesimpulan
Seniman mampu menjadi besar, karena sedikit banyak telah terpengaruh oleh latar belakang
kehidupannya.Seniman menangkap pengalamannya dan mengambil kesimpulan dari
berbagai kisahnya menjadi suatu pandangan tersendiri yang divisualisasikan kedalam karya.
TUGAS
CONTOH KRITIK SENI
DI
SUSUN
OLEH
NAMA : NURLAILI
KELAS : IX.A
NO. ABSEN : 16
Gandrang Bulo adalah tarian tradisional khas Makassar yang diiringi oleh tabuan
gendang dan tabuan bambu.Tari Gandrang Bulo dimainkan oleh orang dewasa dibagi 2
kelompok yang biasanya terdiri dari 10 orang oleh lelaki dan perempuan dengan
membuat lingkaran. Mereka menyanyikan lagu jenaka dan gerakangerakan lucu yang
dimainkan secara bergiliran, dengan instrumen bambu yang berfungsi sebagai alat musik
dan properti.
Setiap penari diharuskan memerankan beberapa karakter lucu, seperti orang
idiot atau orang kampung yang lugu, yang berhadapan dengan pemeran pejabat atau
orang berkuasa yang angkuh.Pemain terkadang begitu keras, tetapi dikemas dalam
bentuk banyolan segar yang mengundang tawa. Sampai saat ini Tari Gandrang Bulo
masih menjadi salah satu icon kesenian Makassar yang sering dipentaskan di beberapa
acara. Selain sebagai hiburan rakyat, tarian gandrang bulo sering dipentaskan untuk
menyambut tamu penting negara.
Kata gandrang bulo sendiri berasal dari dua kata, yaitu gandrang yang berarti
tabuan atau pukulan dan bulo yang berarti bambu. Dialog yang disisipkan dalam tarian
seperti masalah politik, sosial dan budaya.Tarian ini sering digunakan oleh seniman untuk
mengeluarkan berbagai macam uneg-uneg mengenai suatu hal, selain itu juga sering
digunakan oleh masyarakat untuk merespon kondisi sosial disekitarnya. Beberapa contoh
cerita yang sering dibawakan dalam tarian ini misalnya adalah mengenai kesulitan
masyarakat pinggiran dalam menghadapi oknum-oknum tertentu.