Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
DASAR TEORI
Dalam suasana asam hidrogen peroksida akan bereaksi engan iodide dengan
persamaan reaksi :
2H+(aq) + H2O2(aq) + 2I- 2H2O(l) + I2(aq)
Hasil akhir berupa iodium yang dapat dideteksi dengan mudah dengan adanya perubahan
warna. Perubahan warna tersebut dapat dipermudah dengan penambahan larutan kanji.
Kosentrasi dari tiap reaktan dapat divareasikan dan waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan sejumlah tertentu iodium dapat diukur dengan cara mengukurwaktu yang
dibutuhkan untuk memproduksi iodium dalam jumlah tertentu. Jumlah tertentu di tentukan
dengan mereaksikan iodium dengan thiosulfat dengan persamaaan reaksi sebagai berikut :
I2 (aq) + 2S2O32- (aq) 2I- (aq) + S4O62- (aq)
Setelah semua thiosulfat yang ditambahkan habis bereaksi maka kelebihan iodium akan
bereaksi dengan pati membentuk larutan berwarna biru. Reeaksi ini dapat dipercepat dengan
meningkatkan kosentrasi reaktan dan meningkatkan suhu larutan. Selain dengan kedua cara
tersebut kecepatan reaksi dapt ditingkatkan dengan penambahan katalis. Katalis adalah zat
yang ikut bereaksai mempercepat laju reaksi, tetapi setelah reaksi berhenti akan terbentuk zat
katalisator kembali. Jadi setelah reaksi berlangsung katalisator akan diperoleh kembali dalam
jumlah yang tetap. Katalis bekerja dengan menurunkan energy aktivasi reaksi. Energi aktivasi
dapat diartikan sebagai energi minimum yang diperlukan untuk menghasilkan tumbukan yang
efektif agar terjadi reaksi. Agar tumbukan antarmolekul pereaksi efekif dan menghasilkan
reaksi, fraksi molekul yang bertumbukan harus memiliki energi lebih besar daripada energi
aktivasi. Dalam reaksi oksidasi iodide oleh hydrogen peroksida dalam suasana asam dapat
digunakan logam transisi berupa besi dan molibdat.
Pada percobaan ini, kita akan mencampurkan zat-zat pereaksi dan kita juga akan
mengukur selang waktu dimana jumlah H2O2 sangat kecil dan tetap (a). Maka akan didapat
rumus:
dn(H 2 O2 ) a
dt t
Laju reaksi = ;dengan a=tetapan
(Umum) Laju reaksi = k[H+]1[H2O2]m[I-]n
1
t
dengan mengubah konsentrasi lain dan menjaga konsentrasi H 2O2 maka nilai m: = p
[H2O2]m
atau log t = -m log [H2O2] log p
Nilai akan diukur untuk beberapa suhu yang berbeda, dengan konsentrasi awal tetap
yang akan berlaku rumus:
1 Ea 1
t 2,30R T
= k p = tetap atau log t = +log p
dengan Ea=energi aktivasi, R = tetapan gas ideal, T = suhu absolut dan p = tetapan.
Untuk semua campuran reaksi akan ditambahkan sejumlah Na2S2O3 yang sama dan
sedikit larutan kanji. Na2S2O3 bereaksi dengan I2 dan terbentuk:
2S2O32-(aq) + I2(aq) S4O62-(aq) + 2I-(aq)
Karena itu, pada awal reaksi [I-] terus tetap, namun segera setelah thiosulfat habis I2 tidak
dihilangkan lagi dan dengan kanji biru akan muncul.
Grafik dibawah ini menunjukkan perbandingan energia aktivasi untuk reaksi dengan katalis
dan tanpa katalis :
TUJUAN
METODE
Pembuatan larutan
Pembuatan Larutan
Larutan I
- 40 ml kanji 1%
40 ml
Massa Kanji= 1 g=0,40 g
100 ml
1. Ditimbang 0,40 g kanji dalam gelas kimia dengan menggunakan neraca analitik
2. Ditambahkan 40 ml aquades
3. Larutan dididihkan selama 3 menit
- 20 ml KI 0,1 M
n m
[ KI ] = n=
V Mr
n m
0,1 M = 2,0 103 mol=
2
2,0 10 L 165 g/mol
Larutan 2
- 250 ml H2O2 0,5 M 30%
M 1 V1 = M 2 V2 V2 = 9,68 ml
0,5 M 250 ml = 12,91 M V2
Larutan 3
- 100 ml (NH4)6Mo7O24510-5 M
n m
[ ( NH 4 )6 Mo 7 O24 ]= V n=
Mr
n m
5 105 M = 5,0 106 mol=
1
1,0 10 L 1236 g/mol
1. Dibilas semua peralatan yang akan digunakan dengan air kran sebanyak 1 kali dan
dengan air aquades sebanyak 3 kali kemudian dikeringkan.
2. Disiapkan larutan yang akan digunakan : H2SO4 1M; KI 0,1 M; Na2S2O3 0,1M;
pati 1%; (NH4)6M07O24.4H2O 5x10-5 M dan H2O2 0,5M
3. Disiapkan 3 jenis campuran. Campuran I = 10 ml H2SO4 1M ; 20 ml KI 0,1 ; 10
ml Na2S2O3 0,1M ; 40 ml pati 1% dan 420 ml aquades. Campuran II = 12 ml H2O2
0,5M ; 13 ml aquades. Campuran III (NH4)6M07O24.4H2O 5x10-5 M dan aquades
sesuai dengan rincian pada tabel 1.1
4. Diukur suhu awal masing-masing campuran lalu dirata-rata per komposisi. Semua
percobaan dilakukan pada suhu yang sama
5. Campuran 2 dan campuran 3 ditambahkan bersamaan kedalam campuran 1 dan
perhitungan waktu dimulai
6. Perhitungan waktu dihentikan ketika muncul warna biru dalam campuran
7. Suhu campuran diukur setelah reaksi (perubahan warna terjadi)
8. Percobaan dilakukan secara duplo
Tabel 1.1
N Campuran Campuran
Campuran III (ml)
O I (ml) II (ml)
1 25 25 0
2ml (NH4)6M07O24.4H2O 5x10-5 M + 23 ml
2 25 25
aquades
4ml (NH4)6M07O24.4H2O 5x10-5 M + 21ml
3 25 25
aquades
6ml (NH4)6M07O24.4H2O 5x10-5 M + 19 ml
4 25 25
aquades
8ml (NH4)6M07O24.4H2O 5x10-5 M + 17 ml
5 25 25
aquades
HASIL PENGAMATAN
Percobaan 1
Percobaan 2
Campuran Campuran Campuran Awal (oC)
1 2 3
Icebath Waterbath
I II I II
25 25 25 14,67 13 53 53
Akhir (oC)
Icebath Waterbath
I II I II
18 16 52 52
Waktu (detik)
Icebath Waterbath
I II I II
65 85 12 11
JAWAB PERTANYAAN
1. -
2. -
3. hasil percobaan yang saya lakukan (kelompok 2) sudah sesuai dengan literature
karena dapat dibuktikan bahwa peningkatan laju reeaksi dapat dilakukan dengan
meningkatkan suhu dan penambahan katalis. Semakin tinggi suhu atau semakin
banyak katalis yanag ditambahkan maka laju reaksi akan semakin berjalan dengan
cepaat. Hal ini dapat di lihat dari kurva dan data yang terlampir pada pembahasan.
PEMBAHASAN
Dari kurva percobaan 1 di bawah ini, kita dapat mengetahui hubungan antara
katalis dengan laju reaksi tentunya pada suhu yang sama baik itu suhu awal maupun
suhu akhir. Reaksi yang dilihat dapaat diamati dari perubahan warna yang terjadi.
Berdasarkan kurva dapat diketahui bahwa semakin banyak katalis yang ditambahkan
pada campuran yang akan direaksikan maka campuran tersebut akan semakin cepat
bereaksi. Katalis yang dipakai adalah larutan (NH4)6Mo7O24.4H2O dalam aquades.
Seperti yang diketahui bahwa katalis akan ikut bereaksi untuk mempercepat reaksi
namun setelah reaksi berhenti akan terbentuk zat katalisator kembali.
kurva hubungan antara katalis dengan
laju reaksi
100
waktu
50
waktu (de tik) katalis
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
katalis (ml)
53 52 11,5
26 26 38,5
13,8 17 75
Data yang diambil dari percobaan adalah campuran 1 + campuran 2 + campuran 3 (4 ml
(NH4)6Mo7O24 . 4H2O 5 x 10-5 M +21 ml aquades) .
Selain dengan penambahan katalis untuk mempercepat laju reaksi, peningkatan suhu juga
dapat mempercepat laju reaksi. Berdasarkan data percobaan di atas, dapat diketahui bahwa
semakin tinggi suhu waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi semakin cepat atau dalam hal ini
laju reaksi semakin tinggi jika suhu ditingkatkan.
Dari semua percobaan yang dilakukan dapat ditentukan energi aktivasi yang
menurunkan energi oleh adanya katalis. Perhitungannya sebagai berikut:
Fungsi penambahan H2SO4 encer pada percobaan ini adalah sebagai katalis asam namun tidak
ikut bereaksi. Alasan digunakan H2SO4 encer ini antara lain :
H2SO4 berfungsi untuk mengasamkan reaksi antara H 2O2 + KI + larutan kanji guna
menghidrasi H2O2
Karena adanya H2SO4 sebagai zat penghidrasi tersebut, akan terbentuk iod secara
perlahan-lahan yang ditandai perubahan warna menjadi biru serta hasil sampingnya
berupa air.
Fungsi penambahan larutan kanji pada percobaan ini antara lain :
Sebagai indikator untuk reaksi yang menggunakan reagen KI.
Sebagai indikator terbentuknya I2 yang ditandai dengan warna biru, biru kehitaman,
atau ungu.
Larutan kanji juga digunakan untuk mengurangi perubahan laju supaya perubahan
warna bertahap, pengamatan ini ditunjukkan dengan perubahan warna larutan dari
tidak berwarna menjadi biru.
KESIMPULAN
waktu (detik) 40
20
0
10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
suhu (oC)
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
katalis (ml)
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. PT Gramedia. Jakarta.
Day, R.A dan A.LUnderwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga.
LAMPIRAN
Laporan sementara
Tugas Awal