You are on page 1of 11

LAPORAN RESMI KINETIKA KIMIA

REAKSI OKSIDASI IODIDA OLEH HIDROGEN


PEROKSIDA

(Pengaruh Katalis Pada reaksi)

Oleh:

Ivone Lestari Rumope / 652015028

Program Studi Kimia


FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
Nama / NIM : Ivone Lestari / 652015028
Kelompok : Rabu, 12.00-16.00

Tanggal praktikum : 12 Oktober 2016

JUDUL : Reaksi Oksidasi Iodida oleh Hidrogen Peroksida

(Pengaruh katalis pada Reaksi)

DASAR TEORI

Dalam suasana asam hidrogen peroksida akan bereaksi engan iodide dengan
persamaan reaksi :
2H+(aq) + H2O2(aq) + 2I- 2H2O(l) + I2(aq)
Hasil akhir berupa iodium yang dapat dideteksi dengan mudah dengan adanya perubahan
warna. Perubahan warna tersebut dapat dipermudah dengan penambahan larutan kanji.
Kosentrasi dari tiap reaktan dapat divareasikan dan waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan sejumlah tertentu iodium dapat diukur dengan cara mengukurwaktu yang
dibutuhkan untuk memproduksi iodium dalam jumlah tertentu. Jumlah tertentu di tentukan
dengan mereaksikan iodium dengan thiosulfat dengan persamaaan reaksi sebagai berikut :
I2 (aq) + 2S2O32- (aq) 2I- (aq) + S4O62- (aq)
Setelah semua thiosulfat yang ditambahkan habis bereaksi maka kelebihan iodium akan
bereaksi dengan pati membentuk larutan berwarna biru. Reeaksi ini dapat dipercepat dengan
meningkatkan kosentrasi reaktan dan meningkatkan suhu larutan. Selain dengan kedua cara
tersebut kecepatan reaksi dapt ditingkatkan dengan penambahan katalis. Katalis adalah zat
yang ikut bereaksai mempercepat laju reaksi, tetapi setelah reaksi berhenti akan terbentuk zat
katalisator kembali. Jadi setelah reaksi berlangsung katalisator akan diperoleh kembali dalam
jumlah yang tetap. Katalis bekerja dengan menurunkan energy aktivasi reaksi. Energi aktivasi
dapat diartikan sebagai energi minimum yang diperlukan untuk menghasilkan tumbukan yang
efektif agar terjadi reaksi. Agar tumbukan antarmolekul pereaksi efekif dan menghasilkan
reaksi, fraksi molekul yang bertumbukan harus memiliki energi lebih besar daripada energi
aktivasi. Dalam reaksi oksidasi iodide oleh hydrogen peroksida dalam suasana asam dapat
digunakan logam transisi berupa besi dan molibdat.
Pada percobaan ini, kita akan mencampurkan zat-zat pereaksi dan kita juga akan
mengukur selang waktu dimana jumlah H2O2 sangat kecil dan tetap (a). Maka akan didapat
rumus:
dn(H 2 O2 ) a

dt t
Laju reaksi = ;dengan a=tetapan
(Umum) Laju reaksi = k[H+]1[H2O2]m[I-]n
1
t
dengan mengubah konsentrasi lain dan menjaga konsentrasi H 2O2 maka nilai m: = p
[H2O2]m
atau log t = -m log [H2O2] log p
Nilai akan diukur untuk beberapa suhu yang berbeda, dengan konsentrasi awal tetap
yang akan berlaku rumus:
1 Ea 1

t 2,30R T
= k p = tetap atau log t = +log p
dengan Ea=energi aktivasi, R = tetapan gas ideal, T = suhu absolut dan p = tetapan.
Untuk semua campuran reaksi akan ditambahkan sejumlah Na2S2O3 yang sama dan
sedikit larutan kanji. Na2S2O3 bereaksi dengan I2 dan terbentuk:
2S2O32-(aq) + I2(aq) S4O62-(aq) + 2I-(aq)
Karena itu, pada awal reaksi [I-] terus tetap, namun segera setelah thiosulfat habis I2 tidak
dihilangkan lagi dan dengan kanji biru akan muncul.
Grafik dibawah ini menunjukkan perbandingan energia aktivasi untuk reaksi dengan katalis
dan tanpa katalis :

TUJUAN

1. Menentukan kurva pengaruh katalis terhadap laju reaksi.


ALAT DAN BAHAN

Beaker glass 250 ml Thermometer


Beaker glass 100 ml Neraca 2 digit
Pipet volume ( 1ml, 2ml, 5 ml) Aquades
pilleus Asam sulfat
Gelas ukur 100 ml Kalium iodide
Labu takar 100 ml Pati
Gelas arloji Natrium tiosulfat
Spatula Hydrogen peroksida
Stopwatch Amonium heptamolibdat
Waterbath tetrahidrat
Icebathb

METODE

Pembuatan larutan

Pembuatan Larutan
Larutan I
- 40 ml kanji 1%
40 ml
Massa Kanji= 1 g=0,40 g
100 ml

1. Ditimbang 0,40 g kanji dalam gelas kimia dengan menggunakan neraca analitik
2. Ditambahkan 40 ml aquades
3. Larutan dididihkan selama 3 menit
- 20 ml KI 0,1 M
n m
[ KI ] = n=
V Mr
n m
0,1 M = 2,0 103 mol=
2
2,0 10 L 165 g/mol

n = 2,0 10-3 mol m = 0,33 g


1. Ditimbang 0,33 g KI dalam gelas kimia dengan menggunakan neraca analitik
2. Ditambahakan 10 ml aquades kemudian dihomogenkan
- 10 ml H2SO4 1 M
Ket: H2SO4 pekat = 17,8 M
M 1 V1 = M 2 V 2
1 M 10 ml = 17,8 M V2
V2 = 0,56 ml
1. Dimasukkan 0,56 ml H2SO417,8 M ke dalam gelas kimia
2. Ditambahkan aquades sampai genap 10 ml kemudian dihomogenkan
- 10 ml Na2S2O3 0,1 M
n m
[ Na2 S2 O3 ]= V n=
Mr
n 3 m
0,1 M = 1,0 10 mol=
1,0 103 L 248 g/mol

n = 1,0 10-3 mol m = 0,25 g


1. Ditimbang 0,25 g Na2S2O3.5H2O dalam gelas kimia dengan menggunakan neraca
analitik
2. Ditambahkan 10 ml aquades kemudian dihomogenkan

Larutan 2
- 250 ml H2O2 0,5 M 30%
M 1 V1 = M 2 V2 V2 = 9,68 ml
0,5 M 250 ml = 12,91 M V2

1. Dimasukkan 9,68 ml H2O2 ke dalam labu ukur 250 ml


2. Ditambahkan aquades sampai garis tera kemudian dihomogenkan

Larutan 3
- 100 ml (NH4)6Mo7O24510-5 M
n m
[ ( NH 4 )6 Mo 7 O24 ]= V n=
Mr
n m
5 105 M = 5,0 106 mol=
1
1,0 10 L 1236 g/mol

n = 5,0 10-6 mol m = 0,0062 g


1. Ditimbang 0,0062 g (NH4)6Mo7O24.4H2O dalam kaca arloji menggunakan neraca
mettler
2. Dimasukkan (NH4)6Mo7O24.4H2O yang telah ditimbang ke labu ukur 100 ml
3. Ditambahkan aquades sampai garis tera kemudian dihomogenkan.

A. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi

1. Dibilas semua peralatan yang akan digunakan dengan air kran sebanyak 1 kali dan
dengan air aquades sebanyak 3 kali kemudian dikeringkan.
2. Disiapkan larutan yang akan digunakan : H2SO4 1M; KI 0,1 M; Na2S2O3 0,1M;
pati 1%; (NH4)6M07O24.4H2O 5x10-5 M dan H2O2 0,5M
3. Disiapkan 3 jenis campuran. Campuran I = 10 ml H2SO4 1M ; 20 ml KI 0,1 ; 10
ml Na2S2O3 0,1M ; 40 ml pati 1% dan 420 ml aquades. Campuran II = 12 ml H2O2
0,5M ; 13 ml aquades. Campuran III (NH4)6M07O24.4H2O 5x10-5 M dan aquades
sesuai dengan rincian pada tabel 1.1
4. Diukur suhu awal masing-masing campuran lalu dirata-rata per komposisi. Semua
percobaan dilakukan pada suhu yang sama
5. Campuran 2 dan campuran 3 ditambahkan bersamaan kedalam campuran 1 dan
perhitungan waktu dimulai
6. Perhitungan waktu dihentikan ketika muncul warna biru dalam campuran
7. Suhu campuran diukur setelah reaksi (perubahan warna terjadi)
8. Percobaan dilakukan secara duplo

Tabel 1.1

N Campuran Campuran
Campuran III (ml)
O I (ml) II (ml)
1 25 25 0
2ml (NH4)6M07O24.4H2O 5x10-5 M + 23 ml
2 25 25
aquades
4ml (NH4)6M07O24.4H2O 5x10-5 M + 21ml
3 25 25
aquades
6ml (NH4)6M07O24.4H2O 5x10-5 M + 19 ml
4 25 25
aquades
8ml (NH4)6M07O24.4H2O 5x10-5 M + 17 ml
5 25 25
aquades

B. Penentuan energi aktivasi dan faktor preeksponensial reaksi dengan katalis

1. Diulangi percobaan 1 dengan menggunakan komposisi 3 pada icebath dan waterbath


50oC.
2. Percobaan dilakukan secara duplo

HASIL PENGAMATAN
Percobaan 1

Campura Campura Campuran Hasil


o
n n 3 Suhu awal ( C) Suhu akhir (oC) Waktu (detik)
1 2 I II I II I II
25 25 0 26,5 26.5 28 28 63 63
25 25 (2) 25 24,67 24,67 27 27 61 63
25 25 (3) 25 26 26 26 26 38 39
25 25 (4) 25 26,3 26,33 26 26 35 37
25 25 (5) 25 26.67 26,67 26 27 21 20
Keterangan campuran 3:
1. 0 ml + 0ml
2. 2 ml (NH4)6Mo7O24 . 4H2O 5 x 10-5 M + 23 ml aquades
3. 4 ml (NH4)6Mo7O24 . 4H2O 5 x 10-5 M +21 ml aquades
4. 6 ml (NH4)6Mo7O24 . 4H2O 5 x 10-5 M + 19 ml aquades
5. 8 ml (NH4)6Mo7O24 . 4H2O 5 x 10-5 M + 17 ml aquades

Percobaan 2
Campuran Campuran Campuran Awal (oC)
1 2 3
Icebath Waterbath
I II I II
25 25 25 14,67 13 53 53

Akhir (oC)

Icebath Waterbath

I II I II

18 16 52 52

Waktu (detik)

Icebath Waterbath

I II I II

65 85 12 11

JAWAB PERTANYAAN
1. -
2. -
3. hasil percobaan yang saya lakukan (kelompok 2) sudah sesuai dengan literature
karena dapat dibuktikan bahwa peningkatan laju reeaksi dapat dilakukan dengan
meningkatkan suhu dan penambahan katalis. Semakin tinggi suhu atau semakin
banyak katalis yanag ditambahkan maka laju reaksi akan semakin berjalan dengan
cepaat. Hal ini dapat di lihat dari kurva dan data yang terlampir pada pembahasan.

PEMBAHASAN

Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh katalis ammonium


molibdat dalam reaksi Kalium iodida dan Hidrogen peroksida (H2O2). Langkah
pertama yang harus dilakukan adalah mengencerkan larutan yang akan digunakan,
seperti larutan H2O2 0,5 M, KI 0,1 M, [(NH4)6Mo7O24.4H2O] 5 x 10-5 M. Pengenceran
larutan-larutan ini bertujuan untuk mengurangi kepekatan/konsentrasi larutan karena
diharapkan reaksi yang terjadi berjalan lebih lambat dari sebelumnya sehingga waktu
yang dibutuhkan untuk mengamati suatu perubahan dari hasil reaksi dapat diamati.
Ada 3 campuran yang dipakai, yaitu campuran 1 (25 ml dari campuran 10 ml H2SO4
1M ; 20 ml KI 0,1 ; 10 ml Na2S2O3 0,1M ; 40 ml pati 1% dan 420 ml aquades),
campuran 2 (12 ml H2O2 0,5M ; 13 ml aquades) dan campuran 3 ((NH4)6M07O24.4H2O
5x10-5 M dan aquades sesuai dengan rincian pada tabel 1.1)

Dari kurva percobaan 1 di bawah ini, kita dapat mengetahui hubungan antara
katalis dengan laju reaksi tentunya pada suhu yang sama baik itu suhu awal maupun
suhu akhir. Reaksi yang dilihat dapaat diamati dari perubahan warna yang terjadi.
Berdasarkan kurva dapat diketahui bahwa semakin banyak katalis yang ditambahkan
pada campuran yang akan direaksikan maka campuran tersebut akan semakin cepat
bereaksi. Katalis yang dipakai adalah larutan (NH4)6Mo7O24.4H2O dalam aquades.
Seperti yang diketahui bahwa katalis akan ikut bereaksi untuk mempercepat reaksi
namun setelah reaksi berhenti akan terbentuk zat katalisator kembali.
kurva hubungan antara katalis dengan
laju reaksi
100
waktu
50
waktu (de tik) katalis

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

katalis (ml)

Sedangkan pada percobaan 2 dapat dilihat pada data dibawah ini:

Suhu awal (oC) Suhu akhir (oC) Waktu (detik)

53 52 11,5
26 26 38,5
13,8 17 75
Data yang diambil dari percobaan adalah campuran 1 + campuran 2 + campuran 3 (4 ml
(NH4)6Mo7O24 . 4H2O 5 x 10-5 M +21 ml aquades) .
Selain dengan penambahan katalis untuk mempercepat laju reaksi, peningkatan suhu juga
dapat mempercepat laju reaksi. Berdasarkan data percobaan di atas, dapat diketahui bahwa
semakin tinggi suhu waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi semakin cepat atau dalam hal ini
laju reaksi semakin tinggi jika suhu ditingkatkan.
Dari semua percobaan yang dilakukan dapat ditentukan energi aktivasi yang
menurunkan energi oleh adanya katalis. Perhitungannya sebagai berikut:

Energi Aktivasi dari Reaksi yang Tidak Terkatalisir


Hasil
Perlakuan
T awal (C) T akhir (C) t (dt)
25 ml lar I + 12 ml H2O20,5 M + 13 ml H2O 26,5 28 63

Energi Aktivasi dari Reaksi yang Terkatalisir


Hasil
Perlakuan T awal T akhir
t (dt)
(C) (C)
25 ml lar I + 12 ml H2O2 0,5 M + 13 ml H2O + 2 ml (NH4)6Mo7O24 + 21 ml H2O 24.67 27 61.5
25 ml lar I + 12 ml H2O2 0,5 M + 13 ml H2O + 4 ml (NH4)6Mo7O24 + 21 ml H2O 26 26 38.5
25 ml lar I + 12 ml H2O2 0,5 M + 13 ml H2O + 6 ml (NH4)6Mo7O24 + 21 ml H2O 26.33 26 36.5
25 ml lar I + 12 ml H2O2 0,5 M + 13 ml H2O + 8 ml (NH4)6Mo7O24 + 21 ml H2O 26.67 26.5 20.5
25 ml lar I + 12 ml H2O2 0,5 M + 13 ml H2O + 4 ml (NH4)6Mo7O24 + 21 ml H2O
Pada icebath 13.8 17 11.5
25 ml lar I + 12 ml H2O2 0,5 M + 13 ml H2O + 4 ml (NH4)6Mo7O24 + 21 ml H2O 53 52 75
Pada waterbath

Fungsi penambahan H2SO4 encer pada percobaan ini adalah sebagai katalis asam namun tidak
ikut bereaksi. Alasan digunakan H2SO4 encer ini antara lain :
H2SO4 berfungsi untuk mengasamkan reaksi antara H 2O2 + KI + larutan kanji guna
menghidrasi H2O2
Karena adanya H2SO4 sebagai zat penghidrasi tersebut, akan terbentuk iod secara
perlahan-lahan yang ditandai perubahan warna menjadi biru serta hasil sampingnya
berupa air.
Fungsi penambahan larutan kanji pada percobaan ini antara lain :
Sebagai indikator untuk reaksi yang menggunakan reagen KI.
Sebagai indikator terbentuknya I2 yang ditandai dengan warna biru, biru kehitaman,
atau ungu.
Larutan kanji juga digunakan untuk mengurangi perubahan laju supaya perubahan
warna bertahap, pengamatan ini ditunjukkan dengan perubahan warna larutan dari
tidak berwarna menjadi biru.
KESIMPULAN

1. semakin tinggi suhu, semakin cepat laju reaksi

kurva hubungan antara suhu dan laju reaksi


80
60

waktu (detik) 40
20
0
10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60
suhu (oC)

2. Semakin banyak katalis yang ditambahkan laju reaksi semakin cepat.


kurva hubungan antara katalis dengan
laju reaksi
100
waktu
50
waktu (de tik) katalis

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

katalis (ml)

DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 1996. Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisik Untuk Universitas. PT Gramedia. Jakarta.
Day, R.A dan A.LUnderwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:

Erlangga.

LAMPIRAN

Laporan sementara

Tugas Awal

You might also like