You are on page 1of 26

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini manusia semakin hari semakin sibuk dengan


segala urusan, baik itu urusan pribadi, urusan keluarga, urusan
sekolah, urusan kuliah, urusan pekerjaan, bahkan urusan teman
juga organisasi dan masih banyak urusan yang harus mereka
selesaikan. Melihat begitu banyaknya kesibukan yang mau tidak
mau harus diselesaikan oleh seorang individu dengan berbagai
keterbatasannya seperti keterbatasan tenaga, ekonomi bahkan
keterbatasan waktu manusia harus menentukan yang mana
urusan yang tidak penting, penting atau penting sekali agar
semua urusan bisa terselesaikan sesuai rencana atau setidaknya
tidak menimbulkan begitu banyak kerugian. Hal itu dikarenakan
masih banyaknya individu yang mempunyai banyak urusan atau
kesempatan tetapi ia hanya bisa menyelesaikan beberapa
diantaranya saja.

Misalnya seorang mahasiswa di suatu perguruan tinggi yang


masih disibukkan dengan segala urusan kuliahnya seperti tugas-
tugas yang diberikan dosen, dan sebagainya. Melihat mahasiswa
yang tekun belajar dengan nilai yang cukup memuaskan
mahasiswa tersebut mendapatkan tawaran agar ia bergabung ke
salah satu organisasi yang ada di perguruan tinggi tersebut.
Merasa ia sanggup untuk menerima tawaran tersebut dan
menyeimbangkan antara urusan kuliahnya dengan urusan
organisasi tersebut ia pun bergabung dengan organisasi
tersebut. Mahasiswa tersebut memiliki bakat di luar akademik
yaitu bakatnya dibidang modeling, namun ia masih ragu untuk
meneruskannya karena ia merasa belum mampu
menyeimbangkan antara kegiatanya tersebut dikarenakan

Dwi Ayuningtiyas Page 1


kegiatan tersebut berlangsung di luar kegiatan kuliahnya
sementara organisasi tadi sejalan dengan kegiatan kuliahnya.
Untuk itu mahasiswa tersebut masih perlu mempelajari
bagaimana penentun prioritas akan sesuatu agar ia dapat
mengembangkan bakatnya disamping jadwal kuliahnya yang
padat juga kegiatan organisasi yang diikutinya.

Menetapkan prioritas dari sekian banyak masalah kesehatan


di masyarakat saat ini merupakan tugas yang penting dan
semakin sulit. Manager kesehatan masyarakat sering dihadapkan
pada masalah yang semakin menekan dengan sumber daya
yang semakin terbatas. Metode untuk menetapkan prioritas
secara adil, masuk akal, dan mudah dihitung merupakan
perangkat manajemen yang penting.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang makalah dan masalah yang


dihadapi oleh setiap individu pada saat ini, penulis mengambil
bagaimana cara menentukan prioritas akan sesuatu sebagai
rumusan masalah dalam makalah ini.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah ini adalah:

Apakah yang dimaksud dengan prioritas masalah?


Apa saja metode yang digunakan dalam penentuan
prioritas masalah?
Bagaimana cara penentuan prioritas masalah?
Apa saja metode yang umum digunakan dalam
penentuan prioritas masalah?

1.4 Tujuan

Dwi Ayuningtiyas Page 2


Untuk mengetahui apa itu Prioritas Masalah dan apa saja
metode-metode yang digunakan dalam penentuan prioritas
masalah agar dapat mahasiswa dapat menentukan prioritas
masalah yang dihadapi.

BAB II Penentuan Prioritas Masalah

Waktu yang kita punya sebetulnya sangat terbatas. Semua


orang hanya mempunyai 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 30 hari
sebulan dan 365 hari dalam setahun. Sementara itu, kepentingan
dan urusan kita mungkin saja akan menghabiskan seluruh waktu
yang tersedia itu. Bahkan berapapun banyaknya kegiatan dan
urusan yang harus kita kerjakan jelas tidak akan menambah
banyaknya waktu yang telah ada bagi kehidupan kita di dunia ini.

Prioritas adalah sesuatu yang sangat penting dalam


keseharian kita.Menentukan prioritas adalah suatu keterampilan
yang harus dikuasai karena sesungguhnya setiap kegiatan atau
aktivitas memiliki bobot yang berbeda.Ada kegiatan penting,
sangat penting dan ada yang tidak penting bahkan sangat tidak
penting. Kita harus cerdas dalam memberikan bobot suatu
kegiatan dengan pertimbangan kepentingannya.

2.1 Definisi

Prioritas merupakan sebuah proses individu atau kelompok


dalam memberikan item rangking.

Prioritas adalah sebuah pilihan yang dipilih dari sekian


banyak pilihan yang ada dalam fikiran & benak kita sesuai
dengan keaadaan atau situasi tertentu, pilihan ini pada

Dwi Ayuningtiyas Page 3


umumnya bersifat kecenderungan dalam menentukan pilihan
mana yang lebih penting (menurut si pemilih) dalam
menentukan pilihanya, ini juga berkaitan dengan keaadaan
kondisi secara fisik serta mental.

Prioritas juga dapat menetukan penempatan nasib di hari


depan, dimana serta kapan ia ditempatkan dalam suatu dimensi
yang sama atau berbeda, contohnya seorang mahasiswa yang
menentukan sebuah jurusan dalam universitasnya.

Waktu pemilihan ini bersifat fleksibel dan juga bisa


ditentukan secara formalitas jika ada kepentingan dari fihak
kedua, ketiga dst.

Kenapa harus adanya prioritas karena ini merupakan


kebutuhan seseorang dalam menentukan pilihan hidup di yang
berkaitan dengan hari depanya.

Sebagai makhluk social manusia sangat memerlukan


prioritas bersifat membutuhkan bukan keinginan, sesuatu yang
dibutuhkan bukan yang diinginkan, kenapa dibutuhkan bukan
diinginkan? Jika kebutuhan itu bersifat dengan keadaan realita
bukan hanya sekedar imajenasi semata karena jika sebuah
kebutuhan biasanya menutupi kekurangan kita secara bertahap
dan lebih safety (aman), sedangakan kenginan hanya sekedar
imajenasi yang belum tentu berhubungan dengan pemenuhan
dalam keadaan yang realita dan lebih bersifat memaksakan.

Efek dalam sebuah prioritas ini adalah berlangsungnya


kehidupan di masa depan yang bersifat menyesatkan/ sesuai
dengan jalan yang lurus, penuh dengan kekecewaan atau
kebahagiaan.

Dwi Ayuningtiyas Page 4


Memilih adalah sebuah keputusan dalam suatu waktu atau
jika boleh saya mejabarkan dengan waktu, ini adalah sebuah
pilihan sepersekian detik, dan menetukan sesuatu di masa
depan.

Kita tidak bias memungkiri bahwa ujian dan cobaan itu akan
selalu ada namun perlu kita ketahui pul;a bahwa ini pun dialamai
oleh setiap orang dalam menentukan pilihanya, apakah kita akan
bertahan atau akan tergantikan.

Sedangkan masalah (bahasa Inggris: problem) kata yang


digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang
bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang
menghasilkan situasi yang membingungkan. Masalah biasanya
dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan.
Umumnya masalah disadari "ada" saat seorang individu
menyadari keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan
yang diinginkan.

2.2 Metode-metode Penentuan Prioritas

Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam


proses pemecahan masalah dikarenakan dua alasan. Pertama,
karena terbatasnya sumber daya yang tersedia, dan karena itu
tidak mungkin menyelesaikan semua masalah.Kedua, karena
adanya hubungan antara satu masalah dengan masalah lainnya,
dan karena itu tidak perlu semua masalah diselesaikan (Azwar,
1996).

Ada beberap teknik atau metode yang dapat digunakan


untuk menetapkan prioritas masalah baik dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif maupun kualitatif sebagai berikut.

2.2.1 Metode Kuantitatif

Dwi Ayuningtiyas Page 5


A. Teknik Kriteria Matriks (Criteria Matrix Technique)

Kriteria yang dipergunakan banyak macamnya. Secara


umum dapat dibedakan atas tiga macam:

a. Pentingnya masalah
Makin penting (importancy) masalah tersebut, makin
diprioritaskan penyelesaiannya. Beberapa ukuran pentingnya
masalah sebagai berikut:
1. Besarnya masalah (prevalence)
2. Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (severity)
3. Kenaikan besarnya masalah (rate of increase)
4. Derajat keinginan masyarakat yang tidak dipenuhi (degree
of unmeet need)
5. Keuntungan sosial karena selesainya masalah (social
benefit)
6. Rasa prihatin masyarakat terhadap masalah (public
concern)
7. Suasana plitik (political climate)

b. Kelayakan teknologi
Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai
untuk mengatasi masalah (technical feasibility), makin
diprioritaskan masalah tersebut.

c. Sumber daya yang tersedia


Makin tersedia sumberdaya yang dapat dipakai seperti
tenaga, dana dan sarana untuk mengatasi masalah (resource
ability) makin diprioritaskan masalah tersebut.

Nilai skor antara 1 (tidak penting) sampai 5 (sangat penting)


untuk setiap kriteria yang sesuai.Prioritas masalah adalah yang
jumlah nilainya paling besar. Contoh sederhana adalah sebagai
berikut :

Dwi Ayuningtiyas Page 6


Jumla
Daftar Priorit
I T R h
No Masal as
IxTxR
ah
P S RI DU SB PB PC
1.72
1 A 1 4 2 3 4 3 1 3 2 III
9
1.92
2 B 2 3 4 1 5 2 4 2 1 II
0
2.88
3 C 4 2 5 2 3 1 3 1 4 I
0

B. Metode Delbeq

Pada metode ini diprioritaskan masalah dilakukan dengan


memberikan bobot (yang merupakan nilai maksimum dan
berkisar antara 0 sampai 100) dengan kriteria:

a. Besar masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok


penduduk yang ada kemungkinan terkena masalah serta
keterlibatan masyarakat dan instansi terkait.
b. Kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan
mortalitas, kecenderungannya dari waktu ke waktu.
c. Biaya/dana yaitu besar atau jumlah dana yang diperlukan
untuk mengatasi masalah baik dari segi instansi yang
bertanggung jawab terhadap penyelesaian masalah atau
dari masyarakat yang terkena masalah.
d. Kemudahan yaitu tersediannya tenaga, sarana/peralatan,
waktu serta cara atau metode dan teknologi penyelesaian
masalah seperti tersediannya kebijakan/peraturan,
petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk teknis (juknis) dan
sebagainnya.

Langkah-langkah yang harus dilakukan sebagai berikut:


a. Tentukan dahulu bobot masing-masing kriteria (nilai 0-10)
b. Isi setiap kolom dengan hasil perkalian antara bobot
dengan skor masing-masing masalah. Besarnya skor tidak

Dwi Ayuningtiyas Page 7


boleh melebihi bobot yang telah disepakati. Bila ada
perbedaan pendapat dalam menentukan besarnya bobot
dan skor yang dipilih reratanya.
c. Jumlahkan nilai masing-masing kolom dan tentukan
prioritasnya berdasarkan jumlah skor yang tertinggi sampai
terendah.
Contoh sederhana metode Delbeg adalah sebagai berikut:

Daftar Kriteria dan Bobot maksimum


No masala Besar Kegawat Kemudah
Biaya Jumlah Priorita
h masalah an an
Skor s
Rata-
Bobot 8 8 6 7
rata
5x6=3
1 A 8x8=64 9x8=30 6x7=42 208 I
0
5x6=3
2 B 7x8=56 8x8-64 6x7=42 192 II
0
5x6=3
3 C 6x8=48 6x8=48 6x7=42 168 III
0

C. Metode Hanlon (Kuantitatif)

Metode ini hampir sama dengan metode Delbeq, dilakukan


dengan memberikan skor atas serangkaian kriteria A, B, C dan D
(PEARL).

A= Besar masalah yaitu % atau jumlah atau kelompok


penduduk yang terkena masalah serta keterlibatan
masyarakat dan instansi terkait. Skor 0-10 (kecil-besar).
B= Kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas
dan mortalitas, kecenderungannya dari waktu ke waktu.
Skor 0-10 (tidak gawat - sangat gawat).
C= Efaktifitas atau kemudahan penanggulangan
masalah, dilihat dari perbandingan antara perkiraan hasil
atau manfaat penyelesaian masalah yang akan diperoleh

Dwi Ayuningtiyas Page 8


dengan sumber daya (biaya, sarana dan cara) untuk
menyelesaikan masalah. Skor 0-10 (sulit mudah).
D= PEARL

Berbagai pertimbangan dalam kemungkinan pemecahan


masalah. Skor 0 = tidak dan 1 = ya

P =Propriatness yaitu kesesuaian masalah dengan prioritas


berbagai kebijaksanaan / program / kegiatan instansi /
organisasi terkait.
E= Economic feasibility yaitu kelayakan dari segi
pembiayaan.
A= Acceptability yaitu situasi penerimaan masyarakat
dan instansi terkait / instansi lainnya.
R= Resource availability yaitu ketersediaan sumber daya
untuk memecahkan masalah (tenaga, sarana / peralatan,
waktu)
L =Legality yaitu dukungan aspek hokum / perundangan-
undangan / peraturan terkait seperti peraturan
pemerintah / juklak / juknis / protap.

Setelah kriteria tersebut berhasil diisi, maka selanjutnya


menghitung nilai NPD dan NPT dengan rumus sebagai berikut:
NPD = Nilai Prioritas dasar = (A + B) x C
NPT = Nilai Prioritas Total = (A + B) x C x D

Prioritas pertama adalah masalah dengan skor NPT


tertinggi.Metode Hanlon (Kuantitatif) ini lebih efektif bila
digunakan untuk masalah yang bersifat kuantitatif. Contoh
sederhana adalah sebagai berikut:

N Daftar Kriteria dan bobot maksimum PEAR NP Priorita


A=Bes B=Kegawat C=Kemudah NP
o masal L T s
ar an an D

Dwi Ayuningtiyas Page 9


ah Masala
1111 14 h
1 A 9 9 8 144 I
1 4
1111 13
2 B 9 8 8 136 II
1 6
1111 10
3 C 8 7 7 105 III
1 6

D. Metode Hanlon (Kualitatif)

Metode Hanlon (Kualitatif) ini lebih efektif dipergunakan


untuk masalah yang bersifat kualitatif dan data atau informasi
yang tersediapun bersifat kualitatif miaslkan peran serta
masyarakat, kerja sama lintas program, kerja sama lintas sektor
dan motivasi staf.

Prinsip utama dalam metode ini adalah membandingkan


pentingnya masalah yang satu dengan yang lainnya dengan cara
matching. Langkah-langkah metode ini adalah sebagai berikut:
a. Membuat matriks masalah.
b. Menuliskan semua masalah yang berhasil dikumpulkan
pada sumbu vertikal dan horisontal.
c. Membandingkan (matching) antara masalah yang satu
dengan yang lainnya pada sisi kanan diagonal dengan
memberi tanda (+) bila masalah lebih penting dan
memberi tanda (-) bila masalah kurang penting.
d. Menjumlahkan tanda (+) secara horisontal dan masukan
pada kotak total (+) horizontal.
e. Menjumlahkan tanda (-) secara vertikal dan masukan pada
kotak total (-) vertikal.
f. Pindahkan hasil penjumlahan pada total (-) horisontal di
bawah kotak (-) vertikal.
g. Jumlah hasil vertikal dan horisontal dan masukan pada
kotak total.

Dwi Ayuningtiyas Page 10


h. Hasil penjumlahan pada kotak total yang mempunyai nilai
tertinggi adalah urutan prioritas masalah.

Berikut ini contoh penggunaan metode Hanlon (Kualitatif):

Total Horisontal
Masalah A B C D E
(+)
A + + + + 4
B + - + 2
C - - 0
D + 1
E 0
Total vertikal (-) 0 0 0 2 1
Total horisontal
4 2 0 1 0
(+)
Total 4 2 0 3 1
Prioritas Masalah I III V II IV

E. Metode CARL

Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di


kesehatan.Metode CARL juga didasarkan pada serangkaian
kriteria yang harus diberi skor 0-10. Kriteria CARL tersebut
mempunyai arti:
C= Capability yaitu ketersediaan sumber daya (dana,
sarana dan peralatan)
A= Accessibility yaitu kemudahan, masalah yang ada
mudah diatasi atau tidak. Kemudahaan dapat didasarkan
pada ketersediaan metode/cara/teknoloi serta penunjang
pelaksanaan seperti peraturan atau juklak.
R= Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana
maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian atau
kemampuan dan motivasi.
L =Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang
satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang
dibahas.

Dwi Ayuningtiyas Page 11


Setelah masalah atau alternatif pemecahan masalah
diidentifikasi, kemudian dibuat tabel kriteria CARL dan diisi
skornya.Bila ada beberapa pendapat tentang nilai skor yang
diambil adalah rerata.

Nilai total merupakan hasil perkalian: C x A x R x L

Contoh pemakain metode CARL adalah sebagai berikut:

Daftar
Total
No Masala C A R L Urutan
Nilai
h
1 A 9 8 8 8 4608 I
2 B 8 8 8 8 4096 II
3 C 8 6 7 7 2352 III

F. Metode Reinke

Metode Reinke juga merupakan metode dengan


mempergunakan skor. Nilai skor berkisar 1-5 atas serangkaian
kriteria:
M= Magnitude of the problem yaitu besarnya masalah
yang dapat dilihat dari % atau jumlah/kelompok yang
terkena masalah, keterlibatan masyarakat serta
kepentingan instansi terkait.
I = Importancy atau kegawatan masalah yaitu tingginya
angka morbiditas dan mortalitas serta kecenderunagn
dari waktu ke waktu.
V= Vulnerability yaitu sensitif atau tidaknya pemecahan
masalah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Sensitifitas dapat diketahui dari perkiraan hasil (output)
yang diperoleh dibandingkan dengan pengorbanan
(input) yang dipergunakan.

Dwi Ayuningtiyas Page 12


C= Cost yaitu biaya atau dana yang dipergunakan untuk
melaksanakan pemecahan masalah. Semakin besar
biaya semakin kecil skornya.
P =Prioritas atau pemecahan masalah.

Sama seperti metode yang lain dengan menggunakan skor,


maka untuk mempermudah pengerjaan diperlukan adanya tabel.
Hasil skor masing-masing masalah kemudian dihitung dengan
rumus:

P = (M x V x I) : C
Prioritas masalah atau pemecahan masalah diperoleh
dengan mengurutkan jumlah nilai P dari yang tertinggi sampai
terendah. Contoh penggunaan metode Reinke adalah sebagai
berikut:

Daftar
No Masala M I V C Total Urutan
h
1 A 5 4,6 5 3 38,33 I
2 B 5 4,2 3 5 12,60 III
3 C 4,6 4 3,5 3,2 20,13 II

G. Metode Bryant

Metode Bryant juga menggunakan skoring yang didasarkan pada


kriteria:
P =Prevalence atau besar masalah yaitu jumlah atau
kelompok masyarakat yang terkena masalah.
S= Seriousness atau kegawatan masalah yaitu tingginya
angka morbiditas atau mortalitas serta
kecenderungannya.

Dwi Ayuningtiyas Page 13


C= Community concern yaitu perhatian atau
kepentingan masyarakat dan pemerintah atau instansi
terkait terhadap masalah tersebut.
M= Managebility yaitu ketersediaan sumber daya
(tenaga, dana, sarana dan metode/cara)

Skor masing-masing kriteria berkisar 1-5

2.2.2 Metode Kualitatif

A. Metode Delphi

a. Teknik survei kepada para peserta yang relatif homogen


baik pendidikan, keahlian dan pengalaman serta masing-
masing peserta mempunyai data yang cukup.
b. Daftar pertanyaan (kuesioner) dikirimkan beberapa kali
kepada peserta:
Kuesioner pertama: pertanyaan-pertanyaan umum
Kuesioner kedua: lebih khusus
Kuesioner ketiga: Khusus
c. Kosensus peserta dapat dipercepat dengan pengambilan
suara.
d. Diperlukan kecermatan dan kesabaran pihak pemberi
kuesioner.

B. Metode Diskusi atau Brainstorming Technique

a. Pemimpin diskusi adalah fasilitator.


b. Diperlukan fasilitator yang handal dan menguasai masalah.
c. Peserta diskusi ditantang untuk mengemukakan pendapat
sebanyak-banyaknya tetapi menghindari saling kritik.

Dwi Ayuningtiyas Page 14


d. Peserta memiliki keahlian atau kemampuan dan
pengalaman yang relatif sama.
e. Waktu efektif 1 jam dan peserta maksimal 10-12 orang.

C. Metode Brainwriting

a. Peserta 6-8 orang dengan keahlian dan latar belakang


pendidikan dan pengalaman yang relatif sama atau setara.
b. Pimpinan diskusi mengajukan masalah pada secarik kertas
dan diletakkan di atas kertas.
c. Semua peserta membacanya kemudian menuliskan
pendapatnya pada pada kertas-kertas yang ada. Hal ini
dilakukan berulang-ulang sampai lengkap.
d. Kertas-kertas dibagikan lagi, kemudian peserta menambah
atau mengurangi pendapatnya.
e. Semua pendapat ditulis di kertas atau di papan tulis
kemudian didiskusikan untuk dicari pendapat yang
terbanyak.

2.3 Metode Penentuan Masalah Yang Umum Digunakan

Beberapa metode penentukan prioritas masalah yang umum


digunakan oleh Puskesmas ataupun instansi lain dalam
menyusun Program tahunan, yaitu:

A. Metode Hanlon

1. Mengusahakan agar para perencana atau pembuat


keputusan dapat mengidentifikasikan faktor-faktor luar
yang dapat diikutsertakan dalam proses penentuan
prioritas masalah.
2. Mengelompokkan faktor-faktor yang ada dan memberi
bobot terhadap faktor tersebut.

Dwi Ayuningtiyas Page 15


3. mungkinkan anggota untuk mengubah faktor dan nilai
sesuai keperluan.

B. Metode MCUA

Metode MCUA digunakan apabila pelaksana belum terlalu


siap dalam penyediaan sumber daya, serta pelaksana program
atau kegiatan menginginkan masalah yang diselesaikan adalah
masalah yang ada di masyarakat.

Definisi:
a. MCUA adalah suatu teknik atau metode yang
digunakan untuk membantu tim dalam mengambil
keputusan atas beberapa alternatif
b. Alternatif dapat berupa masalah pada langkah
penentuan prioritas masalah atau pemecahan
masalah pada langkah penetapan prioritas
pemecahan masalah
c. Kriteria adalah batasan yang digunakan untuk
menyaring alternatif masalah sesuai kebutuhan

C. Metode USG

Metode USG merupakan cara dalam menetapkan urutan


prioritas, dengan memperhatikan urgensinya, keseriusannya dan
adanya kemungkinan berkembangnya masalah

D. Metode CARL

Merupakan suatu cara untuk menentukan prioritas masalah


jika data yang tersedia adalah data kualitatif. Dilakukan dengan
menentukan skor atas kriteria tertentu, yaitu Capability,
Accessability, Readiness dan Leverage (CARL), semakin besar

Dwi Ayuningtiyas Page 16


skor maka semakin besar masalahnya, sehingga semakin tinggi
letaknya pada urutan prioritas.

2.4 Menetapkan Prioritas Masalah Menggunakan Metode


Hanlon

Metode yang dijelaskan di sini memberikan cara untuk


membandingkan berbagai masalah kesehatan dengan cara yang
relatif, tidak absolut/mutlak, memiliki kerangka, sebisa mungkin
sama/sederajat, dan objektif.

Metode ini, yang disebut dengan Metode Hanlon maupun


Sistem Dasar Penilaian Prioritas (BPRS), dijelaskan dalam buku
Public Health: Administration and Practice (Hanlon and Pickett,
Times Mirror/Mosby College Publishing) dan Basic Health Planning
(Spiegel and Hyman, Aspen Publishers).

Metode ini memiliki tiga tujuan utama:


* Memungkinkan para pengambil keputusan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor eksplisit yang harus
diperhatikan dalam menentukan prioritas
* Untuk mengorganisasi faktor-faktor ke dalam kelompok
yang memiliki bobot relatif satu sama lain
* Memungkinkan faktor-faktor agar dapat dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan dan dinilai secara individual.

Formula Dasar Penilaian Prioritas

Berdasarkan tinjauan atas percobaan berulang yang


dilakukan dalam mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan,
pola kriteria yang konsisten menjadi kelihatan jelas. Pola tersebut
tercermin pada komponen-komponen dalam sistem ini.

Komponen A = Ukuran/Besarnya masalah

Dwi Ayuningtiyas Page 17


Komponen B = Tingkat keseriusan masalah
Komponen C = Perkiraan efektivitas solusi
Komponen D = PEARL faktor ((propriety, economic
feasibility, acceptability, resource availability,
legality--Kepatutan, kelayakan ekonomi, dapat
diterima, ketersediaan sumber daya, dan
legalitas).

Semua komponen tersebut diterjemahkan ke dalam dua


rumus yang merupakan nilai numerik yang memberikan prioritas
utama kepada mereka penyakit / kondisi dengan skor tertinggi.

Nilai Dasar Prioritas/Basic Priority Rating (BPR)> BPR =


(A+B) C/3
Nilai Prioritas Keseluruhan/Basic Priority Rating (OPR)> OPR
= [(A+B) C/3]xD

Perbedaan dalam dua rumus akan menjadi semakin nyata


ketika Komponen D (PEARL) dijelaskan.

Penting untuk mengenal dan menerima hal-hal tersebut,


karena dengan berbagai proses seperti itu, akan terdapat
sejumlah besar subyektivitas. Pilihan, definisi, dan bobot relatif
yang ditetapkan pada komponen merupakan keputusan
kelompok dan bersifat fleksibel.Lebih jauh lagi, nilai tersebut
merupakan penetapan dari masing-masing individu pemberi
nilai.Namun demikian, beberapa kontrol ilmiah dapat dicapai
dengan menggunakan definisi istilah secara tepat, dan sesuai
dengan data statistik dan akurat.

Komponen

Komponen A - Ukuran/Besarnya Masalah

Dwi Ayuningtiyas Page 18


Komponen ini adalah salah satu yang faktornya memiliki
angka yang kecil.Pilihan biasanya terbatas pada persentase dari
populasi yang secara langsung terkena dampak dari masalah
tersebut, yakni insiden, prevalensi, atau tingkat kematian dan
angka.

Ukuran/besarnya masalah juga dapat dipertimbangkan dari


lebih dari satu cara. Baik keseluruhan populasi penduduk
maupun populasi yang berpotensi/berisiko dapat menjadi
pertimbangan. Selain itu, penyakit penyakit dengan faktor risiko
pada umumnya, yang mengarah pada solusi bersama/yang sama
dapat dipertimbangkan secara bersama-sama. Misalnya, jika
kanker yang berhubungan dengan tembakau dijadikan
pertimbangan, maka kanker paru-paru, kerongkongan, dan
kanker mulut dapat dianggap sebagai satu. Jika akan dibuat lebih
banyak penyakit yang juga dipertimbangkan, penyakit
cardiovascular mungkin juga dapat dipertimbangkan. Nilai
maksimal dari komponen ini adalah 10.Keputusan untuk
menentukan berapa ukuran/besarnya masalah biasanya
merupakan konsensus kelompok.

Komponen B Tingkat Keseriusan Masalah


Kelompok harus mempertimbangkan faktor-faktor yang
mungkin dan menentukan tingkat keseriusan dari
masalah.Sekalipun demikian, angka dari faktor yang harus dijaga
agar tetap pada nilai yang pantas. Kelompok harus berhati-hati
untuk tidak membawa masalah ukuran atau dapat dicegahnya
suatu masalah ke dalam diskusi, karena kedua hal tersebut
sesuai untuk dipersamakan di tempat yang lain.

Maksimum skor pada komponen ini adalah 20.Faktor-faktor


harus dipertimbangkan bobotnya dan ditetapkan secara hati-

Dwi Ayuningtiyas Page 19


hati.Dengan menggunakan nomor ini (20), keseriusan dianggap
dua kali lebih pentingnya dengan ukuran/besarnya masalah.

Faktor yang dapat digunakan adalah:


* Urgensi: sifat alami dari kedaruratan masalah; tren
insidensi, tingkat kematian, atau faktor risiko; kepentingan
relatif terhadap masayarakat; akses terkini kepada
pelayanan yang diperlukan.
* Tingkat keparahan: tingkat daya tahan hidup, rata-rata
usia kematian, kecacatan/disabilitas, angka kematian
prematur relatif.
* Kerugian ekonomi: untuk masyarakat (kota / daerah /
Negara), dan untuk masing-masing individu.

Masing-masing faktor harus mendapatkan bobot. Sebagai


contoh, bila menggunakan empat faktor, bobot yang mungkin
adalah 0-5 atau kombinasi manapun yang nilai maksimumnya
sama dengan 20. Menentukan apa yang akan dipertimbangkan
sebagai minimum dan maksimum dalam setiap faktor biasanya
akan menjadi sangat membantu. Hal ini akan membantu untuk
menentukan batas-batas untuk menjaga beberapa perspektif
dalam menetapkan sebuah nilai numerik. Salah satu cara untuk
mempertimbangkan hal ini adalah dengan menggunakannya
sebagai skala seperti:
0 = tidak ada
1 = beberapa
2 = lebih (lebih parah, lebih gawat, lebih banyak, dll)
3 = paling

Misalnya, jika kematian prematur sedang digunakan untuk


menentukan keparahan, kemudian kematian bayi mungkin akan
menjadi 5 dan gonorea akan menjadi 0.

Dwi Ayuningtiyas Page 20


Komponen C - Efektivitas dari Intervensi
Komponen ini harus dianggap sebagai "Seberapa baikkan
masalah ini dapat diselesaikan?"Faktor tersebut mendapatkan
skor dengan angka dari 0 - 10.Komponen ini mungkin merupakan
komponen formula yang paling subyektif.Terdapat sejumlah
besar data yang tersedia dari penelitian-penelitian yang
mendokumentasikan sejauh mana tingkat keberhasilan sebuah
intervensi selama ini.

Efektivitas penilaian, yang dibuat berdasarkan tingkat


keberhasilan yang diketahui dari literatur, dikalikan dengan
persen dari target populasi yang diharapkan dapat tercapai.

Contoh: Berhenti Merokok


Target populasi 45.000 perokok
Total yang mencoba untuk berhenti 13.500
Efektivitas penghentian merokok 32% atau 0,32
Target populasi x efektivitas 0,30 x 0,32 = 0,096 atau 0,1
atau 1

Contoh: Imunisasi
Target populasi 200.000
Jumlah yang terimunisasi yang diharapkan 193.000
Persen dari total 97% atau 0,97
Efektivitas 94% atau 0,94
Populasi yang tercapai x efektivitas 0,97 x 0,94 = 0,91 atau
9,1

Sebuah keuntungan dengan mempertimbangkan populasi


target dan jumlah yang diharapkan adalah akan didapatkannya
perhitungan yang realistis mengenai sumber daya yang

Dwi Ayuningtiyas Page 21


dibutuhkan dan kemampuan yang diharapkan untuk memenuhi
tujuan yang ditetapkan.
Komponen D - PEARL
PEARL yang merupakan kelompok faktor itu, walaupun tidak
secara langsung berkaitan dengan masalah kesehatan, memiliki
pengaruh yang tinggi dalam menentukan apakah suatu masalah
dapat diatasi.

P Propierity/Kewajaran. Apakah masalah tersebut berada


pada lingkup keseluruhan misi kita?
E Economic Feasibility/Kelayakan Ekonomis. Apakah
dengan menangani masalah tersebut akan bermakna
dan memberi arti secara ekonomis? Apakah ada
konsekuensi ekonomi jika masalah tersebut tidak
diatasi?
A Acceptability. Apakah dapat diterima oleh masyarakat
dan / atau target populasi?
R Resources/Sumber Daya. Apakah tersedia sumber daya
untuk mengatasi masalah?
L Legalitas. Apakah hukum yang ada sekarang
memungkinkan masalah untuk diatasi?

Masing-masing faktor kualifikasi dipertimbangkan, dan


angka untuk setiap faktor PEARL adalah 1 jika jawabannya
adalah "ya" dan 0 jika jawabannya adalah "tidak." Bila penilaian
skor telah lengkap/selesai, semua angka-angka dikalikan untuk
mendapatkan jawaban akhir terbaik.Karena bersama-sama,
faktor-faktor ini merupakan suatu produk dan bukan merupakan
jumlah. Singkatnya, jika salah satu dari lima faktor yang "tidak",
maka D akan sama dengan 0. Karena D adalah pengali akhir
dalam rumus , maka jika D = 0, masalah kesehatan tidak akan
diatasi dibenahi dalam OPR, terlepas dari seberapa tingginya

Dwi Ayuningtiyas Page 22


peringkat masalah di BPR. Sekalipun demikian, bagian dari upaya
perencanaan total mungkin termasuk melakukan langkah-
langkah lanjut yang diperlukan untuk mengatasi PEARL secara
positif di masa mendatang. Misalnya, jika intervensi tersebut
hanya tidak dapat diterima penduduk, dapat diambil langkah-
langkah bertahap untuk mendidik masyarakat mengenai manfaat
potensial dari intervensi, sehingga dapat dipertimbangkan di
masa mendatang.

Dwi Ayuningtiyas Page 23


BAB III Penutup

3.1 Kesimpulan

Prioritas merupakan sebuah proses individu atau kelompok


dalam memberikan item rangking. Prioritas adalah sebuah
pilihan yang dipilih dari sekian banyak pilihan yang ada dalam
fikiran & benak kita sesuai dengan keaadaan atau situasi
tertentu, pilihan ini pada umumnya bersifat kecenderungan
dalam menentukan pilihan mana yang lebih penting (menurut si
pemilih) dalam menentukan pilihanya, ini juga berkaitan dengan
keaadaan kondisi secara fisik serta mental.

Sedangkan masalah (bahasa Inggris: problem) kata yang


digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang
bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang
menghasilkan situasi yang membingungkan. Masalah biasanya
dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan.
Umumnya masalah disadari "ada" saat seorang individu
menyadari keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan
yang diinginkan.

Jadi, menurut penulis prioritas masalah adalah cara seorang


individu untuk menetapkan atau pemberian ranking kepada
setiap masalah yang dihadapi agar mengetahui masalah mana
yang lebih penting agar diselesaikan terlebih dahulu supaya
setiap masalah yang dihadapi oleh individu tersebut dapat
terselesaikan dengan baik.

Metode-metode yang digunakan dalam penentuan prioritas


permasalahan tidak hanya satu, ada banyak metode yang

Dwi Ayuningtiyas Page 24


digunakan dalam penentuan prioritas masalah namun ada
beberapa yang sering digunakan dilihat dari beberapa faktor.
Dan metode yang sering digunakan menurut beberapa ahli
adalah metode Hanlon.

3.2 Kritik dan Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata


sempurna sehingga penulis berharap agar para pembaca dapat
memberikan kritik dan sarannya baik secara langsung maupun
via e-mail. Kepada pembaca yang ingin mengkritik atau memberi
saran guna perbaikan makalah kedepannya menjadi lebih baik
silahkan mengirimkan e-mail ke deathangel99@ymail.com
terimakasih.

Dwi Ayuningtiyas Page 25


Daftar Pustaka

Azwar A., 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa


Aksara.
Chriswardani S. Metode Penentuan Prioritas Masalah. Bahan
Kuliah Perencanaan dan Evaluasi Kesehatan, Fakultas Kesehatan
Masyarakat, Universitas Diponegoro
http://blogkesmas.blogspot.com/2011/05/metode-penentuan-
prioritas-masalah.html
http://budidayaukm.blogspot.com/2011/06/menetapkan-prioritas-
masalah.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Masalah
http://inspirasi-tracs.blogspot.com/2011/05/prioritas-adalah-
sebuah-pilihan-yang.html
http://windysulistyarini.blogspot.com/2011/11/menentukan-
prioritas-masalah.html
http://www.anneahira.com/menentukan-prioritas.html
http://www.kesehatanmasyarakat.com/2009/01/4-faktor-penting-
dalam-penetapan.html

Dwi Ayuningtiyas Page 26

You might also like