You are on page 1of 41

TUGAS FILSAFAH ILMU

PROGRAM ALIH JENIS 2016


SEMESTER I

RISET KEPERAWATAN DAN KHASANAH KEFILSAFATAN ILMU

DISUSUN OLEH : B19 AJ1


1. MUHAMMAD ROZIQIN 131611123017
2. OKTAPIANTI 131611123018
3. MUHAMMAD ANIS TASLIM 131611123019
4. AMIRA AULIA 131611123020
5. DWI HARTINI 131611123021
6. BAIQ SELLY SILVIANI 131611123022
7. KHOLIDATUL AZIZAH 131611123023
8. NUR SAYYID JALALUDDIN RUMMY 131611123024

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2016

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmad dan
hidayah-Nya, makalah yang berjudul riset keperawatan dan khasanah
kefilsafatan ilmu .Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas
kuliah dari dosen Mata Kuliah Filsafat Ilmu dan untuk menambah pengetahuan
bagi mahasiswa/I Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga maupun para
pembaca untuk bidang Ilmu Pengetahuan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan dan
kesulitan, tapi berkat bimbingan dari semua pihak maka makalah ini dapat
terselesaikan, untuk itu berkenanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Dr. Joni Haryanto, S.Kp.,Ns.,M.Si selaku dosen penanggungjawab dan
fasilitator mata ajar Filsafat Ilmu
2. Seluruh staf Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
3. Rekan mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga khususnya
program B19
Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha menyajikan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca. Penulis menyadari bahwa
makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Oleh karenanya,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang positif dan bersifat membangun dari
rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.

Surabaya, Desember 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................i

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.................................................................................1

1.3 Tujuan....................................................................................................2

1.3.1 Tujuan Umum..............................................................................2

1.3.2 Tujuan Khusus.............................................................................2

1.4 Manfaat.................................................................................................3

1.4.1 Manfaat Teoritis...........................................................................3

1.4.2 Manfaat Praktis............................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3

2.1 Pengertian Riset....................................................................................3

2.2 Jenis penelitian......................................................................................6

2.3 Pengertian Keperawatan........................................................................7

2.4 Pengertian Riset Keperawatan..............................................................8

2.5 Peran Perawat Dalam Riset Keperawatan.............................................8

2.6 Manfaat Riset Keperawatan................................................................10

2.7 Tujuan Riset Keperawatan..................................................................11

2.8 Permasalahan dan Hambatan Dalam Riset Keperawatan...................11

2.9 Hubungan Teori, Praktik Dan Riset Keperawatan..............................13

2.10Karakteristik Dan Prioritas Riset Keperawatan..................................14

2.11Metode Riset Kuantitatif Dan Kualitatif.............................................15

2.12Langkah-Langkah Kegiatan Riset.......................................................17

3
2.13Merumuskan Masalah Dan Maksud Penelitian...................................19

2.14Pengertian Filsafat...............................................................................20

2.15Pengertian Filsafat Ilmu......................................................................21

2.16Pengetian Dan Hakekat Ilmu..............................................................21

2.17Pengertian Filsafat Ilmu Dan Tujuan Mempelajari Filsafat Ilmu.......25

2.18Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Ilmu-Ilmu Lain...............................28

2.19Filsafat Pendidikan..............................................................................31

2.20Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Pendidikan Dan Filsafat Pendidikan


32

BAB III KESIMPULAN........................................................................................34

3.1 Kesimpulan.........................................................................................34

3.2 Saran....................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................36

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam era modern seperti sekarang ini tuntutan profesionalisme
semakin menguat, perawat sebagai tenaga kesehatan dari pelayanan
kesehatan dan sebagai mitra dokter ( bukan sebagai pembantu dokte ) sudah
seharusnya mampu untuk memberikn pelayanan kesehatan secara maksimal
dengan didukung dengan lmu pengetahuan kesehatan, terutama ilmu
keperawatan.
Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan
askep (asuhan keperawatan) terhadap klien haruslah dapat memberikan
informasi tentang klien yang dirawatnya secara akurat dan komplit dan
dalam waktu dan cara yang memungkinkan. Seorang klien tergantung pada
pemberi perawatan untuk mengkomunikasikan kepada yang lainnya untuk
memastikan mutu terbaik dari perawatan, sesuai dengan ilmu keperawatan
yang dimilikinya.
Pada perkembangannya, ilmu keperawatan selalu mengikuti
perkembangan ilmu lain mengingat ilmu ini merupakan ilmu terapan yang
selalu berubah menurut tuntutan zaman. Sebagai ilmu yang mulai
berkembang, ilmu ini banyak mendapatkan tekanan dari luar dan dalam.
Untuk mencapai tingkat perkembangan yang diinginkan oleh komunitas
profesional, maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menghasilkan
masalah baru dalam keperawatan melalui proses berkelanjutan. Dalam
proses berkembangnya, ilmu keperawatan dituntut adanya riset dan
pengembangan sehingga diharapkan perawat dapat melakukan penelitian,
selain itu dilihat juga adanya pusat penelitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan keperawatan, adanya pusat penapis dan adaptasi teknologi
keperawatan serta adanya pengembangan model pemberian asuhan
keperawatan

5
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana riset keperawatan dan khasanah kefilsafatan ilmu dalam
keperawatan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan keperawatan dengan praktik dan riset
perkembangan keperawatan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui Pengertian Riset
2. Mengetahui Jenis penelitian
3. Mengetahui Pengertian Keperawatan
4. Mengetahui Pengertian Riset Keperawatan
5. Mengetahui Peran Perawat Dalam Riset Keperawatan
6. Mengetahui Manfaat Riset Keperawatan
7. Mengetahui Tujuan Riset Keperawatan
8. Mengetahui Permasalahan dan Hambatan Dalam Riset
Keperawatan
9. Mengetahui Hubungan Teori, Praktik Dan Riset Keperawatan
10. Mengetahui Karakteristik Dan Prioritas Riset Keperawatan
11. Mengetahui Metode Riset Kuantitatif Dan Kualitatif
12. Mengetahui Langkah-Langkah Kegiatan Riset
13. Mengetahui Merumuskan Masalah Dan Maksud Penelitian
14. Mengetahui Pengertian Filsafat
15. Mengetahui Pengertian Filsafat Ilmu
16. Mengetahui Pengetian Dan Hakekat Ilmu
17. Mengetahui Pengertian Filsafat Ilmu Dan Tujuan Mempelajari
Filsafat Ilmu
18. Mengetahui Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Ilmu-Ilmu Lain
19. Mengetahui Filsafat Pendidikan
20. Mengetahui Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Pendidikan Dan
Filsafat Pendidikan

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penulisan makalah ini dapat membantu dan mempermudah
mahasiswa dalam memahami dan membentuk kerangka berpikir
secara sistematis tentang riset keperawatan dan khasanah kefilsafatan
ilmu keperawatan

6
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Mahasiswa menerapkan konsep riset keperawatan dalam
pembuatan karya ilmiah
2. Mahasiswa dapat menggunakan logika dalam berpikir dan
memilikikemampuan merumuskan pemikiran dengan
menggunakan bahsa, matematika, statistik yang baik dan benar.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.5 Pengertian Riset
Riset atau penelitian adalah suatu usaha yang sistematis, terkendali dan
dan empiris dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian
masalah. Penelitian terapan adalah penelitian yang diarahkan untuk tujuan
mengatasi masalah melalui metode ilmiah.
Proses penelitian diawali dengan penyusunan proposal penelitian yang
dimulai dari identifikasi masalah dibidang keperawatan melalui penelitian
keperawatan sampai penyajian hasil penelitian.
Penelitan berasal dari bahasa Inggris Research yaitu penyelidikan
atau pencarian secara teliti untuk memperoleh fakta baru dalam cabang ilmu
pengetahuan. Penelitian merupakan sarana yang mutlak diperlukan agar
ilmu pengetahun dapat berkembang, merupakan kegiatan yang dilakukan
secara sistematis, terkendali, mempelajari suatu fenomena melalui pencarian

8
fakta yang nyata (empiris) dan merupakan sarana untuk mencari kebenaran
melalui pendekatan ilmiah.
Penelitian dilakukan terhadap suatu masalah yang dirasakan. Timbulnya
masalah adalah merupakan pemicu untuk mengetahui apa sebenarnya yang
terjadi. Penelitian yang baik adalah apabila penelitian tersebut dapat
bermanfaat secara langsung terhadap persoalan yang sedang dihadapi
maupun bagi pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Penelitian tidak sama dengan evaluasi, hal ini dapat dilihat dari rincian
sebagai berikut :
Penelitian merupakan proses ilmiah karena dalam penelitian
menggunakan ilmu dan penelitian akan menghasilkan penemuan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam penelitian menggunakan metode
ilmiah. Metode ilmiah merupakan proses yang teratur yang menggunakan
prinsip-prinsip ilmu, memerlukan langkah-langkah yang berurutan untuk
mencari informasi bagi pemecahanmasalah. Metode ilmiah ditandai dengan
ciri :
1) sistematis
2) terkendali
3) empiris (nyata)
4) generalisasi dan
5) formulasi teori.
Aspek Penelitian Evaluasi
Tujuan Secara 1. Menemukan prinsip dan 1.Membuat keputusan prinsip
umum rekomendasi baru dengan 2.Melihat evektifitas suatu proses
menganalisis variable dan memberikan Judgment
2. Melihat hubungan-perbedaan terhadap kegunaan dan
antara dua atau lebih variabel kebaikannya

Sipat keputusan Dapat dijadikan dasar untuk Suatu rekomendasi yang


yang dihasilkan memberikan prediksi dan perlu dapat/perlu dilaksanakan segera;
alasan generalisasi berikutnya. apa suatu program dapat
diteruskan atau tidak

9
Perlakukan Teliti dan tepat sekali 1. Tidak terlalu spesifik
terhadap variable Data kuantitatif dianalisa dengan 2. Data kuantitatif dan kualitatif
prosedur statistic dianalisa secara sederhana
Dikontrol secara khusus 3. Tampa control khusus

Pemberlakukan General atau berlaku umum tidak Digunakan hanya bagi tempat
hasil hanya dengan subjek penelitian kegiatan dan tidak diharapkan
pemberlakukan bagi tempat lain
atau pihak lain

Hipotesa Perlu dibuat khususnya pada Tidak perlu


penelitian eksploratif dan
eksperimen

Desiminasi Harus disebarluaskan secara Hanya diperlukan bagi pihak


terbuka dan tertulis sehingga dapat tertentu yang berkaitan dengan
dimanfaatkan bahkan tempat evaluasi
dikembangkan maupun diuji
kembali

Kegiatan penelitian bergerak secara sistematis dan teratur, mulai dari;


1) penemuan masalah
2) mengumpulkan data berdasarkan rancangan penelitian yang tepat
3) analisis data
4) merumuskan kesimpulan hasil penelitian.
Kontrol merupakan unsur kunci dari pendekatan ilmiah. Kontrol
melibatkan pemasukan kondisi dalam situasi penelitian agar masalah dapat
diperkecil dan validitas (sahih) dan realibilitas (ketepatan) dapat tercapai.
Empiris adalah proses dimana suatu kejadian berakar dari lialitas yang
objektif dan dikumpulkan secara langsung atau tidak langsung melalui
pengindraan dan digunakan untuk perumusan masalah. Penyelidikan
empiris menghasilkan objektifitas penelitian karena gagasan/ide dicoba
dalamsituasi nyata. Generalisasi merupakan slah satu ciri metoda ilmiah ,
berarti penelitian tidak menggunakan metode ilmiah untuk kejadian tertentu,

10
tetapi harus mampu menggunakan hasil penelitian untuk lingkup yang luas.
Generalisasi membantu perkembangan ilmu pengetahuan, memberikan
penjelasan dan prediksi untuk pristiwa yang akan terjadi.

1 Jenis penelitian
Jenis-jenis penelitian dalam keperawatan dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
1. Menurut penggunaanya
a. Penelitian dasar atau penelitian murni (pure research) tujuannya untuk
meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang
penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu.
b. Penelitian terapan (applied research) Setiap penelitian yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis.
Misalnya penelitian untuk menunjang kegiatan pembangunan yang
sedang berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan pengambilan
keputusan atau administrator.
2. Menurut metodenya
a. Penelitian historis Penelitian ini ditujukan untuk rekonstruksi masa
lampau dengan data-data yang dikumpulkan biasanya hasil
pengamatan orang lain, seperti surat-surat arsip atau dokumen-
dokumen masa lalu.
b. Penelitian ekspremental Penelitian ini bertujuan untuk menemukan
hubungan sebab-akibat dan pengaruh faktor-faktor pada kondisi
tersebut.
3. Menurut sifat permasalahannya
a. Penelitian historis
b. Penelitian deskriptif
Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan
cermat fakta-fakta actual dan sifat populasi tertentu
c. Penelitian perkembangan
Menyelidiki pola dan proses pertumbuhan atau perubahan sebagai
fungsi dari waktu (meneliti pola-pola pertumbuhan, laju, arah, dan
urutan perkembangan dalam beberapa fase)
d. Penelitian kasus dan penelitian lapangan

11
Memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan terperinci
mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan
e. Penelitian korelasi
f. Penelitian kausal-komparatif
Penelitian untuk menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat
antara faktor tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang
diteliti
g. Penelitian ekspremental
Penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-
kelompok ekspremen. Kepada tiap kelompok ekspremen dikenakan
perlakuan-perlakuan tertentu dengan kondisi-kondisi yang dapat
dikontrol
h. Penelitian tindakan
Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru
untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis
lain. Misalnya meneliti keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa
putus sekolah di suatu daerah
4. Menurut bidang ilmu
a. Misalnya penelitian pendidikan (pendidikan guru, pendidikan
ekonomi, pendidikan kesehatan), ketekhnikan, ruang angkasa,
pertanian, perbankan kedokteran, keolahragaan dsb.
b. Penelitian rekayasa
Penelitian yang menerapkan ilmu pengetahuan menjadi suatu
rancangan guna mendapatkan kinerja sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan

1.6 Pengertian Keperawatan


Menurut Viginia Henderson, keperawatan adalah membantu individu -
baik dalam keadaan sakit maupun sehat - melalui upayanya melaksanakan
berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu
atau proses meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri
oleh individu saat ia memiliki kekuatan, kemampuan, kemauan, atau
pengetahuan untuk itu.
Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995), memandang
manusia sebagai makhluk biopsikososial yang merupakan dasar bagi

12
kehidupan yang baik. Sehingga keperawatan didefinisikan sebagai disiplin
ilmu yang berorientasi kepada praktik keperawatan berdasarkan ilmu
keperawatan yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada klien.
Falsafah keperawatan menurut Florence Nightingale (Modern nursing)
melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan reparative proses.
Manipulasi dari lingkungan eskternal perbaikan dapat membantu proses
perbaikan atau pergantian dan kesehatan klien.

2 Pengertian Riset Keperawatan


Penelitian keperawatan (nursing research) dibangun dari dua kata yaitu
penelitian (research) dan keperawatan (nursing). Kata atau istilah penelitian
disini merupakan terjemahan dari reseach, dalam bahasa inggris. Banyak
ahli atau pengarang mengindonesiakan kata research menjadi riset. Kata
penelitian dan research mempunyai makna yang sama dan selalu sama
dipertukarkan. Meski begitu, adakalanya secara bahasa, kata riset lebih enak
didengar diIndonesia, misalnya, kita kenal riset unggulan terpadu (RUT),
Dewan riset nasional (DRN), menteri Negara riset dan teknologi (Meneg
Ristek),riset unggulan kemitraan (RUK). Akan tetapi diIndonesia juga kita
kenal penelitian tindakan kelas (PTK), penelitian terapan, badan penelitian
dan pengembangan (balitbang), penelitian dan pengembangan (P&P) Dll.
Kata lain yang sering di pertukarkan dengan riset atau penelitian adalah
studi (study) dan investigasi (investigation). Frasa studi tentang atau
penelitian tentang sering kali kita baca, demikian juga peneliti atau
praiset pada kasus-kasus tertentu sering disebut sebagai ingradual dengan
kata penelitian atau riset. Kata studi atau investigasi, tampaknya lebih
cocok di pakai pada peristiwa kerja penelitian ditingkat praktik dilapangan;
sedangkan kata penelitian kata riset menggambarkan keseluruhan proses
kegiatan tersebut. Jadi Riset keperawatan dapat diartikan penerapan
penyelidikan secara ilmiah terhadap fenomena mengenai perhatian
keperawatan klien, individu, keluarga, masyarakat dan pengalaman
kesehatan. (denim, 2003)

13
1.7 Peran Perawat Dalam Riset Keperawatan
a. sebagai perancang dan penghasil riset
Proses identifikasi masalah yang memerlukan studi,kemudian
merancang suatu projek yang akan menjawab pertanyaan dalam
penyelidikan. Merancang dan menghasilkan riset memerlukan
keterampilan yang mendasar,kuratifdan pragmatik dalam menentukan
ketepatan dan keterkaitan masalah untuk studi keperawatan.
Contoh: seorang perawat bekerja pada unit bedah memeperhatikan
bahwa klien yang menantikan biopsy setelah didapatkan masa dalam
payudara mengalami tingkat kecemasan mendekati panik. Perawat
berminat mempelajari pengaruh protocol relaksasi progresif pada wanita-
wanita ini.Perawat merancang suatu studi yang didasrkan pada masalah
yang diidentifikasi.Protocol dilaksanakan pada individu yang mau
berpartisipasi dalam studi.
b. Peran sebagai replikator
Proses pengulangan suatu riset yang telah dilakukan disebut sebagai
replikasi suatu studi. Replikasi menyangkut pengulangan suatu studi
dengan kondisi-kondisi yang sama dan peserta risetyang serupa dengan
penyelidikan awal. Studi replikasi juga bisa menyangkut penggunaan
sempel,tempat waktu yang berbeda,tetapi sesungguhnya sama.
Pengulangan studi dalam kondisi yang berbeda dapat membuat riset
dapat digeneralisasi dan menepakan validasi hasil riset.
Contoh: seorang perawat yang bekerja dalam unit maternitas
membaca sebuah laporan riset yag menggambarkan penggunan sentuhan
terapeutik dapat meningkatkan relakasasi dan menyebabkan tidur pada
pasien pascakoleksistektomi.Perawat berminat melakukan reflikasi studi
dengan menggunakan sekelompok ibu-ibu pasca sectio-cesarea.
c. Peran sebagai pengumpul data
Berpasrtisipasi dalam riset sebagai soran pengumpul data berarti
bahwa perawat membantu dalam melaksanakan implementasi riset yang
direncanakan oleh peneliti lain.

14
Contoh: seorang dokter melakukan suatu riset untuk menentukan
salah satu dari duatindakan yang pada kondisi ortopdik yang lebih
efektif. Demikian pula, seorang prawat peneliti yang meneliti suatu
rancangan prosedur baru untuk mengurangi insiden nyeri setelah amputsi
anggota badan bagian bawah.Perawat dapat diminta oleh perawat peneliti
atau peneliti dari disiplin kesehatan lainnya untuk berpartisipasi
melaksnakan protocol riset.

3 Manfaat Riset Keperawatan


Perhatian utama dari para perawat adalah menyediakan pelayanan
kesehatan yang berkualitas tinggi dan terbaru kepada klien.Bagaimana peran
perawat di lingkungan masyarakat terhadap fasilitas perawatan, atau salah
satu dari banyak sekali lingkungan praktik, harapan pokok adalah bahwa
perawat akan memberikan perawatan komprehensif dan akan terus menerus
mencoba menggabungkan pengetahuan sekarang ini ke dalam protocol
taktik sehari hari. Harapan konsumen terhadap hambatan biaya perawatan
kesehatan mengakibatkan tuntutan yang menantang.Perawat harus
meningkatkan diri mereka sendiri untuk mencari strategi perawatan yang
lebih baik dan lebih efektif dalam biaya, sementara tidak membahayakan
kebutuhan pelayanan kesehatan klien.
Riset keperawatan adalah kunci untuk menyediakan pelayanan
keperawatan yang tepat. Riset ini adalah proses yang memungkinkan
banyak pertanyaan muncul dalam praktik keperawatan sehari hari dapat di
jawab. Riset juga memberikan data yang mencatat ke efektifan dan
kemanjuran asuhan keperawatan pasien yang di dasarkan pada informasi ini
akan menjamin bahwa pelayanan yang di berikan perawat dan cara
penyampaian di dasarkan pengetahuan keperawatan yang terus berkembang
dan di perbaiki perawat yang bergantung pada riset keperawatan dalam
mengarahkan praktik dapat menjadi percaya diri karena unsur penting dalam
praktik keperawatan telah di peroleh.
Adapun manfaat lain dari Riset keperawatan yaitu :

15
1. Memperkuat dasar-dasar keilmuan yang nantinya akan menjadi landasan
dalam kegiatan praktik klinik,pendidikandan menejemen keperawatan
2. Peningkatan kualitas pelayanan keperawata melelui pemanfaatan hasil
penelitian ilmiah.
3. Menghasilkan metodologi keperawatan sehari-hari .
4. Meningkatkan efisien dan efektifitas pembiayaan pelayanan
keperawatan
5. Memahami fenomena secara profesional sehingga dapat menyususn
perencanaan, memprediksi hasilpengambilan keputusandan
meningkatkan perilaku sehat klien.

1.8 Tujuan Riset Keperawatan


Tujuuan penelitian diperoleh dari rumusan masalah penelitian yang
telah ditetapkan sebagai indikator terhadap hasil yang diharapkan. Tujuan
dari penelitian berguna untuk mengidentifikasi, menjelaskan, mempelajari,
membuktikan, mengkaji, memprediksi alternatif pemecahan masalah
terhadap masalah penelitian.
Tujuan penelitian harus jelas, ringkas, pernyataan yang deklaratif yang
biasanya dituliskan dalam bentuk kalimat aktif. Untuk suatu kejelasan
tujuan, biasanya difokuskan pada satu atau dua variabel dan
mengidentifikasi apakah variabel perlu dijabarkan lebih lanjut. Fokus
tersebut bisa dalam bentuk identifikasi hubungan atau asosiasi diantara
variabel atau untuk menentukan perbedaan diantara dua grup dengan
variabel. Misalnya, tujuan penelitian ini adalah untuk:
1. Untuk mengidentifikasi karakteristik dari variabel X (identification)
2. Untuk menjelaskan keberadaan variabel X (description)
3. Untuk menentukan atau mengidentifikasi hubungan antara variabel X dan
variabel Y (relational)
4. Untuk menetukan perbedaan anatara grup 1 dan grup 2 sehubungan
dengan variabel X (difference)

1.9 Permasalahan dan Hambatan Dalam Riset Keperawatan


Masalah yang dihadapi oleh manusia atau peneliti,biasanya
disebabkan oleh satu atau beberapa sumber, demikian juga di bidang

16
keperawatan. Maslah-masalah penelitian keperawatan dan dari manapun
sumbernya dapat diidentifikasi dengan berbagai cara. Dari manakah sumber
masalah itu didapat?Secara sederhana masalah penelitian keperawatan
bersumber dari dalam diri peneliti dan dari luar dirinya. Turney dan Noble
mengemukakan bahwa ada 5 sumber masalah penelitian empiris,termasuk
masalah penelitian keperawatan, yaitu:
1) Pengelaman pribadi
Banyak masalah yang diselidiki dalam bidang keperawatan diperoleh
dari pengalaman harianpeneliti, baik pengalaman pribadinya sendiri
maupun dalam pengalaman pribadi dalam menjalankan praktik kerja
keperawatanatau pengalaman yang diperolehnya melalui pengalaman
terhadap tatanan keperawatan tertentu. Pengalaman pribadi dapat berupa
pengalaman kekinian,atau masa lampau.
2) Keterangan yang diperoleh secara kebetulan
Berdasarkan informasi yang diperoleh secara tidak sengaja itu, peneliti
dapat merumuskan penelitian dengan latarbelakang dan tujuan, serta hasil
akhir yang diharapkan.Dimanapun, darimanapundan kapanpun peneliti
berpeluang memperoleh keterangan penting dan menarik untuk dijadikan
fokus penelitian, sesungguhnya dia tidak sengaja menyiapkan diri
untuk mencari informasi atau keterangan tertentu.
3) Kerja dan kontrak profesional
Permasalahan yang diperoleh mealui kerja dan kontak profesional
biasanya paling cocok untuk keperluan menyusun rancangan penelitian
kebijakan untuk memecahkan masalah keperawatan.
4) Pengujian dan pengembangan teori
Tujuan penelitian antara lain dimaksudkan untuk melahirkan teori-teori
baru mengenai perilaku keperawatan. Sebaliknya teori-teori mengenai
keperawatan dan perilaku keperawatan dapat dijadikan acuan dasar untuk
merumuskan masalah penelitian.Masalah yang bersumber dari pengujian
dan pengembangan teori ini sering kali dilakukan melalui penelitian
replikatif. Dalam penelitian replikatif atau replikasiseorang peneliti
menggunakan rancangan penelitian sebelumnya (biasanya penelitian
yang dilakukan oleh peneliti lain) persis samanamun berbeda responden,
waktu dan tempat penelitian.
5) Analisis literature profesional dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.

17
Masalah penelitian keperawatan banyak diperoleh melalui penelaahan
terhadap literature dan laporan atau jurnal hasil penelitian.

4 Hubungan Teori, Praktik Dan Riset Keperawatan


Sebagaimana yang telah di jelaskan terdahulu, teori merupakan
serangkaian pernyataan teruji yang menguraikan, menjelaskan,
memprediksikan dan mengendalikan fenomena tertentu (meleis, 1985; dan
Walker & Avant, 1995). Fenomena adalah kejadian yang ditemui atau
diamati dalam praktik keperawatan. Teori mengarah praktik dengan
memberikan pernyataa yang dapat memprediksi dan mengendalikan
fenomena yang menjadi kepedulian perawat dan memberikan landasan
dalam pembuatan keputusan.
Sebaliknya, praktik keperawatan sering memberikan suatu penghayatan
tentang fenomena dan mengungkapkan kesenjangan yang terdapat dalam
teori. Praktik keperawatan dapat memberikan ide, pengamatan dan
substansi, yang diperlukan ilmuan keperawatan untuk merumuskan
pernyataan hubungan (relational statement) yang memungkinkan
berkembangnya suatu teori baru atau memvaliditasi dari bangunan teori
yang sudah ada.
Komponen riset dalam hubungannya dengan teori dan praktik berperan
memvaliditasi kemampuan teori untuk menguraikan, menjelaskan,
memprediksi dan mengendalikan fenomena. Melalui riset perawat dapat
menetapkan apakah suatu teori mampu untuk melakukan suatu kegiatan
tersebut sehingga bermanfaat dalam membuat keputusan. Hubungan ini
bersifat timbal balik, karena riset tidak hannya mempengaruhi
pengembangan teori, tetapi teori juga mempengaruhi desain riset dengan
menentukan variable yang perlu diteliti tentang masalah tertentu.
Selanjutnya, temuan riset yang dihasilkan dikembalikan pada tatanan
praktik untuk diintegrasikan dalam prkatik keperawatan, Dapat disimpulkan
bahwa hubungan teori praktik-riset yang telah dijelaskan tersebut bersifat
timbal balik dan saling mempengaruhi.

18
1.10 Karakteristik Dan Prioritas Riset Keperawatan
Krakteristik riset keperawatan menurut Diers dalam Graven & Hirnle
(1996), adalah :
1. Riset keperawatan harus berfokus pada variable yang dapat
meningkatkan asuhan keperawatan pada klien.
2. Riset keperawatan mempunyai potensi untuk mengkontribusi pada
pengembangan teori dan kumpulan/tubuh ilmu pengetahuan
keperawatan.
3. Masalah riset merupakan masalah riset keperawatan apabila perawat
mempunyai akses dan kendali terhadap fenomena yang diteliti.
4. Perawat yang tertarik terhadap penelitian harus mempunyai
keingintahuan dan pertanyaan yang perlu dijawab secara ilmiah.

Menurut Garven & Hirnle (1996) prioritas riset keperawatan adalah


sebagai berikut :
1. Meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan kemampuan untuk merawat
diri sendiri bagi tiap kelompok usia, sosial, kultural.
2. Meminimalkan atau mencegah perilaku dan lingkungan yang
menimbulkan masalah kesehatan dan berdampak pada menurunnya
kualitas konsep dan produktifitas.
3. Meminimalkan dampak negatif dari teknologi kesehatan yang baru
terhadap kemampuan adaptip individu dan keluarga yang sedang
mengalami masalah kesehatan akut dan kronik.
4. Memastikan bahwa asuhan keperawatan yang diperlukan bagi
kelompokyang berisiko seperti lanjut usia (lansia), anak-anak dengan
masalah kesehatan kongienital (bawaan lahir), individu dengan latar
belakang sosial kultural yang berbeda, individu dengan ganguan jiwa,
dan masyarakat miskin, dipenuhi dengan cara yang dapat diterima dan
efektif.
5. Mengklasidikasikan fenomena praktik keperawatan.
6. Memastikan prinsip etik sebagai pegangan dalam melakukan riset
keperawatan.
7. Mengembangkan instrumentuntuk mengukur hasil intevensi
keperawatan.

19
8. Mengembangkan metodologi yang integratif untuk mengkaji manusia
secara holistik dalam konteks keluarga dan gaya hidup.
9. Mendesain dan mengevaluasi model alternatif pelayanan kesehatan dan
sistem pemberian pelayanan kesehatan sehingga perawat mampu
meningkatkan mutu dan menghemat biaya yang dike;urakan dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat.
10. Mengevaluasi keberhasilan pendekatan alternatif yang memerlukan
pengetahuan yang luas dan keterampilan yang tinggi dalam praktik
keperawatan.
11. Mengindentifikasi dan menganalisis faktor-faktor historis dan
kotemporer yang mempengaruhi bentuk keterlibatan keperawatan
profesional dalam mengembangkan kesehatan nasional.

1.11 Metode Riset Kuantitatif Dan Kualitatif


Metode ilmiah dalam penelitian atau riset keperawatan terdiri dari
metode riset kuantitatif dan kualitatif. Pada awalnya dalam dunia
keperawatan hanya dikenal metode riset kuantitatif yang bersifat formal,
objektif, proses sistematik dengan menggunakan data numerik. Metode riset
kuantitatif ini, menurut Burns & Grove (1993) digunakan untuk
menguraikan variable, memeriksa hubungan antara variable dan
menentukan interaksi sebab dan akibat antara variabel. Secara singkat dapat
dijelaskan bahwa riset kuantitatif melibatkan pengumpulan informasi
numerik yang sistematik, biasanya dalam kondisi terkendali dan analisa
informasi atau data menggunakan prosedur statistik.
Sedangkan riset kualitatif melibatkan pengumpulan dan analisis data
dalam pengumpulan naratif bersifat subjektif menggunakan posedur dengan
pengendalian yang ketat. Jika riset kualitatif lebih sering menggunakan
pendekatan deduktif, logik, dan ciri pengalaman manusia yang dapat diukur,
maka riset kualitatif cenderung menggunakan aspek pengalaman manusia
yang dinamik dengan pendekatan yang holistik (Polit & Hungler, 1995).
Perbandingan kedua metode riset kuantitatif dab kualitatif di sajikan
pada tabel 1.
Tabel 1. Peerbandingan antara riset kuantitatif dengan riset kualitatif

20
Aspek Riset Riset Kualitatif
Kuantitatif
Fokus Fokus pada Mencoba untuk
sejumlah kecil lebih memahami secara
dari konsep yang menyeluruh suatu
spesfik. Ringkas fenomena daripada
dan sempit memfokuskan pada
konsep spesifik komplek
dan luas.
Konsep awal Mulai dengan Mempunyai sedikit
ide awal tentang ide awal; lebih
bagaimana suatu menekankan pada
konsep saling pentingnya penafsiran
terikat. orang lain tentang suatu
kejadian atau lingkungan
sekitar daripada
penafsiran peneliti.
Metode Menggunakan Mengumpulkan
prosedur informasi tanpa
terstruktur dan instrumen terstruktur
instrumen formal dan formal.
untuk
mengumpulkan
data.
Objek versus Menekankan Menekankan pada
subjektif pada data subjektif sebagai
objektifitas dalam cara untuk memahami
pengumpulan dan dan menafsirkan
analisis informasi. pengalaman manusia.
Analisis Menganalisis Menganalisi
informasi numerik informasi naratif
dengan prosedur berdasarkan
statik. keterampilan individual
Elemen peneliti.

21
dasar: angka Elemen dasar : Kata
Penalaran (Reaso Mengunakan Menggunakan
ning) logistik dan dealitik dan induktif
dedukatif
Dasar Meneliti Meneliti
pengetahuan hubungan sebab- pengertian/pemahaman
akibat. dan discovery.
Manfaat utama Terutama Terutama untuk
untuk uji teori. mengembangkan teori.

Metode riset kuantitatif dan kualitatif berfungsi saling melengkapi


karena kedua metode ini menghasilkan jenis pengetahuan yang berbeda dan
berguna untuk praktik keperawatan. Empat jenis riset kuantitatif adalah
deskriptif, kolerasi, kuansi eksperimen. Sedangkan enam jenis riset
kualitatif menurut Burns & Grove ( 1993) adalah fenomenologik
(phenomenological), grounded theory, etnografik (ethnographic), historis
(historical), filosofis (philosophik iquiry), dan critical sosial theory.
Pengetahuan dan penguasaan tentang tahapan atau langkah proses
kegiatan riset sangat diperlukan perawat untuk dapat melakukan riset
melalui suatu pengalaman belajar dengan melakukan tiap tahap riset secara
sistematis.

1.12 Langkah-Langkah Kegiatan Riset


Proses riset kegiatan dilakukan berdasarkan metodologi riset ilniah
dengan muatan substansi ilmu pengetahuan keperawatan, yang terdiri atas
tahapan:
(1) merumuskan masalah dan maksud riset
(2) tinjauan kepustakaan
(3) menyusun kerangka kerja teori/konsep
(4) merumuskan tujuan, pernyataan, dan hipotesa
(5) menguraikan defenisi variabel riset
(6) membuat asumsi secara eksplisit
(7) mengindentifikasi keterbatasan riset

22
(8) memilih desain riset
(9) mengindentifikasikan popilasi dan sampel
(10) memilih metoda pengukuran dan menyiapkan instrument
(11) menyusun rencana pengumpulan dan analisis data
(12) implementasi rencana riset
(13) mengkomunikasikan temuan riset.
Merumuskan masalah dan maksud riset, masalah riset adalah situasi
yang membutuhkan penyelesaian masalah, peningkatan atau perubahan dan
perbedaan yang terdapat antara keadaan yang sebenarnya dengan yang
seharusnya. Maksud riset diterapkan didalam masalah
Tinjauan kepustakaan. Tinjauaan kepustakaan dilakukan
untukmendapatkan gambaran tentang apa yang diketahui mengenai situasi
tertentu dan kesenjangan pengetahuan yang terdapat dalam situasi tersebut.
Menyusun kerangka kerja teori/konsep. Kerangka kerja teori/konsep
adalah struktur logik dan abstrak yang bermakna dalam menuntun
pengembangan studi dan memungkinkan peneliti untuk mengkaitkan
temuan dengan tubuh pengetahuan keperawatan.
Merumuskan tujuan, pertanyaan, dan hipotesa. Tujuan, pertanyaan dan
hipotesa riset dirumuskan untuk menjembatani kesenjangan antara masalh
riset yang dinyatakan secara abstrak dengan maksud dan deseain studi,
rencana pengumpulan data serta analisis masalah.
Menguraikan definisi variabel riset. Variabel adalah konsep dari
berbagai tingkat keabstrakan yang diukur, dimanipulasi, atau dikendalikan
dalam studi. Variabel dioperasionalkan dengan mengindentifikasi defenisi
konsepsual dan operasional.
Membuat asumsi secara eksplisit. Asumsi adalah pernyataan yang
dianggap benar, walaupun pernyataan ini belum diuji secara ilmiah. Asumsi
mempengaruhi logik suatu studi.
Mengindentifikasi keterbatasan riset. Keterbatasan studi baik yang
bersifat teoritis maupun metodologis dapat mengurangi kemampuan untuk
menyimpulkan suatu temuan. Memilih desain riset. Jenis desain riset

23
mengarahkan pemilihan populasi, prosedur pemilihan sampel, metode
pengukuran dan rencana pengumpulan dan analisis data.
Mengindentifikasikan populasi dan sampel. Populasi adalah semua
elemen yang memenuhi kriteria tertentu. Sedangkan sampel adalah bagian
dari populasi yang dipilih untuk studi tertentu dan anggota sampel disebut
subjek.
Memilih metode pengukuran dan menyiapkan instrumen. Pengukuran
adalah proses pemberian angka kepada objek, kejadian atau situasi sesuai
peraturan/petunjuk. Komponen pengukuran berupa instrumen yang dipilih
atau disusun untuk mengkaji variabel tertentu dalam studi.
Menyusun rencana pengumpulan dan analisis data. Pengumpulan data
yaitu kegiatan sistematik untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan
maksud riset atau tujuan spesifik, pertanyaan atau hipotesa studi.
Perencanaan analisis masalah juga mencangkup pemilihan uji statik yang
sesuai untuk menganalisis data. Implementasi rencana riset. Pada riset
tertentu implementasi rencana termasuk uji coba instrumen.
Mengkomunikasikan teman riset. Riset dikomunikasikan dengan
mendisemisikan laporan riset pada antara lain, masyarakat keperawatan,
profesi kesehatan lain atau bahkan jasa pelayanan kesehatan.

1.13 Merumuskan Masalah Dan Maksud Penelitian


Merumuskan masalah dan maksud penelitian merupakan langkah awal
dalam proses penelitian. Seringkali penelitian mengalami masalah untuk
mengindentifikasikan suatu masalah. Penelitian tidak mungkin dilakukan
tanpa merumuskan masalah terlebih dahulu, oleh karena itu peneliti perlu
memahami dan menyatakan dengan jelas dan tepat dengan menggunakan
istilah yang sesuai ketika merumuskan masalah dalam proposal penelitian
disusunnya.
Menurut Burns dan Grove (1996), masalah penelitian adalah suatu
situasi yang membutuhkan solusi, penigkatan dan perubahan atau
kesenjangan antara kenyataan dan seharusnya. Slanjutnya subakir (1995)
menyatakan bahwa setiap kejadian, setiap fenomena yang membangkitkan

24
perhatian, menimbulkan pernyataan yang saat ini belum ada jawabannya,
atau masih bisa dipertentangkan, dapat merupakan latar belakang masalah
penelitian.
Sumber utama penelitian keperawatan menurut Burns dan Grove
(1996), meliputi masalah praktik keperawatan, peneliti dan interaksi
sejawat, tinjauan literatur, teori

5 Pengertian Filsafat
Filsafat berasal dari kata Philos (kekasih/sahabat) dan Sophos
(pengetahuan/kebijaksanaan). Berdasarkan kata yang menyusun tersebut,
maka secara harfiah, filsafat dapat diartikan sebagai usaha untuk mencintai
kebijaksanaan da sahabat bagi pengetahuan. Menurut Plato, filsafat
diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran yang
asli atau murni. Dalam definisi lain menurut Aristoteles, Filsafat adalah ilmu
pengetahuan yang senantiasa berupaya mencari prinsip-prinsip dan
penyebab-penyebab dari realita (Rapar, 1996).
Aristoteles membagi filsafat menjadi tiga bagian yakni filsafat
spekulatif, filsafat praktika dan filsafat produktif. Adapun pengertian dari
masing-masing pembagian adalah sebagai berikut:
1. Filsafat Spekulatif/Teoritis
Filsafat spekulatif/teoritis bersifat objektif. Yang termasuk dalam bidang
ini adalah fisika metafisika, biopsikologi, dan sebagainya. Tujuan utama
dari filsafat spekulatif adalah mencari dan mengembangkan pengetahuan
demi pengetahuan itu sediri.
2. Filsafat Praktika
Filsafat praktika memberi petunjuk dan pedoman bagi tingkah laku
manusia yang baik sebagaimana mestinya. Termasuk didalam bidang ini
adalah etika dan politik. Sasaran terprnting dalam filsafat praktika adalah
membentuk sikap dan perilaku yang akan memampukan manusia dalam
bertindak.
3. Filsafat Produktif
Filsafat produktif adalah pengetahuan yang membimbing dan membantu
manusia menjadi produktif lewat suatu ketampilan khusus. Yang
termasuk dalam bidang ini adalah sastra, retorika dan estetika. Adapun

25
sasaran utama yang hendak dicapai lewat filsafat ini ialah manusia
sanggup menghasilkan suatu produk baik secara teknis maupun tertulis
yang sesuai degan pengetahuan.
1.14 Pengertian Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu adalah sebuah tinjauan kritis tentang pendapat-pendapat
ilmiah dewasa ini dengan membandingkanya denga pendapat-pendapat
lampau yang telah dibuktikan (Robert Ackermann).
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang merupakan telaah sistematis
mengenai sifat dasar ilmu terutama metode-metodenya, konsep-konsepnya
serta letaknya dalam cabang pengetahuan intelektual (Cornelius Benjamin).

1.15 Pengetian Dan Hakekat Ilmu


Menurut Burhanudin Salam (2005:10) Ilmu dapat merupakan suatu
metode berpikir secara obyektif dalam menggambarkan dan memberi
makna terhadap dunia fuktual dan berprinsip untuk mengorganisasikan dan
mensistematisasikan common sense. Sehingga definisi ilmu pengetahuan
adalah kumpulan pengetahuan yang benar-benar disusun dengan sistematis
dan metodologis untuk mencapai tujuan yang berlaku universal dan dapat
diuji atau diverifikasi kebenarannya. Secara filosofis, semua kajian yang
menelaah secara kritis dan analitis tentang dasar-dasar teoritis pengetahuan
secara menyeluruh adalah epistemology atau teori pengetahuan (theory of
knowledge; Erkentnistheorie). Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu
episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti ilmu. Secara
harfiah episteme berarti pengetahuan sebagai upaya untuk menempatkan
sesuatu tepat pada kedudukannya.
The Liang Gie (1987) (dalam Surajiyo, 2010) memberikan pengertian
ilmu adalah rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari penjelasan suatu
metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai
dunia ini dalam berbagai seginya, dan keseluruhan pengetahuan sistematis
yang menjelaskan berbagai gejala yang ingin dimengerti manusia.
Secara filosofis, semua kajian yang menelaah secara kritis dan analitis
tentang dasar-dasar teoritis pengetahuan secara menyeluruh adalah

26
epistemology atau teori pengetahuan (theory of knowledge;
Erkentnistheorie). Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu episteme
yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti ilmu. Secara harfiah
episteme berarti pengetahuan sebagai upaya untuk menempatkan sesuatu
tepat pada kedudukannya.
Sebagai cabang ilmu filsafat, epistemologi pada hakikatnya merupakan
suatu kajian Filosofis yang bermaksud mengkaji masalah umum secara
menyeluruh dan mendasar untuk menemukan ciri-ciri umum dan hakiki dari
pengetahuan manusia. Membahas Bagaimana pengetahuan itu pada
dasarnya diperoleh dan dapat diuji kebenarannya?, manakah ruang lingkup
dan batasan-batasan kemampuan manusia untuk mengetahui?, serta
membahas pengandaian-pengandaian dan syarat-syarat logis yang
mendasari adanya pengetahuan dan memberi pertanggung jawaban secara
rasional terhadap klaim kebenaran dan objektivitasnya. Sehingga
epistemologi merupakan disiplin ilmu yang bersifat :
a) Evaluative, yaitu menilai apakah teori yang digunakan dapat
dipertanggung jawabkan secara nalar atau tidak.
b) Normative, yaitu menentukan tolok ukur kebenaran atau norma dalam
bernalar.
c) Kritis, yaitu menguji penalaran cara dan hasil dari pelbagai akal
(kognitif) manusia untuk dapat ditarik kesimpulan.
Adapun cara kerja metode pendekatan epistemologi adalah dengan cara
bagaimana objek kajian itu didekati atau dipelajari. Cirinya adalah dengan
adanya berbagai macam pertanyaan yang diajukan secara umum dan
mendasar dan upaya menjawab pertanyaan yang diberikan dengan mengusik
pandangan dan pendapat umum yang sudah mapan. Dengan tujuan agar
manusia bisa lebih bertanggung jawab terhadap jawaban dan pandangan
atau pendapatnya dan tidak menerima begitu saja pandangan dan pendapat
secara umum yang diberikan.
Berdasarkan cara kerja atau metode yang digunakan, maka
epistemologi dibagi menjadi beberapa macam. Berdasarkan titik tolak
pendekatannya secara umum, epistemologi dibagi menjadi 3, yaitu:
1) Epistemologi metafisis

27
Epistemologi metafisis adalah pemikiran atau pengandaian yang berasal
dari paham tertentu dari suatu kenyataan lalu berusaha bagaimana cara
mengetahui kenyataan itu. Kelemahan dari pendekatan ini adalah hanya
menyibukkan diri dalam mendapatkan uraian dari masalah yang dihadapi
tanpa adanya pertanyaan dan tindakan untuk menguji kebenarannya.
2) Epistemologi skeptis
Epistemologi skeptis lebih menekankan pada pembuktian terlebih dahulu
dari apa yang kita ketahui sampai tidak adanya keraguan lagi sebelum
menerimanya sebagai pengetahuan. Kelemahan dari pendekatan ini
adalah sulitnya mencari jalan keluar atau keputusan.
3) Epistemologi kritis
Pada Epistemologi ini tidak memperioritaskan Epistemologi manapun,
hanya saja mencoba menanggapi permasalahan secara kritis dari asumsi,
prosedur dan pemikiran, baik pemikiran secara akal maupun pemikiran
secara ilmiah, dengan tujuan untuk menemukan alasan yang rasional
untuk memutuskan apakah permasalahan itu bisa diterima atau ditolak.

Ilmu pada dasarnya merupakan kumpulan pengetahuan atau sistem


yang bersifat menjelaskan berbagai gejala alam yang memungkinkan
manusia melakukan serangkaian tindakan untuk menguasai gejala tersebut
berdasarkkan penjelasan yang ada dengan metode tertentu. Dalam hal ini,
ilmu mempunyai struktur dalam menjelaskan kajiannya. Struktur ilmu
menggambarkan bagaimana ilmu itu tersistematisir, terbangun atau
terkonstruksi dalam suatu lingkungan (boundaries), di mana keterkaitan
antara unsur-unsur nampak secara jelas. Struktur ilmu merupakan A scheme
that has been devided to illustrate relationship among facts, concepts, and
generalization, yang berarti struktur ilmu merupakan ilustrasi hubungan
antara fakta, konsep serta generalisasi. Dengan keterkaitan tersebut akan
membentuk suatu bangun kerangka ilmu tersebut. sementara itu, definisi
struktur ilmu adalah seperangkat pertanyaan kunci dan metode penelitian
yang akan membantu untuk memperoleh jawabannya, serta berbagai fakta,
konsep, generalisasi dan teori yang memiliki karakteristik yang khas yang
akan mengantarkan kita untuk memahami ide-ide pokok dari suatu disiplin

28
ilmu yang bersangkutan. Dengan demikian nampak dari dua pendapat di
atas bahwa terdapat dua hal pokok dalam suatu struktur ilmu, yaitu:
a. A body of Knowledge (kerangka ilmu) yang terdiri dari fakta, konsep,
generalisasi, dan teori yang menjadi ciri khas bagi ilmu yang
bersangkutan sesuai dengan lingkungan (boundary) yang dimilikinya.
Kerangka ilmu terdiri dari unsur-unsur yang berhubungan, dari mulai
yang konkrit (berupa fakta) sampai ke level yang abstrak (berupa teori),
semakin ke fakta maka semakin spesifik, sementara semakin mengarah
ke teori maka semakin abstrak karena lebih bersifat umum.
b. A mode of inquiry, yaitu cara pengkajian atau penelitian yang
mengandung pertanyaan dan metode penelitian guna memperoleh
jawaban atas permasalahan yang berkaitan dengan ilmu tersebut.

Terkadang, pengetahuan dan ilmu disama artikan, bahkan


terkadang dijadikan kalimat majemuk yang mempunyai arti tersendiri.
Padahal, jika kedua kata tersebut dipisahkan, akan mempunyai arti sendiri
dan akan tampak perbedaannya.
Ilmu adalah pengetahuan. Jika dilihat dari asal katanya, pengetahuan
di ambil dari bahasa inggris yaitu knowledge, sedangakan ilmu dari kata
science dan peralihan dari kata arab ilm atau alima (ia telah mengetahui)
sehingga kata jadian ilmu berarti juga pengetahuan. Dari pengertian ini
dapat diambil kesimpulan bahwa ditinjau dari segi bahasa, antara
pengetahuan dan ilmu mempunyai sinonim arti, namun jika dilihat dari segi
arti materialnya (kata pembentuknya) maka keduanya mempunyai
perbedaan.
Dalam encyclopedia Americana, di jelaskan bahwa ilmu (science)
adalah pengetahuan yang besifat positif dan sistematis. The Liang Gie
mengutip Paul Freedman dari buku The Principles Of Scientific Research
dalam Amsal Bakhtiar.(2008:91) memberi batasan definisi ilmu, yaitu suatu
bentuk proses usaha manusia untuk memperoleh suatu pengetahuan baik
dimasa lampau, sekarang, dan kemudian hari secara lebih cermat serta suatu
kemampuan manusia untuk menyesuaikan dirinya dan mengubah
lingkungannya serta merubah sifat-sifatnya sendiri, sedangkan menurut

29
Carles Siregar masih dlam dalam Amsal Bakhtiar.(2008:91) menyatakan
bahwa ilmu adalah proses yang membuat pengetahuan.
Ilmu dapat memungkinkan adanya kemajuan dalam pengetahuan sebab
beberapa sifat atau ciri khas yang dimiliki oleh ilmu. Burhanudin Salam
(2005:23-24) mengemukakan beberapa ciri umum dari pada ilmu,
diantaranya:
1) Bersifat akumulatif, artinya ilmu adalah milik bersama. Hasil dari pada
ilmu yang telah lalu dapat digunakan untuk penyelidikan atau dasar teori
bagi penemuan ilmu yang baru.
2) Kebenarannya bersifat tidak mutlak, artinya masih ada kemungkinan
terjadinya kekeliruan dan memungkinkan adanya perbaikan. Namun
perlu diketahui, seandainya terjadi kekeliruan atau kesalahan, maka itu
bukanlah kesalahan pada metodenya, melainkan dari segi manusianya
dalam menggunakan metode itu.
3) Bersifat obyektif, artinya hasil dari ilmu tidak boleh tercampur
pemahaman secara pribadi, tidak dipengaruhi oleh penemunya,
melainkan harus sesuai dengan fakta keadaan asli benda tersebut

1.16 Pengertian Filsafat Ilmu Dan Tujuan Mempelajari Filsafat Ilmu


Pengertian-pengertian tentang filsafat ilmu, telah banyak dijumpai
dalam berbagai buku maupun karangan ilmiah lainnya. Menurut The Liang
Gie (1999), filsafat ilmu adalah segenap pemikiran reflektif terhadap
persoalan-persoalan mengenai segala hal yang menyangkut landasan ilmu
maupun hubungan ilmu dengan segala segi dari kehidupan manusia. Filsafat
ilmu merupakan suatu bidang pengetahuan campuran yang eksistensi dan
pemekarannya bergantung pada hubungan timbal-balik dan saling-pengaruh
antara filsafat dan ilmu.
Sehubungan dengan pendapat tersebut serta sebagaimana pula yang
telah digambarkan pada bagian pendahuluan dari tulisan ini bahwa filsafat
ilmu merupakan penerusan pengembangan filsafat pengetahuan. Objek dari
filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan. Oleh karena itu setiap saat ilmu itu
berubah mengikuti perkembangan zaman dan keadaan tanpa meninggalkan
pengetahuan lama. Pengetahuan lama tersebut akan menjadi pijakan untuk

30
mencari pengetahuan baru. Hal ini senada dengan ungkapan dari Archie
J.Bahm (1980) bahwa ilmu pengetahuan (sebagai teori) adalah sesuatu yang
selalu berubah.
Filsafat ilmu menurut Surajiyo (2010 : 45), merupakan cabang filsafat
yang membahas tentang ilmu. Tujuan filsafat ilmu adalah mengadakan
analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana ilmu pengetahuan
itu diperoleh. Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan tentang ciri-ciri
pengetahuan ilmiah dan cara memperolehnya. Pokok perhatian filsafat ilmu
adalah proses penyelidikan ilmiah itu sendiri.
Dalam perkembangannya filsafat ilmu mengarahkan pandangannya
pada strategi pengembangan ilmu yang menyangkut etik dan heuristik.
Bahkan sampai pada dimensi kebudayaan untuk menangkap tidak saja
kegunaan atau kemanfaatan ilmu, tetapi juga arti maknanya bagi kehidupan
manusia (Koento Wibisono dkk., 1997).
Oleh karena itu, diperlukan perenungan kembali secara mendasar
tentang hakekat dari ilmu pengetahuan itu bahkan hingga implikasinya ke
bidang-bidang kajian lain seperti ilmu-ilmu kealaman. Dengan demikian
setiap perenungan yang mendasar, mau tidak mau mengantarkan kita untuk
masuk ke dalam kawasan filsafat. Menurut Koento Wibisono (1984), filsafat
dari sesuatu segi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang berusaha untuk
memahami hakekat dari sesuatu ada yang dijadikan objek sasarannya,
sehingga filsafat ilmu pengetahuan yang merupakan salah satu cabang
filsafat dengan sendirinya merupakan ilmu yang berusaha untuk memahami
apakah hakekat ilmu pengetahuan itu sendiri.
Lebih lanjut Koento Wibisono (1984), mengemukakan bahwa hakekat
ilmu menyangkut masalah keyakinan ontologik, yaitu suatu keyakinan yang
harus dipilih oleh sang ilmuwan dalam menjawab pertanyaan tentang
apakah ada (being, sein, het zijn) itu. Inilah awal-mula sehingga seseorang
akan memilih pandangan yang idealistis-spiritualistis, materialistis,
agnostisistis dan lain sebagainya, yang implikasinya akan sangat
menentukan dalam pemilihan epistemologi, yaitu cara-cara, paradigma yang
akan diambil dalam upaya menuju sasaran yang hendak dijangkaunya, serta

31
pemilihan aksiologi yaitu nilai-nilai, ukuran-ukuran mana yang akan
dipergunakan dalam seseorang mengembangkan ilmu.
Dengan memahami hakekat ilmu itu, menurut Poespoprodjo (dalam
Koento Wibisono, 1984), dapatlah dipahami bahwa perspektif-perspektif
ilmu, kemungkinan-kemungkinan pengembangannya, keterjalinannya antar
ilmu, simplifikasi dan artifisialitas ilmu dan lain sebagainya, yang vital bagi
penggarapan ilmu itu sendiri. Lebih dari itu, dikatakan bahwa dengan
filsafat ilmu, kita akan didorong untuk memahami kekuatan serta
keterbatasan metodenya, prasuposisi ilmunya, logika validasinya, struktur
pemikiran ilmiah dalam konteks dengan realitas in conreto sedemikian rupa
sehingga seorang ilmuwan dapat terhindar dari kecongkakan serta
kerabunan intelektualnya.
Adapun tujuan mempelajari filsafat ilmu menurut Amsal Bakhtiar
(2008:20) adalah:
a) Mendalami unsur-unsur pokok ilmu sehingga secara menyeluruh kita
dapat memahami sumber, hakekat dan tujuan ilmu.
b) Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmudi
berbagai bidang sehingga kita dapat gambaran tentang proses ilmu
kontemporermsecara historis.
c) Menjadi pedoman untuk membedakan studi ilmiah dan non ilmiah.
d) Mempertegas bahwa persoalan antara ilmu dan agama tidak ada
pertentangan.

Bagi mahasiswa dan peneliti, tujuan mempelajari filsafat ilmu adalah


1) Seseorang (peneliti, mahasiswa) dapat memahami persoalan ilmiah
dengan melihat ciri dan cara kerja setiap ilmu atau penelitian ilmiah
dengan cermat dan kritis.
2) Seseorang (peneliti, mahasiswa) dapat melakukan pencarian kebenaran
ilmiah dengan tepat dan benar dalam persoalan yang berkaitan dengan
ilmunya (ilmu budaya, ilmu kedokteran, ilmu teknik, ilmu keperawatan,
ilmu hukum, ilmu sosial, ilmu ekonomi dan sebagainya) tetapi juga
persoalan yang menyangkut seluruh kehidupan manusia, seperti:
lingkungan hidup, peristiwa sejarah, kehidupan sosial politik dan
sebagainya.

32
3) Seseorang (peneliti, mahasiswa) dapat memahami bahwa terdapat
dampak kegiatan ilmiah (penelitian) yang berupa teknologi ilmu
(misalnya alat yang digunakan oleh bidang medis, teknik, komputer)
dengan masyarakat yaitu berupa tanggung jawab dan implikasi etis.
Contoh dampak tersebut misalnya masalaheuthanasia dalam dunia
kedokteran masih sangat dilematis dan problematik, penjebolan terhadap
sistem sekuriti komputer, pemalsuan terhadap hak atas kekayaaan
intelektual (HAKI) , plagiarisme dalam karya ilmiah.

1.17 Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Ilmu-Ilmu Lain


Filsafat adalah induk dari ilmu penegtahuan. Ilmu ilmu khusus
merupakan bagian dari filsafat. Karena obyek filsafat sangat umum (seluruh
kenyataan), sedangkan ilmu membutuhkan obyek material yang khusus,
mengakibatkan berpisahnya ilmu dari filsafat (namun tidak berarti
hubungannya putus). Ciri ciri yang dimilki oleh setiap ilmu, menimbulkan
batas - batas yang tegas antar masing masing ilmu. Disinilah filsafat
bertugas :
1) Berusaha menyatupadakan masing masing ilmu
2) Mengatasi spesialisasi
3) Merumuskan pandangan yang didasarkan atas pengalaman manusia
4) Mengatur hasil hasil berbagai ilmu khusus ke dalam sesuatu
pandangan hidup dan pandangan dunia yang tersatupadukan (integral),
komperhensif, dan konsisten. (Komprehensif : tidak ada satu bidang
yang berada di luar jangkuan filsafat, Konsisten : uraian kefilsafatan
tidak menyusun pendapat pendapat yang saling berkontradiksi

Hubungan timbak balik antara ilmu dan filsafat, bahwa ilmu dapat
menyediakan bahan berupa fakta fakta yang sangat penting bagi
perkembangan ide filsafat, sehingga sejalan dengan pengetahuan ilmiah.
Filsafat ilmu secara kritis menganalisis konsep konsep dasar dan
memeriksa asumsi asumsi dari ilmu ilmu untuk memperoleh arti
validitasnya, sehingga hasil yang dicapai mempunyai landasan yang kuat.
Meskipun secara historis antara ilmu dan filsafat pernah merupakan suatu

33
kesatuan, namun dalam perkembangannya mengalami divergensi, dimana
dominasi ilmu lebih kuat mempengaruhi pemikiran manusia, kondisi ini
mendorong pada upaya untuk memposisikan ke duanya secara tepat sesuai
dengan batas wilayahnya masing-masing, bukan untuk mengisolasinya
melainkan untuk lebih jernih melihat hubungan keduanya dalam konteks
lebih memahami khazanah intelektual manusia.
Harold H. Titus mengakui kesulitan untuk menyatakan secara tegas dan
ringkas mengenai hubungan antara ilmu dan filsafat, karena terdapat
persamaan sekaligus perbedaan antara ilmu dan filsafat, disamping
dikalangan ilmuwan sendiri terdapat perbedaan pandangan dalam hal sifat
dan keterbatasan ilmu, dimikian juga dikalangan filsuf terdapat perbedaan
pandangan dalam memberikan makna dan tugas filsafat. Adapaun
persamaan (lebih tepatnya persesuaian) antara ilmu dan filsafat adalah
bahwa keduanya menggunakan berfikir reflektif dalam upaya
menghadapi/memahami fakta-fakta dunia dan kehidupan, terhadap hal-hal
tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap kritis, berfikiran terbuka serta
sangat konsern pada kebenaran, disamping perhatiannya pada pengetahuan
yang terorganisir dan sistematis. Sementara itu perbedaan filsafat dengan
ilmu lebih berkaitan dengan titik tekan, dimana ilmu mengkaji bidang yang
terbatas, ilmu lebih bersifat analitis dan deskriptif dalam pendekatannya,
ilmu menggunakan observasi, eksperimen dan klasifikasi data pengalaman
indra serta berupaya untuk menemukan hukum-hukum atas gejala-gejala
tersebut, sedangkan filsafat berupaya mengkaji pengalaman secara
menyeluruh sehingga lebih bersifat inklusif dan mencakup hal-hal umum
dalam berbagai bidang pengalaman manusia, filsafat lebih bersifat sintetis
dan sinoptis dan kalaupun analitis maka analisanya memasuki dimensi
kehidupan secara menyeluruh dan utuh, filsafat lebih tertarik pada
pertanyaan kenapa dan bagaimana dalam mempertanyakan masalah
hubungan antara fakta khusus dengan skema masalah yang lebih luas,
filsafat juga mengkaji hubungan antara temuan-temuan ilmu dengan klaim
agama, moral serta seni.

34
Dengan memperhatikan ungkapan di atas nampak bahwa filsafat
mempunyai batasan yang lebih luas dan menyeluruh ketimbang ilmu, ini
berarti bahwa apa yang sudah tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat
berupaya mencari jawabannya, bahkan ilmu itu sendiri bisa dipertanyakan
atau dijadikan objek kajian filsafat (Filsafat Ilmu), namun demikian filsafat
dan ilmu mempunyai kesamaan dalam menghadapi objek kajiannya yakni
berfikir reflektif dan sistematis, meski dengan titik tekan pendekatan yang
berbeda.
Hubungan filsafat dengan ilmu pengetahuan dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1) Filsafat mempunyai objek yang lebih luas, sifatnya universal, sedangkan
ilmu-ilmu pengetahuan objeknya terbatas, khusus lapangannya saja.
2) Filsafat hendak memberikan pengetahuan, insight/pemahaman lebih
dalam dengan menunjukan sebab-sebab yang terakhir, sedangkan ilmu
pengetahuan juga menunjukkan sebab-sebab tetapi yang tak begitu
mendalam.

1.18 Filsafat Pendidikan


Menurut Muhmidayeli. (2011: 35) Filsafat pendidikan adalah upaya
menerapkan kaidah-kaidah berpikir filsafat dalam ragam pencarian solusi
berbagai ragam problem kependidikan yang akan melahirkan pemikiran
utuh tentang pendidikan yang tentunya merupakan langkah penting dalam
menemukan teori-teori tentang pendidikan.Menurut John Dewey dalam
Jalaluddin dan Idi (2007: 19 21) filsafat pendidikan merupakan suatu
pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik yang menyangkut
daya pikir (intelektual) maupun daya perasaan (emosional), menuju tabiat
manusia.
Menurut Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany dalam
Muhmidayeli. (2011: 35), filsafat pendidikan adalah pelaksanaan
pandangan filsafat dan kaidah-kaidah filsafat dalam bidang pengalaman
kemanusiaan yaang disebut dengan pendidikan.
Filsafat pendidikan bersandarkan pada filsafat formal atau filsafat
umum. Dalam arti bahwa masalah-masalah pendidikan merupakan karakter

35
filsafat. Masalah-masalah pendidikan akan berkaitan dengan masalah-
masalah filsafat umum, seperti:
a) Hakikat kehidupan yang baik, karena pendidikan akan berusaha untuk
mencapainya;
b) Hakikat manusia, karena manusia merupakan makhluk yang menerima
pendidikan;
c) Hakikat masyarakat, karena pendidikan pada dasarnya merupakan suatu
proses sosial;
d) Hakikat realitas akhir, karena semua pengetahuan akan berusaha untuk
mencapainya.

Selanjutnya al-Syaibany (1979) mengemukakan bahwa terdapat


beberapa tugas yang diharapkan dilakukan oleh seorang filsuf pendidikan,
di antaranya:
a) Merancang dengan bijak dan arif untuk menjadikan proses dan usaha-
usaha pendidikan pada suatu bangsa;
b) Menyiapkan generasi muda dan warga negara umumnya agar beriman
kepada Tuhan dengan segala aspeknya;
c) Menunjukkan peranannya dalam mengubah masyarakat, dan mengubah
cara-cara hidup mereka ke arah yang lebih baik;
d) Mendidik akhlak, perasaan seni, dan keindahan pada masyarakat dan
menumbuhkan pada diri mereka sikap menghormati kebenaran, dan cara-
cara mencapai kebenaran tersebut.

Filsuf pendidikan harus memiliki pikiran yang benar, jelas, dan


menyeluruh tentang wujud dan segala aspek yang berkaitan dengan
ketuhanan, kemansiaan, pengetahuan kealaman, dan pengetahuan sosial.
Filsuf pendidikan harus pula mampu memahami nilai-nilai kemanusiaan
yang terpancar pada nilai-nilai kebaikan, keindahan, dan kebenaran.
Gandhi HW (2011: 84) setelah mengkaji makna filsafat pendidikan dari
berbagai ahli Ia menyatakan bahwa: Filsafat pendidikan tidak lain adalah
penerapan upaya metodis filsafat untk mempersoalkan konsepsi-
konsepsi yang melandasi upaya-upayamanusia di dalam membangun hidup
daan kehidupannya untuk menjadi semakin baik dan berkualitas. Sedangkan

36
upaya-upaya filsafat dalam mempersoalkan adalah guna mengarahkan
penyelenggaraan pendidikan pada kondisi-kondisi etika yang diidealkan.
Dalam makna lain, filsafat pendidikan adalah flsifikasi pendidikan, baik dlm
makna teoritis konseptual maupun makna praktis-pragmatis yang
menggejala.

1.19 Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Pendidikan Dan Filsafat Pendidikan


1. Hubungan Filsafat Ilmu Dengan Pendidikan
Hubungan filsafat ilmu dengan pendidikan. Filsafat ilmu
merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan
mengenai hakekat ilmu (Benny Irawan, 2011:49) Filsafat ilmu bertujuan
mengadakan analisis mengenai ilmu pengetahuan dan cara bagaimana
ilmu pengetahuan itu diperoleh. Jadi filsafat ilmu adalah penyelidikan
tentang ciri-ciri pengetahuan ilmiah dan cara memperolehnya Sebaliknya
realita seperti pengalaman pendidik menjadi masukan dan pertimbangan
bagi filsafat ilmu untuk mengembangkan pemikiran pendidikan.
Hubungan fungsional antara filsafat ilmu dengan pendidikan dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Filsafat ilmu, merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam
memecahkan problematika pengembangan ilmu pendidikan dan
menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahli.
b. Filsafat ilmu, berfungsi memberi arah bagi pengembangan teori
pendidikan yang telah ada dan memilki relevansi dengan kehidupan
yang nyata.
c. Filsafat ilmu dan pendidikan mempunyai hubungan saling
melengkapi, yang dapat bermakna bahwa realita pendidikan dapat
mengembangkan filsafat ilmu, dan filsafat ilmu itu sendiri dapat
membantu realita perkembangan pendidikan.
2. Hubungan Filsafat Ilmu dengan Filsafat Pendidikan
Pandangan filsafat pendidikan sama peranannya dengan landasan
filosofis yang menjiwai seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan.
Antara filsafat dan pendidikan terdapat kaitan yang sangat erat. Filsafat
mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat, sedangkan
pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut.

37
Filsafat pendidikan mengadakan tinjauan yang luas mengenai
realita, antara lain tentang pandangan dunia dan pandangan hidup.
Konsep-konsep mengenai ini dapat menjadi landasan penyusunan konsep
tujuan dan metodologi pendidikan. Di samping itu, pengalaman pendidik
dalam menuntun pertumbuhan dan perkembangan anak akan
berhubungan dan berkenalan dengan realita. Semuanya itu dapat
digunakan oleh flsafat pendidikan sebagai bahan pertimbangan dan
tinjauan untuk memngembangkan diri.
Filsafat ilmu dengan filsafat pendidikan memiliki hubungan yang
sangat erat. Bagi perkembangan filsafat pendidikan, filsafat ilmu
merupakan landasan filosofis yang menjiwai pengembangan ilmu
pendidikan dan teori-teori pendidikan. Filsafat ilmu mencoba
memberikan dasar bagi pengembangan filsafat pendididkan dalam
kerangka mengembangkan ilmu pendidikan dan teori-teori pendidikan.
Selain itu, hubungan filsafat ilmu dengan filsafat pendidikan juga
dapat dimaknai bahwa filsafat ilmu mempunyai fungsi untuk
memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan ilmu pendidikan
(pedagogic) maupun teori-teori pendidikan baik dari segi ontologi
(tujuan), epistemologi (metode), maupun axiologi (nilai).

BAB III
KESIMPULAN
2.1 Kesimpulan
Riset atau penelitian adalah suatu usaha yang sistematis, terkendali
dan dan empiris dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan penyelesaian
masalah. Falsafah keperawatan menurut Florence Nightingale (Modern
nursing) melihat penyakit sebagai proses pergantian atau perbaikan
reparative proses. Manipulasi dari lingkungan eskternal perbaikan dapat
membantu proses perbaikan atau pergantian dan kesehatan klien. Riset
keperawatan dapat diartikan penerapan penyelidikan secara ilmiah terhadap

38
fenomena mengenai perhatian keperawatan klien, individu, keluarga,
masyarakat dan pengalaman kesehatan. (denim, 2003).
Filsafat dalam keperawatan mempunyai peranan yang sangat penting.
Keperawatan sendiri bisa dilihat dari dua sudut yaitu tentang ilmu
keperawatan itu sendiri dan tentang pendidikan keperawatan. Sedangkan
filsafat dalam keperawatan adalah keyakinan dasar tentang pengetahuan
keperawatan yang mengandung pokok pemahaman biologis manusia dan
perilakunya dalam keadaan sehat dan sakit terutama berfokus kepada respon
mereka terhadap situasi. Manfaat filsafat dalam keperawatan salah satunya
adalah mendapatkan kebenaran tentang hal-hal yang dianggap belum pasti
apakah tindakan yang kita lakukan dan pendapat yang kita keluarkan
tentang dunia keperawatan itu adalah benar atau salah

2.2 Saran
Perawat sebagai tenaga kesehatan dari pelayanan kesehatan dan
sebagai mitra dokter (bukan sebagai pembantu dokter) sudah seharusnya
mampu untuk memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal dengan
didukung dengan ilmu pengetahuan kesehatan, terutama ilmu keperawatan.
Perawat sebagai seorang anggota tim kesehatan, dalam memberikan
askep (asuhan keperawatan) terhadap klien haruslah dapat memberikan
informasi tentang klien yang dirawatnya secara akurat dan komplit dan
dalam waktu dan cara yang memungkinkan. Seorang klien tergantung pada
pemberi perawatan untuk mengkomunikasikan kepada yang lainnya untuk
memastikan mutu terbaik dari perawatan, sesuai dengan ilmu keperawatan
yang dimilikinya.

39
DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, E. (2003) . Metodelogi penelitian kedokteran. Jakarta. EGC.


Denim,sudarwan, (2003). Riset Keperawatan.EGC,Jakarta
Nursalam, (2003). Konsep dan Penerapan metodologi penelitian ilmu
keperawatan.salemba medika.Jakarta
Alligood, Martha, R., Tomey, Ann, M. (2010). Nursing Theorist and Their
Works,Seventh Edition. St. Louis. Missouri: Mosby Elsivier.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. EGC. Jakarta.
http://www.universityhealthsystem.com/professional-practice/philosophy-of-
nursing
http://www.oxforddictionaries.com/definition/english/philosophyhttp://www.oxfor
ddictionaries.com/definition/english/philosophy
Rapar, J. H., 1996. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.

Amsal Bakhtiar. 2008. Filsafat Ilmu (edisi revisi). Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada

Frondizi, Resieri. 2001. Pengantar Filsafat Nilai (Terjemahan oleh: Cuk Ananto
Wijaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

40
Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

41

You might also like