Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
1
Pendamping:
JEMBRANA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkatNyalah laporan Kasus yang berjudul Diagnosis dan Penatalaksaan
Penyakit GERD (GASTROESOPHAGEAL REFLUX DISEASE) dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Laporan ini disusun sebagai tugas dalam
menjalani Program Dokter Internship di wahana Puskesmas Pekutatan I.
2
Penulis sangat mengharapkan adanya saran serta kritik yang membangun bagi
kesempurnaan laporan ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan ini dapat
memberi sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat
bagi semua pihak.
Pekutatan, Februari
2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.........................................................................................
i
BAB 1. PENDAHULUAN....................................................................................
1
3
2.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga...............................................
3.11 Komplikasi....................................................................................
3.12 Prognosis.......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................
4
BAB I
PENDAHULUAN
keluhan yang berat seperti refluks esofagitis dokter belum bisa mendiagnosa.
terjadi secara intermiten pada orang, terutama setelah makan (Asroel, 2002).
GERD adalah penyakit organ esofagus yang banyak ditemukan di negara
5
GERD. Di Indonesia, penyakit ini sepintas tidak banyak ditemukan. Hanya
sebagaian kecil pasien GERD datang berobat pada dokter karena pada umumnya
Dengan demikian hanya kasus yang berat dan disertai kelainan endoskopi dan
2001).
Prevalensi PRG bervariasi tergantung letak geografis, tetapi angka
peningkatan signifikan dari 6% menjadi 26% dalam kurun waktu 5 tahun. Asian
pada populasi di Indonesia adalah yang terendah di Asia Pasifik, hanya sekitar
begitu jelas, kecuali jika dihubungkan dengan kehamilan dan kemungkinan non-
erosive reflux disease lebih terlihat pada wanita. Walaupun perbedaan jenis
kelamin bukan menjadi faktor utama dalam perkembangan PRG, namun Barretts
yang terkait, termasuk hernia hiatus, reflux disease dengan gejala yang terkait,
esophagus.
6
BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. P
Umur : 55 tahun
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Anamnesis
Keluhan Utama
7
Os mengeluh nyeri dada seperti rasa terbakar sejak 3 hari sebelum ke
puskesmas, selain itu perut terasa penuh mendesak ke atas sehingga os merasa
sedikit sesak. Os mengatakan bahwa setiap habis makan terasa asam pada lidah
dan air liur terasa banyak mengumpul di dalam mulut.. Os juga mengeluh tidak
Os menyangkal sering terbangun dimalam hari, dan menyangkal nyeri ulu hati
Riwayat Pengobatan
riwayat penyakit maag sejak 2 tahun yang lalu. Os tidak memiliki riwayat
Pemeriksaan Fisik
Nadi : 88 x/menit
8
Nafas : 20 x/menit
Suhu : 36.4C
Status Generalis
Telinga : sekret tidak ada, nyeri tekan dan ketok mastoid tidak ada
Gigi dan Mulut : mukosa dan bibir basah. Caries gigi tidak ada. OH baik
LMCS RIC V
epigastrium (+)
Pe = Timpani
9
Ekstremitas akral hangat, perfusi baik. Refleks fisiologis +/+, refleks
bawah pasien
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Diagnosis Banding
Diagnosis Kerja
Terapi awal:
Infus RL 20gtt/menit
Antagonis reseptor H2: Ranitidin 2x1 amp
Antasida syrup 3x1 sendok makan
Paracetamol 3x500
10
Prognosis
Ad vitam : ad bonam
Ad fungsionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Sesak (-)
Suhu : 36C
ikterik
11
Abdomen : distensi tidak ada, bising usus (+) normal,
Ranitidine 2x1 ac
BAB III
ANALISA KASUS
12
Seorang pria usia 55 tahun di rawat di Puskesmas 1 pekutatan dengan
yaitu nyeri dada seperti rasa terbakar yang dirasakan sejak 3 hari sebelum masuk
puskesmas.
bekerja dengan kurang baik dan refluks asam lambung atau getah alkali usus ke
Nyeri ulu hati biasanya ditandai oleh sensasi terbakar yang biasanya
menyebar ke atas. Nyeri ulu hati dapat disebabkan oleh defluks asam lambung
mukosa.
Sulit dibedakan dari nyeri ulu hati di bagian tengah dada.pat disebabkan oleh
defluks asam lambung atau sekret empedu ke dalam esofagus bagian bawah,
keduanya mengiritasi mukosa.dibedakan dari nyeri ulu hati di bagian tengah dada.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh spasme esofagus akibat peregangan akut, atau
Bedanya dengan muntah adalah regurgitasi tidak membutuhkan tenaga dan tidak
13
disertai dengan mual. Gangguan ini dirasakan dalam tenggorokan sebagai rasa
asam atau cairan panas yang pahit. Pada orang dewasa, regurgitasi mencerminkan
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA
14
Penyakit refluks gastroesofageal (Gastroesofageal refluks disease /
pada setiap orang sewaktu-waktu, pada orang normal refluks ini terjadi
pada posisi tegak sewaktu habis makan, karena sikap posisi tegak tadi
yang lama.
B. EPIDEMIOLOGI
Insidensi terjadinya GERD tinggi pada negara-negara barat dan saat ini
C. ETIOLOGI
15
Refluks gastroesofageal terjadi sebagai konsekuensi berbagai kelainan
reluksat dari lambung dan duodenum, baik asam lambung maupun bahan-
bahan agresif lain seperti pepsin, tripsin, dan cairan empedu serta faktor-
refluks bisa saja terjadi pada tekanan LES yang normal, ini dinamakan
16
Pada keadaan normal bersih diri esofagus terdiri dari 4 macam
kemudian air liur yang alkalis dan dibentuk sebanyak 0,5 mL/menit
gravitasi dan peristaltik. Refluks yang terjadi pada malam hari waktu
tidur paling merugikan oleh karena dalam posisi tidur gaya gravitasi
dan oleh karena itu peristaltik primer dan saliva tidak berfungsi untuk
Asam pepsin dan mungkin juga empedu yang ada dalam cairan
jenis makanan tertentu seperti air jeruk nipis, tomat dan kopi
dari pada keadaan puasa, oleh karena isi lambung merupakan faktor
17
penentu terjadinya refluks. Lebih banyak isi lambung lebih sering
apabila1:
D. PATOGENESIS
pada saat terjadinya aliran antegrad yang terjadi pada saat menelan, atau
aliran retrogard yang terjadi pada saat sendawa atau muntah. Aliran balik
dari gaster ke esophagus melalui LES hanya terjadi apabila tonus LES
mekanisme:1
18
1. Refluks spontan pada saat relaksasi LES (Lower
setelah menelan
bagian ujung ini terdapat otot pengatur ( sfingter ) disebut LES , yang
fungsinya mengatur arah aliran pergerakan isi saluran cerna dalam satu arah
dari atas kebawah menuju usus besar. Pada GERD akan terjadi relaksasi
spontan otot tersebut atau penurunan kekuatan otot tersebut, sehingga dapat
terjadi arus balik atau refluks cairan/ asam lambung, dari bawah keatas
ataupun sebaliknya.5
19
Faktor faktor yang mempengaruhi LES5:
Motilin Colesistokinin
Substance P Somastotatin
Glukagon
Polipeptida
Progesteron
Makanan Protein Lemak
Coklat
Pepermint
Lain-lain Histamin Kafein
Antasida Rokok
Meticlopramid Kehamilan
Domperidone Prostaglandin
Cisapride Morpin
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinik yang khas dari GERD adalah nyeri / rasa tidak enak di
gejala disfagia, mual atau regurgitasi dan rasa pahit di lidah, gejala ini
Yang dimaksud dengan heart burn adalah rasa panas/ membakar yang
20
dirasakan di daerah epigastrium dan bergerak naik ke daerah retrosternal
sampai ke tenggorok. Keluhan ini terutama timbul malam hari pada waktu
sakit tadi.
Rasa tidak enak pada retrosternal ini mirip dengan keluhan pada
serangan angina pektoris. Disfagia yang timbul saat makan makanan padat
yang atipik dan sangat bervariasi mulai dari nyeri dada non-kardiak ( Non
21
F. DIAGNOSIS
sebagai non erosive refluks disease (NERD). Pada kebanyakan kasus hasil
22
Derajat Kerusakan Gambaran Endoskopi
A Erosi kecil-kecil pada mukosa esofagus dengan diameter < 5 mm
B Erosi pada mukosa/lipatan mukosa dengan diameter > 5 mm
lumen
D Lesi mukosa esofagus yang bersifat sirkumferensial
Pemeriksaan radiologi
ditemukan refluks barium dari lambung kembali ke esofagus maka hal itu
disfagia
2. Hiatus hernia1
Pemantauan PH 24 jam
Tes Provokatif
- Tes Bernstein
23
Tes ini mengukur sensitivitas mukosa dengan memasang selang
transanal dan melakukan perfusi bagian distal esofagus dengan HCL 0,1
M dalam waktu kurang dari 1 jam. Bila larutan ini menimbulkan nyeri
dada seperti yang biasa dialami pasien, sedangkan larutan NaCl tidak
- Tes farmakologik/edrofonium
adanya komponen nyeri motorik yang dapat dilihat dari rekaman gerak
Manometri esofagus
Tes ini akan memberi manfaat yang berarti jika pada pasien-pasien dengan
Sintigrafi Gastroesofageal
Tes ini menggunakan cairan atau campuran makanan cair dan padat yang
G. PENATALAKSANAAN
terjadinya komplikasi.1
24
Sasaran terapinya adalah asam lambung, lapisan mukosa lambung.
terpenting.
25
o Menghindari makanan seperti coklat, pepermint, teh, kopi,
asam.
Rekomendasi makanan dan gaya hidup pada pengobatan penyakit Refluks Esofageal
Makanan yang harus dihindari :
1. Jeruk nipis
2. Tomat
3. Bawang
4. Makanan pedas
Gaya hidup
1. Berhenti merokok
2. Hindari kegemukan
5. Meninggikan bantal
26
Berikut ini merupakan terapi medikamentosa 1:
proton/ PPI ).
medikamentosa :
Antasid
lesi esofagitis
Antagonis reseptor H2
27
Sebagai penekan sekresi asam, golongan ini efektif dalam
pengobatan GERD jika diberikan dosis 2 kali lebih tinggi dan dosis
(3) Famotidin : 2 x 20 mg
Obat-obat prokinetik :
(1) Metoklopramid : 3 x 10 mg
(3) Cisapride : 3 x 10 mg
Obat ini tidak punya efek langsung terhadap asam lambung, obat ini
topikal
obat ini bekerja langsung pada pompa proton sel parietal dengan
28
- Omeprazole : 2 x 20 mg.
- Lansoprazole : 2 x 30 mg.
- Pantoprazole : 2 x 40 mg.
- Rabeprazole : 2 x 10 mg.
- Esomeprazole : 2 x 40 mg.
reseptor H2
Antagois +3 +3 +1 +1
reseptor H2 +
prokinetik
Antagonis +3 +3 +2 +2
reseptor H2
dosis tinggi
Penghambat +4 +4 +3 +4
pompa proton
Pembedahan +4 +4 +3 +4
dengan komplikasi yang tidak secara penuh responsif terhadap terapi medis
29
atau pada pasien dengan terapi medis jangka panjang yang tidak
berulang.
30
Penderita GERD yang tidak mmerlukan terapi pembedahan yang
mengalami keadaan :
- Volume refluxate
H. PROGNOSIS
Prognosis GERD sangat baik, sekitar 80-90% yang terkena dapat sembuh
BAB V
KESIMPULAN
berupa rasa terbakar, nyeri di dada, regurgitasi, dan komplikasi. Manifestasi klinis
31
yang berperan untuk terjadinya GERD yaitu mekanisme antirefluks, kandungan
cairan lambung, mekanisme bersihan oleh esofagus, dan resistensi sel epitel
diberikan pada klien GERD meliputi modifikasi gaya hidup, terapi endoskopi,
32
DAFTAR PUSTAKA
S, editor, Buku ajar ilmu penyakit dalam, Jilid I, ed. IV. Jakarta: Pusat
1803;2007
33