You are on page 1of 15

LAPORAN

REWINDING MOTOR 3 FASA

OLEH :
FARRAH FADILAH
( 2214 039 019 )

D3 TEKNIK ELEKTRO INDUSTRI ITS-DISNAKER


PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS TENAGA KERJA TRANSMIGRASI DAN KEPENDUDUKAN

UNIT PELAKSANA TEKNIS PELATIHAN KERJA


Jln.Dukuh Menanggal III/29 Telp. /Fax. (031) 8290071 8287532

1
SURABAYA-60234-JAWA TIMUR
I. Judul : Rewinding Motor 3 Fasa
II. Alat Percobaan :
Tang Potong dan tang cucut
Avometer
Solder
Jangka Sorong
Mal Tembaga (penggulung)
Gunting
Silet
Treker
Palu karet dan palu plastic
Obeng (+) dan (-)
Sisir motor dari kayu yang runcing
III. Bahan Percobaan :
Motor AC 3 phasa 24 alur
Tembaga (kumparan)
Isolasi kertas
Selongsong
Timah
Prespan putih dan hijau
IV. Dasar Teori
Teori Dasar Motor Induksi Tiga Fasa. Motor AC 3 phase bekerja dengan
memanfaatkan perbedaan fasa sumber untuk menimbulkan gaya putar pada rotornya. Jika
pada motor AC 1 phase untuk menghasilkan beda phase diperlukan penambahan komponen
Kapasitor, pada motor 3 phase perbedaan phase sudah didapat langsung dari sumber. Pada
arus 3 phase memiliki perbedaan phase 60 derajat antar phasenya. Dengan perbedaan ini,
maka penambahan kapasitor tidak diperlukan.

Konstruksi dari motor AC induksi terdiri dari 2 bagian elektromagnetik: Bagian


stasioner disebut stator dan Bagian yang berputar disebut rotor, didukung bantalan (bearing)
di setiap ujungnya. Stator dan rotor masing-masing terdiri dari:
Sebuah rangkaian listrik, biasanya terbuat dari tembaga terisolasi atau
aluminium, untuk membawa arus
Sebuah sirkuit magnetik, biasanya terbuat dari baja laminasi, untuk membawa
fluks magnetik
Stator adalah bagian stasioner sebelah luar dari motor, yang terdiri dari bingkai
silinder luar dari motor, yang terbuat baik dari lembaran baja yang dilas, besi cor atau
paduan aluminium cor. Bagian ini bisa termasuk kaki atau flens untuk pemasangan. Jalur
magnetik, yang terdiri dari satu set laminasi baja beralur yang ditekan ke dalam ruang silinder
dalam bingkai terluar. Jalur magnetik dilaminasi untuk mengurangi arus eddy, memperkecil
kerugian dan memperkecil pemanasan. Satu set gulungan listrik terisolasi, yang ditempatkan
di dalam slot dari jalur magnetik yang dilaminasi. Ukuran area untuk lilitan ini harus cukup
besar untuk rating daya motor. Untuk motor 3-fase, 3 set gulungan yang diperlukan, satu
gulungan untuk setiap fase.

2
Rotor sangkar adalah bagian yang berputar dari motor. Seperti dengan stator atas,
rotor terdiri dari satu set laminasi baja beralur ditekan bersama dalam bentuk jalur magnetik
silinder dan sirkuit listrik. Rangkaian listrik dari rotor dapat berupa Jenis rotor gulungan,
yang terdiri dari 3 set gulungan terisolasi yang dikoneksikan ke 3 sliprings yang dipasang
pada poros. Koneksi eksternal untuk bagian yang berputar dibuat melalui brush ke sliprings.
Akibatnya, motor jenis ini sering disebut sebagai motor slipring. Jenis rotor Sangkar tupai ,
yang terdiri dari satu set tembaga atau potongan aluminium yang dipasang ke dalam slot,
yang terhubung ke sebuah akhir-cincin pada setiap akhir rotor. Konstruksi gulungan rotor ini
menyerupai 'kandang tupai'. Potongan aluminium rotor biasanya dicor mati ke dalam slot
rotor, yang membuat konstruksinya sangat kasar. Meskipun potongan rotor aluminium berada
dalam kontak langsung dengan laminasi baja, hampir semua arus rotor melalui jeruji
aluminium dan tidak di laminasi.

Prinsip Motor Induksi AC 3 Fasa bekerja sebagai berikut.


Bila sumber tegangan tiga fasa dipasang pada kumparan stator, maka pada kumparan
stator akan timbul medan putar dengan kecepatan, ns = 120f/P , ns = kecepatan sinkron, f
= frekuensi sumber, p = jumlah kutup
Medan putar stator akan memotong konduktor yang terdapat pada sisi rotor, akibatnya
pada kumparan rotor akan timbul tegangan induksi ( ggl ) sebesar E2s = 44,4fn.
Keterangan : E = tegangan induksi ggl, f = frekkuensi, N = banyak lilitan, Q = fluks
Karena kumparan rotor merupakan kumparan rangkaian tertutup, maka tegangan induksi
akan menghasilkan arus ( I ).
Adanya arus dalam medan magnet akan menimbulkan gaya ( F ) pada rotor.
Bila torsi awal yang dihasilkan oleh gaya F pada rotor cukup besar untuk memikul torsi
beban, maka rotor akan berputar searah dengan arah medan putar stator.
Untuk membangkitkan tegangan induksi E2s agar tetap ada, maka diperlukan adanya
perbedaan relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dengan kecepatan putar rotor
(nr).
Perbedaan antara kecepatan nr dengan ns disebut dengan slip ( S ) yang dinyatakan
dengan Persamaan S = ns-nr/ns (100%)
Jika ns = nr tegangan akan terinduksi dan arus tidak mengalir pada rotor, dengan
demikian tidak ada torsi yang dapat dihasilkan. Torsi suatu motor akan timbul apabila ns
> nr.
Dilihat dari cara kerjanya motor tiga phasa disebut juga dengan motor tak serempak atau
asinkron.

Keuntungan motor tiga phasa :

Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor sangkar.
Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi gesekan kecil.
Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak diperlukan.

Kerugian Penggunaan Motor Induksi

Kecepatan tidak mudah dikontrol

3
Power faktor rendah pada beban ringan
Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal

V. Langkah langkah Percobaan :


1. Mendata motor sesuai dengan Name Plate

Rpm : 2860
Tegangan (V) : 220 / 380
Arus : 6.2 / 3.6

2. Menandai tutup dan rumah motor (stator) agar kedudukan bearing pada motor tidak
berubah/salah pasang (terbalik) yang dapat menyebabkan terjadinya gesekan dan
menimbulkan panas yang besar dan menghambat putaran motor.

3. Membuka tutup muka dan belakang motor denga traker

4
4. Mengeluarkan rotor dari rumah motor.

5. Mendata diameter AS dan bearing ( Diameter Bearing : 52,2 mm ; Diameter Tinggi


Bearing : 15 mm ; Diameter AS : 25 mm ) berkaitan dengan presisi bearing
terhadap rumah bearing pada tutup stator, pelumasan bearing, dan kemampuan
bearing terhadap suhu tertentu dari motor yang sedang bekerja.

5
6. Mengamati langkah-langkah kumparan stator

7. Menggambar langkah-langkah kumpuran

6
8. Mengukur masing-masing tinggi kumparan dari alur stator dengan menggunakan
jangka sorong (skate mat)

9. Membongkar dan mengeluarkan kumparan dari alur stator

7
10. Menghitung jumlah masing-masing

11. Mengukur diameter kawat yang akan digunakan dengan menggunakan micrometer
outset.

12. Membuat mal sesuai gambar kerja

8
13. Menggulung ulang kumparan pada mal yang telah dibuat.

14. Mebuat dan mengganti prespan plastic pada alur stator sesuai dengan langkah
kumparan ataupun tutup kumparan.

9
15. Memasukkan hasil gulungan kedalam alur stator sesuai dengan langkah kumparan dan
dituutp dengan prespan plastic.

16. Mengukur kelompok kumparan yang telah terpasang pada alur stator.

17. Menyambung dan menyolder kelompok kumparan

10
18. Mengukur hasil penyambung dan mengukur tahanan isolasi motor antara kumparan
dan body.

19. Mengikat dan merapikan hasil kumparan.

20. Memasukkan rotor dan menutup sesuai dengan tanda yang telah dibuat.

11
21. Mencoba putaran motor dengan tangan atau tanpa menghubungkan dengan power
supply

22. Mengukur kembali tahanan isolasi antara kumparan dan body.

23. Menghubungkan hasil gulungan dengan power supply.

24. Mengukur arus motor dengan mengukur ketiga-nya (U,V,W) dalam keadaan beban
kosong

12
25. Mengukur kecepatan motor tanpa beban dengan menggunakan Tachometer

13
VI. Hasil Data Setelah Motor Diuji

RPM R S T
1500 5A 4,1 A 5,3 A

NsNp
Slip = x 100 %
Ns
= 1500 1500 100%
1500
= 0%

VII. Analisa Data


Menurut dari data yang diambil dan hasil perhitungan, dapat diketahui
bahwa tidak adanya slip. Hal ini tidak mungkin terjadi karena lilitan jangkar telah
dihubung singkat di dalam mesin (untuk motor rotor sangkar) dan dihubung
singkat diluar mesin (untuk motor rotor lilit). Dengan dihubung singkatnya lilitan
rotor, maka pada lilitan rotor akan mengalir arus yang sangat besar. Karena arus
ini berada di dalam medan magnet , maka sesuai dengan hokum Lorentz pada
lilitan rotor dibangkitkan gaya yang memutar rotor. Putaran rotor sesuai dengan
arah putaran medan magnet stator. Dengan begitu maka, jumlah putaran rotor
selalu lebih rendah dari pada putaran medan magnet stator.

VIII. Kesimpulan
Motor AC 3 fasa mempunyai beberapa macam jumlah alur, ada yang 24
alur, ada pula yang 36 alur. Ada yang single layer, ada pula yang double layer. Ada
yang menggunakan sistem lap winding dan consentris. Pada praktikum ini
menggunakan Motor AC 3 fasa 24 alur single layer lap winding. Ada 6 buah titik
sumber U, V, W, dan X, Y, Z. Ketika semua alur sudah terisi, pastikan U dan X
tersambung, U dan V tersambung, dan W dan Z tersambung.

14
Pada pelaksanaan merewinding serta merangkai Motor AC Single Phase
tidaklah mudah diperlukan kesabaran dan keuletan dikarenakan pada stepnya
harus dikerjakan dan tidak boleh ada yang terlewatkan, terutama pada
pemasangan lilitan tembaga harus sesuai bila tidak akan terjadi kebakaran pada
motor dan pengambilan data akan tidak akurat. Perbedaan pada slip bisa terjadi
karena hubungan perbedaan medan magnet pada stator dengan tegangan dan arus
pada rotor. Semakin kecil slip pada motor maka kecepetan motor akan semakin
bertambah.

15

You might also like