You are on page 1of 21

TUGAS BIOLOGI SELULER

SINTESIS HORMON INSULIN

Pembimbing

Sri Nita, SSi, M.Si

Oleh

Yunita Listiani 04112681419008


Ni wayan Lisa 04112681419010
Viko Duvadilan 04112681419011
Fauzia 04112681419028

PROGRAM PASCA SARJANA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
BAB I

PENDAHULUAN
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh sel beta pankreas, yakni pulau
Langerhans, yang penting untuk pengaturan metabolisme glukosa, lipid, dan
protein secara normal. Apabila ada gangguan pada hormon insulin maka akan
terjadi suatu kelainan atau abnormalitas yang disebut sebagai penyakit diabetes
melitus.Insulin merupakan protein kecil yang dibentuk melalui proses
perpindahan kode genetik yang berasal dari DNA kemudian diterjemahkan oleh
RNA menjadi suatu protein kompleks berupa insulin. Kode genetik yang dibawa
DNA tentu berbeda antara suatu spesies dengan spesies yang lain. Oleh sebab itu,
penerjemahan kode genetik tiap spesies tentu juga berbeda dan sintesis protein
yang dihasilkan juga berbeda.

Pada dasarnya, proses sintesis protein mirip pada semua spesies eukariotik
kecuali prokariotik. Spesies yang lebih tinggi memiliki proses sintesis yang lebih
kompleks dan hasilnya lebih bervariatif. Sintesis protein semua komponen yang
dibutuhkan tubuh prosesnya sama, yakni melibatkan DNA (double helix) sebagai
pemberi kode genetik, kemudian pesan genetik diterjemahkan oleh RNA. Secara
umum, proses sintesis ini melibatkan proses transkripsi dan translasi.1

Penting mengetahui proses sintesis protein secara molekular agar ilmuan


dapat dengan mudah meneliti kelainan dan mengantisipasinya.

BAB II

SINTESIS PROTEIN

2
2.1. Definsi

Sintesis protein adalah suatu tahapan dimana informasi genetik yang


tersimpan dalam DNA diekspresikan ke dalam protein yang identik dengan
informasi genetik di dalam DNA tersebut.Sintesis protein ini dikenal sebagai
sentral dogma, yakni penerjemahan informasi genetik dari DNA melalui RNA
kemudian dihasilkan protein yang dibutuhkan oleh tubuh mahkluk hidup.

Informasi genetik yang dikandung DNA disebut sebagai gen berupa


rangkaian kode-kode basa nitrogen. Informasi dalam gen akan diterjemahkan
dalam bentuk mRNA yang selanjutnya digunakan untuk membentuk asama amino
kemudian menjadi protein.

Gambar 1. Perbandingan Struktur Gen, DNA, Kromosom, dan Sel

2.2. Peran RNA dalam Sintesis Protein2

Sintesis protein terjadi pada organel yang disebut ribosom. Proses sintesis
protein ini sangat memerlukan RNA, yakni suatu rantai tunggal basa nitrogen

3
dengan backbone yang sama dengan DNA. RNA tersbut terdiri atas bermacam-
macam jenis, yakni:

1. mRNA (messenger RNA/RNA duta)

mRNAmerupakan RNA yang dibentuk melalui proses transkripsi


pada inti sel. mRNA berperan dalam membawa informasi genetik yang
ada pada DNA menuju ribosom. Informasi yang terdapat pada mRNA
berupa kodon yang tersusun secara triplet, misalkan UCA, UCU, atau
AAG.

2. tRNA (transport RNA/RNA transfer)

tRNAmerupakan RNA yang berfungsi membawa asam amino dari


sitoplasma menuju ribosom saat terjadi sintesis protein. tRNAtersebut
disintesis pada salah satu bagian inti sel secara langsung. Dalam proses
pentransferan asam amino, tRNA membutuhkan energi yang berasal dari
pemecahan molekul ATP menjadi ADP + Pi.

3. rRNA (ribosomal RNA/RNA ribosom)

rRNA inilah yang sering kita namakan sebagai ribosom. rRNA


merupakan organel yang tersusun atas subunit besar dan subunit kecil.
Ribosom terdapat di sitoplasma sebagai ribosom bebas atau terikat pada
Retikulum endoplasma.Pada saat sintesis protein berlangsung, ribosom
biasanya membentuk polisom atau poliribosom.Polisom bukanlah
gabungan beberapa ribosom, melainkan hanya beberapa ribosom yang
membaca satu rantai mRNA secara bersamaan sehingga tampak seperti
berkelompok-kelompok. Poliribosom biasanya ada 4 atau 5 ribosom yang
membaca pada satu rantai mRNA yang sama.

4
Gambar 2.Perbedaan Fungsi mRNA, tRNA, dan rRNA.

Selain RNA, sintesis memerlukan beberapa enzim yang penting dalam


setiap tahapan reaksi. Salah satu yang penting adalah enzim RNA polimerase,
yaitu suatu enzim yang melaksanakan proses penerjemahan DNA menjadi mRNA
(proses transkripsi). Enzim amino asil transferase berperan penting dalam
memindahkan rantai yang terbentuk saat proses perangkaian asam amino.

2.3. Tahap-Tahap Sintesis Protein

Sintesis protein dibagi menjadi dua tahapan utama, yaitu transkripsi dan
translasi. Transkripsi secara garis besar merupakan proses pembuatan mRNA dari
DNA dalam inti sel. mRNA tersebut lalu bergerak menuju ribosom. Setelah itu,
proses translasi, yang meliputi penerjemahan dan perangkaian asam amino,
berlangsung di ribosom.

2.3.1. Transkripsi

Transkripsi adalah pemindahan informasi dari DNA ke mRNA yang


merupakan serangkaian tahapan pembentukan mRNA dari DNA. Proses ini
sebenarnya merupakan awal mula informasi pada DNA dipindahkan menuju
protein pada makhluk hidup.

5
Transkripsi diawali dari pemutusan ikatan H pada DNA oleh protein-
protein pengurai DNA. Proses tersebut mengakibatkan terbukanya rantai DNA
pada berbagai tempat. Terbukanya rantai DNA memicu RNA polimerase melekat
ke daerah yang dinamakan dengan promoter.RNA polimerase selanjutnya
melakukan sintesis molekul mRNA dari arah 3 DNA, sedangkan pada mRNA
dimulai dari ujung 5 menuju 3.

Gambar 3.RNA Polimerase dan Fungsinya.

Dari kedua rantai DNA, hanya salah satu rantai yang akan diterjemahkan
menjadi mRNA. Rantai DNA yang diterjemahkan menjadi protein dinamakan
dengan rantai sense atau DNA template atau DNA cetakan, sedangkan rantai
pasangannya dinamakan DNA antisense. Dari DNA template inilah mRNA akan
membentuk rantai berpasangan dengan basa-basa yang ada pada DNA sense.

Komponen untuk pembuatan mRNA terdapat dalam bentuk nukleotida


triposfat, seperti Adenin trifosfat (ATP), Guanin trifosfat (GTP), Urasil
trifosfat(UTP), dan Sitosin trifosfat (CTP). Fungsi dari RNA polimerase adalah
mengkatalis reaksi penempelan nukleotida triposfat sehingga terbentuk rantai
dengan cepat. Energi yang digunakan untuk menjalankan reaksi tersebut berasal
dari masing-masing nukleotida triposfat yang kaya akan energi.

6
Gambar 4.Proses Transkripsi oleh RNA Polimerase.

Pada saat sintesis mRNA berakhir, terdapat sebuah penanda terminasi yang
bertugas untuk menghentikan sintesis mRNA.mRNA yang terbentuk selanjutnya
akan dipindahkan dari inti menuju ribosom, kemudian diterjemahkan menjadi
protein di ribosom.

Pada eukariotik, hasil dari transkripsi di DNA adalah pre-mRNA, artinya


mRNA yang belum siap untuk ditranslasi.Hal tersebut disebabkan karena pre-
mRNA masih banyak mengandung intron, yaitu rangkaian kodon yang tidak bisa
diterjemahkan menjadi protein.Intron ini sangat banyak pada DNA eukariotik.
Bagian yang akan menjadi mRNA matang dinamakan dengan ekson. Ekson
mengandung informasi yang akan diterjemahkan menjadi protein.

Oleh karena itu, organisme eukariotik memiliki tahapan splicing


mRNA.Proses splicing berguna untuk membuang bagian intron yang secara

7
genetik tidak mengandung informasi terkait asam amino. Splicing terjadi sebelum
mRNA dikeluarkan dari inti sel. Langkah-langkah splicing pre-mRNA adalah:

1. Intron membentuk suatu lengkungan sedangkan small nuclear


ribonucleoprotein particles (snRNPs) melekat untuk membentuk
spliceosome.
2. Intron dipotong, dan ekson menyambung bersama-sama
3. mRNA yang sudah matur dapat keluar dari nucleus menuju ribosom
untuk melalui proses translasi

Gambar 5.Pemotongan Intron dan Penggabungan Ekson.

2.3.2. Translasi

Translasi Penerjemahan mRNA Menjadi Protein.Setelah mRNA matang


(fungsional) terbentuk, proses yang harus dilakukan adalah keluarnya mRNA dari
inti sel menuju ribosom, baik itu di RE ataupun di sitoplasma. Proses translasi
sebenarnya dibagi menjadi tiga tahapan utama, yaitu:

8
a. Inisiasi

Setelah sampai diribosom, mRNA akan menempel pada subunit kecil


ribosom (30 S) lewat ujung 5. Pada saat yang bersamaan, tRNA menempel pada
subunit besar ribosom (50 S). Proses tersebut akan menyebabkan asam amino
Metionin dengan kodon AUG menjadi asam amino pertama yang menempel pada
ribosom. Hal penting yag perlu diingat adalah bahwa asam amino metionin
merupakan asam amino yang selalu pertama kali menempel pada ribosom saat
sintesis protein. Hal tersebut berkaitan dengan adanya kodon start, yaitu AUG
(Metionin), yang merupakan kode untuk proses perangkaian asam amino (sintesis
protein sebenarnya) dimulai.

Gambar 6. Subunit Ribosom.

b. Elongasi (Pemanjangan rantai protein/polipeptida)

Setelah proses inisiasi selesai, proses selanjutnya adalah penerjemahan


kodon triplet dan penempelan asam amino sehingga membentuk rantai.
Penerjemahan kode ini akan diikuti pengikatan asam amino sesuai kodon oleh
tRNA yang kemudian dibawa ke kompleks ribosom dan digabungkan dengan
asam amino yang sudah ada sebelumnya. Proses tersebut akan berlangsung
sampai munculnya kodon terminasi.

9
Gambar 7.Sintesis Protein.

Gambar 8.Pembentukan Rantai Asam Amino.

10
c. Terminasi (Sintesis berhenti)

Proses elongasi akan diakhiri saat terbacanya rangkaian kodon UAA,


UAG, atau UGA. Kodon-kodon tersebut bukan pengkode asam amino, merupakan
kodon yang memerintahkan untuk penghentian sintesis protein/terminasi. Faktor
pelepas akan menempel pada ribosom setelah pembacaan kodon stop. Faktor
pelepas tersebut menyebabkan terlepasnya mRNA dari ribosom, selanjutnya
diikuti dengan pemisahan subunit besar dan kecil ribosom.

Gambar 9.Terminasi/Stop Kodon.

Hasil dari proses sintesis protein adalah rantai primer protein (rantai
polipeptida) yang masih belum fungsional. Untuk menjadi fungsional, protein
harus dimodifikasi di badan golgi sesuai kebutuhan sel.1

11
BAB III
SINTESIS INSULIN

3.1. Insulin1,3
Insulin adalah protein (hormone peptida) yang berperan besar dalam
homeostasis glukosa, yakni mengatur kadar gula darah. Setelah seseorang makan,
insulin secara normal dilepaskan ke dalam darah yakni dengan memicu hati, sel
lemak, otot menyimpan glukosa.Saat di dalam sel, glukosa dapat digunakan untuk
produksi ATP (adenosine triphosphate) yang digunakan untuk menghasilkan
energi di sel.

Gambar 10.Sel Beta Pankreas.

3.2. Sintesis Insulin Secara Umum3

Seperti yang telah kita ketahui bahwa suatu informasi genetik gen dibawa
oleh DNA pada suatu kromson lalu diterjemahkan menjadi mRNA (messenger
RNA) di nukleus dari sebuah sel. mRNA kemudian berpindah ke dalam

12
sitoplasma, dimana ribosom membaca kode dan menciptakan susunan asam
amino (langkah ini disebut sebagai translasi) hingga menjadi suatu protein

Gambar 11.Langkah-langkah Sintesis Insulin.

Saat RNA polimerase memulai penerjemahan gen insulin menjadi mRNA,


dua intron, dengan total 966 tambahan nukleotida, dimasukkan dalam bentuk
prekursor dari insulin mRNA.intron ini bergabung dalam reaksi penggabungan.

Gambar 12.Kodon dan Penamaannya.

Protein insulin sebenarnya terdiri atas dua rantai terpisah, yang dikenal
sebagai rantai A dan rantai B. Rangkaian asam amino dari dua rantai ini
ditunjukkan:

13
Rantai A: GIVEQCCTSICSLYQLENYCN

Rantai B: FVNQHLCGSHLVEALYLVCGERGFEYTPKT

Gambar 13.Proses Translasi.

Untuk mentranslasi RNA menjadi protein, riboson mengenali kodon AUG,


dan memulai pengodean mRNA dari kiri ke kanan (5 ke 3) dalam rangkaian
mRNA.Sebagai hasilnya, semua protein memulai dengan asam amino methionine
(Met, M) pada terminal akhir N.

3.3. Prekursor Insulin4,5

Prekursor insulin terdiri dari dua, yakni prekursor inaktif, disebut


preproinsulin, dan prekursor prohormon, disebut sebagai proinsulin.(wikipedi)

14
3.3.1. Preproinsulin4

Preproinsulin adalah prekursor inaktif untuk endokrin aktif hormon


insulin.Preproinsulin merupakan produk utama translasi dari gen INS.
Preproinsulin adalah asam amino dengan panjang 110. Preproinsulin adalah
molekul proinsulin dengan sinyal peptida yang melekat pada N-terminus.Hampir
tidak ada preproinsulin yang terdapat pada sel karena pembuangan sinyal peptida
tidak terjadi secara terpisah, tetapi lebih berhubungan dengan translokasi ke
protein ke retikulum endoplasma. Untuk alasan yang sama, preproinsulin jarang
digunakan secara medis, tidak seperti insulin yang berupa bentuk matur, dan
proinsulin. (wikipedi pro)

Gambar14 .Anatomi Preproinsulin.

Gambar 15. Struktur Kimia N-terminus.

15
3.3.2. Proinsulin5

Proinsulin adalah prekursor prohormon agar terbentuknya insulin pada sel


beta pankreas Pulau Langerhans yang terdapat pada pankreas.Pada manusia,
proinsulin dikode oleh gen INS.Proinsulin disintesis di retikulum endoplasma,
dimana proinsulin terlipat dan ikatan disulfida teroksidasi.Kemudian proinsulin
ditranspor ke apparatus Golgi dimana proinsulin dibentuk sebagai vesikel
sekretori, dan kemudian diproses oleh rentetan protease untuk membentuk insulin.
(wikipedi pro) Proinsulin terdiri dari rantai B (30 asam amino) dan rantai A (21
asam amino), yang dipisahkan oleh 35 asam amino C-peptida.(teacher)

Gambar 16.Anatomi Proinsulin.

3.4. Preproinsulin menjadi Proinsulin3,4,5

Preproinsulin diubah menjadi insulin dengan sinyal peptidase yang


membuang sinyal peptidanya pada N-terminus (tempat dimulainya asam
amino).Dari sana, preproinsulin bergerak melalui retikulum endoplasma menuju
ke apparatus Golgi, dan ke permukaan sel. Segera organel lain di sel menyadari
peptida ini dan meletakkan retikulum endoplasma ke ribosom. Setelah ribosom
yang menyintesis preproinsulin menempel ke retikulum endoplasma diikuti

16
pemisahan anatomi preproinsulin sebelumnya, yakni sinyal ke 24 asam amino
pada peptida terdegradasi secara cepat, sedangkan sisa 86 asam amino proinsulin
memulai perjalanan menuju golgi dan permukaan sel. Saat preproinsulin berubah
menjadi proinsulin, proinsulin langsung melalui membran retikulum endoplasma
ini, masuk kedalam lumen retikulum endoplasma.Lalu, sebuah protease di RE
memotong prekursor antara asam amino 24 dan 25 (Alanine, Ala, A dan
Phenylalanine, Phe, F) proinsulin.Saat proinsulin secara spontan melipat menjadi
bentuk akhir 3-D di RE, protease lainnya memotong protein pada dua sisi, antara
asam amino 54 dan 55 (Theonine, Thr, T dan Arginine, Arg, R) dan antara asam
amino 89 dan 90 (Arginine, Arg, R dan Glycine, Gly, G). Proinsulin diubah
menjadi hormon insulin bioaktif dengan cara memutus ikatan C-peptida. Saat C-
peptida dilepaskan dari lipatan rantai-B dan rantai-A, C-peptida memisahkan
rantai B dan rantai Akemudian kedua rantai tersebut berikatan dengan ikatan
disulfida. C-peptida yang terlepas tersebut lalu mengambang dan terdegradasi.
Diikuti terjadinya pelekatan antara rantai-B dan rantai A hingga menjadi insulin
matur.

Gambar 17.Preproinsulin menjadi Proinsulin.

17
Gambar 18.Proses Preproinsulin menjadi Insulin Matur.

Gambar 19.Ikatan disulfid antara rantai-B dan rantai A

Karena banyak protein yang disekresikan yang harus berfungsi pada


keadaan yang keras di luar sel, insulin distabilisasi dengan dua ikatan kovalen
disulfida yang menggabungkan rantai-B ke rantai-A.Tiap rantai berkontribusi
dalam satu asam amino cysteine (Cys, C) untuk tiap ikatan disulfida.Cys7 dari
rantai-B membentuk ikatan disulfida dengan Cys7 dari rantai-A.Cys19 dari rantai-
B membentuk ikatan disulfida dengan Cys20 dari rantai-A.Bentuk ketiga dari
ikatan disulfida adalah antara Cys6 dan Cys11, keduanya dari rantai-A.

3.5. Nasib Insulin di dalam Tubuh1,3

Saat dieksresikan ke dalam darah, insulin hampir seluruhnya beredar


dalam bentuk tidak terikat; waktu paruhnya dalam plasma rata-rata hanya sekitar 6
menit sehingga dalam waktu 10 sampai 15 menit insulin tidak akan dijumpai
dalam sirkulasi. Kecuali insulin berikatan dengan reseptor pada sel sasaran, sisa
insulin akan didegradasi oleh enzim insulinase terutama hati, sebagian kecil

18
dipecah di ginjal dan otot, dan sedikit di jaringan lainnya. Perombakan yang cepat
ini, yakni penghentian fungsi insulin sama pentingnya dengan pelepasan insulin.

Untuk menimbulkan efek insulin pada sel sasaran, insulin berikatan


dengan dan mengaktifkan suatu protein reseptor membran yang mempunyai berat
molekul kira-kira 300.000. Selanjutnya, efek yang terjadi adalah akibat dari fungsi
reseptor, bukan insulin.(guyton)

Seperti protein lainnya, insulin melipat menjadi bentuk 3D yang spresifik


melalui prinsip dasar kimianya.Keadaan bentuk 3D ini membantu insulin melekat
ke reseptor protein insulin dipermukaan hepar, otot, dan sel lemak untuk memicu
uptake glukosa dari pembuluh darah. Saat kadar gula darah tinggi di darah, insulin
dilepaskan dari sel beta kemudian menempel pada reseptor permukaan hepar, otot,
dan sel lemak. Ikatan ini menghasilkan suatu reaksi berkelanjutan dengan sel
(disebut kaskade sinyal), hingga terjadi fusi vesikel berisi protein pentraspor
glukosa (GLUTS) dengan membrane. GLUTS membawa glukosa kedalam sel
untuk disimpan.2

Insulin dieksresikan ke dalam pembuluh darah disebabkan hal berikut:

1. Peningkatan kadar glukosa darah: dalam waktu 3-5 menit setelah glukosa
darah meningkat, kadar insluin plasma mencapai 10 kali lipat karena
dikeluarkan oleh insulin yang telah terlebih dahulu dibuat di sel beta
pankreas. Lima sampai sepuluh menit kemudian kadar sekresi menurun
kedalam pembuluh darah. Dalam waktu 15 menit kemudian kadar sekresei
insulin meningkat lebih besar dari yang sebelumnya.
2. Asam amino terutama yang dihasilkan arginin dan lisin juga dapat
merangsang sekresi insulin
3. Hormon gastrointestinal dapat meningkatkan hormon insulin dalam
jumlah yang banyak. Tujuan hormon insulin disekresikan adalah untuk
mengansitispasi meningkatnya kadar glukosa saat makan.

19
4. Hormon-hormon lain dan sistem saraf otonom juga dapat meningkatkan
sekresi insulin (guyton)

Gambar 20.Signaling Pathways Insulin.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Guyton, A.C., & J.E. Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Ed. 11.
EGC
2. Fried, G.H. & G.J. Hademenos dalam Biologi ed. ke-2. Schaums
Outlines.
3. Teacher key and Teacher note.Insulin mRNA to Protein Kit. A 3DMD
Bioinformatics and Mini-Toober Folding Activity
4. en.wikipedia.org/wiki/Preproinsulin
5. en.wikipedia.org/wiki/Preproinsulin

21

You might also like