You are on page 1of 7

Stomatitis Viral Akut

Terdiri dari: 8
a. Infeksi virus herpes simpleks primer
b. Infeksi virus coxsackie
c. Infeksi virus varicella zoster

A. Infeksi virus herpes simpleks primer


Riwayat penyakit dapat membantu dalam membedakan lesi infeksi HSV primer dari jenis yang
lain. Suatu lesi multipel akut dalam mukosa mulut pasien yang memiliki gejala prodromal
selama 1- 2 hari dapat membedakan infeksi virus ini dari stomatitis alergika atau eritema
multiformis.
Riwayat tingkah laku seksual yang buruk untuk herpes labialis rekuren atau yang mempunyai
hubungan dekat dengan pasien yang menderita herpes primer atau herpes rekuren juga sangat
membantu dalam menegakkan diagnosis. Kira-kira dalam waktu 1 sampai 2 hari setelah gejala
prodormal, vesikel kecil akan muncul pada mukosa mulut. Vesikel ini cepat pecah dan
menghasilkan suatu ulkus diskret yang bulat dan dangkal yang dikelilingi oleh peradangan. Lesi-
lesi ini terjadi pada semua bagian mukosa. Seiring dengan berkembangnya penyakit, beberapa
lesi akan berkumpul, membentuk beberapa lesi iregular yang lebih besar. Suatu kriteria penting
adalah gambaran gingivitis marginal akut diseluruh mulut. Seluruh gingiva mulut edematous dan
meradang. Beberapa ulkus gingival yang kecil sering dijumpai.

B. Infeksi virus coxsackie


Penyakit ini dibagi dalam 2 kelompok yaitu A dan B. Jenis infeksi klinis di regio mulut biasanya
disebabkan oleh kelompok Coxsackie virus A adalah herpangina, penyakit tangan, kaki dan
mulut, serta faringitis limfonodular akut.
Herpangina adalah penyakit yang mayoritas mengenai anak-anak, tetapi pada orangdewasa muda
juga pernah dilaporkan. Infeksi dimulai dari gejala umum berupa demam, menggigil, dan
anoreksia. Selain itu pasien juga akan mengeluh sakit tenggorokan, disfagia, dan kadang-kadang
sakit di mulut. Pemeriksaan dari mulut serta dinding faringeal posterior menunjukkan vesikel
kecil, diskret, dan bilateral yang kebanyakan menyerang daerah faring posterior, tonsil, pilar-
pilar fausia, dan palatum lunak. Lesi jarang ditemukan pada mukosa bukal, lidah, dan palatum
keras. Dalam waktu 24 48 jam vesikel akan pecah, membentuk ulkus kecil berdiameter 1-2
mm. Penyakit ini biasanya ringan dan akan sembuh tanpa diberi terapi dalam waktu 1 minggu.
Penyakit kaki, tangan, dan mulut adalah penyakit yang ditandai dengan demam ringan, vesikel
dan ulkus dimulut, dan makula non pruritus. Papula dan vesikel terutama pada permukaan
ekstensor dari tangan dan kaki. Lesi mulutnya lebih ekstensif dibandingkan dengan herpangina.
Biasanya lesi terdapat di palatum keras, lidah serta mukosa bukal.
C. Infeksi virus varicella zoster
Manifestasi klinik ditandai dengan suatu erupsi yang sangat gatal di seluruh tubuh dan akan
berkembang dengan cepat menjadi vesikel dengan dasar kemerahan yang dengan cepat pula
mengalami ulserasi. Lesi herpes zoster mungkin hanya terbatas pada daerah mulut dan wajah.
Semua daerah pada mukosa mulut dapat terkena. Lesi tidak terasa sakit. Periode prodromal
selama 2-4 hari.

Ulkus Oral Rekuren


A. Recurrent Aphtous Stomatitis (RAS)
Merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan ulkus yang rekuren dan terbatas pada mukosa
mulut. RAS diklasifikasikan dalam 3 kelompok menurut ukurannya yaitu:
- Aphtae minor berdiameter kurang dari 1 cm dan sembuh tanpa disertai pembentukan
jaringan parut.
- Aphtae mayor berdiameter lebih dari 1 cm dan membentuk jaringan parut jika sembuh.
- Ulkus herpetik formis bermanifestasi sebagai suatu kumpulan ulkus kecil rekuren yang
banyak yang timbul di seluruh mulut.
Etiologinya tidak diketahui, tetapi dicurigai disebabkan oleh faktor psikologis, herediter,
defisiensi nutrisi.8
Manifestasi klinis RAS paling sering dimulai saat dekade kedua dari kehidupan seseorang.
Lesinya terbatas pada mukosa mulut, dimulai dengan gejala prodormal, dan rasa terbakar setiap
waktu mulai dari 2 - 48 jam sebelum munculnya ulkus. Setelah itu diikuti sakit hebat selama
beberapa hari.
Diagnosis RAS didapat dari riwayat penyakit dan pemeriksaan klinis yang teliti, yang tidak
meliputi lesi di kulit, konjungtiva, genetalia, atau rektum. Tes laboratorium perlu dilakukan jika
dicurigai terdapat kelainan darah.

B. Sindroma Behcets
Penyakit ini digambarkan sebagai suatu trias gejala yang meliputi: ulkus mulut rekuren, ulkus
genital rekuren, dan lesi di mata. Etiologinya diperkirakan karena kompleks imun yang
bersirkulasi menyebabkan vaskulitis pembuluh darah yang berukuran kecil dan medium,
kompleks imun tersebut telah berhasil dideteksi di bagian penyakit yang aktif. Penyelidikan
mengenai abnormalitas imun yang dikaitkan dengan penyakit ini meliputi sama dengan pada
pasien RAS. Selain itu penyakit ini dicurigai berhubungan dengan polusi lingkungan.
Manifestasi lokasi yang paling sering terserang adalah lokasi di dalam mulut. Lesi ini tidak
dapat dibedakan dari RAS. Daerah genital merupakan tempat kedua yang paling sering terserang.
Terdapat lesi pada skrotum dan penis pada pria dan ulkus labium pada wanita. Lesi di mata
terdiri dari vaskulitis retina, atrofi optik, konjungtivitis, dan keratitis. Kriteria diagnosis meliputi:
1. Lesi mulut rekuren, ulkus genital rekuren, lesi di mata, dan kulit.
2. Kiteria diagnosis tambahan meliputi lesi gastrointestinal, vaskuler, kardiovaskuler,
arthritis gangguan pada SSP, dan riwayat keluarga yang positip.

C. Infeksi Virus Herpes Rekuren


Infeksi pada mulut terjadi pada pasien yang memiliki riwayat infeksi herpes simpleks yang
memiliki proteksi serum antibodi terhadap infeksi primer eksogenus lainnya. Pada individu yang
sehat infeksi ini terbatas pada suatu bagian dari kulit atau membran mukosa. Herpes simpleks
rekuren cenderung membentuk kelompok vesikel berulserasi. Vesikel tersebut berkembang
dengan cepat pada daerah yang sama mengikuti penyebaran dari saraf yang terinfeksi.
Kekambuhan pada tepi vermilion bibir secara klinis lebih jelas daripada kekambuhan intraoral.
Manifestasi klinik berupa: Herpes Labialis Rekuren (RHL), Common Cold Sore (Fever Blister)
dapat dicetuskan oleh keadaan umum, menstruasi, sinar ultra violet, dan emosional stress. Lesi
ini didahului dengan suatu periode prodormal dan akan timbul gejala terbakar dan perih. Gejala
ini disertai dengan edema di tempat lesi, disusul dengan pembentukan kelompok vesikel kecil.
Lesi herpes intraoral rekuren memiliki kemiripan dengan lesi herpes labialis rekuren, akan tetapi
vesikelnya cepat pecah dan membentuk ulkus. Lesi ini khas, merupakan kelompok dari vesikel
kecil-kecil pada satu bagian mukosa yang berkeratinisasi tebal dari gingival palatum dan alveolar
ridge.

Recurrent aphthous stomatitis (RAS)


1. Definisi
Recurrent aphthous stomatitis (RAS) adalah ulkus bulat atau oval pada mukosa mulut, yang
terjadi berulang. RAS dapat mengenai segala usia, dari anak-anak sampai orang dewasa. Juga
paling banyak ditemukan pada kalangan tingkat social ekonomi yang tinggi. RAS merupakan
salah satu inflamasi mukosa oral yang paling menyebabkan rasa sakit saat makan, menelan,
berbicara. 3, 7, 9
2. Etiologi
Status imunitas seseorang dengan predisposisi genetik mempunyai peran penting dalam ulkus
pada mulut. Pada seseorang dengan predisposisi genetik didapatkan 1 dari 3 orang anggota
keluarganya mengidap RAS juga. Beberapa faktor memegang peranan penting dalam timbulnya
penyakit tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain herediter, bakteri, gangguan endokrin, psikis,
trauma, alergi dan juga ditemukan ada hubungan dengan kekurangan vitamin B12, Asam folat
dan zat besi.7,9
A. Herediter
Data yang kami dapatkan 90% dari penderita SAR, kedua orang tuanya juga menderita SAR
60% dari penderita SAR salah satu orang tuanya menderita SAR dan hanya 20% dari penderita
SAR yang kedua orang tuanya tidak menderita SAR. 7
B. Bakteri
Dihubungkan dengan kenaikan titer antibodi terhadap streptokokus sanguis 2A pada pasien SR
dibandingkan dengan kontrol. 7
C. Gangguan Imunologi
Didapatkannya penurunan T-helper terhadap T-supresor/citotoxic (CD4+/CD8+) pada pasien
SAR. Penurunan rasio tersbut disebabkan karena kenaikan CD8+ dan penurunan CD4+. Pada
pasien dengan infeksi virus terutama virus laten seperti herpes simpleks CD4+/CD8+ mengalami
kenaikan. Meningkatnya perlekatan neutrofil pada jaringan akan memperpanjang lamanya
ulserasi. 2,14
Kenaikan dari HLA-A2/ B12 dan HLA B5 antigen tersebut mungkin berfungsi sebagai reseptor
untuk patogenitas. Bila suatu penyakit mempunyai hubungan dengan antigen HLA maka respon
imun memegang peranan penting pada patogenitas penyakit tersebut. 2,15
D. Gangguan Hormonal
Pada beberapa pasien SAR timbulnya lesi berhubungan dengan periode Menstruasi. Umumnya
timbul pada fase luteal antara fase ovulasi dan menstruasi. SAR juga akan membaik atau
berkurang, pada waktu pasien menopause jarang dijumpai SAR, pada waktu menstruasi terjadi
penurunan kadar estrogen dalam darah, hal ini menyebabkan keratinisasi mukosa mulut
berkurang, sehingga mudah terbentuk ulserasi. 2
E. Gangguan Psikis
Beberapa pasien mengatakan bahwa lesi bertambah buruk selama adanya stres atau kecemasan.
Peneliti lain melaporkan insiden SAR pada mahasiswa kedokteran gigi yaitu lesi awal dari SAR
pada mahasiswa kedokteran gigi yaitu lesi awal dari SAR dapat terjadi selama periode kuliah.
Penderita SAR kebanyakan mempunyai kepribadian yang kaku, tidak fleksibel, mudah cemas,
stres merupakan faktor yang memperberat keadaan SAR dari pada sebagai faktor penyebab. 2
F. Trauma
Berbagai trauma seperti tergigit, sikat gigi, jarum injeksi, makanan, perawatan gigi, gigi tiruan
atau tambalan yang tajam dapat menyebabkan timbulnya SAR.
G. Alergi
Riwayat penyakit alergi seperti asma, hay fever atau alergi terhadap makanan dan obat-obatan.
Pada beberapa pasien SAR ditemukan adanya kenaikan serum Ig E yang diikuti dengan adanya
riwayat SAR dalam keluarga. Pada pasien SAR yang menderita alergi terhadap makanan atau
obat-obatan maka jenis makanan atau obat-obatan yang merupakan alergen dapat menjadi
pencetus timbulnya SAR. 2
3. Manifestasi Klinis
Gejala yang muncul biasanya terbatas pada mukosa mulut dan dimulai dengan gejala prodromal
rasa terbakar mulai dari 2 sampai 48 jam sebelum munculnya ulcer. Selama periode ini akan
terbentuk suatu daerah yang hiperemi, yang dalam waktu beberapa jam kemudian sebuah papula
putih yang kecil akan terbentuk, mengalami ulserasi dan secara berangsur-angsur membesar
dalam waktu 48 sampai 72 jam berikutnya. Masing-masing lesinya berbentuk bulat, simetris dan
dangkal (mirip dengan ulser oleh virus), tetapi tidak ada vesikel yang sudah pecah. Mukosa
bukal dan labial paling sering terkena. Lesi ini agak jarang ditemukan pada palatum atau gingiva
yang berkeratinisasi tebal.

Gambar 2. Mayor aphtae

RAS memiliki 3 bentuk klinis:

Tabel 1. Karakteristik gambaran klinis RAS.


Gambar 3. Minor aphtae

Gambar 4. Herpetiform aphthae

4. Diagnosa
Diagnosa dari SAR baik dalam bentuk minor maupun mayor pada dasarnya adalah khas. Yang
khas disini adalah pasien dengan rekuren ulser yang simetris, bulat dan terbatas pada mukosa
mulut serta sembuh spontan dengan tidak disertai oleh tanda ataupun gejala-gejala lainnya.
Riwayat dan pemeriksaannya haruslah tidak meliputi lesi-lesi di kulit, konjungtiva, genetalia,
atau rektum. Test-test laboratorium harus dilakukan untuk mengesampingkan kemungkinan
adanya kelainan darah. SAR merupakan pola yang sering terjadi dan mengganggu kenyamanan
pada saat bersamaan melemahkan si pasien. SAR dapat terjadi sebagai suatu ulser tunggal yang
sekali-sekali atau juga bermanifestasi sebagai suatu lesi ulser berat yang terus meneris tanpa
henti. 2
5. Diagnosis banding
Stomatitis aphthous harus dibedakan dari stomatitis herpes. Kambuh adalah fitur yang membantu
untuk membedakan stomatitis aphthous dari infeksi herpes intraoral. Rekuren intraoral dari
infeksi virus herpes jarang terjadi. 2
6. Pengobatan
Pengobatan yang dianjurkan antara lain: 2
A. Vitamin
Mengkombinasikan antara vitamin B1 (Tiamin) dan vitamin B6 (phyridoxine)
B. Obat Kumur
Klorheksidin glukonat, benzydamine hydrochloride dan carbenoxolone disodium.
C. Kortikosteroid topikal
Diantara kortikosteroid Topikal yang dipakai adalah hidrokortison hemisuksinat, triamcinolone
acetonide, fluocinonide, bethamethasone sodium phosphate, betamethasone valerate dan
sebagainya. Penelitian baru-bari ini menyataan topical cyclosporine cukup efektif untuk
pengobatan SAR.
D. Antimikroba
Yang biasa dipakai tetrasiklin secara topikal
E. Imunomodulator
Penggunaan levamisole, factor transfer, colchicine, gammaglobulin, dapsone dan thalidomide
dianjurkan untuk ulserasi yang sangat serius
7. Prognosis
Penyakit ini biasanya diterapi dalam 1 minggu sampai 10 hari. Dan penyakit ini ada
kecenderungan untuk terjadi kekambuhan.

You might also like