You are on page 1of 1

Mobilitas dan transportasi baik internal maupun eksternal hendaknya

dipertimbangkan sebagai bagian menyeluruh dari sistem pengelolaan dari institusi


tersebut. Secara internal, limbah bahan berbahaya dan beracun diangkut dari titik
penyimpanan awal menuju area penampungan atau menuju titik lokasi insenerasi.
Alat angkut atau sarana pembawa tersebut harus dicuci secara rutin dan hanya
digunakan untuk membawa limbah. Limbah yang diangkut keluar harus sesuai
dengan aturan yang berlaku dan tidak mencemari lingkungan(Depkes RI,2002:80).

Pengelolaan dilakukan dengan sterilisasi, insinerasi di lanjutkan dengan landfill.

Baru..

Selama proses pengumpulan dari setiap bin ke transportasi dan pembuangan,


petugas yang bekerja untuk tidak menggunakan peralatan keselamatan yang harus
diberikan begitu pula dengan limbah non-medis dan terutama dengan limbah
medis. Perangkat keselamatan harus digunakan, antara lain, sarung tangan,
masker, sepatu bot dan pekerja lapangan lainnya (Departemen Kesehatan, 2000).
Rumah sakit itu sendiri telah membuat aturan, tetapi kurangnya pengawasan dan
kesadaran personil itu sendiri mengarah pada penggunaan peralatan keselamatan
adalah kurang efektif. D.5 Pengolahan Limbah Medis Dalam strategi pengolahan dan
pembuangan limbah rumah sakiterdapat beberapa sistem, antara lai

a. Autoclaving Autoclaving sering digunakan untuk perlakuan limbah infeksius


dengan prinsip pemanasan dengan uap dibawah tekanan. Perlakuan dengan suhu
tinggi pada periode singkat akan membunuh bakteri dan mikroorganisme yang
membahayakan. Kekurangannya adalah tidak dapat digunakan untuk volume
limbah yang besar.

b.Desinfeksi dengan bahan kimia

Peranan desinfeksi untuk institusi yang besar terbatas penggunaannya. Limbah


medis dalam jumlah kecil dapat didesinfeksi dengan bahan kimia seperti hipoclorite
atau permanganate. Tetapi kemampuan desinfeksi untu

c. Insinerator Dalam pengolahan limbah rumah sakit dilihat dari aspek ekonomi,
teknis, lingkungan, sosial, dan adanya partisipasi dari pihak swasta maka yang
paling direkomendasikan adalah dengan insinerator (Suwargono,2004). Tapi dalam
pengoperasiaanya perlu perhatian lebih terhadap residu yang dihasilkan baik ke
udara maupun abu yang dibuang ke landfill. Berdasar lokasinya, insinerator dapat
bersifat onsite maupun offsite

You might also like