Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif dan inovatif dengan jalan
mengembangkan ide dan meramu sumber daya untuk menemukan peluang dan perbaikan
hidup. Wirausaha dari segi etimologi berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti pejuang,
pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha,
berarti perbuatan amal, berbuat sesuatu. Sedangkan, Pengertian Kewirausahaan (Inggris:
Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang
lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan
usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Jadi, secara
umum pengertian kewirausahaan adalah kegiatan penciptaan bidang usaha yg baru.
Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah
atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik
melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan
masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.Orang yang melakukan
kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan. Muncul pertanyaan mengapa
seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda
dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa,
persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai-nilai, sikap dan perilaku
sebagai manusia unggul.Pada makalah ini dijelaskan tentang pengertian,
hakekat, ciri-ciri dan karakteristik dan peran kewirausahaan dalam
perekonomian nasional.
B. RUMUSAN MASALAH
B. LATAR BELAKANG
Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya, pendidikan merupakan usaha
agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran. Di negara kita
sudah terdapat undang-undang yang mengatur tentang pendidikan, seperti yang tertuang dalam
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan dan ayat (3) menegaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan
serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang di atur dengan undang-
undang. Oleh karena itu seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang
juga merupakan salah satu tujuan negara Indonesia.
Dari pernyataan di atas jelas bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan
yang sama untuk memperoleh pendidikan. Hal ini menunjukkan anak berkelainan pun berhak
memperoleh kesempatan yang sama dengan anak lainnya (normal) dalam pendidikan. Setiap
anak harus diberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan.
Kita semua mengetahui bahwa setiap anak terlahir ke dunia ini dengan kondisi yang
berbeda secara fisik dan mental. Ada beberapa anak yang terlahir dengan kelainan fisik dan
mental yang disebut juga dengan Special Needs (Anak Berkebutuhan Khusus/ABK). Dimana
dengan keterbatasan yang dimiliki dia tidak mampu memperoleh pendidikan secara normal
layaknya anak-anak pada umumnya. Untuk itu perlu penanganan secara khusus untuk anak-anak
seperti ini.
Pembagian ABK di Indonesia menurut Direktorat Pendidikan Luar Biasa dalam blog Nana
RF (2010) yaitu Tunanetra (gangguan penglihatan), Tunarungu (gangguan pendengaran), Tuna
grahita, Tunawicara, Tuna daksa, Tuna laras, Anak berbakat, Tunaganda, Anak berkesulitan
belajar, Anak Autisme, Anak dengan gangguan konsentrasi dan perhatian (ADD/ADHD), lambat
belajar (IQ 70-90), Korban penyalahgunaan Narkoba/HIV/AIDS dan anak indigo (anak-anak
yang memiliki indra keenam)
Semua orang tua pasti menginginkan anaknya lahir dengan selamat dan normal, baik
secara fisik, perilaku maupun mental. Namun, bagaimana jadinya jika pada kenyataannya bahwa
anak mereka harus mengalami ketidaknormalan. Tidak mudah ketika orang tua harus berhadapan
dengan kondisi anak yang seperti ini. Lazimnya seperti halnya gejala autis dan hiperaktif yang
sering terjadi pada anak-anak.
Gejala autis dan hiperaktif adalah termasuk gangguan yang disebabkan oleh
perkembangan otaknya yang tidak normal. Sehingga membuat pertumbuhan sang anak menjadi
tidak biasa. Secara umum dapat diamati bahwa ciri-ciri anak hiperaktif adalah anak yang
cenderung selalu mengganggu teman, tidak bisa diam, kemampuan akademik tidak optimal,
kecerobohan dalam hubungan sosial, sikap melanggar tata tertib secara implusif, serta
mengalami kesulitan konsentrasi dalam belajar. Kemungkinan cirri-ciri perilaku seperti ni akan
mewarnai berbagai situasi dan dapat berlanjut hingga dewasa jika tidak segera diobati.
Menurut DSM-IV-TR ADHD ini ditandai dengan adanya ketidak mampuan anak dalam
memberikan perhatiannya pada sesuatu yang dihadapi secara utuh, disamping itu anak ADHD
mudah sekali beralih perhatiannya dari suatu aktivitas ke aktivitas yang lain. Sehingga rentang
perhatiannya sangat singkat waktunya dibandingkan anak-anak lain seusianya. Gejala kurang
konsentrasi yang terjadi pada anak ADHD dapat mengganggu masa perkembangan anak dalam
hal kognitif, perilaku, sosialisasi maupun komunikasi. Beberapa perilaku yang nampak seperti;
cenderung bertindak ceroboh, mudah tersinggung, lupa pelajaran sekolah dan tugas rumah,
kesulitan mengerjakan tugas disekolah maupun dirumah, kesulitan dalam menyimak, kesulitan
dalam menjalankan beberapa perintah, melamun, sering keceplosan dalam berbicara, tidak
memiliki kesabaran yang tinggi, sering membuat gaduh, berbelit-belit dalam berbicara, dan suka
memotong serta ikut campur pembicaraan orang lain adalah bentuk perilaku umum lainnya yang
menjadi ciri khas ADHD. Selain itu mereka juga cenderung bergerak terus secara konstan dan
tidak bisa tenang. Akibatnya, mereka sering kesulitan untuk belajar disekolah, mendengar dan
mengikuti instruksi orangtua dan bersosialisasi dengan teman sebayanya (Flanagen, 2005; Fanu,
2006). Kekurangan utama yang dialami anak ADHD merupakan hambatan yang mencolok antara
diri mereka sendiri dan akibat yang menyertai dalam kehidupannya. Hal ini menyoroti
permasalahan anak ADHD yang selalu dianggap tidak kooperatif dan sangat nakal. Anak ADHD
tidak memberi respon ketika diberi pengarahan dengan cara yang sama seperti anak lain,
dikarenakan kurangnya kemampuan mereka dalam berkonsentrasi dan dalam menyikapi tugas
ataupun beraktifitas (Baihaqi & Sugiarmin, 2006).
Pada awalnya gangguan seperti ini tidak tampak pada usia batita, baru dapat dipastikan
saat menjelang masuk sekolah atau di atas usia 4 atau 5 tahun. Akan tetapi, tidak semua
perhitungan umur seperti ini bisa dijadikan sebagai patokan yang pasti. Karena batasan usia
terkena gangguan semacam ini memang bervariasi. Bisa jadi seorang anak justru mengalami
gangguan ini pada usia batita. Oleh karena itu orang tua harus selalu waspada dalam menghadapi
setiap perkembangan anaknya. Apabila gangguan ADHD/hiperaktif ini tidak diobati, maka pada
akhirnya akan menimbulkan hambatan penyesuaian perilaku sosial dan kemampuan akademik di
lingkungan rumah dan sekolah. Akibatnya perkembangan anak menjadi tidak tidak optimal
dengan timbulnya gangguan perilaku dikemudian hari. Padahal jika kita melihat lebih luas,
banyak sekali figure-figur orang sukses di luar sana yang berawal dari menderita ADHD, namun
dengan perawatan dan terapi yang tepat mereka mampu mengontrol perilakunya dan perlahan
akan mendekati normal.
Dalam setiap kegiatan membutuhkan konsentrasi, dengan konsentrasi setiap orang dapat
mengerjakan pekerjaan lebih cepat dengan hasil yang lebih baik. Dalam dunia pendidikan,
pemahaman anak ADHD tertinggal jauh dengan anak-anak seusianya. Baihaqi dan Sugiarmin
(2006) menyatakan apabila gangguan tersebut tidak ditangani sejak dini maka akan berisiko
mengalami hambatan kemampuan belajar, menurunnya tingkat kepercayaan diri, dan tentunya
akan mempengaruhi keoptimalan tumbuh kembang anak serta mengalami masalah-masalah lain
yang mempunyai potensi efek berkepanjangan. Untuk itu anak ADHD perlu mendapatkan
pendampingan secara khusus dari orang tua, sekolah atau tenaga ahli yang terkait dengan anak.
Selain itu beberapa ahli seperti Bradley, seorang dokter dari Amerika (dalam Fanu, 2006)
mengguanakan obat-obatan seperti methylphenidate (Ritalin) dan Benzedrine yaitu obat yang
dipercaya dapat menurunkan hiperaktivitas, meningkatkan kontrol perhatian anak, mengontrol
implusivitas, mampu untuk mengerjakan tugas tanpa penolakan, dan meningkatkan prestasi
akademik. Akan tetapi stimulant therapy tersebut memiliki efek samping, seperti: perubahan
kepribadian, berkurangnya nafsu makan, tidur tidak nyenyak, sakit perut, dan sakit kepala yang
akan hilang dengan sendirinya setelah beberapa minggu pengobatan diberikan. Apabila efek obat
ini masih terjadi setelah beberapa minggu pengobatan, berarti perlu dilakukan perubahan waktu
pemberian dosis, perubahan dosis yang diberikan, atau perubahan jenis obat stimulant.
KASUS ADHD seolah terus meningkat jumlahnya. Sebenarnya secara jumlah tidak
meningkat, hanya karena pengetahuan seputar ADHD semakin tinggi, semakin banyak pula
kasus ADHD yang ditemukan. Data menyebutkan bahwa 4%- 12% di antara anak usia sekolah
mengalami ADHD dengan tingkat gender laki-laki: perempuan = 4:1 sampai 9:1. Dari jumlah
tersebut, 30%- 80% menetap sampai remaja dan 65% menetap sampai dewasa. Di Indonesia,
ADHD belum banyak diketahui, padahal kasus ini terhitung kasus yang tidak sedikit. Sedangkan,
laporan dari WHO menyebutkan, satu di antara lima anak dan remaja usia di bawah 18 tahun
memiliki masalah kesehatan jiwa. Sedangkan 3%-4% dari kelompok umur tersebut memiliki
gangguan kesehatan jiwa yang serius dan memerlukan penanganan yang memadai. Anak
Indonesia yang berumur 5-9 tahun berjumlah 20 juta, sedangkan10-14 tahun berjumlah 20 juta.
Adapun 5% dari 2 juta anak harus mendapat terapi dan perhatian khusus baik di rumah, dalam
pergaulan atau disekolah. Jumlah anak ADHD diperkirakan sekitar 3%- 7 % di antara anak
sekolah. Di Jakarta, ditemukan 26,2% dari anak berumur 6-13 yang mengalami ADHD, kata Dr
dr Dwidjo Saputro SpKJ (K).
Ada beberapa terapi yang mampu mengontrol ADHD diantaranya adalah terapi play
attention, senam otak (brain gym), dan brain learning (membaca, menulis, berhitung). Terapi ini
sudah dibuktikan efektif oleh beberapa penelitian. Yang pertama adalah play attention. Menurut
Mulyanti (2008) dalam play therapy ini ada beberapa prinsip-prinsip bermain yang sesuai
dengan karakteristik dari ADHD itu sendiri salah satunya adalah dengan prinsip bermain yang
digunakan untuk penyaluran energi hiperaktifnya dengan bermain, sehingga perilaku disruptif,
perilaku hiperaktif, ataupun keagresifan anak tersebut dapat di alihkan pada kegiatan yang
bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungan sosialnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
(Hall, Kaduson, & Schaefer, 2002) selama lebih dari 60 tahun, play therapy telah menjadi
penanganan yang terpercaya dalam merawat anak ADHD pada praktek klinis. Salah satu alasan
menggunakan play therapy adalah kegiatan tersebut telah terbukti menjadi pendekatan yang
sangat efektif untuk anak-anak ketika penalaran abstrak dan kemampuan verbal yang dibutuhkan
untuk mengartikulasi perasaan, pikiran, dan perilaku mereka belum berkembang secara optimal.
Hal ini juga didukung oleh risetriset sebelumnya yaitu pada jurnal psikologi (Pykhitna, Balaam,
Wood, Pattison, & Oliver, 2011) peneliti play therapy dengan judul Designing for attention
deficit hyperactivity disorder in play therapy: the case of Magic Land menyatakan bahwa play
therapy dapat membantu anak yang mempunyai kesulitan dalam mengingat, memusatkan
perhatian dan berkonsentrasi pada ADHD. Kemudian riset yang dilakukan oleh (Ray, 2008)
peneliti play therapy dengan judul Impact of play therapy on parent-child relationship stress a
mental healt training setting menyatakan bahwa play therapy secara empiris sudah tervalidasi
sebagai intervensi yang efektif untuk mengtasi permasalahan anakanak khususnya ADHD. Selain
itu riset yang dilakukan oleh (Burtch, 1999) peneliti play therapy dengan judul The use of play
therapy in the private clinical setting menyatakan bahwa play therapy merupakan metode yang
paling memungkinkan untuk mengobati dan juga banyak digunakan serta diterima dalam
menangani masalah anak-anak.
Yang kedua adalah Brain learning. Telah dilakukan penelitian oleh beberapa ahli, salah
satunya oleh Dwi Harini, S.Kep Ners yang mendapatkan hasil bawa dari 7 responden yang tidak
diberi senam otak, 5 diantaranya mengalami perubahan nilai sedangkan 2 responden yang lain
tidak mengalami perubahan nilai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua responden pada
kelompok perlakuan mengalami perubahan nilai (penurunan) yang artinya terjadi perubahan
perilaku (atensi, aktivitas, impulsivitas) yang lebih baik. Hasil uji statistic Wilcoxon Signed Rank
Test menunjukkan adanya perubahan yang bermakna dan signifikan, yaitu p=0,016 pada level p
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa senam otak dapat mempengaruhi perubahan perilaku
pada anak ADHD, antara lain seperti atensinya menjadi lebih baik, aktivitasnya lebih terkontrol,
dan perilaku impulsifnya berkurang. Perilaku pada anak ADHD dalam hal ini meliputi perhatian
(atensi), aktivitas, dan impulsivitas mengalami gangguan dalam pengendaliannya. Gerakan-
gerakan dalam senam otak yang berprinsip pada gerakan cross the midline berpengaruh terhadap
pengendalian perilaku dan emosi anak ADHD. Perubahan perilaku yang paling tampak selama
proses penelitian adalah anak ADHD makin hari makin mau diajak senam otak, bahkan
mengajak untuk melakukan senam otak dengan gerakan yang benar dan dapat mengingat
gerakan senam otak dengan benar.di kelas, anak ADHD lebih mau memperhatikan gurunya dan
mau mengerjakan tugas sesuai dengan instruksi gurunya, mereka juga tidak terlalu banyak
beranjak dari tempatnya dan dapat duduk dnegan tenang pada saat pelajaran berlangsung. Hal
tersebut terjadi karena gerakan pada senam otak merangsang arus informasi dalam otak dan
system saraf membebaskan kemampuan belajar dari dalam dan berfungsi sangat efesien (Tri,
2001).
A Tujuan Kegiatan
1 Dengan mengikuti program terapi ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan
fokus dan konsentrasi, menunjukkan perilaku yang positif, meningkatnya kemampuan
akademik dan kemampuan interaksi social
2 Membantu mengontrol perkembangan otak sehingga otak kiri dan otak kanan
seimbang dengan berbagai macam terapi yang diberikan.
3 Menunmbuhkan stigma di masyarakat bahwa anak berkebutuhan khusus memiliki
kemampuan sama dengan anak lainnya.
4 Mengajak orang tua ikut serta dalam tumbuh kembang anaknya.
B Manfaat Kegiatan
Fun Brain (ADHD Centre) ini hadir untuk membantu orang tua yang tidak mengerrti dan
paham tentang kondisi anaknya, sehingga Fun Brain (ADHD Centre) adalah tempat yang
tepat dalam meningkatkan focus dan konsentrasi anak.
I. DESKRIPSI USAHA
A. Deskripsi dan Bidang Usaha
Kita semua mengetahui bahwa setiap anak terlahir ke dunia ini dengan kondisi yang
berbeda secara fisik dan mental. Ada beberapa anak yang terlahir dengan kelainan fisik
dan mental yang disebut juga dengan Special Needs (Anak Berkebutuhan Khusus/ABK).
Dimana dengan keterbatasan yang dimiliki dia tidak mampu memperoleh pendidikan
secara normal layaknya anak-anak pada umumnya. Untuk itu perlu penanganan secara
khusus untuk anak-anak seperti ini.
Dalam setiap kegiatan membutuhkan konsentrasi, dengan konsentrasi setiap orang dapat
mengerjakan pekerjaan lebih cepat dengan hasil yang lebih baik. Dalam dunia
pendidikan, pemahaman anak ADHD tertinggal jauh dengan anak-anak seusianya.
Baihaqi dan Sugiarmin (2006) menyatakan apabila gangguan tersebut tidak ditangani
sejak dini maka akan berisiko mengalami hambatan kemampuan belajar, menurunnya
tingkat kepercayaan diri, dan tentunya akan mempengaruhi keoptimalan tumbuh
kembang anak serta mengalami masalah-masalah lain yang mempunyai potensi efek
berkepanjangan. Untuk itu anak ADHD perlu mendapatkan pendampingan secara khusus
dari orang tua, sekolah atau tenaga ahli yang terkait dengan anak.
Untuk itulah Fun Brain (ADHD Centre) ini hadir di tengah masyarakat untuk membantu
meningkatkan focus dan konsentrasi, menunjukkan perilaku yang positif, meningkatnya
kemampuan akademik dan kemampuan interaksi social dengan berbagai terapi yang
dikemas sedemikian rupa sehingga anak merasa tertarik dan senang menjalaninya.
Beberapa terapi yang sudah terbukti efektif dalam penanganan ADHD yang kita berikan
di Fun Brain (ADHD Centre) ini adalah play attention, brain gym (senam otak), brain
learning dengan metode visual, brain music, dan lain lain.
Ada beberapa terapi yang mampu mengontrol ADHD diantaranya adalah terapi play
attention, senam otak (brain gym), dan brain learning (membaca, menulis, berhitung).
Terapi ini sudah dibuktikan efektif oleh beberapa penelitian. Yang pertama adalah play
attention. Menurut Mulyanti (2008) dalam play therapy ini ada beberapa prinsip-prinsip
bermain yang sesuai dengan karakteristik dari ADHD itu sendiri salah satunya adalah
dengan prinsip bermain yang digunakan untuk penyaluran energi hiperaktifnya dengan
bermain, sehingga perilaku disruptif, perilaku hiperaktif, ataupun keagresifan anak
tersebut dapat di alihkan pada kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungan
sosialnya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Hall, Kaduson, & Schaefer, 2002)
selama lebih dari 60 tahun, play therapy telah menjadi penanganan yang terpercaya
dalam merawat anak ADHD pada praktek klinis. Salah satu alasan menggunakan play
therapy adalah kegiatan tersebut telah terbukti menjadi pendekatan yang sangat efektif
untuk anak-anak ketika penalaran abstrak dan kemampuan verbal yang dibutuhkan untuk
mengartikulasi perasaan, pikiran, dan perilaku mereka belum berkembang secara optimal.
Hal ini juga didukung oleh risetriset sebelumnya yaitu pada jurnal psikologi (Pykhitna,
Balaam, Wood, Pattison, & Oliver, 2011) peneliti play therapy dengan judul Designing
for attention deficit hyperactivity disorder in play therapy: the case of Magic Land
menyatakan bahwa play therapy dapat membantu anak yang mempunyai kesulitan dalam
mengingat, memusatkan perhatian dan berkonsentrasi pada ADHD. Kemudian riset yang
dilakukan oleh (Ray, 2008) peneliti play therapy dengan judul Impact of play therapy on
parent-child relationship stress a mental healt training setting menyatakan bahwa play
therapy secara empiris sudah tervalidasi sebagai intervensi yang efektif untuk mengtasi
permasalahan anakanak khususnya ADHD. Selain itu riset yang dilakukan oleh (Burtch,
1999) peneliti play therapy dengan judul The use of play therapy in the private clinical
setting menyatakan bahwa play therapy merupakan metode yang paling memungkinkan
untuk mengobati dan juga banyak digunakan serta diterima dalam menangani masalah
anak-anak.
Yang kedua adalah Brain learning. Telah dilakukan penelitian oleh beberapa ahli, salah
satunya oleh Dwi Harini, S.Kep Ners yang mendapatkan hasil bawa dari 7 responden
yang tidak diberi senam otak, 5 diantaranya mengalami perubahan nilai sedangkan 2
responden yang lain tidak mengalami perubahan nilai. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa semua responden pada kelompok perlakuan mengalami perubahan nilai
(penurunan) yang artinya terjadi perubahan perilaku (atensi, aktivitas, impulsivitas) yang
lebih baik. Hasil uji statistic Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan adanya perubahan
yang bermakna dan signifikan, yaitu p=0,016 pada level p 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa senam otak dapat mempengaruhi perubahan perilaku pada anak
ADHD, antara lain seperti atensinya menjadi lebih baik, aktivitasnya lebih terkontrol, dan
perilaku impulsifnya berkurang. Perilaku pada anak ADHD dalam hal ini meliputi
perhatian (atensi), aktivitas, dan impulsivitas mengalami gangguan dalam
pengendaliannya. Gerakan-gerakan dalam senam otak yang berprinsip pada gerakan
cross the midline berpengaruh terhadap pengendalian perilaku dan emosi anak ADHD.
Perubahan perilaku yang paling tampak selama proses penelitian adalah anak ADHD
makin hari makin mau diajak senam otak, bahkan mengajak untuk melakukan senam otak
dengan gerakan yang benar dan dapat mengingat gerakan senam otak dengan benar.di
kelas, anak ADHD lebih mau memperhatikan gurunya dan mau mengerjakan tugas sesuai
dengan instruksi gurunya, mereka juga tidak terlalu banyak beranjak dari tempatnya dan
dapat duduk dnegan tenang pada saat pelajaran berlangsung. Hal tersebut terjadi karena
gerakan pada senam otak merangsang arus informasi dalam otak dan system saraf
membebaskan kemampuan belajar dari dalam dan berfungsi sangat efesien (Tri, 2001).
Fun Brain (ADHD Centre) ini adalah pusat terapi khusus untuk anak yang memiliki
ADHD agar mampu menjalani aktivitas dengan lebih baik. Fun Brain (ADHD Centre) ini
bergerak dalam bidang pelayanan kesehatan yang memberikan terapi-terapi yang
diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan focus belajar si kecil.
B. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan kondisi dan
mengevaluasi sesuatu masalah proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan empat
indikator yaitu Strenght, Weakness, Opportunity dan Threat. Metode ini paling sering
digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan.
Berikut adalah analisis SWOT dari produk kami, yaitu:
1. Strenght (Kekuatan)
Kekuatan dari produk ini adalah:
a) Sangat dibutuhkan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus ADHD
b) Terapi bukan lagi menjadi pengobatan tapi merupakan kebutuhan anak
berkebutuhan khusus seperti ADHD yang harus sering dilatih kemampuan
fokus dan konsentrasinya serta sikap.
c) Harga yang terjangkau dengan pelayanan yang berkualitas
2. Weakness (Kelemahan)
Kelemahan dari produk ini adalah:
a) Tempat yang strategis sangat menentukan banyaknya konsumen
b) Peralatan dan perlengkapan yang standar,karena untuk mempertahankan harga
yang bisa menjangkau berbagai kalangan masyarakat
3. Opportunity (Peluang)
a) Berpeluang menjangkau sudut kota dan pinggiran jalan
b) Akses yang mudah dan biaya yang murah akan menarik orang tua untuk
membawa anaknya ke Fun Brain (ADHD Centre)
4. Threath (Ancaman)
Banyaknya tempat terapi yang menawarkan fasilitas yang lebih unggul akan menjadi
pesaing yang perlu diwaspadai, selain itu wawasan orang tua tentang perlunya terapi
bagi anak pengidap ADHD yang masih rendah juga menjadi ancaman bagi produk ini
sehingga perlu disosialisasikan lebih banyak dan lebih luas lagi baik itu lewat media
cetak, media social, dll.
D. Risiko Usaha
Seluruh rangkaian Fun Brain (ADHD Centre) jika tidak di awasi oleh tenaga psikolog,
dokter dan perawat yang professional maka akan terjadi kesalahan fatal pada proses
pemberian terapinya. Apabila di tempat usaha yang di bangun kurang strategi dan strategi
promosi kurang efektif maka risiko usaha ini adalah kecil pendapatan.
Permainan ini di adaptasi dari permainan Beat The Clock yang di jelaskan oleh
Kaduson & Schaefer (1997) menyatakan permainan ini dirancang untuk meningkatkan
kontrol diri anak-anak dan prilaku implusif. Tujuan dari permainan ini adalah agar anak
dapat menahan gangguan serta fokus untuk jangka waktu
Dalam permainan ini terapis memberikan 10 chip poker kepada peserta, kemudian dalam
waktu 10 menit peserta harus membangun sebuah menara dengan balok, dan jangan
menghentikan pembangunan sampai peserta mendengar timer berbunyi. Peserta tidak
boleh terganggu terhadap stimulus dari sekitar serta harus fokus pada tugasnya masing-
masing. Apabila peserta bertanya, terganggu gangguan dari luar (tidak fokus) atau
melakukan hal-hal lain selain membangun menara, maka peserta harus membayar satu
chip kepada terapis. Jika peserta dapat bertahan sela 10 menit, maka terapis akan
memberikan lagi 10 chip. Setelah peserta memiliki 50 cip, maka peserta dapat memilih
hadiah yang di inginkan yang sudah di sediakan di dalam box.
Terapis tetap tenang untuk beberapa menit pertama dan kemudian menciptakan beberapa
gangguan. Tujuan dari gangguan ini adalah untuk mendapatkan anak agar tetap fokus
pada tugasnya dan tidak memperdulikan apa yang terjadi di dalam atau diluar ruangan.
Anak akan sangat termotivasi untuk mendapatkan 50 chip dan memilih hadiah. Terapis
harus meningkatkan waktu dengan 5 menit setiap kali 50 chip hadiah dicapainya.
Akhirnya, banyak peserta dapat tetap pada tugasnya untuk seluruh sesi.
Dalam permainan yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu, peserta harus
membangun menara yang sudah di tentukan selama 10 menit. Selama masa membangun
menara subjek tidak boleh bertanya dan terpengaruh hal-hal dari luar (fokus pada
pekerjaannya masing-masing). Subjek harus sesegera mungkin membangun menara, dan
tidak ada batas waktu yang ditentukan. Ketika subjek mampu membangun menara lebih
cepat dari temanteman yang lain, maka subjek dinyatakan mampu mengalahkan waktu.
b. Dimana Rumahku
Permainan ini diadaptasi dari Terapi Tomatis (permainan dengan rangsangan suara untuk
meningkatkan daya konsentrasi anak). Terapi Tomatis dikembangkan pada tahun 70an
melalui rangsangan suara untuk meningkatkan fungsi pendengaran dan mengatasi
kesulitan berkonsentrasi pada anak-anak ADD/ADHD. Dengan memperkenalkan alat-alat
musik dan bunyi-bunyian selain bisa merangsang jiwa seni anak, juga sebagai rangsangan
suara untuk mendapatkan perhatian anak, agar terpusat pada kita dan tidak teralihkan
oleh hal-hal lain di sekitarnya. Terutama anak-anak ADD/ADHD yang tidak sensitif
terhadap bunyi pada frekuensi tertentu memerlukan latihan mendengar bunyi-bunyian
yang akanmembantu dirinya untuk mengembangkan kemampuannya berkonsentrasi.
Setiap anak berdiri di dalam rumahnya masing-masing, ditengah tali berwarna yang
membentuk lingkaran atau di tengah hola-hop. Dengan mengikuti suara lagu atau musik
kaset anak-anak mulai keluar dari rumahnya itu dan berlarian mengelilingi ruangan.
Melalui aba-aba dari guru atau pada waktu musik distop, anak-anak mencari rumahnya
dan duduk kembali di tengah-tengah rumahnya masing-masing. Anak-anak harus benar-
benar mengenali rumahnya, apakah melalui warna atau bentuknya. Untuk memudahkan
pengenalan rumahnya kembali, anak bisa meletakkan barang kesayangannyaseperti
boneka, dompet, tas dan seterusnya di rumahnya. Dalam play therapy ini terapis ingin
melihat seberapa cepat subjek dapat menemukan rumahnya.
2 Program Terapi Brain Gym (Senam Otak)
Senam otak atau brain gym adalah serangkaian latihan berbasis gerakan
tubuh sederhana. Gerakan itu dibuat untuk merangsang otak kiri dan
kanan (dimensi lateralitas); meringankan atau merelaksasi belakang otak
dan bagian depan otak (dimensi pemfokusan); merangsang sistem yang
terkait dengan perasaan/emosional, yakni otak tengah (limbis) serta otak
besar (dimensi pemusatan) (Anonim, 2008). Menurut Paul E. Denisson,
Ph.D., ahli senam otak dari lembaga Educational Kinesiology, Amerika
Serikat, meski sederhana, brain gym mampu memudahkan kegiatan
belajar dan melakukan penyesuaian terhadap ketegangan, tantangan, dan
tuntutan hidup sehari-hari (Paul E. Denisson Ph.D, 2008).
- Gerakan senam otak.
Senam otak dilakukan melalui tiga dimensi, yakni lateralitas komunikasi,
pemfokusan pemahaman, dan pemusatan pengaturan. Lateralitas
komunikasi (dimensi kiri-kanan) Bertujuan untuk mengoptimalkan
kemampuan belajar. Gerakannya menyangkut mendengar, melihat,
menulis, bergerak, dan sikap positif. Gerakangerakan itu menyerap
kemampuan komunikasi yang lebih cepat. Pemfokusan pemahaman
(dimensi muka-belakang) Bermanfaat membantu kesiapan dan
konsentrasi untuk menerima hal-hal baru dan mengekspresikan apa yang
sudah diketahui. Gerakan berupa latihan meregangkan otot menyangkut
konsentrasi, pengertian, dan pemahaman. Misalnya dengan melipat lutut
dan sikut bayi berulang kali atau mengangkat tangan ke atas lalu
digerakkan ke muka ke belakang. Pemusatan pengaturan (dimensi atas-
bawah) membantu meningkatkan energy yang menyangkut berjalan,
mengorganisasi, tes atau ujian. Hal ini bermanfaat untuk membantu
seluruh potensi dan keterampilan yang dimiliki serta mengontrol emosi,
seperti menggerakkan kepala ke atas ke bawah, mengangkat beban
ringan atau benda lainnya, kemudian digerakkan ke atas ke bawah.Senam
otak ini bisa dilakukan di mana saja, kapan saja dan oleh siapa saja
termasuk bayi. Porsi latihan yang tepat adalah sekitar 10-15 menit,
sebanyak 2-3 kali dalam sehari. Latihan terdiri dari 26 gerakan yang
sederhana dan bisa dilakukan siapa saja. Berikut enam di antara gerakan
dasar senam otak untuk anda latih kapan dan dimana saja (Febrian,
2008).
1) Gerakan Silang.
Cara: Kaki dan tangan digerakkan secara berlawanan. Bisa ke depan,
samping atau belakang. Agar lebih ceria anda bisa menyelaraskan
dengan irama musik. Manfaat: Merangsang bagian otak yang
menerima informasi dan bagian yang mengungkapkan informasi,
sehingga memudahkan proses mempelajari hal-hal baru dan
meningkatkan daya ingat.
2) Olengan Pinggul.
Cara: Duduk dilantai. Posisi tangan dibelakang, menumpi ke lantai
dengan siku di tekuk. Angkat kaki sedikit lalu olengkan pinggul ke kiri
dan ke kanan dengan rileks. Manfaat: Mengaktifkan otak untuk
kemampuan belajar, melihat dari kiri ke kanan, kemampuan
memperhatikan dan memahami.
3) Pengisi Energi.
Ketiga terapi itu bisa menjadi alternative terapi bagi si kecil. Untuk terapi yang pas bagi setiap
individu berbeda beda sehingga nanti dokter dan psikolog yang akan menentukan terapi mana
yang pas untuk buah hati anda.
III.TARGET LUARAN
A. Target Usaha
Target usaha dari baby spa training and treatment sesuai dengan visi misinya yaitu
menjadi baby spa unggulan ibu dan keluarga yang berfokus pada pelayanan holistic
perawatan dan edukasi professional untuk meningkatkan derajat kesehatan anak.
B. Target Konsumen
Target konsumen merupakan salah satu factor penting dalam melaksanakan pemasaran
usaha. Dalam usaha baby spa training and treatment ini, yang menjadi targetnya yaitu
para calon ibu maupun para ibu yang ingin belajar mengenai teknik-teknik pemijatan
pada bayi serta para ibu yang memiliki anak usia 3 bulan hingga 1 tahun yang ingin
dipijat untuk mendapatkan berbagai manfaat seperti melancarkan peredaran darah pada
bayi dan merelaksasikan otot bayi. Usaha baby spa training dan treatment ini merupakan
usaha yang memerlukan biaya cukup banyak sehingga cocok bagi masyarakat
berpenghasilan menengah hingga menengah keatas.
C. Target Pendapatan
Usaha baby spa di era globalisasi ini memang sangat berkembang pesat.Hal ini dibuktikan dari
perilaku WNI yang sangat konsumtif sehingga usaha dibidang baby spa mendapatkan perhatian
yang cukup baik. Latar belakang didirikannya Baby Spa Training and Treatment di Denpasar
adalah agar bayi dari usia 3 bulan sampai 1 tahun mendapatkan pijatan atau body massage dari
therapyst yang kompeten dengan biaya yang minimal.
Tarif biaya untuk usaha ini diperkirakan mulai dari Rp.100.000,00/bayi dan untuk
pelatihannya di pungut biaya Rp.600.000/orang. Jika diperkirakan dalam sebelum target
pendapatan dari usaha Baby Spa Training dan Treatment ini kurang lebih
Rp.10.000.000,00/bulan
1. Peralatan:
b. Proyektor
1 buah Rp. 6000.000,00 Rp. 6000.000,00
c. Notebook
d. Microfon
1 buah Rp. 3000.000,00 Rp. 3000.000,00
a. Pembangun
an tempat 2 are
dan beli Rp. 425.000.000 Rp. 425.000.000
lahan
450 volt
b. Listrik 2 ember besar
5 unit
c. Cat
bangunan
Rp. 1.200.000 Rp. 1.200.000
d. Hiasan
dinding Rp. 150.000 Rp. 300.000
2.Biaya Operasional
4. Keperluan bayi/anak:
b. Massage
c. Makanan/buah/sayur 1 anak/bulan Rp 100.000,0 Rp 100.000,00
d. Sampo
10. Promosi:
b. Pamphlet
Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
c. Kartu nama
Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
1. Mempromosikan Baby Spa Training and Treatment ini dengan strategi promosi yang
sudah dipaparkan diatas.
2. Menjual jasa sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, seperti massage bayi,
memberikan konsultasi dan pelatihan bagi ibu muda.
4. Memberikan pelayanan yang istimewa dan terbaik untuk semua pelanggan, baik dari
orangtua maupun anaknya.
Untuk bagian investasi usaha Baby Spa Training and Treatment akan menginvestasikan
laba dari hasil perbulannya menjadi sebuah deposito di Bank.