Professional Documents
Culture Documents
tulang yang banyaknya kira-kira 206 buah tulang yang satu sama
lengan (anggota gerak atas) (64 buah); tulang yang membentuk kaki
1
1) Foramen, suatu lubang tempat pembuluh darah, saraf, dan ligamentum
oksipital).
2) Fosa, suatu lekukan didalam atau pada permukaan tulang (misalnya
paha (femur).
8) Krista pinggir atau tepi tulang (misalnya pada tulang ilium yang
b. Pengertian
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan
jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh
2
Fraktur dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu :
(2) Buckle atau Torus Fraktur, bila terjadi lipatan dari satu
anak anak.
3
b) Garis patah oblik adalah fraktur yang arah garis patahnya
angulasi.
masih utuh.
4
(2) Dislokasi ad longitudinem (dislokasi tulang saling
pendek).
lari.
7) Fraktur patologis: fraktur yang terjadi pada daerah daerah tulang
yang telah menjadi lemah oleh karena tumor atau proses patologik
lainnya.
c. Patofisiologi
Penyebab fraktur dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : fraktur
menjadi dua, yaitu : trauma langsung (direct) yaitu tulang patah pada
yaitu patah tulang tidak pada tempat benturan, melainkan oleh karena
5
karena tumor atau proses patologi lainnya. Tulang sering kali
klinis yang muncul pada pasien pre operasi dengan fraktur adalah
penurunan kekuatan otot, serta wajah pasien yang nampak cemas dan
pada pasien post operasi dengan fraktur adalah terdapat nyeri tekan
pada area luka post operasi, pasien mengeluh nyeri, pasien meringis,
syok, yang bisa berakibat fatal dalam beberapa jam setelah cedera,
emboli lemak yang dapat terjadi dalam 48 jam atau lebih dan sindrom
6
cedera, serta syok hipovolemik atau traumatik akibat perdarahan dan
tidak ada penyatuan, nekrosis avaskuler tulang yang terjadi bila tulang
yang cepat dan tepat. Jika penanganan yang dilakukan baik, maka
tulang akan menyatu dengan baik, hal tersebut dapat dilihat melalui
1) Fase hematoma
Pada mulanya terjadi hematoma dan disertai pembengkakan
7
fragmen bertemu dalam satu proses yang sama, proses terus
pengendapan kalsium.
8
dengan second bone callus yang sudah mirip dengan jaringan
5) Fase remodeling
Pada fase ini secondary bone callus sudah ditimbuni
d. Pemeriksaan Diagnostik
Adapun pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan pada
setelah trauma.
3) CR (creatinin)
Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.
4) CT-Scan
9
Untuk melihat rincian bidang tertentu tulang yang terkena dan
tendon.
5) MRI (Magneting Resonanace Imaging)
Dilakukan untuk melihat abnormalitas seperti : tumor,
aneurysme.
e. Penatalaksanaan Medis
Adapun penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan pada
pasien fraktur antara lain : (Mansjoer, 2000; Smeltzer & Bare, 2002)
1) Terapi konservatif
a) Proteksi saja
Dengan menggunakan mitella agar kedudukan tetap baik.
b) Immobilisasi saja tanpa reposisi
Adalah mempertahankan reposisi selama masa penyembuhan
c) Rehabilitasi
Adalah proses pemulihan kembali fungsi tulang yang dapat
10
mereduksi, mensejajarkan dan mengimobilisasi fraktur. Traksi
tulang patah.
pain).
Traksi halter leher-kepala digunakan untuk rasa
dasar tengkorak.
Traksi russel sama dengan traksi buck, ditambah
11
dan beberapa luka di lutut. Traksi russel memungkinkan
dilakukannya gerakan.
Terdapat dua tipe traksi pelvis. Traksi ini
fraktur panggul.
(2) Traksi tulang
Penjepit steinmann atau tali kirschner merupakan
2) Terapi operatif
Terapi operatif dengan reposisi secara tertutup
a) Reposisi tertutup (fiksasi eksterna)
Setelah reposisi baik berdasarkan kontrol radiologis intra
12
a) ORIF (Open Reduction with Internal Fixation)
femur.
13
2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Fraktur
a. Pengkajian
obyektif.
14
kehilangan fungsi pada bagian yang terkena,
terhadap fraktur.
tindakan pembedahan.
jalur invasif.
15
lemah, pasien bertanya-tanya tentang
invasif.
post pembedahan.
16
e) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
b. Intervensi
2) Nyeri akut
5) Kecemasan
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Defisit Volume Cairan NOC: NIC :
Berhubungan dengan: Fluid balance Pertahankan catatan intake
Kehilangan volume cairan Hydration dan output yang akurat
secara aktif, Kegagalan Nutritional Status : Food Monitor status hidrasi
mekanisme pengaturan (kelembaban membrane
and
DS : mukosa, nadi adekuat,
Fluid Intake
Haus tekanan darah ortostatik),
DO: jika diperlukan
Setelah dilakukan tindakan
Penurunan turgor keperawatan selama. Monitor hasil lab yang
kulit/lidah Deficit volume cairan teratasi sesuai dengan retensi cairan
Membran mukosa/kulit dengan criteria hasil: (BUN , Hmt , osmolalitas
kering Mempertahankan urine urin, albumin, total protein )
17
Peningkatan denyut output sesuai dengan usia Monitor vital sign setiap
nadi, penurunan tekanan dan BB, BJ urine normal, 15menit 1 jam
darah, penurunan Tekanan darah, nadi, Kolaborasi pemberian cairan
volume/tekanan nadi suhu tubuh dalam batas IV
Pengisian vena menurun normal Monitor status nutrisi
Perubahan status mental Tidak ada tanda tanda Berikan cairan oral
Konsentrasi urine dehidrasi, Berikan penggantian
meningkat Elastisitas turgor kulit nasogatrik sesuai output (50
Temperatur tubuh baik, membran mukosa 100cc/jam)
meningkat lembab, tidak ada rasa Dorong keluarga untuk
Kehilangan berat badan haus yang berlebihan
membantu pasien makan
Orientasi terhadap waktu
secara tibatiba Kolaborasi dokter jika tanda
Penurunan urine output dan tempat baik cairan berlebih muncul
Jumlah dan irama
HMT meningkat meburuk
pernapasan dalam batas Atur kemungkinan tranfusi
Kelemahan
normal
Persiapan untuk tranfusi
Elektrolit, Hb, Hmt
Pasang kateter jika perlu
dalam batas normal pH
Monitor intake dan urin
urin dalam batas normal
output setiap 8 jam
Intake oral dan intravena
adekuat
Nyeri Akut NOC: NIC :
Berhubungan dengan: Agen Pain Level Lakukan pengkajian nyeri
injuri (biologi, kimia, fisik, Pain control secara komprehensif
psikologis), kerusakan Comfort level termasuk lokasi,
jaringan karakteristik, durasi,
DS: frekuensi, kualitas dan faktor
Setelah dilakukan tindakan
Laporan secara verbal keperawatan selama . presipitasi
DO: Pasien tidak mengalami Observasi reaksi nonverbal
Posisi untuk menahan nyeri, dengan kriteria hasil: dari ketidaknyamanan
nyeri Mampu mengontrol nyeri Bantu pasien dan keluarga
Tingkah laku berhati-hati (tahu penyebab nyeri, untuk mencari dan
Gangguan tidur (mata mampu menggunakan menemukan dukungan
sayu, tampak capek, sulit tehnik nonfarmakologi Kontrol lingkungan yang
atau gerakan kacau, untuk mengurangi nyeri, dapat mempengaruhi nyeri
menyeringai) mencari bantuan) seperti suhu ruangan,
Terfokus pada diri sendiri Melaporkan bahwa nyeri pencahayaan dan kebisingan
Fokus menyempit berkurang dengan Kurangi faktor presipitasi
(penurunan persepsi menggunakan nyeri
waktu, kerusakan proses manajemen nyeri Kaji tipe dan sumber nyeri
untuk menentukan intervensi
18
berpikir, penurunan Mampu mengenali nyeri Ajarkan tentang teknik non
interaksi dengan orang (skala, intensitas, farmakologi: napas dalam,
dan lingkungan) frekuensi dan tanda relaksasi, distraksi, kompres
Tingkah laku distraksi, nyeri) hangat/ dingin
contoh : jalan-jalan, Menyatakan rasa nyaman Berikan analgetik untuk
menemui orang lain setelah nyeri berkurang mengurangi nyeri: ...
dan/atau aktivitas, Tanda vital dalam rentang Tingkatkan istirahat
aktivitas berulang-ulang) normal Berikan informasi tentang
Respon autonom (seperti Tidak mengalami nyeri seperti penyebab nyeri,
diaphoresis, perubahan gangguan tidur berapa lama nyeri akan
tekanan darah, perubahan berkurang dan antisipasi
nafas, nadi dan dilatasi ketidaknyamanan dari
pupil) prosedur
Perubahan autonomic Monitor vital sign sebelum
dalam tonus otot dan sesudah pemberian
(mungkin dalam rentang analgesik pertama kali
dari lemah ke kaku)
Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah,
merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
Perubahan dalam nafsu
makan dan minum
19
tentang kegunaan meningkatkan kekuatan ambulasi
pergerakan fisik dan kemampuan Kaji kemampuan pasien
Indeks massa tubuh berpindah dalam mobilisasi
diatas 75 tahun percentil Memperagakan Latih pasien dalam
sesuai dengan usia penggunaan pemenuhan kebutuhan ADLs
Kerusakan persepsi alat Bantu untuk secara mandiri sesuai
sensori mobilisasi (walker) kemampuan
Tidak nyaman, nyeri Dampingi dan Bantu pasien
Kerusakan saat mobilisasi dan bantu
muskuloskeletal dan penuhi kebutuhan ADLs ps.
neuromuskuler Berikan alat Bantu jika klien
Intoleransi memerlukan.
aktivitas/penurunan Ajarkan pasien bagaimana
kekuatan dan stamina merubah posisi dan berikan
Depresi mood atau bantuan jika diperlukan
cemas
Kerusakan kognitif
Penurunan kekuatan
otot, kontrol dan atau
masa
Keengganan untuk
memulai gerak
Gaya hidup yang
menetap, tidak
digunakan,
deconditioning
Malnutrisi selektif atau
umum
DO:
Penurunan waktu reaksi
Kesulitan merubah
posisi
Perubahan gerakan
(penurunan untuk
berjalan, kecepatan,
kesulitan memulai
langkah pendek)
Keterbatasan motorik
kasar dan halus
Keterbatasan
20
ROM
Gerakan disertai nafas
pendek atau tremor
Ketidak stabilan posisi
selama melakukan ADL
Gerakan sangat lambat
dan tidak terkontrol
Risiko Infeksi NOC : NIC :
Faktor-faktor risiko : Immune Status Pertahankan teknik aseptif
Prosedur Infasif Knowledge : Infection Batasi pengunjung bila perlu
Kerusakan jaringan dan control Cuci tangan setiap sebelum
peningkatan paparan Risk control dan sesudah tindakan
lingkungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Malnutrisi keperawatan selama Gunakan baju, sarung tangan
Peningkatan paparan pasien tidak mengalami sebagai alat pelindung
lingkungan patogen infeksi dengan kriteria hasil: Ganti letak IV perifer dan
Imonusupresi Klien bebas dari tanda dressing sesuai dengan
Tidak adekuat dan gejala infeksi petunjuk umum
pertahanan sekunder Menunjukkan Gunakan kateter intermiten
(penurunan Hb, kemampuan untuk untuk menurunkan infeksi
Leukopenia, penekanan mencegah timbulnya kandung kencing
respon inflamasi) infeksi Tingkatkan intake nutrisi
Penyakit kronik Jumlah leukosit dalam Berikan terapi
Pertahan primer tidak batas normal antibiotik:........
adekuat (kerusakan Menunjukkan perilaku Monitor tanda dan gejala
kulit, trauma jaringan, hidup sehat infeksi sistemik dan lokal
gangguan peristaltik) Status imun, Pertahankan teknik isolasi
gastrointestinal, k/p
genitourinaria dalam Inspeksi kulit dan membran
batas normal mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
Monitor adanya luka
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
Kaji suhu badan pada pasien
neutropenia setiap 4 jam
Kecemasan NOC : NIC :
Berhubungan dengan Faktor Kontrol kecemasan Anxiety Reduction (penurunan
21
keturunan, Krisis situasional, Koping kecemasan)
Stress, perubahan status Setelah dilakukan asuhan Gunakan pendekatan yang
kesehatan, ancaman selama klien kecemasan menenangkan
kematian, perubahan konsep teratasi dgn kriteria hasil: Nyatakan dengan jelas
diri, kurang pengetahuan dan Klien mampu harapan terhadap pelaku
hospitalisasi mengidentifikasi dan pasien
DO/DS: mengungkapkan gejala Jelaskan semua prosedur dan
Insomnia cemas apa yang dirasakan selama
Kontak mata kurang Mengidentifikasi, prosedur
Kurang istirahat mengungkapkan dan Temani pasien untuk
Berfokus pada diri sendiri menunjukkan tehnik memberikan keamanan dan
Iritabilitas untuk mengontol cemas mengurangi takut
Takut Vital sign dalam batas Berikan informasi faktual
normal mengenai diagnosis, tindakan
Nyeri perut
Postur tubuh, ekspresi prognosis
Penurunan TD dan
wajah, bahasa tubuh dan Libatkan keluarga untuk
denyut nadi
tingkat aktivitas mendampingi klien
Diare, mual, kelelahan menunjukkan Instruksikan pada pasien
Gangguan tidur berkurangnya kecemasan untuk menggunakan tehnik
Gemetar
relaksasi
Anoreksia, mulut kering Dengarkan dengan penuh
Peningkatan TD, denyut perhatian
nadi, RR Identifikasi tingkat
Kesulitan bernafas kecemasan
Bingung Bantu pasien mengenal
Bloking dalam situasi yang menimbulkan
pembicaraan kecemasan
Sulit berkonsentrasi Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
Kelola pemberian obat anti
cemas:........
22
1) Defisit volume cairan
2) Nyeri akut
4) Risiko infeksi
5) Defisit pengetahuan
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Defisit Volume Cairan NOC: NIC :
Berhubungan dengan: Fluid balance Pertahankan catatan intake
Kehilangan volume cairan Hydration dan output yang akurat
secara aktif, Kegagalan Nutritional Status : Food Monitor status hidrasi
mekanisme pengaturan (kelembaban membrane
and
DS : mukosa, nadi adekuat,
Fluid Intake
Haus tekanan darah ortostatik),
Setelah dilakukan tindakan
DO: jika diperlukan
keperawatan selama.
Penurunan turgor Deficit volume cairan teratasi Monitor hasil lab yang
kulit/lidah dengan criteria hasil: sesuai dengan retensi cairan
Membran mukosa/kulit Mempertahankan urine (BUN , Hmt , osmolalitas
kering output sesuai dengan usia urin, albumin, total protein )
Peningkatan denyut dan BB, BJ urine normal, Monitor vital sign setiap
nadi, penurunan tekanan Tekanan darah, nadi, 15menit 1 jam
darah, penurunan suhu tubuh dalam batas Kolaborasi pemberian cairan
volume/tekanan nadi normal IV
Pengisian vena menurun Tidak ada tanda tanda Monitor status nutrisi
Perubahan status mental dehidrasi, Berikan cairan oral
Konsentrasi urine Elastisitas turgor kulit Berikan penggantian
meningkat baik, membran mukosa nasogatrik sesuai output (50
Temperatur tubuh lembab, tidak ada rasa 100cc/jam)
meningkat haus yang berlebihan Dorong keluarga untuk
Kehilangan berat badan Orientasi terhadap waktu membantu pasien makan
secara tibatiba dan tempat baik Kolaborasi dokter jika tanda
Penurunan urine output Jumlah dan irama cairan berlebih muncul
HMT meningkat pernapasan dalam batas meburuk
normal Atur kemungkinan tranfusi
23
Kelemahan Elektrolit, Hb, Hmt Persiapan untuk tranfusi
dalam batas normal pH Pasang kateter jika perlu
urin dalam batas normal Monitor intake dan urin
Intake oral dan intravena output setiap 8 jam
adekuat
Nyeri Akut NOC: NIC :
Berhubungan dengan: Agen Pain Level Lakukan pengkajian nyeri
injuri (biologi, kimia, fisik, Pain control secara komprehensif
psikologis), kerusakan Comfort level termasuk lokasi,
jaringan karakteristik, durasi,
DS: frekuensi, kualitas dan faktor
Setelah dilakukan tindakan
Laporan secara verbal keperawatan selama . presipitasi
DO: Pasien tidak mengalami Observasi reaksi nonverbal
Posisi untuk menahan nyeri, dengan kriteria hasil: dari ketidaknyamanan
nyeri Mampu mengontrol nyeri Bantu pasien dan keluarga
Tingkah laku berhati-hati (tahu penyebab nyeri, untuk mencari dan
Gangguan tidur (mata mampu menggunakan menemukan dukungan
sayu, tampak capek, sulit tehnik nonfarmakologi Kontrol lingkungan yang
atau gerakan kacau, untuk mengurangi nyeri, dapat mempengaruhi nyeri
menyeringai) mencari bantuan) seperti suhu ruangan,
Terfokus pada diri sendiri Melaporkan bahwa nyeri pencahayaan dan kebisingan
Fokus menyempit berkurang dengan Kurangi faktor presipitasi
(penurunan persepsi menggunakan nyeri
waktu, kerusakan proses manajemen nyeri Kaji tipe dan sumber nyeri
berpikir, penurunan Mampu mengenali nyeri untuk menentukan intervensi
interaksi dengan orang (skala, intensitas, Ajarkan tentang teknik non
dan lingkungan) frekuensi dan tanda farmakologi: napas dalam,
Tingkah laku distraksi, nyeri) relaksasi, distraksi, kompres
contoh : jalan-jalan, Menyatakan rasa nyaman hangat/ dingin
menemui orang lain setelah nyeri berkurang Berikan analgetik untuk
dan/atau aktivitas, Tanda vital dalam rentang mengurangi nyeri: ...
aktivitas berulang-ulang) normal Tingkatkan istirahat
Respon autonom (seperti Tidak mengalami Berikan informasi tentang
diaphoresis, perubahan gangguan tidur nyeri seperti penyebab nyeri,
tekanan darah, perubahan berapa lama nyeri akan
nafas, nadi dan dilatasi berkurang dan antisipasi
pupil) ketidaknyamanan dari
Perubahan autonomic prosedur
dalam tonus otot Monitor vital sign sebelum
(mungkin dalam rentang dan sesudah pemberian
dari lemah ke kaku) analgesik pertama kali
24
Tingkah laku ekspresif
(contoh : gelisah,
merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
Perubahan dalam nafsu
makan dan minum
25
Kerusakan kognitif
Penurunan kekuatan
otot, kontrol dan atau
masa
Keengganan untuk
memulai gerak
Gaya hidup yang
menetap, tidak
digunakan,
deconditioning
Malnutrisi selektif atau
umum
DO:
Penurunan waktu reaksi
Kesulitan merubah
posisi
Perubahan gerakan
(penurunan untuk
berjalan, kecepatan,
kesulitan memulai
langkah pendek)
Keterbatasan motorik
kasar dan halus
Keterbatasan
ROM
Gerakan disertai nafas
pendek atau tremor
Ketidak stabilan posisi
selama melakukan ADL
Gerakan sangat lambat
dan tidak terkontrol
Risiko Infeksi NOC : NIC :
Faktor-faktor risiko : Immune Status Pertahankan teknik aseptif
Prosedur Infasif Knowledge : Infection Batasi pengunjung bila perlu
Kerusakan jaringan dan control Cuci tangan setiap sebelum
peningkatan paparan Risk control dan sesudah tindakan
lingkungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
Malnutrisi keperawatan selama Gunakan baju, sarung tangan
Peningkatan paparan pasien tidak mengalami sebagai alat pelindung
lingkungan patogen infeksi dengan kriteria hasil: Ganti letak IV perifer dan
26
Imonusupresi Klien bebas dari tanda dressing sesuai dengan
Tidak adekuat dan gejala infeksi petunjuk umum
pertahanan sekunder Menunjukkan Gunakan kateter intermiten
(penurunan Hb, kemampuan untuk untuk menurunkan infeksi
Leukopenia, penekanan mencegah timbulnya kandung kencing
respon inflamasi) infeksi Tingkatkan intake nutrisi
Penyakit kronik Jumlah leukosit dalam Berikan terapi
Pertahan primer tidak batas normal antibiotik:........
adekuat (kerusakan Menunjukkan perilaku Monitor tanda dan gejala
kulit, trauma jaringan, hidup sehat infeksi sistemik dan lokal
gangguan peristaltik) Status imun, Pertahankan teknik isolasi
gastrointestinal, k/p
genitourinaria dalam Inspeksi kulit dan membran
batas normal mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
Monitor adanya luka
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
Kaji suhu badan pada pasien
neutropenia setiap 4 jam
Defisit Pengetahuan NOC: NIC :
Berhubungan dengan : Kowlwdge : disease Kaji tingkat pengetahuan
keterbatasan kognitif, process pasien dan keluarga
interpretasi terhadap Kowledge : health Jelaskan patofisiologi dari
informasi yang salah, Behavior penyakit dan bagaimana hal
kurangnya keinginan untuk ini berhubungan dengan
mencari informasi, tidak Setelah dilakukan tindakan anatomi dan fisiologi, dengan
mengetahui sumber-sumber keperawatan selama . cara yang tepat.
informasi. pasien menunjukkan Gambarkan tanda dan gejala
DS: pengetahuan tentang proses yang biasa muncul pada
Menyatakan secara penyakit dengan kriteria penyakit, dengan cara yang
verbal adanya masalah hasil: tepat
DO: Pasien dan keluarga Gambarkan proses penyakit,
Ketidakakuratan menyatakan pemahaman dengan cara yang tepat
mengikuti instruksi, tentang penyakit, kondisi, Identifikasi kemungkinan
perilaku tidak sesuai prognosis dan program penyebab, dengan cara yang
pengobatan tepat
Pasien dan keluarga Sediakan informasi pada
27
mampu melaksanakan pasien tentang kondisi,
prosedur yang dijelaskan dengan cara yang tepat
secara benar. Sediakan bagi keluarga
Pasien dan keluarga informasi tentang kemajuan
mampu menjelaskan pasien dengan cara yang
kembali apa yang tepat
dijelaskan Diskusikan pilihan terapi
atau penanganan
Dukung pasien untuk
mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan
sumber atau dukungan,
dengan cara yang tepat
c. Implementasi
28
untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan
(Nursalam, 2001).
d. Evaluasi
post operasi fraktur adalah sesuai dengan rencana tujuan yaitu syok
29
kemampuannya, infeksi tidak terjadi, serta pasien mengerti dan
30
DAFTAR PUSTAKA
Astawa, G.S. (2008). Keperawatan Anak Diktat Kuliah. Denpasar: STIKES Bali.
Baradero, Mary., Dayrit, M.W., & Siswadi, Y. (2009). Prinsip & praktik
keperawatan perioperatif. Jakarta: EGC.
Moorhead, Sue, dkk. (2013). Nursing Outcomes Classification (NOC) Edisi 5..
Jakarta: Mocomedia
Potter, Patricia A., & Perry Anne. G. (2006). Fundamental keperawatan : konsep,
proses dan praktik (Edisi 4, volume 1). Jakarta: EGC.
Potter, Patricia A., & Perry Anne. G. (2006). Fundamental keperawatan : konsep,
proses dan praktik (Edisi 4, volume 2). Jakarta: EGC.
Price, Sylvia Anderson & Wilson, L.M. (2006). Patofisiologi: konsep klinis
proses proses penyakit (Edisi 6). Jakarta : EGC.
Sjamsuhidajat, R. & Wim de Jong. (2005). Buku ajar ilmu bedah (Edisi 2). Jakarta
: EGC.
Tarwoto & Wartonah. (2006). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
31