You are on page 1of 2

Askariasis

1.1. Etiologi
Askariasis disebabkan oleh Ascaris lumbricoides atau cacing gelang. Cacing ini bulat,
besar, dan hidup dalam usus halus manusia dengan panjang cacing dewasa sekitar 20-40
cm. Askariasis biasanya terjadi pada daerah panas, lembab, dan dengan sanitasi buruk.

1.2. Daur Hidup


Cacing betina dewasa menghasilkan telur yang menjadi matang dan infektif, kemudian
dikeluarkan bersamaan dengan feses. Telur di tanah akan menjadi infeksius dalam 5-10
hari dan dapat bertahan selama 17 bulan. Infeksi terjadi apabila ada kontaminasi tanah
yang tercemar pada makanan. Telur kemudian menetas menjadi larva yang akan
menembus dinding usus dan menuju paru melalui pembuluh darah dan limfe. Larva
kemudian bermigrasi ke bronkus dan faring serta tertelan kembali ke esofagus dan usus
halus. Di usus halus, larva akan berkembang menjadi cacing dewasa yang selanjutnya
kembali memproduksi telur. Waktu yang diperlukan dari telur infektif tertelan hingga
menjadi cacing dewasa adalah sekitar 2 bulan. Cacing dewasa memakan produk
pencernaan dari pejamu sehingga dapat terjadi defisiensi zat gizi.

1.3. Manifestasi Klinis


Manifestasi klinis disebabkan oleh larva maupun cacing dewasa.
Larva yang bermigrasi menyebabkan batuk, demam, eosinofilia, dan gambaran
infiltrat pada foto thoraks yang menghilang dalam 3 minggu, disebut sindrom Loeffler
Cacing dewasa menyebabkan mual, penurunan nafsu makan, diare atau konstipasi,
malnutrisi pada anak, dan pada keadaan berat menimbulkan malabsorbsi serta
obstruksi usus apabila menggumpal. Reaksi alergi berupa urtikaria dan gatal-gatal
dapat muncul. Apabila cacing dewasa mengembara ke organ lain dapat menimbulkan
obstruksi , sebagai contoh ke saluran empedu, apendiks, atau bronkus.

1.4. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya telur A.lumbricoides dalam tinja atau
keluarnya cacing dewasa lewat muntah, batuk, atau tinja pasien.

1.5. Tatalaksana
Obat Dosis
Piperazin (sediaan 250 mg, Berat badan 0-15 kg : 1x1 gram selama 2 hari
500 mg) Berat badan 15-25 kg : 1x2 gram selama 2 hari
Berat badan 25-50 kg : 1x3 gram selama 2 hari
Berat badan >50 kg : 1x3 gram selama 2 hari
Pirantel pamoat 10 mg/kgBB, maksimum 1 gram
Levamisol Dosis tunggal 150 mg
Albendazol Usia 0-2 tahun : dosis tunggal 200 mg
Usia >2 tahun: dosis tunggal 400 mg
Mebendazol 2x100 mg, selama 3 hari

1.6. Komplikasi
Reaksi alergi, pneumonitis, pneumonia

1.7. Prognosis
Prognosis baik sejauh tidak ada cacing dewasa yang bermigrasi. Tanpa pengobatan
dapat sembuh sendiri dalam 1,5 tahun.

1.8. Analisa Kasus


Pada pasien, dari anamnesa ditemukan pasien muntah berisi cacing sebanyak 1 kali.
Selain itu, pasien juga BAB cair sebanyak 10 kali, berwarna kuning, dan berbau busuk.
Pasien juga demam dan muntah setiap kali makan.
Pada pemeriksaan fisik umum ditemukan keadaan umum pasien sedang dengan
kesadaran compos mentis. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital, suhu tubuh pasien 39 C
dengan laju napas 40 x/menit. Pada pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi, ditemukan mata
cekung dengan turgor kulit masih baik. Pemeriksaan thoraks, cor dan pulmo dalam batas
normal. Pada pemeriksaan abdomen ditemukan perut cembung, timpani, dan bising usus
normal. Dari hasil pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan darah didapatkan anemia
dengan Hb 8,6 %.
Dari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, maka pasien
didiagnosis Askariasis.
Penatalaksanaan pada pasien yaitu dengan memberikan IVFD Ringer Laktat :
Dextrose 5% dengan perbandingan 1:1 dengan kecepatan 16 mikro tpm. Untuk terapi
medikamentosa, diberikan albendazole single dose 400 mg. Injeksi ranitidin 2x10mg,
paracetamol syrup 3x cthI, domperidon syrup 2x cth , oralit 1x1 sachet setiap kali
muntah atau BAB cair, tablet zinc 1x20 mg selama 10 hari, lacto B 2x1 sachet, livitan
syrup 1x cthI.

You might also like