Professional Documents
Culture Documents
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA 1
Modul Praktikum :
Menguji Komponen dan Menggunakan Alat Ukur
Nama : Reyan Qowi Dzakyprasetyo
NPM : 1506741631
Rekan Kerja : Oki Firmansyah
Kelompok : 20
Hari : Kamis
Tanggal : 19 September 2016
Modul Ke :1
LABORATORIUM ELEKTRONIKA
DEPARTEMEN FISIKA
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Indonesia
DEPOK
2016
MODUL 1
A. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menggunakan alat ukur Multimeter dan Osiloskop dengan baik
2. Mahasiswa dapat menguji/mengetes kondisi suatu komponen elektronika
B. TEORI DASAR
Multimeter adalah alat ukur elektronika yang dipakai untuk menguji atau
mengukur suatu komponen , mengetahui kedudukan kaki-kaki komponen, dan besar
nilai komponen yang diukur. Multimeter memiliki bagian-bagian penting, diantaranya
adalah :
1. Papan skala
2. Jarum penunjuk skala
3. Pengatur jarum skala
4. Tombol pengatur nol Ohm
5. Batas ukur ohm meter
6. Batas ukur DC Volt (DCV)
7. Batas ukur AC Volt (ACV)
8. Batas ukur Ampere meter DC (DCmA)
9. Lubang positif (+)
10. Lubang negatif (-)
11. Saklar pemilih
1. Voltmeter
a. Penggunaannya dipasang pararel dengan komponen yang akan diukur
tegangannya.
b. Perhatikan jenis tegangannya, AC atau DC !
c. Bila tidak diketahui daerah tegangan yang akan diukur, gunakan batas ukuran
yang terbesar dan gunakan voltmeter yang memiliki impedansi input tinggi.
2. Amperemeter
a. Penggunaannya dipasang secara seri pada jalur yang akan diukur arusnya.
b. Bila tidak diketahui daerah kerja arus yang akan mengalir, gunakan daerah
pengukuran yang terbesar dari amperemeter yang digunakan.
3. Ohmmeter
Untuk mengukur nilai hambatan, nolkan dahulu titik awal pengukuran dengan
cara menghubungkan probe kutub + dan -, lalu atur jarum penunjuk agar tepat di
titik nol.
4. Menguji Transistor
Pada transistor biasanya letek kaki kolektor berada di pinggir dan diberi tanda
titik atau lingkaran kecil. Sedangkan kaki basis biasanya terletak diantara kolektor
dan emitor.
a. Transistor PNP
Saklar pemilih pada multimeter harus menunjuk pada ohmmeter.
Praktikan harus memastikan kaki kolektor, basis, dan emitornya.
Tempelkan probe (pencolok) positif (berwarna merah) pada basis dan
probe negatif (berwarna hitam) pada emitor. Jika jarum bergerak,
pindahkan probe negatif pada kolektor. Jika kedua pengukuran di atas
jarum bergerak, maka transistor dalam keadaan baik. Sedangkan bila pada
salah satu pengukuran jarum tidak bergerak, maka transistor dalam
keadaan rusak.
b. Transistor NPN
Tempelkan probe negatif pada basis dan probe positif pada kolektor. Jika
jarum bergerak, pindahkan probe positif pada emitor. Jika pada kedua
pengukuran di atas jarum bergerak, maka transistor dalam keadaan baik.
Sedangkan bila pada salah satu (kedua) pengukuran jarum tidak bergerak,
maka transistor dalam keadaan rusak.
c. The unbiased Transistor
Pada operasi biasa, kita memberi tegangan maju pada dioda emitter dan
tegangan balik pada dioda kolektor.
Karena itu arus pada kolektor, besarnya hamper sama dengan besarnya
arus emitter. Arus basis biasanya kurang dari 5% arus emitter.
5. Menguji Resistor
Resistor atau tahanan dapat putus akibat pemakaian ataupun umur. Bila resistor
putus maka rangkaian elektronika yang kita buat tidak akan bisa bekerja atau
mengalami cacat.
Putar saklar pemilih pada posisi ohmmeter.
Tempelkan masing-masing probe pada ujung-ujung resistor. Tangan praktikan
jangan sampai menyentuh kedua ujung kawat resistor (salah satu ujung resistor
boleh tersentuh asal tidak keduanya).
Jika jarum bergerak maka resistor baik, jika jarum penunjuk tidak bergerak
berarti resistor rusak.
6. Menguji Kondensator Elco
Sebelum dipasan pada rangkaian kapasitor harus diuji dahulu keadaannya atau
ketika membeli di toko anda harus memastikan bahwa elco tersebut dalam keadaan
baik. Cara mengujinya adalah sebagai berikut :
Putar saklar pemilih pada posisi ohmmeter.
Perhatikan tanda negatif atau positif yang ada pada badan elco dan lurus pada
salah satu kaki.
Tempelkan probe negatif pada kaki positif (+) dan probe positif pada kaki
negatif (-). Perhatikan gerakan jarum penunjuk.
Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri berarti kondensator
elco baik.
Jika jarum bergerak ke kanan kemudian kembali ke kiri namun tidak penuh
berarti kondensator elco agak rusak.
Jika jarum bergerak ke kanan kemudian tidak kembali ke kiri (berhenti) berarti
kondensator bocor.
Jika jarum tak bergerak sama sekali berarti kondensator elco putus.
7. Menguji Dioda
Putar saklar pemilih pada posisi ohmmeter.
Tempelkan probe positif pada kutub katoda dan tempelkan probe negatif pada
kutub anoda. Perhatikan jarum penunjuk, jika bergerak berarti dioda baik
sedangkan jika diam berarti putus.
Selanjutnya dibalik, tempelkan probe negatif pada kutub katoda dan tempelkan
probe positif pada kutub anoda. Perhatikan jarum penunjuk, jika jarum diam
berarti dioda baik sedangkan jika bergerak berarti putus.
Menggunakan Osiloskop
Hidupkan osiloskop.
Atur fokus dan tingkat kecerahan gambar pada osiloskop.
Pasang kabel pengukur pada osiloskop (bisa pada chanel X atau Y).
Atur COUPLING pada posisi AC.
Tempelkan kabel pengukur negatif/ground (berwarna hitam) pada ground yang
terdapat di osiloskop.
Tempelkan kabel pengukur positif (biasanya berwarna merah) pada tempat untuk
mengkalibrasi yang ada pada osiloskop.
Putar saklar pemilih Variabel VOLT/DIV pada 0,5 V.
Putar saklar pemilih Variabel SWEEP TIME/DIV pada 0,5 ms.
Aturlah agar gelombang kotak yang muncul di monitor sama dengan garis-garis
kotak yang ada pada layer monitor osiloskop denga menggerak-gerakkan tombol
merah atau kuning yang ada pada saklar pemilih variabel VOLT/DIV dan SWEEP
TIME/DIV sehingga gelombang kotak yang ada sebesar 0,5 Vp-p.
Menggunakan Sinyal Generator
Sebuah sumber tegangan DC yang ideal dapat menghasilkan tegangan beban yang
tetap/konstan. Contohnya adalah batere ideal, dimana hambatan dalamnya nol. Namun,
sumber tegangan ideal adalah sebatas teori, tidak dapat diwujudkan. Karena bila
hambatan beban mendekati nol, arus beban akan mendekati tak hingga. Tak ada sumber
tegangan riil yang dapat menghasilkan arus tak hingga, karena sumber tegangan riil
masih memiliki hambatan dalam. Pendekatan kedua terhadap sumber tegangan,
memperhitungkan hambatan dalam ini.
V V
I jika R = 0 maka I I = tak berhingga
R 0
Belum ada sumber tegangan riil yang dapat menghasilkan arus tak berhingga,
karena sumber tegangan riil pasti memiliki hambatan dalam.
Dimana : IL = arus beban ; VTh = tegangan Thevenin ; RTh = hambatan Thevenin dan
RL = hambatan beban.
C. PERALATAN
1. Multimeter
2. Osiloskop
3. Signal Generator
4. Protoboard
5. Transistor
6. Kapasitor Elektrolit
7. Resistor
8. Dioda
9. Kawat Penghubung
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Mengukur arus dan tegangan pada rangkaian
a. Menyusun rangkaian pada Gambar 1.2 di bawah ini.
Gambar 1.3
2. Percobaan Thevenin
a. Menyusun rangkaian pada Gambar 1.3.
Gambar 1.4
E. TUGAS PENDAHULUAN
1. Perhatikan Gambar 1.2. Dengan menggunakan analisis teori rangkaian, lengkapi
tabel berikut ini! Sertakan pula penurunannya!
VA = EBatere Tegangan Lutut (VKnee) =
0,7 V VB = VA - VKnee
VC = 0 (ground)
VAB = VA - VB = VA (VA - VKnee)
VAB= VKnee
VBC = VB - VC = VA - VKnee
VAC = VA - VC = VA
VB VB
R R
IR1 = 1 , I R2 = 2 IAB = IR1 + IR2
Vpeak Vpp
VRMS = = O,707 Vpeak Vpeak =
2 2
0.48 0,387
4 VDC 4 3,514 0 3,514 4 0,351 m 0,035 m
6 m
0,50 0,604
6 VDC 6 5,491 0 5,491 6 0,549 m 0.055 m
9 m
0,53 1,043
10 VDC 10 9,462 0 9,462 10 0,946 m 0,095 m
8 m
0,54 1,259
12 VDC 12 11,453 0 11,453 12 1,145 m 0.115 m
7 m
RP1 = VS1 =
RS1 = R1 + R2 + R3 VRp1 = IT
VR 4
RS = Hambatan seri ,VRp = Tegangan pada
hambatan pararel , Vs = Tegangan seri RP1 =
VS 1 VR 4 VRp1
VS1 VR 4 I1 = I2 = I3 = RS1
I1 R1
RS2 = R7 + R8 + R9 V1 =
VS 2 VR10
I 2 R2
RP2 = VS 2 VR10 V2 =
I 3 R3
RS3 = R5 + R6 + RP2 V3 =
VS 3 VR11
RP3 = VS 3 VR11 V4 = VRp1
RP 3
RT = RP1 + RP3 + R12 V11 = VS3 = IT
V VRp 3
IT = RT IRp2 = I5 = I6 = RS 3
R12 I 5 R5 I 6 R6
V12 = IT V5 = , V6 =
VRp2 = IRp2
RP 2 V10 = VRp2
V1
I7 = I8 = I9 = R1
V7 =
I 7 R7 , V8 =
I 8 R8 ,V = I 9 R9
9
V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7
I1 = R1 , I2 = R2 , I3 = R3 , I4 = R4 , I5 = R5 , I6 = R6 , I7 = R7
Tegangan (V)
4 0,24 0,24 0,2 0,7 0,6 0,6 0,3 0,3 0,3 0,9 1,0 0,98
VDC 5 5 45 35 53 53 27 27 27 8 61
6 0,36 0,36 0,3 1,1 0,9 0.9 0,4 0,4 0,4 1,4 1,5 1,49
VDC 7 7 67 02 8 8 9 9 9 69 92 6
10 0,61 0,61 0,6 1,8 1,6 1,6 0,8 0,8 0,8 2,4 2,6 2,44
VDC 2 2 12 37 33 33 16 16 16 49 53 9
12 0,73 0,73 0,7 2,2 1,9 1,9 0,9 0,9 0,9 2,9 3,1 2,93
VDC 5 5 35 04 59 59 8 8 8 39 83 9
Arus (A)
F. SIMULASI RANGKAIAN
1. Mengukur arus dan tegangan pada rangkaian
a. E sebesar 4 VDC
Tegangan
Kuat Arus
b. E sebesar 6 VDC
Tegangan
Kuat Arus
c. E sebesar 10 VDC
Tegangan
Kuat Arus
d. E sebesar 12 VDC
Tegangan
Kuat Arus
e. E sebesar 6 Vpp AC
Tegangan
KuatA
rus
f. E sebesar 12 Vpp AC
Tegangan
Kuat Arus
2. Percobaan Thevenin
a. Tegangan
E sebesar 4 VDC
E sebesar 6 VDC
E sebesar 10 VDC
E sebesar 12 VDC
Kuat Arus
E sebesar 4 VDC
E sebesar 6 VDC
E sebesar 10 VDC
E sebesar 12 VDC
G. Tugas Akhir
1. Bandingkan hasil yang diperoleh dari eksperimen dengan yang telah diperoleh
sebelumnya di tugas pendahuluan?
a. Mengukur arus dan tegangan pada rankaian 1.2
Pada Multisim
TEGANGAN (V) KUAT ARUS (A)
Ebatere
VA VB VC VAB VBC VAC IAB IR1 IR2
0.48 0,387
4 VDC 4 3,514 0 3,514 4 0,351 m 0,035 m
6 m
0,50 0,604
6 VDC 6 5,491 0 5,491 6 0,549 m 0.055 m
9 m
0,53 1,043
10 VDC 10 9,462 0 9,462 10 0,946 m 0,095 m
8 m
0,54 1,259
12 VDC 12 11,453 0 11,453 12 1,145 m 0.115 m
7 m
Pada eksperimen
TEGANGAN (V) KUAT ARUS (A)
Ebatere
VA VB VC VAB VBC VAC IAB IR1 IR2
0.275
4 VDC 4 3,39 0 0.9 3.399 4 0.025 m 0.255 m
m
12 Vpp 4.2
2 0 3.68 1,76 4,08
AC 4
b. Mengukur arus dan tegangan pada rangkaian 1.3
Hasil pada Multisim
Tegangan (V)
4 0,24 0,24 0,2 0,7 0,6 0,6 0,3 0,3 0,3 0,9 1,0 0,98
VDC 5 5 45 35 53 53 27 27 27 8 61
6 0,36 0,36 0,3 1,1 0,9 0.9 0,4 0,4 0,4 1,4 1,5 1,49
VDC 7 7 67 02 8 8 9 9 9 69 92 6
10 0,61 0,61 0,6 1,8 1,6 1,6 0,8 0,8 0,8 2,4 2,6 2,44
VDC 2 2 12 37 33 33 16 16 16 49 53 9
12 0,73 0,73 0,7 2,2 1,9 1,9 0,9 0,9 0,9 2,9 3,1 2,93
VDC 5 5 35 04 59 59 8 8 8 39 83 9
Arus (A)
Pada Eksperimen
Tegangan (V)
6 0,33 0.33 0.3 1.1 0.3 0.3 0.3 0.0 0.0 0.2 1.1 1.6
VDC 3 67 67 67 3 33 33 67 67
10 0.63 0.63 0.6 2.8 0.6 0.6 0.1 0.1 0.1 0.5 2.8 3.8
VDC 3 3 33 67 67
12 0,73 0.73 0.7 2.4 0.8 0.8 0.1 0.5 0.1 0.6 2.3 4.5
VDC 3 33 5 5
Arus (A)
b. Percobaan ke 2
Dengan membandingkan hasil percobaan di laboratorium dan multisim, pada
percobaan ini praktikan cukup banyak menemui data yang berbeda dengan
multisim. Hal ini bias terjadi oleh beberapa factor diantaranya kurang
tepatnya praktikan mengukur arus maupun tegangan pada rangkaian
percobaan ke dua (saat mengukur probe negative maupun positif menyentuh
kaki resistor lain), kurang cermatnya praktikan dalam membaca hasil
multimeter, serta kemungkinan beda toleransi resistor yang berbeda antara
multisim dan laboratorium.
c. Kesimpulan Akhir
Hasil Praktikum dengan hasil simulasi multisim tidak
begitu berbeda, perbedaan data terjadi karena pada
multisim semua factor di anggap ideal
Apabila dioda dipasang bias mundur, maka tidak ada arus
yang mengalir
Tegangan dioda pada eksperimen hanya mendekati 0.7 V
Analisis Percobaan
Pada eksperimen ini kita melakukan dua percobaan, yaitu mengukur arus dan
tegangan pada percobaan pertama dan rangkaian Thevenin pada percobaan kedua.
Komponen yang diuji yaitu komponen resistor dan dioda Tujuan dari eksperimen ini
adalah untuk pengenalan alat ukur elektronika, yaitu multimeter dan osiloskop dan juga
untuk menguji kondisi komponen elektronik.
Pada percobaan pertama, praktikan mengambil nilai tegangan dan arus pada titik-titik
yang telah ditentukan dengan menggunakan multimeter. Pada tugas pendahuluan yang
menggunakan teori analisis rangkaian dengan hasil eksperimen untuk percobaan 1
terdapat adanya perbedaan pada hasilnya yaitu pada tegangan yang terdapat pada dioda.
Dari hasil eksperimen diketahui bahwa pada dioda terdapat hambatan yang disebut
hambatan bulk dan akibatnya perhitungan menurut analisis teori rangkaian pada tugas
pendahuluan dengan hasil pada eksperimen sangat berbeda yaitu pada tugas
pendahuluan 0,7 V sedangkan dari hasil eksperimen mendapatkan voltase < 0,7 V.
Perbedaan hasil ini disebabkan oleh adanya hambatan bulk tersebut. Jika hambatan bulk
juga diperhitungkan pada dalam teori analsis rangkaian maka hasilnya akan berbeda dan
berarti menggunakan pendekatan ketiga sedangkan seharusnya pada rangkaian ini
menggunakan pendekatan kedua. Penyebab perbedaan data juga disebabkan oleh jenis
dioda yang digunakan pada rangkaian. Dioda yang digunakan dalam teori analisis
rangkaian dianggap sebagai dioda ideal sehingga menggunakan tegangan lutut / V knee
(0,7 V) sementara yang digunakan pada eksperimen adalah dioda jenis 1N4001 yang
mempunyai hambatan bulk sebesar 0,23 V. Dan pada data eksperimen ditemukan
persamaan data pada arus yang melalui dioda yang seharusnya jika dihitung dengan
teori analisis rangkaian teganangan melalui dioda berbeda beda disetiap penggantian
tegangan sumber. Ini dapat disebabkan oleh kesalahan pembacaan multimeter karena
arus yang melalui dioda memang sangat kecil.
Pada percobaan kedua, yaitu rangkaian thevenin praktikan mengambil nilai voltase
pada tiap-tiap resistor dan nilai arus pada R2, R4, R6, R8, R10, R11, dan R12. Pada
pengukuran tegangan di setiap titik dengan variasi besar sumber tegangan terlihat
bahwa data hasil pengukuran dengan teori analisis rangkaian berbeda cukup jauh
dengan hasil pengukuran dengan eksperimen. Terdapat sedikit perbedaan pada nilai
voltase disebabkan karena skala multimeter yang tidak dapat dibaca dengan baik. Arus
yang melewati resistor akan dipengaruhi oleh toleransi yang dipunyai oleh resistor yang
dipakai sehingga hasil dari eksperimen agak berbeda dengan hasil dari analisis teori
rangkaian.
Referensi
Malvino, Albert. 1999. Electronics Principle 7th edition. Tata Mc Graw-Hill Publishing
Company Limited.