Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Tumor kulit adalah suatu benjolan yang dapat terbentuk dari berbagai jenis
sel-sel dalam kulit (sel-sel epidermis, melanosit). Tumor-tumor ini dapat
merupakan tumor jinak atau tumor ganas, dapat terletak dalam epidermis atau
menembus kedalam dermis dan jaringan subkutan.
Anatomi Kulit
1
1.2.1 Anatomi Kulit
Lapisan kulit mulai dari terluar terdiri dari:
a. Epidermis
1) Stratum korneum. Merupakan Lapisan sel tenduk (keratinasi), gepeng,
kering, dan tidak berinti, merupakan lapisan kulit mati, yang dapat
mengelupas dan digantikan oleh sel-sel baru.
2) Stratum lusidum. Terdiri atas lapis sel yang sangat gepeng dan bening.
Membran yang membatasi sel-sel tersebut sulit terlihat sehingga
lapisannya secara keseluruhan seperti kesatuan yang bening.
3) Stratum granulosum. Terdiri atas 2-3 lapis sel poligonal yang agak
gepeng dengan inti di tengah dan sitoplasmanya berisi butiran(granula)
keratohialin atau gabungan keratin dengan hialin. Lapisan ini
menghalangi masuknya benda asing, kuman, dan bahan kimia masuk
kedalam tubuh.
4) Stratum spinosum. Terdiri atas lapisan sel berbentuk kubus dan
poligonal, inti terdapat di tengah dan sitoplasmanya berisi berkas-berkas
serat yang terpaut pada desmosom (jembatan sel). Lapisan ini untuk
menahan gesekan dan tekanan dari luar, tebal dan terdapat di daerah
tubuh yang banyak bersentuhan atau menahan beban dan tekanan.
5) Stratum basale. Inti bagian basal lapis taju mengandung kolestrol dan
asam-asam amino. Stratum malpighi lapisan terdalam dari epdermis yang
berbatasan dengan dermis di bawahnya dan terdiri atas selapis sel
berbentuk kubus (batang).
b. Dermis
Merupakan lapisan kedua dari kulit, batas dengan epidermis dilapisi
oleh membran basalis dan di sebelah bawah berbatasan dengan sub kutis.
Batas dermis sukar ditentukan karena menyatu dengan lapisan subkutis
(hipodermis), ketebelannya antara 0,5-3 mm dan dibentuk dari komponen
jaringan pengikat.
Dermis bersifat ulet dan elastis yang berguna untuk melindungi bagian
yang lebih dalam. Derivat dermis terdiri atas bulu, kelenjar minyak, kalenjar
lendir, dan kelenjar keringat
bat epi
ang
kele der
ram sa
njar mis
but
seb dera
aka f
rkele
ase
r
folik minjar
a
ram
el skeri
su
but
ramv bknga
ar
t
e
but utite
n
Gambar lapisan kulit s ri
a
Sumber: Brunner &
Suddarth, 2010
Lapisan Dermis terdiri dari:
1) Lapisan papilla. Mengandung lapisan pengikat longgar yang
membentuk lapisan bunga karang disebut lapisan stratumspongeosum.
Lapisan papila terdiri atas serat kolagen halus, elastin dan retikulin yang
tesusun membentuk jaringan halus yang terdapat di bawah epidermis dan
memegang peranan penting dalam peremajaan dan penggandaan unsur-
unsur kulit serta terdapat ujung-ujung saraf perasa.
2) Lapisan retikulosa. Lapisan retikulosa mengandung jaringan pengikat
rapat dan serat kolagen. Sebagian besar lapisan ini tersusun
bergelombang dan banyak serat elastin. Lapisan ini terdiri atas anyaman
jaringan ikat yang lebih tebal dan di dalamnya ditemukan sel-sel fibrosa,
sel histiosit, pembuluh darah, pembuluh getah bening, saraf, kandung
rambut kelenjar sebasea, kelenjar keringat, sel lemak, dan kelenjar otot
penegak rambu.
Kelenjar. Pada kulit terdapat dua macam kelenjar yaitu kelenjar minyak
(sebasea) dan kelenjar keringat.
1) Kelenjar Minyak. Saluran kelenjar minyak biasanya bermuara pada
bagian atas folikel rambut, tetapi pada beberapa terbuka langsung ke
permukaan kulit, seperti pada glans penis, glans klitoris, dan bibir.
Sekresi disebut sebum, berfungsi sebagai pelumas yang memelihara kulit
tetap halus, serta rambut tetap kuat.
2) Kelenjar Keringat. Merupakan kelenjar eksokrin yang ekskresinya
dikeluarkan melalui pori yang tersebar luas di seluruh permukaan kulit.
Kelenjar keringat terdiri dari ekrin dan apokrin. Kelenjar ekrin tersebar
di seluruh permukaan tubuh memproduksi keringat jernih yang terutama
mengandung air, NaCl, dan urea. Kelenjar apokrin dijumpai pada ketiak
dan daerah genital. Di samping mensekresikan air, NaCl, dan urea,
kelenjar ini juga mensekresikan zat dari bahan dasar protein bersusu yang
merupakan medium ideal untuk mikroorganisme yang berada dalam
kulit.
b. Fungsi Rambut
1) Sebagai pelindung, pada muara lubang telinga atau hidung terhadap
benda-benda yang masuk serta melindungi kulit terhadap sinar ultraviolet
dan panas.
2) Mengatur suhu, pengaturan panas dengan cara bulu badan menyimpan
panas.
3) Membantu penguapan keringat.
4) Pengaturan emosi, apabila mengalami ketakutan bulu tengkuk berdiri.
5) Sebagai alat perasa, rambut memperbesar rangsangan sentuhan terhadap
kulit.
c. Kuku
1) Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang lembut dan penuh
urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh.
2) Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi melindungi dari kotoran.
3) Menunjukkan gejala penyakit pada tubuh.
d. Kelenjar
1) Kelenjar Minyak. Sebum berfungsi sebagai pelumas yang memelihara
kulit tetap halus, serta rambut tetap kuat. Kelenjar minyak menjadi sangat
aktif selama pubertas sehingga kulit cenderung berminyak selama
periode ini. Sering sebum mengumpul pada suatu tempat, mengering, dan
kadang mengandung bakteri, membentuk gangguan kulit yang disebut
blackheads. Kadang-kadang kelenjar minyak mengalami infeksi aktif
membentuk jerawat.
2) Kelenjar Keringat. Kelenjar keringat melepaskan keringat sebgai reaksi
peningkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh, dikendalkan oleh saraf
simpatik. Pengeluaran keringat pada tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai
reaksi tubuh terhadap setress, nyeri dan lain-lain.
a. Definisi
Tumor jinak tidak menyerang jaringan yang berdekatan dan tidak
menyebarkan benih (metastasis), tetapi dapat tumbuh secara lokal menjadi
besar.
Tumor Kulit Jinak merupakan manifestasi dari kekacauan pertumbuhan
kulit yang bersifat kongenital atau akuisita, tanpa tendensi invasif dan
metastasis, dapat berasal dari vaskuler dan non vaskuler (Putra,
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3410/1/08E00609.pdf, 2008).
b. Etiologi
Penyebab pasti dari tumor belum diketahui, namun beberapa hal berikut
diduga sebagai penyebab dan faktor resiko kejadian tumor jinak pada kulit,
yaitu:
1) Paparan sinar matahari, misalnya Keratoakantoma.
2) Usia, beberapa tumor jinak kulit insidennya banyak mengenai usia
tertentu.
3) Kongenital, misalnya Nevus Pigmentosus,
4) Genetik, misalnya Keratosis Seboroik, Kista Trikilemal.
5) Virus (Human Papiloma Virus), misalnya Veruka Vulgaris.
6) Obesitas, misalnya Skin Tag.
7) Kehamilan, misalnya Skin Tag.
8) Inflamasi, misalnya Kista Epidermal.
9) Kelainan perkembangan, misalnya Limfangioma.
WOC
Paparan sinar
matahari ,
kongenital,
Mutasi Aktivasi
genetic, obesitas ,
DNA onkogen
virus, Inflamasi ,
kelainan Menekan
Muncul sel
perkembangan gen tumor
tumor
supresor
Perubaha MK:
MK: Prosedur
n pada Gangguan
Ansietas operatif
kulit body image
Pre Post
operatif operatif
Luka
operasi
MK:
MK: Port de MK:
Kerusakan
Nyeri entry Resiko
integritas
Akut kuman infeksi
kulit
d. Pemeriksaan Diagnostik
1) Pemeriksaan fisik.
2) Histopatologi.
Diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan keganasan, karena
beberapa tumor jinak kulit merupakan tumor prakanker.
e. Penatalaksanaan
Beberapa Tumor Jinak Kulit tidak perlu diobati, kecuali untuk alasan
kosmetik. Tumor yang dicurigai prakanker perlu di eksisi untuk kemudian
dilakukan pemeriksaan histologi untuk menganalisa sel tumor.
Nevus
Nevus Displastik
Pigmentosus
Sumber: Essential of
Pathophysiology
Nevus didapat muncul antara usia kanak-kanak hingga 25 tahun.
Lesi menjadi datar sejalan dengan usia dan menghilang pada usia lanjut
(Price, 2006).
Nevus jarang dieksisi kecuali jika mengalami iritasi, berdarah,
tumbuh dengan cepat atau mengalami perubahan dalam penampilannya.
2) Kista
Kista adalah rongga yang dilapisi epitelium, berisi cairan atau
material padat (Smeltzer, 2010). Lesi berupa nodul bentuk kubah dengan
diameter bercariasi, permukaan licin, mudah digerakkan dari dasarnya,
pertumbuhan lambat dan asimtomatis.
Kista yang paling sering adalah Kista Epidermal (kista epitelial,
kista keratin), berasal dari proliferasi sel-sel epidermis dan berkeratin.
Biasanya ditemukan pada daerah yang banyak mengandung kelenjar
sebasea, seperti wajah, leher, punggung dan kulit kepala. Disebabkan
oleh inflamasi di sekitar folikel sebasea. Tindakan pengobatan dengan
eksisi.
Bentuk lain yaitu Kista Trikilemal, berasal dari selubung luar akar
rambut yang mengelilingi bagian bawah folikel rambut. Milium
merupakan kista keratin subepidermal, predileksi pada wajah terutama
periorbita. Kista Dermoid, dindingnya dibatasi oleh epitel skuamosa
berlapis dan berisi apendiks kulit (Putra,
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3410/1/08E00609.pdf, 2008).
Kista Epidermoid
3) Siringoma
Siringoma adalah tumor jinak adenoma duktus kelenjar ekrin intra
epidermis. Kadang kadang ditemui kista duktus yang didalam laminanya
dipenuhi keratin dan dibatasi dengan sel-sel yang mengandung granula
keratohialin. Penyebab pasti belum diketahui tetapi berhubungan dengan
genetik dan paparan sinar matahari serta produksi kelenjar ekrin yang
berlebihan. Bentuk klinis tersering adalah Siringoma Periorbita, lebih
banyak dijumpai pada wanita.
Gambaran klinis lesi ialah papul-papul datar lunak atau padat
lunak, diameter 1-2 mm, warna biasanya seperti kulit (skin colored) atau
kekuningan, merah muda sampai cokelat. Predileksi daerah kelopak
mata, leher, dada, abdomen atau jari-jari tangan serta genital.
Penatalaksanaan pilihan adalah dengan kuretase, elektrodesikasi
dan laser.
Gambar: Siringoma
Sumber: eScholarship.org
4) Veruka
Veruka atau kutil adalah tumor jinak pada kulit yang disebabkan
virus Papiloma (HPV). Tumor ini dapat mengenai segala umur, tapi yang
tersering usia 12 sampai 16 tahun. Tempat predileksi ummnya
ekstremitas bagian ekstensor. Pada awal ukurannya sebesar pentol jarim
dengan ermukaan halus dan mengkilat. Dalam beberapa waktu membesar
dan permukaannya menjadi kasar, berwarna abu-abu kecokelatan atau
kehitaman. Kadang beberapa lesi berganung menjadi satu membentuk
plak verikosa.
Gambar: Veruka Vulgaris
Sumber: Medicastore.com
Penatalaksanaan dengan laser terapi, cairan nitrogen, plester
salisilik asid, atau elektrodesikasi. Banyak tipe dari Veruka. Kutil yang
mengenai daerah genital dan perianal dikenal dengan Kondiloma
Akuminata. Bila mengenai servik uteri merupakan predisposisi terjadinya
kanker servik (Smeltzer, 2010).
5) Keratosis Seboroik
Keratosis Seboroik adalah tumor jinak yang berasal dari sel basal
kecil yang terlokalisasi pada epitel dermis. Penyebab dari tumor jinak ini
tidak diketahui.
Pasien yang lebih tua dapat mengalami keratosis seboroik multipel
di seluruh tubuh, wajah dan ekstremitas atas.
Keratosis seboroik bermanifestasi sebagai neoplasma mirip kutil,
berwarna cokelat, seperti dilekatkan pada permukaan epidermis. Tempat
predileksi yaitu kepala, leher, punggung tangan, lengan bagian depan dan
badan.
6) Keratosis Aktinik
Keratosis Aktinik adalah lesi prakanker yang muncul pada kulit
yang terpajan sinar matahari secara kronik.
Lesi ini disebabkan oleh pajanan kronik sinar matahari, terutama
pada pasien berusia lanjut. Keratosis aktinik biasanya timbul pada
permukaan kulit yang terkena sinar matahari seperti wajah, leher, kulit
kepala dan ekstremitas. Daerah yang terserang tampak seperti lesi
eritematosa, bersisik dan dengan permukaan yang kasar.
Neoplasma prakanker ini dapat berubah menjadi karsinoma sel
skuamosa dan harus diobati.
Keraatosis
Sumber: Andrews
Aktinik
Desease of the skin
7) Keratoakantoma
Keratoakantoma adalah suatu tumor jinak kulit yang berasal dari
sel skuamosa. Penyebab belum diketahui pasti, namun tempat predileksi
hampir selalu pada kulit yang terpapar sinar matahari.
Tumor tumbuh dengan cepat dalam waktu beberapa bulan dan
biasanya timbul pada orang tua yang berkulit terang. Tumor berbentuk
kubah dengan bagian tengahnya berbentuk kawah atau mengalami
ulserasi. Tumor ini dapat mengalami involusi spontan.
Keratoakant Keratoakantoma
oma Centriugum Marginatum
Sumber: Dermatology at a
glance
Andrews Desease of
the Skin
Adalah sangat beralasan jika sementara waktu menunggu
perkembangannya dulu bila lesi yang didapatkan sangat khas, khususnya
bila pasien sudah berusia lanjut dan lemah. Namun bila terdapat keraguan
dalam mendiagnosa keratoakantoma, maka lebih baik tumor diangkat dan
dikirim untuk pemeriksaan histologi (Brown & Burns, 2002).
8) Dermatofibroma
Dermatofibroma adalah nodul yang terbentuk dari proliferasi
fibroblast pada dermis. Penyebab belum diketahui pasti.
Manifestasi berupa nodul cokelat yang biasanya ditemukan pada
kaki, tubuh dan lengan, pada palpasi konsistensinya keras seperti
kancing.
Gambar: Dermatofibroma
Sumber: 1.drkenlandow.com
2. Dermatology
at a Glance
9) Akrokordon
Merupakan skin tag atau tanda pada kulit. Kebanyakan orang
mempunyai lesi-lesi kecil bertangkai disekitar daerah leher dan aksila.
Penyebab tidak diketahui pasti. Makin bertambahnya usia dan obesitas
merupakan faktor predisposisi. Kebanyakan orang mempunyai lesi-lesi
kecil bertangkai disekitar daerah leher dan aksila. Tumor ini mudah
diangkat dengan kauterisasi.
Akrokordon (Skin
tags)Dermatology at a
Sumber:
glance
10) Keloid
Keloid adalah tumor jinak yang terjadi karena pembentukan
jaringan parut abnormal setelah trauma dan ada kecendrungan genetik.
Pada awalnya sudah dapat dilihat serat kolagen di jaringan
granulasi atau bentuk nodul bertambah ukurannya dan akhirnya menipis.
Selain dilapisan dermis itu juga terlihat adanya hialinisasi serat kolagen
yang tersusun melingkar dan dibagian tengahnya terisi lebih tebal ini
yang membedakannya dengan skar hipertrofi. Sel mast dan sel plasma
tampak lebih banyak dan melepaskan histaminnya, hal ini yang
menyebabkan keloid kadang terasa gatal. Sel mast mengalami
degranulasi dan terletak tepat di miofibroblast. Serat kolagen biasanya
tampak padat dan homogen.
Lesi berupa papul, nodul, tumor dari kenyal sampai keras, tidak
teratur, berbatas tegas, menebal, padat, berwarna coklat, merah muda dan
merah. Lesi yang masih awal biasanya kenyal, permukaannya licin,
kadang dikelilingi halo eritematosa dan mungkin juga terdapat
teleangiektasis, lesi dapat disertai rasa gatal dan sakit. Sedangkan pada
lesi yang lanjut biasanya sudah mengeras, hiperpigmentasi, dan
asimptomatik.
Gambar: Keloid
Sumber: 1.
Wikipedia.com
2. rebrn.com
Gambar: Granuloma
Piogenik
Sumber:
www.dermanet.com
Tumor Kulit Jinak
Jenis Tumor Definisi Eiologi Manifestasi Klinis Penatalaksanaan
Nevus Nevus didapat Penyebab pasti belum Lesi cokelat, Dieksisi bila
Pigmentosus karena proliferasi diketahui cokelat tua, cokelat mengalami perubahan
melanosit pada muda atau biru yang bentuk atau alasan
dermis atau timbul atau datar kosmetik
epidermis pada permukaan
kulit.
Kista Rongga yang dilapisi Inflamasi folikel Lesi berupa nodul Eksisi
epitelium, berisi sebasea bentuk kubah
cairan atau material
padat
Siringoma Tumor jinak Berhubungan dengan Papul datar lunak Kuretase,
adenoma duktus genetik, paparan atau padat lunak, elektrodesikasi dan
kelenjar ekrin sinar matahari dan diameter 1-2 mm laser.
produksi kelenjar
ekrin berlebihan
Veruka Tumor jinak pada Human Papiloma Pada awal Laser terapi, cairan
kulit yang dikenal Virus ukurannya sebesar nitrogen, plester
dengan kutil salisilik asid, atau
pentol jarum,
elektrodesikasi.
permukaan halus
dan mengkilat.
Jenis Tumor Definisi Eiologi Manifestasi Klinis Penatalaksanaan
Setelah membesar
permukaannya
kasar, berwarna
abu-abu
kecokelatan atau
kehitaman, kadang
bentuk plak
verikosa.
Keratosis Tumor kulit yang Tidak diketahui Neoplasma mirip Untuk alasan
Seboroik berasal dari sel basal kutil, berwarna kosmetik, diagnostik
kecil, terlokalisasi cokelat, seperti atau berpotensi
pada epitel dermis dilekatkan pada keganasan, dengan
permukaan tindakan krioterapi,
epidermis, kauterisasi, eksisi.
predileksi yaitu
kepala, leher,
punggung tangan,
lengan bagian depan
dan badan.
Jenis Tumor Definisi Eiologi Manifestasi Klinis Penatalaksanaan
Keratosis Lesi prakanker pada Pajanan kronik sinar Lesi eritematosa, Menghindari pajanan
Aktinik kulit matahari, terutama bersisik dengan sinar matahari,
pada usia lanjut permukaan yang krioterapi dan kuretase
kasar.
Keratoakantom Tumumor junak kulit Belum diketahui Berbentuk kubah Tumor dapat
a yang berasal dari sel pasti, namun tempat dengan bagian berinvolusi sendiri.
skuamosa predileksi hampir tengahnya Bila terdapat keraguan
selalu pada kulit yang berbentuk kawah maka dieksisi dan
terpapar sinar atau mengalami dilakukan pemeriksaan
matahari. ulserasi histologi
Dermatofibroma Nodul yang Belum diketahui Nodul cokelat yang Dieksisi untuk alasan
terbentuk dari biasanya ditemukan kosmetik dan
proliferasi fibroblast pada kaki, tubuh diagnostik
pada dermis dan lengan, pada
palpasi
konsistensinya
keras seperti
kancing
Jenis Tumor Definisi Eiologi Manifestasi Klinis Penatalaksanaan
Akrokordon Merupakan skin tag Penyebab tidak Lesi-lesi kecil Mudah diangkat denga
atau tanda pada kulit diketahui pasti. bertangkai disekitar kauterisasi
Faktor predisposisi daerah leher dan
yaitu bertambahnya aksila.
usia dan obesitas
Keloid Tumor jinak yang Ada kecenderungan Pada keaadaan Eksisi, injeksi
terjadi karena genetik lanjut kortikosteroid
pembentukan hiperpigmentasi,
jaringan parut mengeras dan
abnormal setelah asimtomatik
trauma.
b. Etiologi
Penyebab pasti masih belum diketahui dengan jelas, tetapi terdapat beberapa
faktor resiko antara lain (Smeltzer, 2010):
Usia.
Genetik.
Ras kulit putih.
Kulit yang mudah mengalami luka bakar akibat sinar matahari.
Paparan sinar ultraviolet matahari dengan kumulatif tinggi.
Paparan karsinogen.
Imunosupresi kronis.
Kondisi bekas luka kronis.
c. Patofisiologi
Secara umum, keganasan belum diketahui secara jelas penyebabnya.
Kanker kulit umumnya terjadi pada ras kulit putih. Kasus terbanyak adalah
kanker kulit nonmelanoma, yaitu Karsinoma Sel Basal (KSB) dan Karsinoma
Sel Skuamosa (KSS) yang lebih rendah resiko kematiannya. Meskipun
menempati urutan paling kecil dalam kasus kejadiannya, Melanoma Maligna
cukup mematikan.
Faktor paparan sinar matahari belum diketahui dengan jelas
pengaruhnya terhadap proses terjadinya keganasan pada kulit, namun
kumulasi dan pola paparan sinar matahari tersebut kuat hubungannya dengan
insiden kanker kulit.
KSB dan KSS selalu berhubungan dengan total kumulatif paparan sinar
UV, sehingga biasanya muncul pada daerah terbuka pada bagian tubuh seperti
wajah dan lengan. Melanoma paling sering muncul pada bagian tubuh yang
terpapar secara intermiten, seperti punggung pada pria dan tungkai bawah
pada wanita. Hal ini biasanya terjadi pada pekerja di dalam gedung yang
terpapar sinar matahari pada akhir pekan dan liburan. Riwayat paparan sinar
matahari yang banyak pada masa kecil merupakan faktor penting pada
kejadian melanoma, khususnya kulit yang mudah terbakar matahari.
d. WOC
Faktor
Faktor resiko
resiko ekstrinsik;
intrinsik; paparan
berkulit sinar
terang, matahari
genetikMutasi DNA kronik/inter
sel
basal/keratinosit/mmiten
elanosit
Kegagal Inaktivas
Onkoge Protoonk an gen i anti
n ogen DNA onkogen
Karsino repair (tp53)
Karsino Melano
ma Sel
ma Sel ma
Skuamo
Basal maligna
sa
Menginva
si Kemoter Prognosa
Operatif buruk
jaringan api
MK:
kulit Efek MK:
Kerusaka Pre Post
samping Kecemasa
n Operatif Operatif
n akan
integritas Rambut Luka
MK: MK: kematian
kulit rontok operatif
Gangguan Ansietas
citra Pintu
MK: MK: MK:
tubuh
MK: masuk
Mual Nyeri Resiko
Nyeri akut kuman infeksi
Kronik
e. Diagnostik
1) Pemeriksaan Fisik
a) Pengkajian ABCD pada nevus (Smeltzer, 2010):
A = Asymmetry
Lesi tidak muncul simetris pada kedua sisi. Lesi tidak teratur
pada permukaan dan topografinya baik bila dilihat ataupun
diraba. Perubahan pada permukaannya mungkin dari halus
hingga bersisik. Beberapa melanoma yang noduar mempunyai
permukaan yang halus.
B = Irregular Border
Sudut yang berlekuk atau beberapa takik nampak pada batas
pinggir lesi. Batas pinggir kabur atau tak jelas seperti gambar
yang digosok dengan penghapus.
C = Variegated Color
Nevus normal biasanya berwarna seragam dari terang sampai
cokelat. Warna yang lebih gelap menandakan melanosit sudah
berpenetrasi ke lapisan dermis yang lebih dalam. Warna
mengindikasikan ada keganasan bila ditemukan kombinasi
dalam satu lesi dengan corak merah, putih atau biru. Corak putih
pada lesi berpigmen patut dicurigai.
D = Diameter
Diameter melebihi 6 mm perlu lebih dicurigai meskipun temuan
tanpa tanda-tanda lain ini tidak signifikan.
Setiap lesi yang berpigmen, baik yang baru muncul atau yang sudah
ada sebelumnya, yang memenuhi tiga atau lebih dari ketujuh kriteria
diatas dan terutama salah satu dari tiga yang pertama, harus
ditangani sebagai lesi yang sangan dicurigai.
2) Pemeriksaan Diagnostik
Biopsi.
Rontgen dada.
Pemeriksaan darah lengkap.
Tes fungsi liver.
CT Scan.
f. Penatalaksanaan medik
1) Bedah
Eksisi
Untuk membuktikan keadekuatan eksisi dengan evaluasi
mikroskopik bagian dari spesimen yang diangkat.
Bedah Mohs
Pada pembedahan ini eksisi jaringan dilakukan selapis demi selapis.
Setiap mengangkat selapis diikuti dengan pemeriksaan dibawah
mikroskop, sehingga yang diangkat benar-benar jaringan yang rusak
dan mempertahankan jaringan yang sehat.
Bedah elektrik
Bedah ini menggunakan energi elektrik untuk menghancurkan atau
mengangkat jaringan. Pada tehnik ini bisa didahului dengan tindakan
kuretase pada jaringan kanker, kemudian sisa-sisa jaringan kanker
dibawahnya dihancurkan dengan elektrik.
Bedah Krio atau Cryosurgery
Bedah Krio yaitu tehnik pembuangan atau penghancuan jaringan
kanker dengan menggunakan unsur dingin. Unsur dingin yang
digunakan yaitu karbondioksida, freon atau nitrogen cair.
2) Kemoterapi
Kemoterapi dilakukan pada kasus dengan metastasis ke bagian tubuh
yang lain.
3) Radioterapi
Radioterapi atau terapi radiasi sering digunakan pada kanker di daerah
kelopak mata dan hidung.
4) Fotodinamik
Terapi fotodinamik merupakan penghancuran sel-sel kanker dengan
kombinasi antara fotosensitizer, cahaya dan oksigen yang ada di sel.
Multipel Soliter
Gambar: Karsinoma
Sel Skuamosa
Sumber:
Dermatologi at a
Glance
3) Melanoma Maligna
Melanoma maligna adalah suatu neoplasma ganas dimana
melanosit yang tidak khas muncul pada dermis dan epidermis (kadang
pada sel subkutan). Melanoma malignum hanyalah 3% dari semua
keganasan pada kulit tetapi bertanggung jawab atas hampir semua
kematian yang disebabkan oleh kanker kulit.
Melanoma merupakan multifaktorial dan muncul karena
berhubungan dengan multifaktor resiko, mencakup:
1) Fair complexion.
2) Terpapar sinar matahari yang banyak dan terbakar panas matahari
pada masa kanak-kanak.
3) Peningkatan jumlah tahi lalat dan nevus displastik.
4) Adanya perubahan tahi lalat pada kulit.
5) Riwayat keluarga dengan melanoma.
Superficial
Nodular
Spreading
Sumber: Essential of
Pathophysiology
4) Acral-Lentigonous Melanoma
Melanoma ini yang biasa muncul pada orang berkulit gelap atau asia,
muncul pada bagian kulit yang tidak terbuka dan tidak ada folikel
rambut, misalnya telapak tangan, kaki, dasar kuku dan membran
mukosa. Melanoma muncul dengan bentuk ireguler, makula yang
berpigmen dan membentuk nodul dan dapat menginvasi lebih awal.
Gambar: 1. Akral Lentigo
Melanoma
(Sumber:
Dermatology
at a Glance)
2. Lentigo
Melanoma
(Sumber:
melanomakno
wmore.com)
Prognosis:
Penderita dengan ketebalan melanoma 1,5 mm dengan melibatkan
nodus limfe regional mempunyai harapan hidup kurang dari 5 tahun.
Penderita dengan melanoma yang tipis tanpa melibatkan nodus limfe
regional mempunyai kemungkinan metastase 3% dan beratahan hidup 5
tahun dengan kemungkinan 95%. Jika ada keterlibatan nodus limfe
kemungkinannya sebesar 20%-50%. Melanoma pada tangan, kaki dan
kepala lebih baik prognosisna dibanding melanoma di kulit tubuh yang
mempunyai kemungkinan besar bermetastasis ke tulang, paru, hati, splen
dan sentral nervus sistem. Laki-laki dan pasien berusia tua mempunyai
prognosis yang lebih buruk (Smeltzer, 2010).
Tumor Kulit Ganas
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN DENGAN MELANOMA MALIGNA
KASUS: Tn. K baru 2 hari menjalani amputasi ibu jari tangan kiri. Ia cemas dengan keterangan dokter yang menyatakan dirinya
terkena Kanker Melanoma yang mungkin bisa berulang. Kepada perawat ia mengatakan tak menyangka kalau penyakit yang
dideritanya selama kira-kira 1 tahun bisa separah ini. Awalnya dari pangkal kuku, berwarna merah kehitaman yang dikira
perdarahan bawah kuku biasa, lambat laun melebar kesisi dan atas kuku sampai akhirnya ke pangkal ibu jari.
2.1 Pengkajian
a. Data demografi
1. Nama : Tn. K
2. Usia : 52 Tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Alamat : Kebumen
6. Pendidikan terakhir : SD
7. Suku bangsa : Jawa
8. Status perkawinan : Kawin
9. Pekerjaan : Tani
10. Diagnosa medis : Akral Lentigo Melanoma Stadium I
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Nyeri.
2) Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengalami keluhan luka pada ibu jari tangan kiri. Sebelumnya terdapat bercak merah kehitaman pada pangkal kuku, lambat
laun menjalar kesamping dan atas keluar daerah kuku sampai ke pangkal ibu jari, terasa gatal dan nyeri. Keluhan tersebut
berlangsung lebih kurang 1 tahun. Klien post amputasi ibu jari tangan kiri hari kedua. Nyeri (+). Terpasang balutan (+). Klien
menyatakan tangannya sudah tidak seperti orang lain.
3) Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien tidak pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya dan jarang berobat ke petugas kesehatan.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan ibunya meninggal karena terkena kanker mulut.
c. Pemeriksaan Fisik
1) B1 (Breathing)
Pernapasan tidak ada keluhan. RR 18 x/mnt. Suara napas vesikuler.
2) B2 (Blood)
TD 110 x/mnt. Nadi 84 x/mnt. CRT <2 detik.
3) B3 (Brain)
Pernyataan cemas dari klien tentang keganasan. Pikiran terfokus pada kondisi penyakit. Pernyataan negatif tentang dirinya.
Murung.
4) B4 (Bladder)
BAK normal, tidak ada keluahan.
5) B5 (Bowel)
Makan 3 x/hari. Porsi sering tidak dihabiskan. Klien mengatakan kurang selera makan semenjak mengetahui menderita kanker.
BB MRS 55 kg. BB saat ini 54 kg. BAB 1 x/hr, tidak ada keluhan.
6) B6 (Bone)
Klien mengeluh nyeri. Ekspresi menahan nyeri (+). Prilaku protektif terhadap luka amputasi (+). Nyeri Skala 5. Bertambah nyeri
bila banyak bergerak.
d. Analisa Data
N
Data Etiologi Masalah
o
1 S: Melaporkan nyeri Agen fisik; Nyeri akut
O:Ekspresi menahan amputasi
nyeri, prilaku protektif
terhadap luka amputasi
2 S: - Agen fisik; Kerusakan
O: Luka amputasi, amputasi integritas jaringan
terpasang verban
3 S: - Luka Resiko infeksi
O: Luka amputasi operasi/amputasi
3 S: Klien menyatakan Nyeri Hambatan
nyeri bila banyak mobilitas fisik
bergerak
O: Ekspresi menahan
nyeri, luka amputasi
4 S: Menyatakan Prognosis penyakit Ansietas
kecemasan akan
kambuh
O:Pikiran terfokus.
5 S: Klien menyatakan diri Perubahan fisik / Gangguan citra
sudah beda dengan tindakan amputasi tubuh
orang lain
O: Pernyataan diri negatif,
klien tampak murung
Analgesic administration
Cek intruksi dokter tentang jenis
obat, dosis dan frekuensi
Cek riwayat alergi
Tentukan analgesik pilihan
Monitor TTV sebelum dan setelah
pemberian
Evaluasi efektifitas analgesik
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
2 Kerusakan Setelah dilakukan tindakan Wound care: non healing
integritas keperawatan 3x24 jam Lakukan perawatan luka sesuai
jaringan kerusakan integritas kondisi lesi
jaringan ditangani / Irigasi dengan air/saline untuk
teratasi, dengan kriteria menghindari tekanan, hindari
hasil: menggosok luka
Pilih dresing yang tepat;
Tanda proses
mengurangi pertumbuhan bakteri,
penyembuhan primer
mengurangi resiko perdarahan
Perfusi jaringan baik
Beri topikal medikasi sesuai
program
Catat perubahan perkembangan
lesi/ulkus
Demonstrasikan tehnik perawatan
luka pada klien dan keluarga jika
diperlukan
Incision care
Lakukan perawatan luka operasi;
membersihkan, memantau dan
meningkatkan proses
penyembuhan luka
Monitor proses perbaikan daerah
luka insisi
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
Monitor tanda dan gejala infeksi
Gunakan topikal medikasi sesuai
program
Ganti balutan dengan interval
waktu yang telah ditentukan
3 Resiko infeksi Setelah dilakukan Infection control
perawatan 3x24 jam Cusi tangan setiap sebelum dan
infeksi dapat dicegah, setelah melakukan tindakan
dengan kriteria hasil; keperawatan
Klien bebas dari tanda- Pertahankan sterilitas dalam
tanda infeksi perawatan luka operasi
Jumlah keukosit dalam Observasi adanya tanda-tanda
batas normal infeksi
Proses penyembuhan Tingkatkan intake nutrisi
luka baik Monitor hitung granulasit, WBC
Beri antibiotik sesuai program
4 Hambatan Setelah dilakukan Exercise therapy ambulation
mobilitas fisik perawatan 2x24 jam Kaji kemampuan klien untuk
hambatan mobilitas fisik mobilisasi
teratasi dengan kriteria; Beri analgetik sesuai medikasi
Kebutuhan harian Kaji kebutuhan aktivitas harian
terpenuhi klien
Memperagakan Ajarkan klien tehik ambulasi
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
penggunaan alat Latih klien dalam pemenuhan
Peningkatan dalam kebutuhan aktivitas harian sesuai
aktivitas fisik batas kemampuan, bantu jika
diperlukan
Identifikasi sumber-sumber
bantuan
Dorong klien untuk penggunaan
alat bantu jika memerlukan dan
cegah terhadap cedera
5 Ansietas Setelah dilakukan Anxiety reduction
perawatan 3x24 jam Gunakan pendekatan yang
ansietas teratasi, dengan menenangkan
kriteria hasil; Identifikasi tingkat kecemasan
Klien mampu Nyatakan dengan jelas harapan
mengidentifikasi, terhadap prilaku klien
mengungkapkan Pahami perspektif klien terhadap
kecemasannya situasi stress
Klien mampu Jelaskan semua prosedur
menunjukkan tehnik Dorong klien untuk
mengontrol cemas mengungkapkan perasaan,
Ekspresi wajah dan ketakutan, persepsi
bahasa tubuh Dengarkan dengan penuh
menunjukkan perhatian
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
berkurangnya Ajarkan tehnik relaksasi
kecemasan Kolaborasi untuk farmakologi bila
diperlukan
3.1 Kesimpulan
Tumor kulit adalah pembesaran atau pembengkakan abnormal pada kulit. Tumor kulit dapat dibentuk dari berbagai jenis sel pada
kulit. Tumor-tumor ini dapat merupakan tumor jinak atau ganas. Penyebab tumor dapat faktor dari luar ataupun faktor dari dalam tubuh.
Beberapa tumor belum diketahui pasti penyebabnya, beberapa juga merupakan kombinasi dari beberapa faktor.
Baik tumor kulit jinak maupun ganas beberapa diantaranya mengenai kelompok usia tertentu juga ras tertentu. Umtuk tumor ganas
melanoma, eksisi pada stadium dini menentukan prognosis kekambuhan ataupun kematian. Dalam berbagai penelitian, tindakan selain
eksisi tidak memberikan hasil yang memuaskan.
3.2 Saran
Adapun saran yang kelompok 5 sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Perlu mengetahui tanda-tanda tumor kulit untuk menggetahui secara dini tumor kulit ganas, sehingga keberhasilan penanganan lebih
dimungkinkan.
2. Dalam penulisan makalah dirasakan kurangnya sumber-sumber yang memadai, sehingga kami mengharapkan kepada pihak institusi
untuk dapat melengkapi materi yang kurang mengenai tumor kulit secara umum dan melanoma malignya secara khusus.
DAFTAR PUSTAKA