You are on page 1of 6

B.

JENIS ANTISEPTIK DAN DESINFEKSI

Secara kimia antiseptik dan desinfeksi dapat dibedakan menjadi golongan-golongan


fenol, alkohol, aldehid asam, Peroksidan, dan logam berat.

1. Golongan Fenol
a. Fenol
pada mukosa mulut dan mukosa lambung usus, bahan ini bersifat korosif, dapat
merangsang muntah, dan mernmbulk kan rasa sakit di mulut dan Perut. Bila diminum
pada percobaan bunuh diri akan menimbulkan keracunan sistemik, stimulasi spp, depresi
kardiovaskular serta kematian. urine kehitaman dan dapat dijumpai hialin silinder, sel
epitel, dan hemoglobinuria. bersifat karsinogenik.

b. Kresol
Jenis-jenis kresol, antara lain asam kresilat dan trikresol yang merupakan gabungan dar
tiga isomer metilfenol. Sifat-sifat kresol:
1. sifat bakterisidaln nya lebih kuat dan fenol, namun kresol selalu digunakan dalam
konsentrasi tinggi
2. bersifat iritatif, Iebih sering dipakai untuk disinfektan alat, serta larut dalam air; dan 3.
biasanya dipakai Saponuted Cresol solution (50% kresol).

c. Heksaklorofen
1. Heksaklorofen merupakan suatu bisfenol terpoliklorinatsi dan lebth efektif terhadap
kuman Gram positif dibanding dengan Gram negatif.
2. Dengan konsentrasi rendah, larutan ini mengganggu transpor elektron kuman dan
menghambat enzim yang terikat dengan membran. Pada kons sentrasi tinggd, zat ini dapat
menyebabkan pecahnya membran kuman.
3. Efek bakteriostatiknya tinggi, tetapi perlu waktu untuk membunuh kuman dan
mempunyai efek yang kecil terhadap spora.

d. Resorsinol (m-dihidroksi bensen).


1. Resorsinol bersifat bakterisidal dan fungisidal, tetapi harnya 1/3 dari aktivitas fenol,
serta bersifat keratolitik.
2. Secara lokal, resorsinol dapat membentuk ikatan lemah dengan protein.
3. Efek sentralnya lebih kuat dari fenol.
4. Resorsinol dipakai pada Pengobatan jerawat, cacing gelang, psoriasis, dermatitis
seboreika, dan penyakit kulit lainnya.
5. Resorsinol monoasetat, merupakan campuran dengan sulfur yang digunakan untuk
pengobatan dermatits seboreika.

e. Paraben
Bentuk paraben yang sering dipakai ialah butilparaben, etilparaben, metilparaben dan
profilparaben. Bentuk tersebut merupakan parahidroksi benzoat. Zat-zat ini juga sering
dipakai dalam pengawetan sediaan farmasi dan bersifat bakterisid serta fungisid. Paraben
sering menyebabkan dermatitis kontak yang berat. Paraben tersedia dalam bentuk salep,
losion, dan krim.

2. Golongan Alkohol

a. Etanol
1. Bersifat bakterisidal pada hampir semua kuman patogen, serta bersifat fungisid,
virusid, dan tidak aktif untuk spora.
2. Bersifat mengendapkan protein dan menghancurkan membran lipid.
3. Pada konsentrasi 40-60%, efektif terhadap stafilokokus, tetapi kerjanya lebil
lambat dan etanol 7os.
4. Pada kadar 70% di kulit, dapat membunuh hampir 90% bakteri kulit karena bisa
menembus dinding sel.
5. Etanol 80% mempunyai aktivitas rendah karena menyebabkan pengg uuppaaan
bakteri.
6. Bersifat iritatifjika Pemakaiannya lama, terutama etanol 70%.

b. Isopropanol
Dengan kadar Iebih dan 70%, isopropanol Iebih efektif dari etanol, tetapi lebih
iritatif dibanding etanol. Di samping itu, isopropanol mempunyai bau yang Iebih
tajam dibanding etanol. Isopropanol sering iuga digunakan sebagai campuran
untuk germisid lainnya.

c. BenzilAkohol
Benzil alkohol merupakan golongan etanol yang sering digunakan pada kadar
90% untuk pemasangan kateter intravena.

d. Oktoksimol dan Nonoksinol


Sering digunakan sebagai spermalosid.

3. Golongan Aldehid
Golongan ini bersifat bakterisidal, sprosidal, dan virusidal. Dengan konsent tras? rendah
juga bersifat toksik terhadap sel termasuk mikroorganisme dan dengan konsentrasi tinggi
akan mengedepankan Protein.

a. Formaldehid
1. Formaldehid efektif melawan bakteri, fungi, dan virus, tetapi kerjanya lambat.
2. Pada kadar 0,5%, zat imi dapat membunuh kuman dalam waktu 6-12 jam, dan
membunuh spora dalam waktu 2-4 hari.

b. Glutaraldehid
glutaraldehid adalah sejenis zat formaldehid yang lebih poten dan serrng
menyebabkan dermatitis kontak dan efektif terhadap penyakit yang ditulark aan
melalui udara (air born). Juga efektif menghancurkan virus dan spora.
Glutaraldehid terdapat dalam 2 bentuk, yaitu (1) Glutaraldehid fenat (0,13%
glutaraldehid) dan (2) Suksinid aldehid. Di samping itu, glutaraldehid dapat juga
dipakai sebagai disinfektan alat hemodialisis.

4. Golongan Asam
Bersifat bakteriostatik pada pH 3-6 dan bersifat bakterisid pada PH di bawah 3. Dapat
digunakan sebagai antiseptik, fungisid, spermatosid, kauterisasi, dan Pengawet makanan.

a. Asam Asetat
Bersifat bakterisid Pada kadar 5% dan bersifat bakteriostatik Pada kadar yang
Iebih rendah. Kadar 1% sebagai profilaksis pada pakaian bedah.
Pada kadar 25% efektif untuk pseudomonas, kandida, dan aspergilus (pada
kasus oototis eksterna). Pada kadar 0,251% efektif untuk trikomonas dan dapat
dipakai sebagai spermatosid. Pada kadar 0,25% dipakai sebagai prouilaksis alat-
alat kateter. Asam asetat bersifat iritatif.

c. Glutaraldehid
Glutaraldehid adalah sejenis zat formaldehid yang lebih poten dan sering
menyebabkan dermatitis kontak dan efektif terhadap penyakit yang ditularkan
melalui udara (air born). Juga efektif menghancurkan virus dan spora.
Glutaraldehid terdapat dalam 2 bentuk, yaitu
(1) Glutaraldehid fenat (0,13% glutaraldehid) dan
(2) Suksinid aldehid.
Di samping itu, glutaraldehid dapat juga dipakai sebagai disinfektan alat
hemodialisis.

5. Golongan Halogen

a. lodin
Tingtur iodin bariyak dipakal sebab elektif, ekonomis, dan toksisitasnya rendah
terhadap jaringan. Iodin Pertama kali dipakai oleh ahli bedah Prancis di tahun
1839. lodin bersifat bakterisid, sporosid, fungisid, dan virusidal. Efektif juga
terhadap kuman Gram positif dan Gram negatif. lodium bersifat poten dan kerjanya
cepat. Pada kulit, tingtur iodin akan membunuh bakteri kulit (kadar 1% dalam 90
detik, kadar 5y dalam 60 detik, dan kadar 7% dalam 15 detik).

d. lodofor
lodofor yang banyak digunakan ialah Povidon Iodine dengan polivinilpirolid don
sebagai pembawa molekulnya. Povidon iodin 10% mengandung 1% iodin. Zat ini
bersifat bakteriostatik pada kadar 640 tg/ml dan bersifat bakterisid pada kadar 96o
Lg/m1.
Mikobakteria tuberkulosa bersifat resisten terhadap bahan ini. Toksisitasnya
rendah pada jaringan, tetapi detergen dalam cairan Pembersih povidon iodin akan
meningkatkan toksisitasnya. Zat ini banyak digunakan untuk profilaksis pada
infeksi pasca-operasi.

e. Kiorin dan Kiorofor


1.. Sifat bakterisid bentuk kiorin dan asam hipokiorid meningkat pada pH rendah.
Asam hipoklorid terbentuk karena hidrolisis klorin. Kerja asam ini dihambat oleh
bahan-bahan organik.
2. Klorofor merupakan persenyawaan yang bisa melepaskan asam hipoklond serta
bersifat germisidal. Banyak digunakan untuk disinfektan benda mati dan alat-alat
bedah.

f. Lar tan Hipoklorit


Larutan ini merupakan kiorin dalam bentuk hipokiorit serta bersifat bakteris sidal,
fungisidal, dan virusidal. Sering dipakai untuk menghilangkan bau pada jaringan
nekrotik dan sifatnya tidak stabil sehingga harus disediakan dalam bentuk yung baru
(oleh perusahaan). Larutan ml bersifat iritatif.

g. Kioramin
Bersifat germisid terutama digunakan untuk disinfektan air. Sekarang sudah mulai
dipakai sebagai antiseptik ataupun disinfektan. Kioramin yang sering digunakan
ialah Halozone.

6. Golongan Peroksida

a. Kalium Permanganat
Kalium Permanganat biasanya digunakan dengan kadar 1-: 10.000 dan mudah larut
dalam air. Dalam klinik, zat ini sering digunakan untuk kompres luka sebagai
anticlotum pada intoksikasi bahan-bahan yang mudah teroksid dai,, seperti alkaloid,
kloralhidrat, barbiturat, serta untuk irigasi kandung kemih yang terinfeksi.

b. Natrium Perborat
Natrium perborat sering digunakan untuk obat kumur pada stomatitis,
glositis, dan gingivitis.
c. Benzoil Peroksida
Zat ihi ersifat keratolitik, antiseboreik, iritatif dan sering digunakan untuk
pengobatan akne vulgaris dan akne Tosasea dengan jalan menginduksi prol iieerai?
sel epitel. Dapat menyebabkan dermatitis kontak. Pengeringan kulit dan deskuamasi
kulit daparterjadi setelah 12 minggu pemakaian. Benzoil peroksida tersedia dalam
bentuk likuid, krim, gel, dan losion.

7. Logam Berat dan Garamnya

a. Sen yawa Hg
HgCI pertama kali dipakai sebagai antiseptik dan disinfektan. Ada 2 senyawa Hg,
yaitu antiseptik merkuri anorganik dan antiseptik merkuri organik. HgC1 sering
dipakai sebagai Pengawet obat dan bahan kosmetika.
Sediaan:
1. Merkuri beramonia, sampai sekarang masih digunakan untuk impetigo
kontagiosa, piodermia superfisial, dan pruritus ani.
2. Merbromin 2% (merkurokrom), timerosol.

b. Sen yawa Ag
Perak Nitrat. Zat ini dipakai sebagai bahan akustik, antiseptik, dan astrinngensia.
Efektivitasnya bergantung pada konsentrasi dan waktu yang dibutuhkan.
Biasanya disertai dengan pemberian gentamisin, kanamisin, dan mefenid. AgNO3
10% untuk pengobatan apt hous ulcer. AgNO3 pekat (lunar caustic) untuk
kasuterisasi luka, Perbaikan jaringan granulasi, dan kutil.

You might also like