You are on page 1of 5

LAPORAN JURNAL INOVASI

DI RUANG BEDAH RSUD dr. ABDUL AZIZ


SINGKAWANG

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Rizky Ananda Putri Nim. I4051161001 Nurul Hamiyah Nim. I4051161001


Dewi Oktavia Nim. I4051161002 Kartika Sari Nim. I4051161029
Ira Febrianti Nim. I4051161004 Raup Sutrianto Nim. I4051161030
M. Untung Saputra Nim. I4051161005 Ainun Najib F. R Nim. I4051161031
Rica Pustikawaty Nim. I4051161006 Ayu Arifiani Nim. I4052161003
Utari Panggabean Nim. I4051161007 Dini Yuni Anisa Nim. I4052161007
Budi Ramanda Nim. I4051161008
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
PROGRAM PROFESI NERS
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK

2017
PELAKSANAAN PROJEK INOVASI BERBASIS BUKTI SEBAGAI APLIKASI
PROJECT BASED LEARNING

1. Referensi jurnal/ artikel:


a. Nama Penulis : Argi Virgona, Susi Nuraeni
b. Judul Penelitian/Judul Artikel Ilmiah: Pengaruh Aroma Terapi Lavender terhadap
Intensitas Nyeri pada Pasien Pasca Operasi Di Rumah Sakit Dustira Cimahi
c. Nama jurnal, edisi tahun-volume-halaman) : Jurnal Keperawatan Soedirman (The
Soedirman Jounal of Nursing), Volume 8, No. 2, Juli 2013. Halaman 120-126
2. Jenis program inovasi : Eksperimen
3. Latar belakang program :
Salah satu keluhan yang sering dikemukakan oleh pasien di ruang perawatan bedah
adalah nyeri, baik pre-op maupun post op. Adapun bentuk nyeri yang dialami oleh klien
pasca pembedahan adalah nyeri akut. Nyeri setelah pembedahan merupakan hal yang
fisiologis, tetapi hal ini menjadi salah satu keluhan yang paling ditakuti oleh klien setelah
pembedahan. Sensasi nyeri mulai terasa sebelum kesadaran klien kembali penuh, dan
semakin meningkat seiring dengan berkurangnya pengaruh anestesi. Tujuan dari manajemen
nyeri pasca operasi adalah untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit dan
ketidaknyamanan pasien dengan efek samping seminimal mungkin. Salah satu intervensi
yang efek sampingnya minimal adalah penatalaksanaan nonfarmakologi seperti stimulasi dan
massase kutaneus, terapi es dan panas, stimulasi saraf elektrik transkutaneus (TENS),
distraksi, teknik relaksasi, imajinasi terbimbing, hipnosis (Bare G & Smelzer C, 2002). Salah
satu fungsi independen yang merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada petugas
medis lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara mandiri dengan
keputusannya sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar
manusia (Hidayat, 2004).
Manajemen nyeri yang dilakukan untuk program ini menggunakan aromaterapi yaitu
adalah terapi komplementer dalam praktek keperawatan yang menggunakan minyak esensial
dari bau harum tumbuhan untuk mengurangi masalah kesehatan dan memperbaiki kualitas
hidup. Sharma (2009) mengatakan bahwa bau berpengaruh secara langsung terhadap otak
seperti obat analgesik. Misalnya, mencium lavender maka akan meningkatkan gelombang-
gelombang alfa didalam otak dan membantu untuk merasa rileks. Oleh karena itu kami akan
menjalani program ini dengan tujuan aromaterapi lavender dapat menurunkan intensitas nyeri
pada pasien pasca operasi bedah.
4. Tujuan program : mengetahui pengaruh aromaterapi lavender terhadap intensitas nyeri pada
pasien pasca operasi.
5. Sasaran pencapaian program tersebut: 2 orang pasien yang setelah menjalani operasi (post-
op)
6. Parameter/ tolak ukur: rentang skala nyeri yang dirasakan oleh pasien setelah menjalani
operasi yang akibat luka post-op dapat menurun.
7. Pelaksana (PJ, koordinator, anggota):
Pj : Kartika Sari
Anggota :
a) M. Untung Saputra
b) Ainun Najib Febriya Rahma
c) Ira Febrianti
d) Rica Pustikawaty
e) Raup Sutrianto
f) Ayu Arifiani
g) Rizky Ananda Putri
h) Dewi Oktavia
i) Utari Panggabean
j) Dini Yuni Anisa
k) Nurul Hamiyah
l) Budi Ramanda

8. Prosedur pelaksanaan program:


a. Persiapan:
Alat dan bahan: tungku, lilin, air, korek api, minyak lavender
Memilih target sasaran, yaitu pasien yang setelah menjalani operasi (post-op)
9. Pelaksanaan
Pelaksanaan dilakukan tanggal: 2 Maret 2017
Kegiatan: pelaksanan di lakukan di bangsal bedah RSUD dr. Abdul Aziz ruang
Kelinci (perawatan wanita) pukul 13.45-15.00 WIB
Bahan aromaterapi : air sebanyak 2 cc dan dicampur dengan minyak lavender 3 cc di
tuang di atas tungku, kemudian hidupkan lilin dan letakkan di bawah tungku
Aroma terapi di letakkan di atas meja samping bed pasien.
Aroma terapi di biarkan selama 30 menit setiap pasien, dan mengobservasi selama
dan setelah program dilaksanakan serta mendokumentasikan.

10. Evaluasi:
2 pasien sebagai target sasaran, pasien pertama dengan diagnosa post-op tyroidectomy
mengatakan nyeri yang dialami akibat luka post-op, nyeri seperti disayat, letak nyeri di leher
depan, nyeri di rentang skala 8 (skala nyeri berat) setelah diberikan aroma terapi lavender
klien mengatakn nyeri berkurang di rentang skala 6 (skala nyeri sedang), nyeri yang
dirasakan hilang datang. Klien mengatakan suka dengan aroma terapi yang diberikan, saat 30
menit aroma terapi diberikan klien mengatakan perasaan yang rileks sehingga nyeri klien
dapat menurun.
Sedangkan pasien kedua dengan diagnosa post-op appendicitis mengatakan nyeri yang
dialami akibat luka post-op, nyeri seperti disayat, letak nyeri di abdomen kanan bawah, nyeri
di rentang skala 6 (skala nyeri sedang) setelah diberikan aroma terapi lavender klien
mengatakn nyeri berkurang di rentang skala 3 (skala nyeri ringan), nyeri yang dirasakan
hilang datang. Klien mengatakan wewangian dari aroma terapi yang diberikan tidak terlalu
menyengat dan pas untuk dipasang diruangan, saat 30 menit aroma terapi diberikan klien
mengatakan perasaan yang nyaman sehingga nyeri klien dapat menurun.

11. Hambatan:
Pelaksanaan jurnal inovasi di ruang kelinci (ruang perawatan wanita) kelas III , dimana
dalam 1 ruangan ada 15 bed dan saling berdekatan satu sama lain, aroma terapi yang
dihasilkan tidak maksimal pada pasien sasaran dikarenakan pengunjung yang membesuk
pasien serta keluarga pasien yang ramai di dalam ruangan. Selain itu beberapa pasien lain
yang bukan pasien target sasaran tidak menyukai aroma terapi yang diberikan.

12. Respons perawat dan tim kesehatan lain:


Respon perawat ruangan untuk pelaksanaan jurnal inovasi ini yaitu menyukai aroma terapi
lavender yang digunakan, aroma terapi yang menyebar ke seluruh ruangan. Inovasi yang
telah dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswi program ners dapat menjadi masukan sebagai
aplikasi manajemen nyeri dengan teknik non-farmakologik untuk di dalam ruangan
perawatan.

You might also like