Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
FATMA TRI SARTIKA
NIM. P.12 025
Disusun Oleh :
FATMA TRI SARTIKA
NIM. P.12 025
xi
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
xii
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diaplikasikan di rumah sakit oleh pembimbing Karya Tulis
Ilmiah. Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
xiii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan di : STIKes Kusuma Husada Surakarta
Hari / Tanggal : 24 Juni 2015
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Program Studi D III Keperawatan
STIKes Kusuma Husada
xiv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul Pemberian Pijat Oksitosin Terhadap Involusi Uterus
Pada Asuhan Keperawatan Post Partum Ny. M Di Ruang Bougenvile RSUD
Sukoharjo.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Atiek Murharyati, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Ketua Program studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
2. Meri Oktariani, S.Kep.,Ns., M.Kep, selaku Sekretaris Program studi DIII
Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
3. Diyah Ekarini, S.Kp., Ns., selaku dosen pembimbing sekaligus sebagai
penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi sempurnanya studi kasus ini.
4. Siti Mardiyah S. Kep., Ns, selaku dosen penguji I yang telah membimbing
dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman
dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Atiek Murhayati S. Kep., Ns M. Kep, selaku dosen penguji II yang telah
membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi,
perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya
studi kasus ini.
6. Semua dosen Program studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat
xv
7. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan semangat Dyah Arum
M, Norma Nofita S, Eka Andhika P, Erviyana Kusuma D, Kurniawan L, Yesi
Nugraheni serta teman-teman Program Studi DIII Keperawatan Stikes
Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual.
9. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Penulis
xvi
DAFTAR ISI
xvii
C. Diagnosa Keperawatan .......................................................... 36
D. Intervensi Keperawatan .......................................................... 37
E. Implementasi Keperawatan ................................................... 38
F. Evaluasi ................................................................................. 40
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengkajian ............................................................................. 43
B. Diagnosa Keperawatan ........................................................... 44
C. Intervensi Keperawatan ......................................................... 47
D. Implementasi Keperawatan ................................................... 50
E. Evaluasi ................................................................................. 55
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 57
B. Saran ...................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xviii
DAFTAR TABEL
xix
DAFTAR GAMBAR
xx
DAFTAR LAMPIRAN
xxi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
kematian ibu di Indonesia yaitu 28%. Penyebab kedua ialah eklamsia 24%
lalu infeksi 11% disusul dengan komplikasi masa peurperium 8%, abortus
1
2
yang tidak diketahui sebanyak 11% (Dinkes Jawa Barat, 2011 dalam
Khairani 2012).
tahun 2014 jumlah ibu post partum adalah sebanyak 126 orang. Karena
oksitosin ini sangat berperan dalam proses involusi uterus. Proses involusi
akan berjalan dengan bagus jika kontraksi uterus kuat sehingga harus
mulai dari costa ke 5-6 sampai scapula akan mempercepat kerja saraf
pada ibu post partum adalah efektif. Pada Ny. M terdapat pengkajian
bahwa tinggi fundus uterus setelah melahirkan tinggi fundus uterus berada
temukan hasil pada evaluasi hari terakhir tinggi fundus uterus turun
tindakan pemijatan berulang dari nervus ke 5-6 sampai scapula yang akan
Ny. M post partum hari pertama, TFU 1 jari dibawah umbilikus atau masih
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Sukoharjo
Sukoharjo
Sukoharjo
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
dilapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
a. Post partum
b. Masa nifas
7
8
sebagai berikut :
a) Uterus
lebh tinggi.
melahirkan.
(3) Autplysis
b) Lochea
persalinan.
persalinan.
minggu berikutnya.
c) Perinium
bayi.
a) Nafsu makan
b) Mortalitas
c) Pengosongan usus
tidak diganti.
kreatinin.
dalam 6 minggu.
b) Kulit abdomen
c) Striae
menjadi normal.
d) Perubahan ligamen
e) Simpisis pubis
yang menetap.
a) Sushu badan
b) Nadi
cepat.
c) Tekanan darah
d) Pernapasan
a) Volume darah
selama hamil.
4) Curah jantung.
diberikan pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai
1) Pengkajian
a) Riwayat kesehatan
mobilisasi.
b) Pemeriksaan fisik
pernafasan.
(Suherni, 2008).
c) Diagnosa keperawatan
dkk.2014).
20
d) Perencanaan
verbal
c) Pemberian analgesik
d) Observasi TTV
(Wilkinson, 2011).
e) Evaluasi
2. Involusi uterus
a. Pengertian
kira-kira 1000g.
(Khairani, 2012).
Jensen 2005).
24
b. Mekanisme
3. Pijat oksitosin
a. Pengertian
Gambar 1:1
2012).
26
B. Kerangka Teori
Perubahan fisiologis
uterus Vagina
patogen
Mengurangi perdarahan
Involusi uterus
C. Kerangka Konsep
Penurunan involusi
Post partum Pemijatan oksitosin
uterus
BAB III
1. Meadline
4. Kertas
5. Bolpoin
6. Lembar observasi
D. Prosedur Tindakan
Kadar oksitosin dalam plasma ibu akan meningkat pada akhir kala dua
29
30
all, 2006). Pijat oksitosin yang dilakukan adalah ibu duduk membungkuk
dengan kedua ibu jari dari atas sampai kebawah. Lakukan pemijatan 2-3
E. Alat Ukur
BAB IV
LAPORAN KASUS
Pada bab ini menjelaskan tentang kasus asuhan keperawatan post partum pada
keperawatan ini dilakukan selama 2 hari pada tanggal 12 Maret 2015 sampai
tanggal 13 Maret 2015 pada pukul 10.00 WIB. Laporan kasus ini meliputi
tindakan keperawatan. Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 11 Maret 2015
alloamnamnesa.
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
31
32
berjenis kelamin laki-laki dengan berat badan lahir 3000 gram, keadaan
bayi saat lahir sehat/normal, umur sekarang 8 tahun. Anak ke dua lahir
Maret 2015 pada pukul 04.30 WIB jenis kelamin laki-laki, berat badan
3500 gram, keadaan bayi saat lahir sehat, umur 1 hari. Status obstetri P2
M tidak ada masalah kehamilan dari Trimester I-III jenis persalinan yang
dilakukan anak ke 2 ini adalah normal dan berjenis kelamin bayi laki-laki
berat badan bayi tersebut 3.500gr, panjang bayi 49 cm, lingkar kepala
bayi : 35 cm, lingkar dada bayi : 34 cm. Pada pasien ada pengeluaran
33
darah dari vagina sebanyak 300cc. Pada pasien tidak ada masalah
dalam persalinan.
4. Riwayat ginekologi
5. Data postnatal
Berat Badan 62 kg dan tinggi badan 153 cm. TTV pasien adalah tekanan
dan tidak ada ketombe lalu mata dengan konjungtiva anemis, sklera
putih, simetris, tidak memakai alat bantu. Hidung bersih, tidak ada polip,
2 lubang hidung, simetris, dapat membedakan bau lalu mulut pasien Ny.
M bersih, simetris, tidak ada sumbing dan telinga pasien bersih, simetris,
dapat mendengar dengan baik dan leher penonjolan JVP, tidak ada
Cordis tidak nampak, palpasi ictus cordis tampak pada ICS IV, perkusi
bunyi jantung pekak dan auskultasi suara reguler. Lalu pada paru
auskultasi : vesikuler.
luka epsiotomi kurang lebih 4cm, vagina elastis, tidak ada oedema dan
dengan lokea : 300cc yang berbau khas dan berwarna merah, pasien juga
anak ke 2 nya pasien mengatakan dapat tidur selama 4 jam dari jam
berwarna jernih dan terpasang DC, lalu untuk BAB pasien memngatakan
tanggal 10-03-15.
pasien tidak melakukan senam atau latihan apapun. Diit pasien makan
habis 1 porsi yang diberikan oleh pihak rumah sakit, dan pasien dalam
sehari juga minum dari 8x minum teh 4x dan air putih 4x. Keadaan
35
6. Pemeriksaan penunjang
312 U/L (normal 150-450), eritrosit 3,93 U/L (normal 4,1-5,1), GDS 85
(80-100), MCH 29,0 (normal 26-34), MCHC 33,6 g/dL (normal 32-
36),RDW-CV 12,7# (normal 11,5-14,5), PDW 13,1 fL, MPV 10,8 fL,
31,3#, PCT 0,34#, NRBC 0.00# (normal 0-1), neutrofil 73,7# (normal
7. Terapi obat
positif pada saluran nafas dan infus ranger laktat 20 tetes per menit
cairan pasien.
36
B. Analisa Data
Berdasarkan data yang diperoleh dari penulis pada hari Kamis Tanggal
jam 10.30 pada Ny. M yaitu nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis
subyektif pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah provocade nyeri
nyeri pada perut bagian bawah skala nyeri 4 time nyeri terasa saat pasien
x/m, nadi 84 x/m, suhu 370C dari data tersebut dapat ditegakkan diagnosa
yang pertama yaitu nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis (involusi
uterus).
terdapat luka jahitan akibat persalinan dari data obyektif terdapat epsiotomi,
luka episiotomi 4 cm, tidak ada kemerahan, pasien kurang mengerti tentang
perawatan luka, leukosit : 10.8, HB : 114, suhu 37,20C dari data tersebut
C. Diagnosa Keperawatan
D. Intervensi Keperawatan
dengan tujuan dari tindakan yang akan dilakukan adalah setelah dilakukan
dengan kriteria hasil nyeri berkurang dari skala 4 menjadi 2, pasien dapat
TFU bisa cepat kembali normal, tekanan darah dalam batas normal sistol
<140, >d90 diastol, <90 mmhg, nadi 60-100x/m, suhu 360C, RR 16-24 x/m.
adalah observasi keadaan pasien dan skala nyeri dengan rasional untuk
penurunan TFU pada Ny. M. Kalaborasi dengan tim medis lainnya guna
pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat, tujuan dari tindakan yang akan
masalah keperawatan dapat teratasi dengan kriteria hasil suhu tubuh normal,
tidak terjadi rubor, kolor, dolor, tumor, fungsi laesa, dan tidak terjadi infeksi.
mengetahui tingkat luka pada pasien, lakukan perawatan luka dengan rasional
dengan tim medis lainya untuk pemberian obat untuk mempercepat proses
penyembuhan.
E. Implementasi Keperawatan
berhubungan dengan agen cidera biologis (involusi uterus) pada hari kamis,
tanggal 12 Maret 2015 pada pukul 11.00 WIB adalah mengkaji keadaan
pasien dan skala pasien, pasien mengatakan mau untuk diperiksa didapati
keadaan pasien baik, skala nyeri 4 tekanan darah 140/90 mmHg, suhu
37,20C, nadi 84x/m, respiratory 22x/m . Lalu pada jam 11.20 WIB pasien
diajarkan relaksasi nafas dalam, dan pasien pun mengatakan mau untuk diberi
posisi yang nyaman, pasien tampak lebih tenang. Setelah itu pada jam 11.40
WIB pasien di berikan pijat oksitosin, pasien mengatakan mau untuk diberi
tindakan tersebut, TFU berada di 1 jari dibawah umbilikus. Jam 12.10 WIB
pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat pada hari kamis tanggal 12 Maret
2015 Jam 12.10 WIB kalaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
cefotaxim 1gr/12gr, pasien mau untuk dilakukan tindakan. Pada pukul 12.30
WIB adalah mengkaji luka pasien, pasien mengatakan mau untuk diobservasi
didapati luka sayatan episiotomy sebesar 4cm di perineum. Pada jam 12.45
tumor, fungsi laesa. Pada jam 13.05 WIB tindakan keperawatan adalah
pada jam 07.30 WIB dengan diagnosa yang pertama nyeri berhubungan
umum pasien dan skala pasien, pasien mengatakan mau untuk diperiksa lalu
didapati keadaan umum pasien baik, pasien tidak meringis kesakitan, tidak
82x/m S 36,50C dan RR 20x/m, skala nyeri 2. Pada jam 09.00 WIB pasien
pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat yaitu mengkaji luka pasien,
perineum.
40
Pada jam 09.45 WIB pada diagnosa yang pertama nyeri berhubungan
pasien tampak mengikuti instruksi. Diagnosa ke satu pada jam 10.30 WIB
yaitu nyeri berhubungan dengan agen cidera biologis (involusi uterus) adalah
lukanya, terdapat luka episiotomy sudah bersih dan lukanya tidak basah tidak
Pada jam 11.30 WIB pada diagnosa ke satu dan dua yaitu nyeri
berhubungan dengan agen cidera biologis (involusi uterus) dan resiko infeksi
kalaborasi dengan tim dokter untuk pemberian obat, pasien mengatakan mau
untuk di beri obat cefotaxim 1gr/12jam, pasien tampak mau untuk dilakukan
tindakan.
pijat oksitosin mandiri dengan suaminya, pasien tampak senang dan bisa
F. Evaluasi
WIB dengan diagnosa yang pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan
41
pasien mengatakan nyeri di perut bagian bawah, skala skala nyeri tersebut
adalah 4, time saat bergerak. Obyektif pasien tampak meringis kesakitan, TFU
mmhg, nadi 84x/m, suhu 37,3 0C, respiratory 22x/m, menghindari nyeri.
dilanjutkan.
Evaluasi dari implementasi pada tanggal 12 Maret 2015 jam 13.30 WIB
tidak tahu tentang cara pencegahan infeksi dan tanda-tanda infeksi. Obyektif
pasien tampak kurang paham, tidak terjadi rubor, kolor, dolor, tumor, fungsi
Evaluasi pada hari ke dua tanggal 13 Maret 2015 pada jam 13.45 WIB
dengan diagnosa yang pertama yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen
nyeri provocate nyeri karena post partum involusi uterus oksitosin, quality
nyeri di perut bagian bawah, skala skala nyeri tersebut adalah 2, time saat
tampak paham, tidak terjadi rubor, kolor, dolor, tumor, fungsi laesa.
BAB V
PEMBAHASAN
terhadap involusi uterus pada asuhan keperawatan Ny. M dengan post prtum di
ruang bougeville RSUD Sukoharjo. Disamping itu penulis juga akan membahas
keperwatan.
Pijat oksitosin adalah tindakan yang dilakukan oleh keluarga terutama alah
suami pada ibu menyusui yang berupa back massage pada punggung ibu untuk
A. Pengkajian
(Rohmah, 2014).
Pada tanggal 12 Maret 2014 dari hasil pengkajian dan observasi penulis
43
44
vital, tekanan darah 140/90 mmhg, suhu 37,20C, nadi 84x/m, respiratory
22x/m.
uterus baik teraba keras dan bundar TFU 1 jari dibawah pusat tampak
aktual dan potensial (Judha, dkk. 2012). Data tersebut sudah sesuai dengan
B. Diagnosa Keperawatan
respons manusia (keadaan sehat atau perubahan pola interaksi aktual atau
utama mengacu pada teori hierarki maslow dimana setiap mana kebutuhan
diagnosa utama (Mubarak, 2007). Selain itu menurut Roito (2013) nyeri juga
agen cidera biologis (involusi uterus). Nyeri akut adalah pengalaman sensorik
jaringan aktual atau potensial atau gambaran dalam hal kerusakan yang
sedemikian rupa (International for the study of paint), awitan yang tiba-tiba
atau perlahan dari intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari 6 bulan (nanda,
(2005) involusi uterus pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada di
bersandar pada promontorium sakralis. Pada saat ini besar uterus sewaktu
usia kehamilan 16 minggu (kira-kira sebesar jeruk asam) dan beratnya kira-
kira 1000g.
seperti tertusuk-tusuk region nyeri di perut bagian bawah skala skala nyeri 4
time nyeri saat bergerak. Data obyektif pasien tampak meringis kesakitan,
tanda-tanda vital, tekanan darah 140/90 mmhg, suhu 37,20C, nadi 84x/m,
46
pertama post prtum dikatakan normal sesuai dengan teori yang diungkapkan
pada uterus sehingga akan terjadi involusi uterus, sedangkan tanda jika ada
reflek oksitosin adalah dengan adanya rasa nyeri karena kontraksi uterus
Diagnosa kedua yang diambil dari penulis yaitu resiko infeksi berhubungan
dengan pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat. Data subyektif Ny. M
tidak ada rembesan darah, tidak ada bengkak, tidak ada kemerahan, pasien
resiko infeksi yang muncul adalah penyakit kronis, imunitas didapat yang
tidak adekuat, pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat (misal : integritas
kulit tidak utuh, jaringan yang mengalami trauma, penurunan kerja siliaris,
terhadap patogen, prosedur invasif, ketuban pecah dini, trauma dan kerusakan
demam, atau panas, rasa nyeri dan timbul bengkak, jaringan disekitar luka
lebih awal yaitu dalam waktu 2-3 hari. Ditandai dengan demam, nyeri tekan
dan nyeri pada daerah luka serta sek darah putih meningkat. Tepi luka terlihat
C. Intervensi Keperawatan
tujuan, setelah tindakan keperawatan 2x24 jam dapat teratasi dengan kriteria
hasil skala nyeri 4 menjadi 2, ttv menjadi normal tekanan darah 120/80
mmhg, nadi 80x/m, suhu 36,50C, respiratori 20 x/m, nyeri berkurang, dan
dengan agen cidera fisik. Yang pertama penulis memberikan intervensi kaji
48
apa penyebabnya, quality yaitu kulitas nyeri tersebut seperti apa, regio yaitu
menggunakan skala dari 1-10, time yaitu kapan nyeri itu terjadi dengan
agen cidera biologis (involusi uterus) adalah ajarkan relaksasi nafas dalam.
Ketegangan otot, kecemasan dan nyeri adalah perasaan yang tidak nyaman.
lain dan menciptakan suatu siklus hebat. Teknik relaksasi dapat membantu
memuutuskan siklus hebat. Teknik ini meliputi meditasi, yoga, musik, dan
nyeri itu tidak nyata, tetapi hanya membantu menurunkan ketakutan atau
agen cidera biologis adalah beri pemijat oksitosin. Pijat oksitosin adalah suatu
tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari costa ke 5-6 sampai scapula
otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar (Suherni, 2008; Suradi, 2006).
agen cidera biologis adalah kalaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
tubuh primer yang tidak adekuat, pada Ny. M penulis membuat intervensi
dengan tujuan, setelah tindakan keperawatan 2x24 jam dapat teratasi dengan
kriteria hasil tidak terjadi infeksi, suhu 36,50C, tidak terjadi rubor, kolor,
Intervensi pertama pada diagnosa kedua yaitu kaji luka pasien untuk
pemisahan luka.
dengan dokter untuk pemberian obat menurut Dongoes (2000) obat antibiotik
D. Implementasi Keperawatan
sesudah pelaksanaan tindakan, serta menilai data yang baru (Rohmah, dkk.
2014)
mengkaji nyeri pasien dengan PQRST untuk mengetahui tindakan skala nyeri
kenali sebagai sesuatu yang nyata yang dapat di ukur, dan di jelaskan, serta
pasien yang melibatkan teknik pernafasaan dalam efektif dan kata-kata atau
51
6 jam pertama didapatkan data subyektif pasien masih mengatakan nyeri, data
obyektif pasien meringis kesakitan, TFU pasien masiih berada pada 1 jari
Oksitosin dapat diperoleh dengan berbagai cara baik melalui oral, intra-
meningkatkan produksi hormon oksitosin. Efek dari pijat oksitosin itu sendiri
bisa dilihat reaksinya setelah 6-12 jam pemijatan (Lun, et al 2002). Pijat
oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari nervus
fundus kira-kira turu 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari pasca partum ke 6
fundus normal akan berada pada pertengahan antara umbilikus dan simpisis
Uterus pada waktu hamil penuh beratnya 11x berat sebelum hamil,
pembesaran sel-sel yang sudah ada. Pada masa pasca partum penurunan kada
selama masa hamil menetap. Inilah penyebab ukuran uterus sedikit lebih
uterus disebabkan oleh beberapa hal yaitu pertama akibat dari keluarnya
darah sehingga suplai darah ke uterus menjadi berkurang. Kedua yaitu adanya
kontraksi dan retraksi otot miometrium yang terjadi terus menerus akan
Cara pemijatan oksitosin menurut Widuri (2013) yaitu dengan cara ibu
didepan, bebaskan ibu dari pakaiannya, kedua jari dicelukan ke dalam baby
oil lalu gerakkan pada punggung ibu. Lakukan gerakan melingkar dengan
kedua ibu jari dari atas sampai bawah. Lakukan beberapa kali sampai ibu
merasakan rileks.
NaCl 0,9% merupakan cairan fisiologis yang efektif untuk perawatan luka
infeksi. Tanda bahaya infeksi pada nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi
peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun
o
dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 39 C tanpa
2002).
adalah kalaborasi dengan dokter untuk pemberian obat cefotaxim. Fungsi dari
cefotaxim itu sendiri adalah untuk infeksi berat bakteri gram positif pada
E. Evaluasi
keadaan pasien dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat pada tahap
Evaluasi hari pertama pada tanggal 12 maret 2015 pukul 13.30 dengan
uterus), data subyektif : pasien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah,
regio : nyeri berada di perut bagian bawah, skala : skala nyeri 4, time : nyeri
pengeluaran lokhia Rubra, TTV : TD: 110/80 mmHg ( sistol 110-130 mmHg
Evaluasi hari pertama pada tanggal 12 Maret 2015 pukul 13.45 dengan
tidak adekuat pasien mengatakan tidak tahu tengtang cara pencegahan infeksi
lanjutkan intervensi.
Evaluasi hari kedua pada tanggal 13 Maret 2015 pukul 13.45 dengan
diagnosa pertama yaitu nyeri akut, data subyektif : pasien mengatakan nyeri
ditusuk-tusuk, regio : nyeri berada di perut bagian bawah, skala : skala nyeri
56
2, time : nyeri saat bergerak TFU berada di 2 jari dibawah umbiliku . Data
Evaluasi hari kedua pada tanggal 13 Maret 2015 pukul 13.55 dengan
primer yang tidak adekuat pasien mengatakan sudah mengerti tentang cara
pencegahan dan perawatan luka jahit perinium pasien tampak paham masalah
BAB VI
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
perut, skala nyeri 5, time nyeri saat bergerak. Data obyektif terdapat
TD: 110/80 mmHg (sistol 110-130 mmHg dan diastole 60-90 mmHg).
2. Diagnosa
57
58
3. Intervensi
nyeri, skala nyeri, dan waktu munculnya nyeri) dengan rasional untuk
4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Analisa
B. Saran
1. Instansi
a. Pendidikan
proses pendidikan dari apa yang sudah ada saat ini, melengkapi
b. Rumah Sakit
2. Profesi
3. Pembaca
Potter & Perry.2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses &
Praktik.Vol. edisi 4.Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC
Wilkinson. J & Ahern. N.R (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan , Edisi
9.Jakarta ; Buku Kedokteran