You are on page 1of 28

1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi


Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-
Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan laporan tentang Uji
Organoleptis Haksel.
Laporan ini telah saya susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
laporan ini.

Kendari, Mei 2016

Penulis

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

A. PENDAHULLUAN
1. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memilki kekayaan
sumber daya alam sangat melimpah, salah satunya banyak tumbuh
tumbuhan yang bisa digolongkan sebagai tanaman obat. Tanaman
tersebut tumbuh baik secara liar ataupun segaja ditanam sebagai
tanaman penghias rumah. Tapi awalnya tidak semua orang
mengetahui akan khasiat dari tanaman tersebut.
Tanaman obat yaitu berbagai jenis tanaman yang bisa
dimanfaatkan setiap bagian tubuhnya, mulai dari akar, batang, daun,
bunga, buah, bahkan biji buahnya untuk mengatasi berbagai masalah
pada tubuh manusia baik yang disebabkan penyakit atau gangguan
lainnya. Tanaman memiliki karakteristik masing-masing baik itu dari
rasa, aroma, bentuk dan tekstur. Untuk mengetahui karakteristik
tersebut, dapat di lakukan uji organoleptik.
Simplisia merupakan bahan alamiah yang digunakan sebagai
obat baik dari tumbuhan, hewan maupun mineral yang belum
mengalami pengolahan apapun kecuali dinyatakan lain, berupa bahan
yang dikeringkan. Simplisia berbeda dengan haksel. Haksel merupakan
bagian-bagian tanaman seperti akar, batang, daun, bunga, biji dan
lain-lain yang dikeringkan tetapi belum dalam bentuk serbuk. Simplisia
atau herbal merupakan bahan alam yang telah dikeringkan yang
digunakan untuk pengobatan dan belum mengalami pengolahan.
Kecuali dinyatakan lain, suhu pengeringan tidak lebih dari 60 oC.
Simplisia terbagi dua, yaitu simplisia segar dan simplisia nabati.
Simplisia segar merupakan bahan alam segar yang belum dikeringkan,
sedangkan simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan
utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan.

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

2. RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah bagaimana


cara mengidentifikasi beberapa jenis simplisia secara
mikroskopis?
3. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah Mahasiswa dapat melakukan
identifikasi beberapa jenis simplisia secara mikroskopis
4. MANFAAT
Manfaat pada percobaan ini adalah mengetahui identifikasi
beberapa jenis simplisia secara mikroskopis.

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

B. BAHAN

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah


sebagai berikut :
1 Buah merica (Piperi nigri fructus)
2 Daun kumis kucing (Orthosiponis folium)
3 Daun jambu biji (Psidii folium)
4 Rimpang jahe (Zingiberis rhizoma)
5 Rimpang temulawak (Curcumae rhizoma)
6 Rimpang kunyit (Curcumae domestica rhizoma)
7 Kayu secang (Sappan lignum)
8 Rimpang kencur (Kaempferia rhizoma)
9 Kulit kayu manis (Cinnamomi korteks)
10 Rimpang lengkuas (Languatis rhizoma)
11 Kesumba (Carthami flos)
12 Daun alpukat (Perseae folium)
13 Buah ketumbar (Coriandri fructus)
14 Daun asam jawa (Tamarindi folium)
15 Daun pepaya (Caricae folium)
16 Biji kacang hijau (Phaseoli semen)
17 Daun kelor (Moringae folium)
18 Daun kembang sepatu (Hibisci Rosa-sinensis folium)
19 Daun kangkung air (Ipomoeae aquaticae folium)
20 Cengkeh (Caryophyllum)
21 Daun jarak (Ricini folium)
22 Daun ubi jalar (Batatasae folium)
23 Daun belimbing (Bilimbii folium)
24 Daun mengkudu (Morindae folium)
25 Daun jambu mete (Anacardii folium)

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

KLASIFIKASI TANAMAN

1 Cengkeh (Syzygium aromaticum) (Anonim, 1978)


Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Syzigium
Spesies : Syzigium aromaticum L.
2 Hoppe (Hopea sp.) (Anonim, 1978)
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Theales
Famili : Dipterocarpaceae
Genus : Hopea
Spesies : Hopea sp.
3 Jambu biji (Psidium guajava L.) (Santoso, 2008)
Regnum : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava

4 Asam (Tamarindus indica L.) (Anonim, 1978)

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Tamarindus
Spesies : Tamarindus indica L.
5 Kasumba (Bixa orellana) (Anonim, 1989)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Violales
Famili : Bixaceae
Genus : Bixa
Spesies : Bixa orellana
6 Kembang sepatu (Hibiscus rosa
sinensis L.) (Anonim, 1978)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus rosa sinensis L.

7 Mengkudu (Morindae citrifoliae fructus) (Santoso, 2008)


Regnum : Plantae

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

Divisio : Spermatophyta
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Rubiales
Familia : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia L.
8 Alpukat (Persea americana Mil) (Anonim, 1978)
Regnum : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Ranales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana Mil
9 Brotowali (Tinospora crispa L.) (Anonim,
1978)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Ranunculales
Famili : Menispermaceae
Genus : Tinospora
Spesies : Tinospora crispa (L.)

10 Jahe (Zingiber officinale ) (Anonim, 1978)


Regnum : Plantae

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber officinale

11 Pepaya (Carica papaya L. ) (Lisa, 2015)

Regnum : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Violales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya L.

12 Jarak (Jatropha curcas ) (Susilowati, 2014)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Euphorbiales

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Jatropha

Spesies : Jatropha curcas


13 Kayu manis (Cinnamomum burmannii) (Nisa, 2014)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies : Cinnamomum burmannii
14 Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb) (Stephani,
2009)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma xanthorrhiza Roxb
15 Ubi Jalar (Ipomoea batatas) (Supadmi, 2009)
Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonae

Ordo : Solanales

Famili : Convolvulaceae

Genus : Ipomoea

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

Spesies : Ipomoea batatas L.


16 Kacang hijau (Vigna radiata L.)
(Anonim, 1978)

Regnum : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Magnoliophyta

Ordo : Rosales

Famili : Leguminasae

Genus : Vigna

Spesies : Vigna radiata L.

17 Lengkuas (Alpinia galangal) (Chasanah,


2013)
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Zingiberales
Family : Alpinieae
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia galanga
18 Belimbing (Averrhoa bilimbi) (Savitri, 2014)
Kingdom : Plantae

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Geraniales
Famili : Oxalidaceae
Genus : Averrhoa
Spesies : Averrhoa bilimbi
19 Kunyit (Curcuma domestica val.)
(Santoso, 2008)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberacceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domestica val.
20 Kelor (Moringa oleifera L.) (Lutfiana, 2013)

Regnum : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Brassicales

Famili : Moringaceae

Genus : Moringa

Spesies : Moringa oleifera L.

21 Ketumbar (Coriandrum sativum)


(Anonim, 1978)
Regnum : Plantae

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Apiles
Famili : Apiaceae
Genus : Coriandrum
Spesies : Coriandrum sativum
22 Kumis kucing (Orthosiphon aristatus) (Anonim, 1978)
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon aristatus
23 Kencur (Kaempferia galangal L.) (Anonim,
1978).
Regnum : Plantae
Divisio : Tracheopyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Zingiberales
Familia : Zingiberaceae
Genus : Kaempferia
Spesies : Kaempferia galangal L.

C. DESKRIPSI TANAMAN (SIMPLISIA)

1. Merica (Piper nigrum L.)

Batang tanaman merica beruas-ruas. Ukuran batang


berdiameter 6-25 mm. Daun merica berbentuk bundar lebar atau

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

lonjong seperti daunt alas. Bagian pangkal daun berbentuk bulat dan
semakin ke ujung semakin meruncing. Permukaan atas daun tanaman
merica berwarna hijau tua mengkilap, sedangkan permukaan bawah
berwarna hijau pucat dan buram. Bunga lada termasuk bunga berumah
satu dan merupakan bunga duduk. Buah merica berbentuk bulat
seperti bola. Buah yang masih muda (mentah) memiliki kulit luar
(epikarp) berwarna hijau mengkilap, setelah masak berubah menjadi
kuning dan merah menyala. Buah merica memiliki rasa pedas yang
berbeda dengan pedas dari cabai rawit (Sarpian, 2003).
2. Kumis Kucing (Orthosiphon spicatus Bbs.)
Kumis kucing merupakan tumbuhan tak berkayu atau disebut
terna, tumbuh tegak, siklus hidup relatif panjang, tinggi dapat
mencapai 2 meter. Batang bentuk bulat, silindris, relatif kecil, berwarna
coklat, berbulu, pendek atau gundul, basah. Daun tunggal, berbentuk
bulat telur, sedikit melengkung, berumpuk atau memisah, bagian tepi
bergerigi, agak kasar, tak teratur, tulang dau, dan tangkai berwarna
hijau keunguan, berbintik halus. Bunga majemuk berupa tandan yang
keluar di bagian ujung cabang, warna keunguan dan putih. Buahnya
bulat telur, banyak, berwarna hijau, dan akan berubah hitam bila sudah
masak (Sunarto, 2009).
3. Jambu Biji (Psidium guajava Linn.)
Jambu biji merupakan tanaman perdu bercabang banyak.
Tingginya dapat mencapai 3-10 m. batang jambu biji memiliki ciri
khusus, diantaranya berkayu keras, liat, tidak mudah patah, kuat, dan
padat. Daun jambu biji berbentuk bulat panjang, bulat langsing, atau
bulang oval dengan ujung tumpul atau lancip. Warna daun beragam
seperti hijau tua, hijau muda, merah tua, dan hijau berbelang kuning.
Permukaan daun ada yang halus mengilap dan halus biasa. Buah
jambu biji berbentuk bulat atau bulat lonjong dengan kulit buah
berwarna hijau saat muda dan berubah kuning muda mengilap setelah
matang (Parimin, 2005).
4. Jahe (Zingeberis officinale Roxb.)

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

Tanaman jahe merupakan terna tahunan, berbatang semu


dengan tinggi antara 30 cm 75 cm. berdaun sempit memanjang
menyerupai pita dan tersusun teratur dua baris berseling. Rimpang
jahe memiliki bentuk yang bervariasi, mulai dari agak pipih sampai
gemuk (bulat panjang), dengan warna putih kekuning-kuningan hingga
kuning kemerah-merahan. Rimpang jahe berwarna kuning muda atau
kuning, berserat halus dan sedikit. Beraroma maupun berasa kurang
tajam (Rukmana, 2000).
5. Temulawak (Curcumae xantorrhiza Roxb.)
Temulawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh
merumpun. Tanaman ini berbatang semu dan mencapai ketinggian 2-
2,5 meter. Daun tanaman temulawak bentuknya panjang dan agak
lebar. Warna bunga umumnya kuning dengan kelopak bunga kuning
tua, serta pangkal bunganya berwarna ungu. Rimpang induk
bentuknya bulat seperti telur, sedangkan rimpang cabang terdapat
bagian samping yang bentuknya memanjang. Warna kulit rimpang
adalah kuning kotor. Warna daging rimpang adalah kuning, dengan cita
rasanya pahit, berbau tajam, serta keharumannya sedang (Rukmana,
1995).
6. Cengkeh (Syzygium aromaticum)
Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun
dengan tangkai pendek serta bertandan.Pada saat masih muda bunga
cengkeh berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning
kehijau-hijauan dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah
tua. Sedang bunga cengkeh kering akan berwarna coklat kehitaman
dan berasa pedas sebab mengandung minyak atsiri.
7. Asam (Tamarindi folium)
Helaian anak daun berwarna hijau kecoklatan atau hijau muda,
bentuk bundar panjang, panjang 1 cm sampai 2,5 cm, lebar 4 mm
sampai 8 mm, ujung daun membundar, pinggir daun rata hampir
sejajar satu sama lain. Tulang daun terlihat jelas. Kedua permukaan
daun halus dan licin, permukaan bawah berwarna lebih muda.

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

8. Kasumba (Carthami flos)


Pohon kecil, tingginya 2 - 8 m. Bentuk daun bundar telur hampir
seperti jantung, warna merah tua keunguan. Perbungaan bentuk malai
8 - 50 bunga warna merah gelap. Buah seperti buah rambutan warna
merah tua/gelap yang umumnya bagian ujung terlihat merekah
sehingga biji-bijinya dapat keluar cepat. Manfaat tumbuhan : Biji-biji
kesumba masih dipakai untuk mewarnai bahan anyaman dan kipas,
mengandung zat pewarna yang disebut bixin. Zat ini dapat diekstraksi
dengan merendam biji dalam air. Biji biasa digunakan untuk mewarnai
produk-produk makanan.
9. Kembang sepatu (Hibiscus Rosa-sinensis falium)
Batang berbentuk Bulat, berkayu, keras, diameter 9 cm, masih
muda ungu setelah tua putih kotor.Daun : Tunggal, tepi beringgit, ujung
runcing, pangkal tumpul, panjang 10-16 cm, lebar 5-11 cm, hijau
muda, hijau.Bunga : Tunggal, bentuk terompet, di ketiak daun, kelopak
bentuk lonceng, berbagi lima, hijau kekuningan, mahkota terdiri dari
lima belas sampai dua puluh daun mahkota, merah muda, benang sari
banyak, tangkai sari merah, kepala sari kuning, putik bentuk tabung,
merah.
10. Mengkudu (Morindae citrifoliae fructus)
Tumbuhan ini berbentuk pohon dengan tinggi 4-8cm. Batang
berkayu, bulat, kulit kasar, percabangan monopoidal. Daun tunggal,
bulat telur, ujung dan pangkal runcing. Panjang 10-40 cm. Bunga
majemuk, bentuk bongkol, bertangkai, benang sari 5. Buah bongkol,
permukaan tidak teratur, berdaging, panjang 5-10 cm, hijau
kekuningan.
11. Alpukat (Perseae folium)
Jenis pohon kecil dengan tinggi 3 sampai 10 m, berakar
tunggang, batang berkayu, bulat, warnanya coklat kotor, banyak
bercabang, dan ranting berambut halus. Daun pada tanaman alpukat
ini berbentuk tunggal dengan tangkai yang panjangnya 1,5-5 cm,
kotor, letaknya berdesakan di ujung ranting, bentuknya jorong sampai

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

bundar telur memanjang, tebal seperti kulit, ujung dan pangkal


runcing, tepi rata kadang-kadang agak menggulung ke atas, bertulang
menyirip, panjang 10-20 cm, lebar 3-10 cm.
12. Pepaya (Caricae papaya)
Pepaya merupakan tanaman herba. Batangnya berongga,
biasanya tidak beracun, dan tingginya dapat mencapai 10 m.
Daunnya merupakan daun tunggal, berukuran besar, dan
bercangkap. Tangkai daun panjang dan berongga. Bunganya
terdiri dari tiga jenis, yaitu bunga jantan, bunga betina, dan
bunga semurna. Bentuk buah bulat sampai lonjong. Batang,
daun, dan buahnya mengandung getah yang memiliki daya
enzimatis, yaitu dapat memecah protein. Pertumbuhan tanaman
papaya termasuk cepat karena antara 10-12 bulan setelah
ditanam buahnya telah dapat dipanen.
13. Jarak (Ricini folium)
Tanaman jarak pagar termasuk famili Euphorbiaceae, satu
famili dengan karet dan ubikayu. Pohonnya berupa perdu
dengan tinggi tanaman 17 m, bercabang tidak teratur.
Batangnya berkayu, silindris bila terluka mengeluarkan getah.
Daunya berupa daun tunggal, berlekuk, bersudut 3 atau 5,
tulang daun menjari dengan 57 tulang utama, warna daun hijau
(permukaan bagian bawah lebih pucat dibanding bagian atas).
Panjang tangkai daun antara 415 cm. Bunga berwarna kuning
kehijauan, berupa bunga majemuk berbentuk malai, berumah
satu. Bunga jantan dan bunga betina tersusun dalam rangkaian
berbentuk cawan, muncul diujung batang atau ketiak daun.
Buah berupa buah kotak berbentuk bulat telur, diameter 24 cm,
berwarna hijau ketika masih muda dan kuning jika masak. Buah
jarak terbagi 3 ruang yang masing masing ruang diisi 3 biji. Biji
berbentuk bulat lonjong, warna coklat kehitaman. Biji inilah yang
banyak mengandung minyak dengan rendemen sekitar 3040
%.

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

14. Kayu manis (Cinnamomum burmannii)


Semak atau pohon kecil, tinggi 5 m sampai 15 m,
pepagangan (kulit) berbau khas. Helaian daun berbentuk
lonjong, panjang 4 cm sampai 14 cm, lebar 1,5 cm sampai 6 cm,
permukaan atas halus, permukaan bawah berambut berwarna
kelabu kehijauan yang tertekan pada permukaan daun atau
bertepung, daun muda berwarna merah pucat; berpenulangan
3; panjang tangkai daun 0,5 cm sampai 1,5 cm. Perbungaan
berupa malai, berambut halus berwarna kelabu yang tertekan
pada permukaan; panjang gagang bunga 4 mm sampai 12 mm,
juga berambut halus; tenda bunga, panjang 4 mm sampai 5 mm,
helai tenda bunga sesudah berkembang tersobek secara
melintang dan terpotong agak jauh dari dasar bunga; benang
sari lingkaran ketiga, mempunyai kelenjar di tengah-tengah
tangkai sari. Buah adalah buah buni, panjang lebih kurang 1 cm.
15. Daun ubi (Batatasae folium)
Tanaman perdu, bisa mencapai 7 meter tinggi, dengan
cabang agak jarang. Akar tunggang dengan sejumlah akar
cabang yang kemudian membesar menjadi umbiakar yang dapat
dimakan. Ukuran umbi rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan
panjang 50-80 cm, tergantung dari klon/kultivar. Bagian dalam
umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong
tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin.
Gejala kerusakan ditandai dengan keluarnya warna biru gelap
akibat terbentuknya asam sianida yang bersifat meracun bagi
manusia. Umbi ketela pohon merupakan sumber energi yang
kaya karbohidrat namun sangat miskin protein. Sumber protein
yang bagus justru terdapat pada daunsingkong karena
mengandung asam amino metionina.
16. Kacang hijau (Phaseoli semen)
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian
sangat bervariasi, antara 30-60 cm, tergantung varietasnya.

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

Cabangnya menyamping pada bagian utama, berbentuk bulat


dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan
ada yang ungu. Polong kacang hijau berebntuk silindris dengan
panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu
muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna
hitam atau coklat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang
hijau lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna
bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa
ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam . Tanaman kacang
hijau berakar tunggang dengan akar cabang pada permukaan.
17. Lengkuas (Languatis rhizoma)
Lengkuas termasuk terna tumbuhan tegak yang tinggi
batangnya mencapai 2-2,5 meter. Tanaman ini memilki akar tak
teratur. Pada lapisan luar terdapat kulit tipis berwarna coklat
sedangkan dibagian tangkai yang berbentuk umbi berwarna
merah. Bagian dalam berwarna putih dan jika dikeringkan
menjadi kehijau-hijauan. Lengkuas mempunyai batang pohon
yang terdiri atas susunan pelepah pelepah daun. Daun-daunnya
berbentuk bulat panjang antara daun yang terdapat pada bagian
bawah terdiri atas pelepah-pelepah saja, sedangkan bagian atas
batang terdiri dari pelepah-pelepah lengkap dengan helaian
daun. Bunganya juga muncul pada bagian ujung tumbuhan.
Rimpang umbi lengkuas selain berserat kasar juga memiliki
aroma yang khas.
18. Belimbing (Bilimbii folium)
Pohon belimbing wuluh kecil setinggi sekitar 10 meter
dengan diameter pangkal batang mencapai 30 cm. Batangnya
bergelombang dan tidak rata, kasar dan berbenjol- benjol,
percabangan sedikit, arah condong ke atas. Cabang muda
berambut halus seperti beledu dan berwarna cokelat muda.
Daun majemuk menyirip ganjil sepanjang 30-60 cm dengan 11-
45 pasang anak daun. Anak daun berwarna hijau, permukaan

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

bawah berwarna hijau muda, bertangkai pendek, berbentuk


bulat telur hingga jorong dengan ujung agak runcing, pangkal
daun membulat, tepi daun rata, panjang 2-10 cm, lebar 1-3 cm.
Bunga majemuk yang tersusun dalam malai, berkelompok.
Bunga belimbing asam, seperti buah kepel, tumbuh keluar dari
batang atau percabangan yang besar.Bunga kecil-kecil
berbentuk bintang, berwarna ungu kemerahan. Buah berupa
buni, bentuk bulat lonjong bersegi, panjang 4-6,5 cm, berwarna
hijau kekuningan, berair banyak, jika masak rasa asam. Bentuk
biji bulat telur, gepeng. kuningan. Perbanyakan dengan biji dan
cangkok.
19. Kunyit (Curcuma domestica val.)
Tumbuhan berbatang basah, tingginya sampai 0,75 m,
daunnya berbentuk lonjong, bunga majemuk berwarna merah
atau merah muda. Tanaman herba tahunan ini menghasilkan
umbi utama berbentuk rimpang berwarna kuning tua atau jingga
terang. Perbanyakannya dengan anakan.
20. Kelor (Moringae folium)
Moringa oleifera L. dapat berupa semak atau dapat pula
berupa pohon dengan tinggi 12 m dengan diameter 30 cm.
Kayunya merupakan jenis kayu lunak dan memiliki kualitas
rendah. Daun tanaman kelor memiliki karakteristik bersirip tak
sempurna, kecil, berbentuk telur, sebesar ujung jari. Helaian
anak daun memiliki warna hijau sampai hijau kecoklatan, bentuk
bundar telur atau bundar telur terbalik, panjang 1-3 cm, lebar 4
mm sampai 1 cm, ujung daun tumpul, pangkal daun membulat,
tepi daun rata. Kulit akar berasa dan berbau tajam dan pedas,
dari dalam berwarna kuning pucat, bergaris halus, tetapi terang
dan melintang. Tidak keras, bentuk tidak beraturan, permukaan
luar kulit agak licin, permukaan dalam agak berserabut, bagian
kayu warna cokelat muda, atau krem berserabut, sebagian besar
terpisah. Moringa oleifera L. mengandung kombinasi senyawa

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

yang unik yaitu isotiosianat dan glukosinolat. Isotiosianat (ITC)


merupakan zat yang terdapat dalam berbagai tanaman,
termasuk Moringa oleifera L., dan memiliki potensi sebagai agen
kemopreventif.
21. Ketumbar (Coriandri fructus)
Tanaman ketumbar berupa semak semusim, dengan tinggi
sekitar satu meter. Akarnya tunggang bulat, bercabang dan
berwarna putih. Batangnya berkayu lunak, beralur, dan
berlubang dengan percabangan dichotom berwarna hijau.
Tangkainya berukuran sekitar 5-10 cm. Daunnya majemuk,
menyirip, berselundang dengan tepi hijau keputihan. Buahnya
berbentuk bulat, waktu masih muda berwarna hijau dan setelah
tua berwarna kuning kecokelatan. Bijinya berbentuk bulat dan
berwarna kuning kecokelatan Ketumbar dapat dibudidayakan di
dataran rendah maupun dataran tinggi hingga ketinggian 2.000
meter di atas permukaan laut. Tanaman ini dipanen setelah
berumur tiga bulan, kemudian dijemur dan buahnya yang
berwarna kecoklatan dipisahkan dari tanaman.

22. Kangkung (Ipomoeae aquaticae folium)


Kangkung merupakan tanaman yang sangat tergolong lama
tumbuh, tanaman ini memiliki akar tunggang dan bercabang-
cabang. Perakaran ini menembus dengan kedalam 60 100 cm,
dan menyebar luas secara mendatar 150 cm hingga lebih,
terutamanya tanaman kangkung pada air. Batang pada tanaman
kangkung bult dan berlubang, berbuku-buku, dan banyak
mengandung air. Terkadang buku-buku tersebut mengeluarkan
akar tanaman yang serabut dan juga berwarna putih dan ada
juga berwrana kecoklatan tua. Kangkung juga memiliki tangkai
dauan melekat pada buku-buku batang dan di keiak batang
terdapat mata tunas yang dapat tumbuh cabang baru. Bentuk

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

dauan memiliki ujung runcing dan juga tumpul, permukaan


dauan berwarna hijau tua , dan juga berwarna hijau muda.
23. Kencu (Kaempferia rhizoma)
Simplisia berupa irisan pipih, bau khas, rasa pedas, bentuk
hamper bundar sampai jorong atau tidak beraturan, tebal 1-4
mm, panjang 1-5 cm, lebar 0,5-3 cm, bagian tepi berombak dan
keriput, warna cokelat sampai cokelat kemerahan, bagian tegah
berwarna putih sampai putih kecoklatan. Korteks sempit, lebar
lebih kurang 2 mm, warna putih.
24. Jambu mente (Anacardium occidentale)
Anacardium occidentale, berbentuk pohon, berwarna coklat
tua, batang berkayu (lignosus), silindris, permukaan kasar,
percabangan monopodial. Arah tumbuh batang tegak lurus, arah
tumbuh cabang ada yang condong ke atas dan ada yang
mendatar. Daun merupakan daun tunggal yang hanya tumbuh
di ujung-ujung ranting. Daun pada Anacardium occidentale L.
merupakan daun tidak lengkap karena hanya memiliki tangkai
daun (petiolus) dan helaian daun (lamina), lazimnya disebut
daun bertangkai. Daun bertangkai pendek (1,5-3 cm), daun
berbentuk bulat telur sungsang dan guratan rangka daunnya
terlihat jelas bulat telur terbalik, kebanyakan dengan pangkal
runcing dan ujung membulat. Helaian daun tunggal, warna hijau
kekuningan sampai hijau tua kecoklatan, panjang 4 cm sampai
22 cm, lebar 2 cm samapai 15 cm, ujung daun membulat
(rotundatus) tidak terbentuk sudut sama sekali, pangkal daun
runcing (acutus) yakni jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu
tulang sedikit demi sedikit menuju ke atas dan pertemuannya
pada puncak daun membentuk suatu sudut lancip (kurang dari
90).
25. Kayu Secang (Sappan lignum)
Habitus berupa semak atau pohon kecil, tinggi lebih dari
10m. Ranting-ranting berlentisel dan berduri, bentuk duri

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

bengkok, tersebar. Daun majemuk, panjang 25-40 cm, bersirip,


9-14 pasang sirip, panjang sirip 9-15 cm, setiap sirip mempunyai
sepuluh sampai dua puluh pasang anak daun yang berhadapan.
Anak daun tidak bertangkai, bentuk lonjong, pangkal daun
hampir rompang, ujung bundar serta sisinya agak sejajar,
panjang anak daun 10-25 mm, lebar 3-11 mm. Perbungaan
berupa malai, terdapat di ujung, panjang malai 10-40 cm,
panjang gagang bunga 15-20 cm, pinggir kelopak berambut,
panjang daun kelopak yang terbawah 10 mm, lebar 4 mm,
tajuk memencar berwarna kuning, helaian bendera membundar
bergaris tengah 4-6 mm, empat helai daun tajuk lainnya juga
membundar dan bergaris tengah 10 mm, panjang benang sari
15 mm, panjang putik 18 mm. Polong berwarna hitam,
berbentuk lonjong, pipih dengan panjang 8-10 cm, lebar 3-4 cm,
berisi 3-4 biji, panjang biji 15-18 mm, lebar 8-11 mm, tebal 5-7
mm.

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

D. HASIL DAN PEMBAHASAN


1. HASIL PENGAMATAN

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI II
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO

NO
SAMPEL GAMBAR
. KETERANGAN

10

11

12

13

14

15

16

17

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

18

19

21

22

23

24

25

2. PEMBAHASAN

Farmakognosi merupakan salah satu ilmu yang mempelajari


tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan
sebagai obat alami yang telah melewati berbagai macam uji
seperti uji farmakodinamik, uji toksikologi dan uji biofarmasetika.
Perkembangan farmakognosi saat ini sudah melibatkan hasil
penyarian atau ekstrak yang tentu akan sulit dilakukan
indentifikasi zat aktif jika hanya mengandalkan mata. Dengan
demikian, cara identifikasi juga semakin berkembang dengan
menggunakan alat-alat cara kimia dan fisika.
Simplisia merupakan bagian-bagian tanaman seperti akar,
batang, daun, bunga, biji dan lain-lain yang dikeringkan tetapi
belum dalam bentuk serbuk. Haksel berbeda dengan simplisia.
Yang merupakan bahan alami yang digunakan sebagai obat dan
belum mengalami proses perubahan apapun, dan kecuali
dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang dikeringkan.
Simplisia terbagi atas simplisia
nabati, simplisia hewani dan simplisia mineral.
Simplisia dapat diperoleh dari tanaman liar atau dari
tanaman yang sengaja dibudidayakan/dikultur. Tanaman liar disini
diartikan sebagai tanaman yang tumbuh dengan sendirinya di

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

hutan-hutan atau di tempat lain di luar hutan atau tanaman yang


sengaja ditanam tetapi bukan untuk tujuan memperoleh simplisia
untuk obat (misalnya tanaman hias, tanaman pagar). Sedangkan
tanaman kultur diartikan sebagai tanaman budidaya, yang ditanam
secara sengaja untuk tujuan mendapatkan simplisia. Tanaman
budidaya dapat berupa perkebunan luas, usaha pertanian kecil-
kecilan atau berupa tanaman halaman dengan jenis tanaman yang
sengaja ditanam untuk tujuan
memperoleh simplisia tetapi juga berfungsi sebagai tanaman hias.
Pemeriksaan simplisia dilakukan secara mikroskopi. Metode
mikroskopi merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya pemalsuan simplisia, namun terbatas
pada segi kualitatif saja. Pemalsuan simplisia ini jika terjadi, maka
bisa menimbulkan permasalahan yang besar. Dari sisi lain
pemeriksaan simplisia juga dapat membantu dalam membedakan
beberapa simplisia yang memiliki marga yang sama, serta bagi
simplisia yang memiliki kesamaan dalam pemerian organoleptis.
Contohnya adalah kunyit dan temulawak. Kedua simplisia ini
memiliki kesamaan dalam hal bau dan warna. Tetapi setelah
diamati selnya keduanya membeikan perbedaan yang normal
dalam distribusi nyata. Dalam hal ini, penganalisis harus
memahami ciri khas dari setiap simplisia secara mikroskopi. Oleh
karena itu selama pemerikaan simpisia secara mikroskopi perlu
digunakan buku acuan sebagai tolak ukur untuk membandingkan
hasil pengamatan dengan pengamatan yang sebelumnya. Buku
yang digunakan yaitu Materia Medika.
Simplisia teresebut sebelum diamati dengan menggunakan
mikroskop terlebih dahulu dibuat menjadi serbuk. Hal ini bertujuan
agar simplisia menjadi lebih halus sehingga struktur sel yang
terdapat pada simplisia dapat terlihat pada mikroskop karena
apabila masih dalam ukuran yang terlalu besar maka struktur sel
yang terdapat pada simplisia sulit terlihat secara detail.

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

Uji mikroskopi dilakukan dengan menetaskan suatu larutan


diatas objek gelas yang terdapat serbuk simplisia, setelah itu
dipanaskan sedikit dengan menggunakan bunsen kemudian
diamati di bawah mikroskop. Larutan yang digunakan adalah
kloralhidrat. Kloralhidrat dapat menghilangkan butir-butir serbuk
sehingga dapat terlihat jelas fragmen-fragmen lain di dalam
simplisia.

E. PENUTUP

1. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa pemeriksaan simplisia secara mikroskopi
merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya pemalsuan simplisia, namun terbatas
pada segi kualitatif saja. Pemeriksaan secara mikroskopi
dilakukan dengan mikroskop yang derajat perbesarannya
disesuaikan denga keperluan. Dengan adanya pemeriksaan
simplisia secara mikroskopi ini dapat diketahui struktur sel dan
jaringan pada simplisia.

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

2. SARAN

Saat mengamati amilum dibawah mikroskop, sebaiknya


medium yang digunakan jangan terlalu banyak, karena akan
mempengaruhi penampang yang diamati.

DAFTAR PUSTAKA

Badan POM, 2010, Acuan Sediaan Herbal, Volume Kelima Edisi


Pertama, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia, Jakarta.

Dirjen POM, 1989 dan 1995, Materi Medika Indonesia, Departeman


Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015
1

PEMERIKSAAN SIMPLISIA SECARA MIKROSKOPIS

Dirjen POM, 2009, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi Pertama,


Departeman Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Nala, Abu, 2011, Manfaat Apotik Hidup, Bina Karya, Jawa Tengah.

Tjitrosoepomo, Gembong, 2000, Taksonomi Tumbuhan, Gadjah Mada


University Press, Yogyakarta.

HENDRA FEBRIANSYAH DWI


RIZKA NUR APRILIYANI O1A1 14 015

You might also like