Professional Documents
Culture Documents
3) Perubahan payudara
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan semakin
dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri untuk memproduksi makanan
pokok untuk bayi setelah lahir. Perubahan yang terlihat pada payudara adalah:
a) Payudara membesar, tegang dan sakit
b) Vena di bawah kulit payudara membesar dan terlihat jelas
c) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul areola
mamae sekunder
d) Kelenjar Montgomery yang terletak di dalam areola mamae membesar
dan kelihatan dari luar. Kelenjar Montgomery mengeluarkan lebih banyak
cairan agar puting susu selalu lembab dan lemas sehingga tidak menjadi
tempat berkembang biak bakteri.
e) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat. Mulai kehamilan 16
minggu, cairan yang dikeluarkan jernih. Pada kehamilan 16 minggu
sampai 32 minggu, warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat
encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang
dikeluarkan lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung
lemak. Cairan ini disebut kolostrum.
4) Perubahan Perut
Semakin mendekati masa persalinan, perut semakin besar. Biasanya hingga
kehamilan 4 bulan, pembesaran perut belum kelihatan. Setelah kehamilan 5
bulan, perut mulai kelihatan membesar. Saat hamil tua, perut menjadi tegang
dan pusat menonjol ke luar. Timbul stria gravidarum dan hiperpigmentasi
pada linea alba serta linea nigra.
5) Perubahan Alat Kelamin Luar
Alat kelamin luar ini tampak hitam kebiruan karena adanya kongesti pada
peredaran darah. Kongesti terjadi karena pembuluh darah membesar, darah
yang menuju uterus sangat banyak, sesuai dengan kebutuhan uterus untuk
membesarkan dan memberi makan janin. Gambaran mukosa vagina yang
mengalami kongesti berwarna hitam kebiruan (tanda Chadwick).
6) Perubahan padaTungkai
Timbul varises pada sebelah atau kedua belah tungkai. Pada hamil tua, sering
terjadi edema pada salah satu tungkai. Edema terjadi karena tekanan uterus
yang membesar pada vena femoralis sebelah kanan atau kiri.
7) Perubahan Sikap tubuh
Sikap tumbuh ibu menjadi lordosis karena perut yang membesar.
3) Hubungan Seksual
Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Beberapa pasangan
menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedangkan yang lain
mengatakan sebaliknya. Perasaan yang berbedabeda ini dipengaruhi oleh
faktor faktor fisik, emosi, dan interaksi, termasuk takhayul tentang seks
selama masa hamil, masalah disfungsi seksual, dan perubahan fisik pada
wanita.
Dengan berlanjutnya kehamilan, perubahan bentuk tubuh, citra tubuh, dan
rasa tidak nyaman mempengaruhi keinginan kedua belah pihak untuk
menyatakan seksualitas mereka. Selama trimester I seringkali keinginan
seksual wanita menurun, terutama jika ia merasa mual, letih, dan mengantuk.
Saat memasuki trimester II kombinasi antara perasaan sejahteranya dan
kongesti pelvis yang meningkat dapat sangat meningkatkan keinginannya
untuk melampiaskan seksualitasnya. Pada trimester III peningkatan keluhan
somatik (tubuh) dan ukuran tubuh dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa
tertarik terhadap seks menurun (Rynerson, Lowdermilk, 1993)
Pasangan tersebut perlu merasa bebas untuk membahas hubungan seksual
mereka selama masa hamil. Kepekaan individu yang satu terhadap yang lain
dan keinginan untuk berbagi masalah dapat menguatkan hubungan seksual
mereka. Komunikasi antara pasangan merupakan hal yang penting. Pasangan
yang tidak memahami perubahan fisiologis dan emosi, yang terjadi dengan
cepat selama masa hamil, dapat menjadi bingung saat melihat perilaku
pasangannya. Dengan membicarakan perubahan perubahan yang mereka
alami, pasangan dapat mendefinisikan masalah mereka dan menawarkan
dukungan yang diperlukan. Perawat dapat memperlancar komunikasi antar
pasangan dengan berbicara kepada pasangan tentang perubahan perasaan dan
perilaku yang mungkin dialami wanita selama masa hamil (Rynerson,
Lowdermilk, 1993).
d. Tugas Perkembangan
1) Menerima Kehamilan
Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah menerima ide
kehamilan dan mengasimilasi status hamil ke dalam gaya hidup wanita
tersebut (Lederman, 1984). Tingkat penerimaan dicerminkan dalam kesiapan
wanita dan respons emosionalnya dalam menerima kehamilan.
Selain resiko melahirkan bayi dengan Sindroma Down, resiko keguguran dan
melahirkan dengan operasi Caesar, wanita hamil berusia di atas 35 tahunan juga
memiliki resiko bayi meninggal saat dalam rahim atau saat proses melahirkan.
Walaupun resiko ini ada di setiap usia kehamilan, namun pada wanita dengan usia
35 tahun ke atas, resiko ini lebih besar, yaitu 7 dari 1000 kehamilan.
Hal lain yang perlu diwaspadai pada kehamilan diusia 35 tahun keatas aalah
terjadinya pre-eklamsia. Gejala awalnya adalah tekanan darah yang meningkat
secara drastis hingga lebih dari 140/90 mmHg, rin mengandung protein, terjadi
pembengkakan pada pergelangn kaki, tangan dan wajah. Bila terdiagnosis pre-
eklamsia harus diperiksa juga fungsi organ-organ tubuh yang lain seperti ginjal,
jantung, paru, mata, otak dan sistem syaraf.
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua mengakibatkan kualitas
janin/anak yang rendah dan juga akan merugikan kesehatan ibu. (Baliwati, 2004 : 3).
Karena pada ibu yang terlalu muda (kurang dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi
makanan antara janin dan ibunya sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan
adanya perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan (Soetjiningsih, 1995 :
96).
Apabila umur ibu diatas 35 tahun diperkirakan terdapat perubahan hormonal yang
dapat menyebabkan non dijunction pada kromosom. Perubahan endokrin seperti
meningkatnya sekresi androgen, menurunnya kadar hidroepiandrosteron,
menurunnya konsentrasi estradiolsistemik, perubahan konsentrasi reseptor hormon
danpeningkatan kadar LH dan FSH secara tiba-tiba sebelum dan selama menopause.
Selain itu kelainan kehamilan juga berpengaruh.
Adapun bahaya yang dapat ditimbulkan akibat Ibu hamil dengan risiko tinggi adalah
sebagai berikut :
a) Bayi lahir belum cukup bulan.
b) Bayi lahir dengan berat kahir rendah (BBLR).
c) Keguguran (abortus).
d) Persalinan tidak lancar / macet.
e) Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan.
f) Janin mati dalam kandungan.
g) Ibu hamil / bersalin meninggal dunia.
h) Keracunan kehamilan / kejang-kejang.
3. Pencegahan
Kehamilan risiko tinggi dapat dicegah bila gejalanya ditemukan sedini mungkin
sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikinya, yaitu dengan cara :
a) Dengan memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur ke Posyandu,
Puskesmas, Rumah Sakit, paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan.
b) Dengan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali.
c) Bila ditemukan kelainan risiko tinggi pemeriksaan harus lebih sering dan lebih
intensif.
d) Makan makanan yang bergizi yaitu memenuhi 4 sehat 5 sempurna
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa ditegakkan berdasarkan data yang didapat selama pengkajian. Diagnosa
yang mungkin muncul adalah :
a. Ansietas yang berhubungan dengan Kekhawatiran terhadap diri sendiri dan janin,
Krisis situasional/maturasional, Perubahan fisik selama hamil, Rasa tidak nyaman
selama krhamilan, Ancaman terhadap konsep diri, Stres, Perubahan status peran,
status kesehatan, pola peran, keadaan ekonomi
b. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan respon keluarga terhadap
diagnosa kehamilan
c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pemahaman terhadap
penatalaksanaan kesehatan dan kehamilan
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Morning
sicknes atau Emesis gravidarum.
e. Perubahan pola seksual yang berhubungan dengan Rasa kurang nyaman pada
kehamilan, Rasa takut bahwa senggama akan mencederai janin.
f. Konflik peran orang tua berhubungan dengan Ketidaktahuan peran yang harus
dijalankan, Perubahan status peran, perkawinan
g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Persepsi negatif terhadap kehamilan,
Psikososial, Perubahan fisik selama kehamilan.
Untuk diagnosa keperawatan keluarga etiologi berdasarkan hasil pengkajian dari
5 tugas perawatan kesehatan keluarga.
3. Rencana Intervensi
Tujuan utama intervensi yang akan dilakukan pada asuhan keperawatan yang
diberikan pada masa kehamilan adalah :
a. Wanita akan menunjukan pengetahuan yang benar tentang adaptasi yang dialami
tubuh seorang ibu hamil terhadap perkembangan janin sebagai dasar untuk
memahami rasional dan pentingnya perawatan, koping yang digunakan dan
menjalankan perannya.
b. Wanita akan menggunakan pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi, kebutuhan
seksual, aktivitas sehari hari, rasa tidak nyaman akibat kehamilan, dan perawatan
diri.
c. Wanita akan mengenali gejala gejala yang menunjukan deviasi/penyimpangan
dari kehamilan normal dan melaporkan hal hal tersebutuntuk dapat segera diatasi.
d. Wanita dan keluarganya akan berpartisipasi secara aktifdalam perawatannya
selama kehamilan.
Oleh :
NPM. 12350094
PROFESI NERS
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2013
PENGKAJIAN KELUARGA
A. IDENTITAS KELUARGA
1. Kepala Keluarga
a. Nama : Tn. B
b. Umur : 34 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-Laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Buruh
g. Alamat : Kebon Jeruk LK. II RT 6 Pinang Jaya
2. Komposisi Keluarga
Hubungan Dgn
No. Nama Umur L/P Agama Pendidikan Pekerjaan
KK
3. Genogram
Keterangan :
= Laki-Laki
= Perempuan
= Perempuan
= Garis Pernikahan
= Garis Keturunan
= Tinggal serumah
4. Tipe Keluarga
Keluarga inti
6. Identifikasi Budaya
Bapak B mengatakan keluarganya adalah asli suku Jawa yang berkebangsaan
Indonesia serta tidak ada kebudayaan yang bertentangan dengan kesehatan.
7. Identifikasi Agama
Tn. Bmengatakan bahwa dalam keluarganya tidak ada perbedaan keyakinan semua
beragama islam. Keluarga selalu menjalankan sholat 5 waktu, Tn. B mengatakan
agama sangat penting karena agama merupakan bekal kita untuk kehidupan di akhirat
nantinya.
8. Rekreasi Keluarga
Keluarga berekreasi dengan menonton TV sambil bercengkerama, kalau ada waktu
luang biasanya pergi berkebun.
2. Pemeriksaan Fisik
Nama Anggota Keluarga
No Variabel
Tn. B Ny. R An. G
1. Riwayat penyakit saat Sehat Sedang hamil 28 Sehat
ini minggu
2. Keluhan yang Tidak ada Tidak ada Tidak ada
diraasakan
3 Tanda & gejala Tidak ada tanda konjungtiva Tidak ada tanda
& gejala yang ananemis, sklera & gejala yang
membuat Tn.K putih. membuat An.L
sakit sakit
D. LINGKUNGAN
1. Karateristik Rumah
Luas rumah 100 m2 , tipe rumah semi permanen, dimana terdapat 2 kamar tidur, 1
dapur, 1 ruang keluarga, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi dan mempunyai 1 kamar tidur
untuk anak. Dimana ventilasi dari tiap ruangan dimanfaatkan setiap hari dengan ada
jendela setiap ruangan, kecuali ruangan tamu mempunyai 2 jendela, sehingga cahaya
dapat masuk ke ruangan pada siang hari. Penerangan rumah dengan menggunakan
lampu listrik, lantai rumah menggunakan plesteran, sedangkan lantai dapur memakai
plesteran. Kondisi rumah secara keseruhan cukup bersih, status rumah masih milik
orang tua (menumpang), mempunyai kamar mandi dan WC. Tn. B mengatakan
mandi di kamar mandi. Sumber air minum keluarga adalah air sumur.
Denah rumah Tn. B adalah sebagai berikut :
Kandang K
M
Keterangan :
RT : Ruang Tamu
RM : Ruang Makan
Halaman
KT : Kamat Tidur
KT
KM : Kamar Mandi
RM
RK
Dapur : sUMUR
RT
KT
lainnya cukup harmonis, dalam melakukan suatu kegiatan dilakukan dengan gotong
royong, jarak rumah dengan tetangga cukup dekat, disini tidak ada budaya setempat
yang mempengaruhi kesehatan.
E. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola dan proses komunikasi keluarga
Tn. B mengatakan bahwa anggota keluarga berkomunikasi dengan menggunakan
bahasa Jawa. Komunikasi berlangsung dengan baik dan keluarga menyelesaikan
masalah dengan membicarakan terlebih dahulu dengan angota keluarga dan
pengambilan keputusan oleh kepala keluarga yang sudah dimusyawarahkan
sebelumnya.
3. Struktur peran
Tn. B mempunyai peran dalam rumah tangga sebagai pencari nafkah, Ny Ysebagai
ibu rumah tangga dan juga ikut mencari nafkah serta sebagai anggota masyarakat.
F. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Setiap anggota keluarga menghargai dirinya sendiri dan mereka saling
membutuhkan satu sama lain, serta saling memberikan dukungan satu sama lain.
Setiap anggota keluarga selalu membina kehangatan dalam rumah tangganya dan
setiap malam selalu menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan anggota
keluarga.
2. Fungsi Sosialisasi
Tn. B mengatakan bahwa hubungan semua anggota keluarga baik, norma budaya
dan perilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di keluarga dan yang
berlaku di masyarakat.
3. Fungsi Ekonomi
Tn. B mengatakan dari penghasilan setiap bulan cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan. Keluarga Tn.
B memiliki tabungan atau simpanan uang tapi kadang-kadang simpanan tersebut
bisa habis digunakan untuk keperluan mendadak seperti : apabila ada anggota
keluarga yang sakit jadi diperlukan biaya untuk membawanya ke pelayanan
kesehatan. Dimana Tn. B bekerja sebagai buruh dan jika ada waktu luang Tn. B
sering pergi ke kebun.
4. Fungsi perawatan Keluarga
a. Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga mengatakan setiap masalah kesehatan yang ada masih belum mampu
ditangani dengan segera dan apabila ada salah satu dari anggota keluarga yang
sakit keluarga memutuskan untuk membawa ke pelayanan kesehatan seperti
bidan atau puskesmas kalau tidak bisa ditangani dirumah.
c. Kemampuan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga mengatakan selama ini sudah cukup mampu merawat anggota
keluarga yang sakit dengan membuatkan jamu kalau ada salah satu anggota
keluarganya yang sakit. Kalau tidak berhasil baru kemudian mengajak berobat
ke bidan atau puskesmas.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan
Keluarga mengatakan tahu akan kepentingan kesehatan lingkungan yang dapat
memenuhi kesehatan seperti menyediakan wc (jamban). Kondisi rumah
keluarga cukup bersih, membuang limbah rumah tangga di kebun belakang
rumahnya.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
Keluarga mengatakan jika salah satu dari anggota keluarga yang sakit selalu
dibawa ke fasilitas kesehatan, yang dapat dijangkau oleh keluarga seperti
bidan desa atau puskesmas.
5. Fungsi Reproduktif
Ny. R mengatakan tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun karena saat ini Ny.
R dalam keadaan hamil. Setelah anaknya lahir, Ny. R berharap ingin ikut KB
tetapi belum tahu KB apa yang akan digunakan nantinya.
2. Koping
Tn. B mengatakan bahwa keluarga tidak pernah melakukan hal-hal yang
menyimpang dalam menghadapi segala masalah yang ada seperti menyelesaikan
masalah dengan menggunakan kekerasan dengan bersama-sama dan selalu
menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.
I. HARAPAN KELUARGA
Keluarga mengatakan senang bila ada petugas kesehatan yang melakukan kunjungan
rumah, keluarga sangat berharap masalah yang berhubungan dengan kesehatan yang
dialami keluarga dapat teratasi dengan diberikannya informasi yang dibutuhkan oleh
keluarganya serta keluarga juga berharap agar Ny. R bisa melahirkan dengan selamat.
J. ANALISA DATA
Data Masalah Keperawatan Etiologi
Ds : Perubahan Gaya hidup yang
-Ny. R mengatakan suaminya
pemeliharaan kesehatan tidak sehat (merokok)
perokok
Do :
-Ny.R hamil anaknya yang ke-2
- Ny.M sudah memasuki trimester
ke-3
7. Bantu keluarga
mengidentifikasi sumber-
sumber dalam keluarga yang
dapat dimanfaatkan untuk
perubahan pemeliharaan
kesehatan
2 Setelah dilakukan Setelah dilakukan kunjungan Verbal 1. Keluarga dapat 1. Bantu keluarga untuk mampu
penyuluhan, selama 5 x, keluarga dapat : menyebutkan kembali merasakan kerentanan
keluarga akan dapat 1. Menyebutkan resiko dan dengan benar resiko dari terhadap bahaya lingkungan
melakukan bahaya lingkungan yang bahaya lingkungan
pencegahan ada setelah diberikan 2. Anjurkan keluarga untuk
terhadap akibat yang penjelasan 2. Keluarga dapat meningkatkan tanggung jawab
akan timbul dari menyebutkan kembali diri keluarga dalam
bahaya lingkungan 2. Menjelaskan pencegahan dengan benar mencegahan stressor dan
yang ada -pencegahan yang dapat pencegahan akibat meningkatkan kesehatan dan
dilakukan setelah bahaya lingkungan keselamatan lingkungan
diberikan penjelasan
3. Keluarga bersedia untuk 3. Beri penjelasan tentang cara
menjaga lingkungan mencegah resiko :
dalam keluarga yang - Memberikan penjelasan
kondusif tentang bahaya merokok
terhadap BUMIL dan janin
- Menganjurkan suami dan
ayah untuk tidak merokok
disekitar istri yang sedang
hamil
- Menganjurkan keluarga
untuk menyediakan tempat
untuk pembuangan abu
rokok
3 Setelah dilakukan Setelah dilakukan kunjungan Verbal 1. Keluarga dapat 1. Kaji tingkat kecemasan
penyuluhan, selama 5 x, keluarga dapat : Pengetahuan menjelaskan kembali
keluarga akan dapat 1. Menjelaskan program KB program KB yang akan 2. Anjurkan Keluarga mengikuti
mencegah terjadinya yang akan diikuti diikuti program KB
ansietas pada saat
kehamilan 2. Menjelaskan tentang 2. Keluarga dapat 3. Berikan penyuluhan tentang
kehamilan menyebutkan kembali ibu hamil
tentang penjelasan
3. Menjelaskan asupan gizi kehamilan 4. Memberikan asupan gizi ibu
saat hamil hamil
3. Keluarga dapat
4. Mengurangi ansietas pada menjelaskan kembali 5. Mengurangi ansietas pada ibu
saat hamil asupan nutrisi saat hamil hamil
5. Keluarga dapat
mendemonstrasikan
kembali cara breastcare
yang benar
M. IMPLEMENTASI & EVALUASI
No.
Hari/Tanggal Implementasi Paraf Evaluasi
Dx.
1 Sabtu/25 Mei 2013 1. Meningkatkan pemahaman keluarga Minggu/26 Mei 2013
S:
tentang perilaku atau kebiasaan yang
- Ny. R mengatakan mengerti
tidak sehat.
tentang perilaku hidup sehat
- Ny. R mengatakan tidak akan
2. Memberikan informasi tentang resiko-
melakukan kebiasaan yang tidak
resiko yang akan timbul dari kebiasaan
sehat
yang tidak sehat
a. Resiko terhadap yang bersangkutan
b. Resiko terhadap orang lain O:
c. Keuntungan merubah perilaku tidak
- Rumah Ny. R bebas asap rokok
sehat - Suami Ny. R merokok di luar
rumah
3. Mendiskusikan bersama keluarga
strategi-strategi yang dapat digunakan
A:
untuk merubah kebiasaan yang tidak
- Keluarga masih melakukan
sehat
kebiasaan tidak sehat ( suami Ny.
R masih merokok)
4. Memberikan dukungan dan dorongan
pada keluarga untuk mencapai
P:
keberhasilan
- Diskusikan tentang pemahaman
5. Membantu klien untuk mengupayakan keluarga tentang perilaku atau
lingkungan yang dapat mendukung kebiasaan yang tidak sehat.
perubahan kebiasaan yang tidak sehat
mencegah resiko :
a. Memberikan penjelasan tentang A:
bahaya merokok terhadap BUMIL - Keluarga Tn. B dapat menjaga
dan janin kebersihan lingkungn dan
b. Menganjurkan suami dan ayah untuk
menjauhi resiko cedera.
tidak merokok disekitar istri yang
sedang hamil
P:
4. Menganjurkan keluarga untuk - Diskusikan lagi dengan keluarga
menyediakan tempat untuk Tn. B tentang modifikasi
pembuangan abu rokok lingkungan yang menyebabkan
resiko cedera
3 Rabu/29 Mei 2013 1. Mengkaji tingkat kecemasan 30 Mei 2013
S:
2. Menganjurkan Keluarga mengikuti - Ny. R mengatakan cemasnya
program KB sudah berkurang setelah diberikan
3. Memberikan penyuluhan tentang ibu
penkes
hamil - Ny.R mengatakan mengerti
dengan apa yang telah
4. Memberikan asupan gizi ibu hamil disampaikan dalam penkes (Gizi
Bumil, Breast care )
- Keluarga Tn. B mengatakan akan
5. Mengurangi ansietas pada ibu hamil
mengikuti program KB
6. Memberikan penyuluhan tentang
breastcare pada saat pasca melahirkan
O:
- Ny. Y menjelaskan dapat kembali
apa penkes yang telah diberikan
- Keluatga akan mengikuti program
KB
A:
- Keluarga Tn. B sudah tidak cemas
dan mengerti persiapan pasca
persalinan