You are on page 1of 3

BPH (BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA WITH LOWER URINARY TRACT

SYMPTOMS, ICD 10: N.40.1)

1. Pengertian (Definisi)

Pembesaran prostat jinak yang menyebabkan gangguan dalam prosesmiksi/buang air


kecil/kencing

2. Patofisiologi

Banyak sekali faktor yang diduga berperan dalam proliferasi/pertumbuhan jinak kelenjar
prostat, tetapi pada dasarnya BPH tumbuh pada pria yang menginjak usia tua dan masih
mempunyai testis yang masih berfungsi normal menghasilkan testosteron. Di samping itu
pengaruh hormon lain (estrogen, prolaktin), diet tertentu, mikrotrauma, dan faktor-faktor
lingkungan diduga berperan dalam proliferasi sel- sel kelenjar prostat secara tidak langsung.
Faktor- faktor tersebut mampu mempengaruhi sel-sel prostat untuk mensintesis protein growth
factor, yang selanjutnya protein inilah yang berperan dalam memacu terjadinya proliferasi sel-
sel kelenjar prostat. Fakor-faktor yang mampu meningkatkan sintesis protein growth factor
dikenal sebagai faktor ekstrinsik sedangkan protein growth factor dikenal sebagai faktor
intrinsik yang menyebabkan hiperplasia kelenjar prostat

3. Anamnesis

Anamnesis ditujukan kepada laki-laki yang datang berusia 50 tahun atau lebih dengan keluhan
miksi atau LUTS (Lower Urinary Tract Symptoms), yang terdiri dari keluhan:

3.1 Storage: Urgensi (sulit menahan miksi), frekuensi (miksi lebih sering dari biasanya),
disuria sampai akhirnya terjadi retensi urine.

3.2 Voiding: Hesitansi (harus mengejan untuk memulai kencing), pancaran urine melemah
atau mengecil, intermitensi

3.3 Post Micturition: terminal dribbling (menetes di akhir miksi), dan terasa ada sisa setelah
selesai miksi.

4. Pemeriksaan Fisik

4.1 Inspeksi: Penonjolan suprapubik bila terjadi retensi urine dengan buli penuh.

4.2 Palpasi: Buli-buli teraba di atas simpisis pubis apabila terjadi retensi urine.

4.3 Colok Dubur: Prostat teraba membesar dengan konsistensi kenyal, simetris, tanpa nodul.
5. Kriteria Diagnosis

5.1 LUTS sebelumnya

5.2 Retensi urin

5.3 Colok dubur didapatkan pemebesaran prostat jinak

6. Diagnosis Kerja

BPH

7. Diagnosis Banding

7.1 Ca Prostat

7.2 Prostatitis

8. Pemeriksaan Penunjang

8.1 Laboratorium: PSA, RFT

8.2 Uroflowmetri / Urodinamika

8.3 USG Saluran Kemih

9. Terapi

9.1 Watchful Waiting: Edukasi program intake cairan, hindari obesitas, hindari stress, latihan
fisik, diit tinggi serat, rendah garam, kurangi konsumsi garam, rendah protein hewani, hindari
kopi, dan makanan pedas.

9.2 Medikamentosa: -blocker, 5 reductase inhibitor, NSAID

9.3 Operatif: Prostat dengan ukuran < 100g dilakukan TURP, prostat dengan ukuran 100g
dilakukan pembedahan terbuka.

10. Edukasi

10.1 Mengenal gejala pembesaran prostat

10.2 Mengenal tanda-tanda komplikasi berupa retensi urine

10.3 kontrol rutin

11. Prognosis

11.1 Advitam : dubia ad bonam


11.2 Adsanationam : dubia ad bonam

11.3 Adfungsionam : dubia ad bonam

12. Kompetensi

12.1 Dokter Umum : 3A

12.2 Dokter Ahli Urologi : 4B

13. Indikator Medis

80% Pasien BPH Retensi dalam 4 hari perawatan

14. Kepustakaan

14.1 Campbells Urology, 9th ed., Section 11, hal. 3915-3930, Tahun 2007.

14.2 Smith General Urology, Edisi 15, Tahun 2000, hal. 620-623.

14.3 Dasar-dasar Urologi, Edisi ketiga, Tahun 2011, hal. 153 156.

14.4 European Association of Urology Guideline, tahun 2011.

You might also like