You are on page 1of 3

Mengenal Teknologi Informasi dan Kualitas di

Mujigae Resto
Oleh: Nurdin Hidayah

Alhamdulillah, disela-sela kepadatan pekerjaan yang menumpuk pada


akhir-akhir ini, saya berhasil menyempatkan diri lagi untuk menulis
sesuatu yang mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Kali ini
saya ingin berbagi mengenai peranan teknologi informasi dalam
menunjang pencapaian kualitas pengelolaan suatu produk, khususnya
dalam bisnis restoran. Tulisan ini diawali pada saat saya melakukan
pendampingan mahasiswa Prodi MBW (Manajemen Bisnis Pariwisata) yang
sedang melakukan penyebaran angket di salah satu pusat perbelanjaan
terbesar di Depok yaitu Margo City Mall. Pada waktu itu saya coba untuk
mengelilingi pusat perbelanjaan tersebut dan menemukan restoran yang
menurut saya cukup unik. Restoran tersebut bernama Mujigae, yaitu
restoran masakan Korea yang dari sisi rasa telah di transformasikan ke
dalam lidah Indonesia, atau dengan kata lain tanpa mengurangi unsur
Koreanya, kita akan tetap bisa menikmati rasa makanannya dengan lidah
Indonesia.
Dari sisi konsep, keunikan Mujigae terletak pada penggunaan unsur
teknologi informasi yang lagi hot pada masa kini. Untuk memesan
makanan kita menggunakan iPad yang tersedia disetiap meja, tapi tetap
ada waiter yang berfungsi untuk menindak-lanjuti pemesanan dan juga
membantu kita menjelaskan tata cara pemesanan. Nah sambil menunggu
pesanan lewat iPad tersebut kita juga bisa meminta lagu-lagu K-POP
serta Selfie dengan aplikasi editing ala Korea dan bahkan dengan
mengupload foto kita di Instagram.
Pengalaman makan di Mujigae tersebut membuat saya penasaran untuk
mencari informasi mengenai penggunaan teknologi informasi di restoran,
maklum pengelolaan restoran bukan bidang keahlian saya, jadi saya coba
untuk bertanya ke sana-sini, bahkan Mbah Google-pun gak luput dari
pencarian. Dan hasilnya saya mulai mengerti bahwa teknologi tersebut
disebut dengan e-menu (Menu Elektronik). Teknologi e-menu adalah
teknologi yang memungkinkan pelanggan restoran memesan menu
(order) langsung dari layar Touch Screen di meja pelanggan, sehingga
tidak perlu lagi memanggil waiter untuk mencatat menu dan meminta
bantuan lainnya. Pelanggan bisa langsung memilih gambar-gambar menu
yang diinginkan di sebuah monitor di hadapan mereka, dan menu
tersebut akan langsung terkoneksi ke bagian dapur dan bagian lainnya.
Konon, teknologi ini lebih praktis dari PDA (Personal Digital Assistant) yang
di Indonesia pada saat ini masih banyak digunakan.
Foto: http://www.thehungrydoctor.net/2015/03/mujigae-resto.html
Berbicara mengenai teknologi, mau teknologi informasi atau yang lainnya,
dari sisi teori yang saya ketahui bahwa teknologi merupakan jembatan
antara ilmu dan seni. Dengan teknologi, ilmu yang sangat umum dapat
diaplikasikan kedalam seni yang sangat praktis di lapangan. Atau dengan
kata lain teknologi dapat mempermudah suatu permasalahan dapat
terselesaikan. Sementara kualitas yang saya pahami merupakan
kesesuaian antara harapan pelanggan sebelum mengkonsumsi produk
dengan yang pelanggan rasakan pada saat dan setelah mengkonsumsi
produk tersebut. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa kaitan antara
teknologi informasi dan kualitas adalah bahwa teknologi informasi dapat
berperan dalam mempermudah suatu permasalahan mengenai
pencapaian suatu kualitas dari sudut pandang pelanggan.
Dari sisi aplikasi di lapangan, cerita mengenai Mujigae dan e-menu di atas
dapat memperlihatkan bahwa peranan teknologi informasi dapat
meningkatkan efisiensi baik dari sisi pelanggan maupun dari sisi
penyelenggara jasa. Dari sisi pelanggan, penggunaan teknologi informasi
dapat mempermudah dalam melakukan proses permintaan (pemesanan,
pembayaran dll.). Sementara dari sisi penyelenggara jasa, teknologi
tersebut dapat mempercepat pelayanan dan juga dapat mengurangi
beban pekerjaan dari personel yang ada, sehingga dapat mendukung
dalam peningkatan kualitas pelayanan. Hal tersebut terbukti dari
pengamatan saya sewaktu di Mujigae, walaupun restoran tersebut sedang
penuh-penuhnya, tetap saja pelayanan dapat dirasakan secara cepat dan
tepat, karena waiter dan personel yang ada sangat terbantu dengan
teknologi tersebut.
Selain pada bisnis restoran, pada saat ini peran teknologi informasi sangat
diandalkan khususnya dalam proses komunikasi, sehingga sering disebut
dengan ICT (Information Communication Technology). Prediksi saya
dimasa yang akan datang, bisnis akan memiliki ketergantungan terhadap
ICT dalam usahanya untuk mencapai produk yang berkualitas. Hal
tersebut dapat dikarenakan oleh sistem bisnis yang tergambar dalam
suatu rantai nilai pada saat nanti akan semakin kompleks, dan ICT-lah
salah satunya yang dapat mempermudah suatu proses dalam penciptaan
rantai nilai tersebut.
Akhir kata, mungkin saat ini penggunaan ICT dalam bidang bisnis restoran
seperti Mujigae dapat dijadikan sebagai augmented product atau
keunikan yang dapat dijadikan nilai lebih dalam bersaing. Tetapi, jika
semakin banyak restoran yang menerapkan teknologi tersebut, maka
pada saatnya nanti akan menjadi sesuatu yang generic atau sesuatu yang
sangat mendasar yang harus dimiliki oleh suatu restoran. Atau dengan
kata lain today technology, not become tomorrow, dan solusinya adalah
seperti tagline dari suatu merk yang sangat terkenal pada era 2000-an
yaitu Inovasi Tiada Henti.

You might also like