You are on page 1of 25

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN LANSIA Ny AMINAH DENGAN KATARAK
DI WISMA MUMBUL
PSTW
PUSPAKARMA MATARAM

3.1 Pengkajian
Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 29 maret 2010 pada pukul
11.30 WIB samapi dengan selesai pada pukul 12.30 WIB.
3.1.1 Pengumpulan data
1) Data biografi klien
a) Nama : Iq.aminah
b) Tempat dan tanggal lahir: janapria/ 60 tahun
c) Pendidikan terakhir: tidak sekolah
a) Agama: Islam
b) Satus perkawinan: janda meninggal tanpa anak
c) TB/BB: 155 cm / 60 kg
d) Penampilan umum: bersih dan rapi, tubuh gemuk, ramah.
e) Ciri ciri tubuh: jalan masih tegak, rambut sebagian
memutih.
f) Alamat: janapria
g) Orang yang dekat dihubungi: tidang ada orang dekat yang
dapat dihubungi karena klien tidak mempunyai keluarga lagi.
2) Riwayat keluarga

Keterangan:
= laki - laki = klien

= perempuan = Tinggal sendiri di panti


= meninggal
3) Riwayat pekerjaan
Pekerjaan saat ini: -- Pekerjaan sebelumnya: klien bekerja sebagai
buruh tani sebagai sumber sumber pendapatan dan kecukupan
terhadap kebutuhan
4) Riwayat lingkungan hidup
Klien tinggal di Wisma mumbul, Kondisi kamar cukup bersih,
peralatan makan tertata rapi di atas meja, tidak ada pakaian kotor
yang menumpuk atau tergantung, kondisi tempat tidur cukup
bersih. Pertukaran udara cahaya matahari cukup bersih. Tingkat
kenyamanan dan privacy cukup terjamin.
5) Riwayat rekreasi
Klien mengaku sering jalan jalan kewisma wisma yang lain
untuk menengok teman temannya atau sekedar mengobrol. Klien
juga mengatakan sangat senang dengan adanya kegiatan senam
lansia setiap hari Selasa dan Kamis serta kegiatan rekreatif setiap
hari Rabu, karena ada hiburan serta kesempatan bertemu dengan
teman temannya yang lain.
6) Sistem pendukung
Di panti ada seorang perawat yang bertugas mengurus masalah
kesehatan, hampir semua kebutuhan terpenuhi karena panti
menyiapkan kebutuhan lansia serta kegiatan terjadwal secara
teratur.apabila lansia mengalami masalah kesehatan yang serius
panti melakukan rujukan DRSU mataram dan BKMM
Deskripsi kekhususan
Klien puasa tiap bulan puasa. Sholat 5 waktu juga dilaksanakan
oleh klien secara rutin, bahkan shalat tarawih pun dilaksanakan
setiap hari di musholla.
7) Status kesehatan
Klien mengatakan mata kiri klien sudah 5 tahun sudah tidak
dapat melihat dan mata kanan penglihatannya mulai terasa kabur
sejak 1 tahun yang lalu. Klien juga mengatakan tidak menderita
penyakit lain, klien merasa sehat sehat saja.hanya saja 3 hari
yang lalu klien jatuh terpeleset dan lecet ektermitas bawah yag kiri
dan kanan.
8) Alasan datang kepanti werda
Klien sudah tidak punya keluarga dan sebelum kepanti klien
tinggal bersama dengan seorang temannya, klien diajak dengan pemerintah
tinggal di PSTW ( Panti sosial tresna werda) puspakarma mataram.
9). keluhan utama
Klien mengalami mata bagian kiri tidak dapat melihat karena ada
kerutan yang menutupi bola mata dan mata bagian kanan penglihatanya
sudah kabur 5 tahun.
Provokative : Nyeri dirasa setelah klien terpapar sinarmata
Quality : Nyeri dirasakan Disekitar bola mata saja dan berair.
Secara teraturaaRegion : Nyeri terasa pada mata kiri.
Severity scale : Bila nyeri kambuh, klien mengatakan sulit tidur.
Timming : saat bangun tidur dan setelah terpapar sinar matahari
langsung.
Klien sudah mengalami penyakit katarak sudah 5 yang lalu dan
telah banyak mendapatkan informasi dari perawat panti mengenai
perawatan penyakit yang dideritainya serta pantangan pantangan
yang harus diperhatikan oleh klien. Tetapi setelah dilaksanakan
pengkajian, terlihat klien masih merasa takut untuk melakukan
operasi penyakit pada matanya dan ternyata klien belum
memahami tentang penyakitnya.
Obat obatan: bila nyeri biasanya perawat memberikan
Gentamycin Salp 3x1
Satus imunisasi: --
Alergi terhadap obat obatan, makanan maupun zat paparan lain
seperti debu, cuaca tidak ada pada klien.
9) A D L (activity daily living)
Berdasarkan indeks KATZS, pemenuhan kebutuhan ADL klien
diskor dengan A karena berdasarkan pengamatan mahasiswa,
klien mampu memenuhi kebutuhan makan, kontinen, berpindah, ke
kamar kecil dan berpakaian secara mandiri.Pada pengkajian
personal hygiene tampak kekeruhan pada mata kiri klien.
Psikologis kien meliputi:
Persepsi klien terhadap penyakit: klien merasa
wajar karena umurnya sudah tua.
Konsep diri baik karena klien mampu memandang
dirinya secara positif dan mau menerima kehadiran orang lain.
Emosi klien stabil
Kemampuan adaptasi klien baik, terlihat dari
seringnya klien mengunjungi teman temannya di wisma yang
lain.
Mekanisme pertahanan diri: klien mengnaggap
kehidupan di luar panti sudah tidak menarik lagi baginya, klien
ingin menghabiskan hari tuanya di panti. Klien mengatakan
senang tinggal di panti karena mendapatkan keteraturan dalam
hal makan, istirahat dan kebutuhan lain terpenuhi.
10)Tinjauan sistem
a) Keadaan umum: baik, klien tampak bersih.
b) Tingkat kesadraan : CM (compos mentis)
c) Skala koma glasgow: 15
d) Tanda tanda vital: N: 76 x/mnt; S: 36,8 0C, RR: 18 x/mnt;
TD: 130/80 mmHg.
e) Sistem kardiovaskuler:
- Inspeksi: keadaan umum terlihat baik
- Palpasi: Tidak ada pelebaran pembuluh darah dan
pembesaran jantung.
- Perkusi: Tidak ada suara redup, pekak atau suara
abnoral lain.
- Auskultasi: Irama jantung teratur, tidak ada suara
lain menyertai.
f) Sistem pernafasan:
- Inspeksi: dada ka/ki terlihat simetris, pergerakan
otot dada (-)
- Palpasi: Tidak ada pembesaran abnormal, iktus
kordis teraba.
- Perkusi: Suara paru ka/ki sama dan seimbang
- Auskultasi: Suara pekak, redup, wheezing (-)
g) Sistem integumen
Inspeksi: tekstur kulit terlihat kendur, keriput(+), peningkatan
pigmen (+), Palpasi: turgor kulit baik.
h) Sistem perkemihan
Klien mengatakan biasa buang air kecil di kamar mandi,
frekuensi 3-4 x/hari, jumlah baias (100 cc). Ngompol (-)
i) Sistem muskuloskletal
ROM klien baik/penuh, klien seimbang dalam berjalan,
osteoporosis (-), kemampuan menggenggam kuat, otot
ekstremitas ka/ki sama kuat, tidak ada kelainan tulang, atrofi dll.

j) Sistem endokrin
Klien mengatakan tidak menderita kencing manis. Palpasi: tidak
ada pembesaran kelenjar.
k) Sistem immune
Klien mengatkan belum pernah disuntik imunisasi, sensitivitas
terhadap zat alergen (-), riwayat penyakit berkaitan dengan
imunisasi, klien mengatakan tidak tahu.
l) Sistem gastrointestinal
Klien hanya mengkonsumsi makanan yang disediakan dari
dapur umum panti ditambah dengan kadang kadang minum
kopi. Klien mampu menghabiskan 1 porsi makanan yang
disediakan pendamping wisma tanpa keluhan mual. Klien
mengatakan tinggal di panti membuatnya makan teratur 3x/hari
dengan snack 2x/hari dan tambahan susu, teh atau kopi
sehingga klien merasakan badannya lebih gemuk semenjak
tinggal di panti. BB sekarang: 60 kg, keadaan gigi klien: sudah
ompong sebagiannyanya, klien mengatakan tidak ada kesulitan
menelan an mengunyah makanan.
m) Sistem reproduksi
Klien mengatakan tidak punya anak dari hasil pernikahannya,
riwayat berhenti menstruasi lebih kurang 30 tahun yll.
n) Sistem persyarafan
Keadaan status mental klien baik dengan emosi stabil. Respon
klien terhadap pembicaraan (+) dengan bicara yang normal dan
jelas, suara pelo (-), bahasa yang digunakan adalah bahasa
sasak dan bahasa Indonesia. Interpretasi klien terhadap lawan
bicara cukup aik.
Keadaan mata kiri tampak keruh, penglihatan agak kabur tetapi
klien mampu pergi ke wisma lain/ melakukan aktifitas lain tanpa
bimbingan orang lain dan klien juga mampu mengikuti kegiatan
senam dengan baik. IOL (+), hiperemis (+). Klien mampu
melihat dalam jarak pandang 50 mtr. Kemampuan
pendengaran baik sehingga kliem mampu berkomunikasi
dengan lawan bicaranya.
11) Status kognitif/afektif/sosial
a) Short potable mental status questionaire (SPMSQ) dengan
skor: 10, fungsi intelektual utuh.
b) Mini mental state exam (MMSE) dengan skor: 25, aspek
kognitif dari fungsi mental dalam keadaan baik.
c) Inventaris depresi beck, dengan skor: 3 pada keraguan
raguan, kesulitan kerja dan keletihan. Jadi tidak ada tanda
tanda depresi pada klien.
d) Apgar keluarga dengan lansia, skor: 8 dimana fungsi sosial
klien dalam kedaan normal.
12)Data penunjang
Hasil pemeriksaan gluko test (-)

3.1.2 Analisa Data


No Data Etiologi Masalah
1. DS:
- Klie Kekeruhan lensa Resiko terjadi
n mengeluh mata sebelah yang terjadi kebutaan
kirinya tidak dapat melihat akibat lanjut
- Klie
usia.
n mengeluh penglihatan mata
sebelah kanan agak kabur
- Klie
n mengatakan tidak pernah
mengalami kesulitan tidur
selama klien tinggal DPSTW.
- Klie
n mengatakan umurnya
sudah 60 tahun.
DO:
-mata klien tampak berkeruh
dan mata kiri klien nampak
tidak dapat melihat sama
sekali.
-penglihatan mata kanan
klien tampak kabur dan klien
nampak tidak dapat melihat
dengan jelas dengan jarak
jauh.
Tanda vital:
TD : 130/80 mmHg
ND : 76x/ mnt
S :36,8 0C
2. RR : 18 Kurang Ketidaktahuan
DS : Pengetahuaqn tentang
- nyeri pada mata saat tetang penyakit penyakitnya
terpapar sinar matahari atau katarak yang
baru bangun tidur.
dideritainya
- Klie
n mengatatakan dulu pernah
diajak dengan pegawai
PSTW untuk melakukan
oprasi kataraknya tapi klien
merasa takut dioperasi.
DO :
-Klien tanpak tidak kuat
berpaparan langsung dengan
matahari.
-klien tanpak tidak tau tentang
penyakinya.
Tanda vital:
TD :130/80 mmHg
ND : 80x/mnt
S :36,60C
RR : 18
3.
DS :
-Klien Mengeluh sakit
ektermitas bawah bagian kiri
dan kanan akibat jatuh
terpeleset dilantai sumur. Keterbatasan Resiko cidera
DO : penglihatan.
- Klie
n menngatakan mata
pernah ketusuk dengan
kayu 2tahun yang lalu
sampai matanya kabur.
- Klie
n mengatakan usianya
sudah 60 tahun.
DS :
-Ektermitas bawah tampak
3. lecet bagian kiri dan kanan
-Klien tampak meringis
kesakitan.
Tanda vital :
TD : 130/80mmHg
ND : 78x/mnt
S : 37OC
RR : 18x/mnt

Prioritas masalah
1. Resiko terjadi kebutaan berhubungan dengan kekeruhan lensa yang
terjadi akibat proses penuaan.
2. Ketidaktahuan tentang penyakit yang dideritainya berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan.
3. Resiko cidera b/d keterbatasan penglihatan.

Rencana keperawatan
No Hari/tgl Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
jam keperawatan
1. Rabu/3 Resiko -setelah
1/04/20 terjadinya diberikan
10 kebutaan b/d asuhan
kekeruhan keperawatan
lensa yang selama 3 hari,
terjadi akibat cidera tidak
proses terjadi
penuaan ditandai
dengan:
-
Klien tidak
mengalami
cidera atau
trauma
jaringan
selama
dirawat.

2. -Kaji derajat dan -masi dapat


Ketakutan b/d durasi gangguan menghilangkan
kurangnya setelah visual. tingkatkan ketakutan yang
pengetahuan diberikan pemahaman. tidak diketahui.
tentang asuhan -Dorong untuk - Perawatan
penyakitnya. keperawatan menjalankan diri dan
selama 3 hari, kebiasaan hidup kemandirian
-Menurunkan sehari-hari bila akan
stres mampu. meningkatkan
emosional, - Dorong rasa sehat.
ketakutan dan partisipasi dalam Informasi
depresi. aktivitas sosial dapat
-Penerimaan dan pengalihan menghilangkan
pembedahan bila ketakutan yang
dan memungkinkan tidak diketahui.
pemahaman (pengunjung, Mekanisme
instruksi. radio, kerajinan koping dapat
tangan. membantu
pasien
berkompromi
dengan
3. Resiko kegusara,
terhadap ketakutan,
cedera -Modifikasi depresi,
berhubungan lingkungan tegang,
dengan setelah untuk keputusasaan,
pandangan diberikan menghilangkan kemarahan,
kabur. asuhan kemungkinan dan penolakan.
keperawatan bahaya. -:Isolasi sosial
selama 3 hari dan waktu
dapat luang yang
mencegahan terlalu lama
cedera. dapat
menimbulkan
perasaan n

Letakkan benda
dimana klien
dapat melihat
dan meraihnya -gangguan
tanpa klien penglihatan
menjangkau atau
terlalu jauh. menggunaka
n pelindung
- mata juga
- dapat
Sin mempengaru
g hi resiko
k cidera yang
i berasal dari
r gangguan
k ketajaman
a dan
n kedalaman
persepsi.
p -Tindakan ini
e dapat
n membantu
g mengurangi
h resiko
a terjatuh.
l
a
n
g

d
a
r
i
j
a
l
u
r
b
e
r
j
a
l
a
n
.
Implementasi
No Hari/t Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
gl jam keperawatan

No Hari/t Diagnosa
gl jam keperawata
n

1. Resiko tinggi terhadap cidera


a. Tujuan: Cidera tidak terjadi.
b. Kriteria hasil: Klien tidak mengalami cidera atau trauma jaringan
selama dirawat.
c. Intervesi:
i. Orientasikan klien pada lingkungan ketika tiba.
Rasional: Pengenalan klien dengan lingkungan membantu
mengurangi kecelakaan.
ii. Modifikasi lingkungan untuk menghilangkan kemungkinan
bahaya.
- Singkirkan penghalang dari jalur berjalan.
- Singkrkan sedotan dari baki.
- Pastikan pintu dan laci tetap tertutup atau terbuka
secara sempurna.
Rasonal: Kehilangan atau gangguan penglihatan atau
menggunakan pelindung mata juga apat mempengaruhi
resiko cidera yang berasal dari gangguan ketajaman dan
kedalaman persepsi.
iii. Tinggikan pengaman tempat tidur. Letakkan benda dimana
klien dapat melihat dan meraihnya tanpa klien menjangkau
terlalu jauh.
Rasional: Tinakan ini dapat membantu mengurangi resiko
terjatuh.
iv. Bantu klien dan keluarga mengevaluasi lingkungan rumah
untuk kemungkinan bahaya.
- karpet yang tersingkap.
- Kabel listrik yang terpapar.
- Perabot yang rendah
- Binatang peliharaan
- Tangga
Rasional: Perlunya untuk empertahankan lingkungan yang
aman dilanjutkan setelah pulang.

3.1.3 Perumusan Masalah


1) Nyeri
2) Resiko infeksi
3) Resiko cidera
3.2 Diagnosa Keperawatan dan Perumusan Prioritas keperawatan
3.2.1 Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri b/d interupsKetakutan atau ansietas berhubungan kurangnya
pengetahuan.
Tujuan :
1. Menurunkan stres emosional, ketakutan dan depresi.
2. Penerimaan pembedahan dan pemahaman instruksi.
Intervensi :
1. Kaji derajat dan durasi gangguan visual. Dorong percakapan untuk
mengetahui keprihatinan pasien, perasaan, dan tingkat pemahaman.
Rasional : Informasi dapat menghilangkan ketakutan yang tidak diketahui.
Mekanisme koping dapat membantu pasien berkompromi
dengan kegusara, ketakutan, depresi, tegang, keputusasaan,
kemarahan, dan penolakan.
2. Orientasikan pasien pada lingkungan yang baru.
Rasional : Pengenalan terhadap lingkungan membantu mengurangi ansietas
dan meningkatkan keamanan.

3. Menjelaskan rutinitas perioperatif.


Rasional : Pasien yang telah banyak mendapat informasi lebih mudah
menerima penanganan dan mematuhi instruksi.
4. Menjelaskan intervensi sedetil-detilnya.
Rasional : Pasien yang mengalami gangguan visual bergantung pada
masukan indera yang lain untik mendapatkan informasi.

5. Dorong untuk menjalankan kebiasaan hidup sehari-hari bila mampu.


Rasional : Perawatan diri dan kemandirian akan meningkatkan rasa sehat.
6. Dorong partisipasi keluarga atau orang yang berarti dalam perawatan pasien.
Rasional : Pasien mungkin tak mampu melakukan semua tugas
sehubungan dengan penanganan dari perawatan diri.
7. Dorong partisipasi dalam aktivitas sosial dan pengalihan bila memungkinkan
(pengunjung, radio, rekaman audio, TV, kerajinan tangan, permainan).
Rasional : Isolasi sosial dan waktu luang yang terlalu lama dapat
menimbulkan perasaan negatif.
2. Resiko terhadap cedera berhubungan dengan pandangan kabur

Tujuan : Pencegahan cedera.


Intervensi :
1. Bantu pasien ketika mampu melakukan ambulasi pascaoperasi sampai stabil
dan mencapai penglihatan dan keterampilan koping yang memadai,
menggunakan teknik bimbingan penglihatan.
Rasional : Menurunkan resiko jatuh atau cedera ketika langkah sempoyongan
atau tidak mempunyai keterampilan koping untuk kerusakan penglihatan.
2. Bantu pasien menata lingkungan.
Rasional : Memanfasilitasi kemandirian dan menurunkan resiko cedera.
3. Orientasikan pasien pada ruangan.
Rasional : Meningkatkan keamanan mobilitas dalam lingkungan.
4. Bahas perlunya penggunaan perisai metal atau kaca mata bila diperintahkan
Rasional : Tameng l;ogam atau kaca mata melindungi mata terhadap cedera.
5. Jangan memberikan tekanan pada mata yang terkena trauma.
Rasional : Tekanan pada mata dapat menyebabkan kerusakan serius lebih
lanjut.
6. Gunakan prosedur yang memadai ketika memberikan obat mata.
Rasional : Cedera dapat terjadi bila wadah obat menyentuh mata.
3. Nyeri berhubungan dengan trauma insisi dan peningkatan TIO
Tujuan : Pengurangan nyeri dan TIO.
Intervensi :
1. Berikan obat untuk mengontrol nyeri dan TIO sesuai resep.
Rasional : Pemakaian sesuai resep akan Mengurangi nyeri dan TIO dan
meningkatkan rasa nyaman.
2. Berikan kompres dingin sesuai permintaan untuk trauma tumpul.
Rasional : mengurangi edema akan mengurangi nyeri.
3. Kurangi tingkat pencayahaan
Rasional : Tingkat Pencahayaan yang lebih rendah lebih nyakan setelah
Pembedahan.
4. Dorong penggunaan kaca mata hitam pada cahaya kuat.
Rasioanal : Cahaya yang kuat menyebabkan rasa tak nyaman setelah
penggunaan tetes mata dilator.
4. Potensial terhadap kurang perawatan diri yang berhubungan dengan kerusakan
penglihatan.
Tujuan : mampu memenuhi kebutuhan perawatan diri.
Inventensi :
1. Beri instruksi kepada pasien atau orang terdekat mengenal tanda atau gejala
komplikasi yang harus dilaporkan segera kepada dokter.
Rasional : Penemuan dan penanganan awal komplikasi dapat mengurangi
resiko kerusakan lebih lanjut.
2. Berikan instruksi lisan dan tertulis untuk pasien dan orang yang berati
mengenal teknik yang benar memberikan obat.
Rasional : Pemakaian teknik yang benar akan mengurangi resiko infeksi dan
cedera mata.

3. Evaluasi Perlunya bantuan setelah pemulangan.


Rasional : Sumber daya harus tersedia untuk layanan kesehatan,
pendampingan dan teman di rumah.
4. Ajari pasien dan keluarga teknik panduan penglihatan.
1) Rasional : Memungkinkan tindakan yang aman dalam lingkungani
pembedahan katarak pada mata kiri ditandai dengan:
DS:
- Klien mengeluh nyeri pada mata kiri pot op menyebar ke
kepala saat terpapar sinar matahari atau baru bangun tidur.
- Klien mengatakan bila nyeri kambuh, mengalami
kesulitan tidur.
- Klien mengatakan riwayat operasi katarak mata kiri 16
hari yll.
DO:
- Mata kiri berair, hiperemis(+)
- IOL (+)

2) Resiko infeksi b/d peningkatan kerentanan skunder terhadap


interupsi pembedahan katarak ditandai dengan:
DS:
- Klien mengatakan mata kiri terasa nyeri, panas dan nyeri
menyebar sampai ke kepala.
- Klien mengatakan mata kirinya terus berair dan
mengeluarkan kotoran.
DO:
- Sekret pada mata kiri (+).
- Mata kiri berair(+)
- Riwayat post op katarak 16 hari yll.

3) Resiko cidera b/d keterbatasan penglihatan ditandai dengan:


DS:
- Klien mengatakan matanya terasa kabur sejak 3
tahun yang lalu.
- Klien mengatakan usianya sudah 85 tahun.
DO:
- Klien berjalan tegap, cara berjalan seimbang tapi
ragu ragu.
- Klien mampu melihat dalam jarak pandang 50
mtr.

3.2.2 Proritas Keperawatan


1) Nyeri b/d interupsi pembedahan katarak pada mata kiri ditandai
dengan:
DS:
- Klien mengeluh nyeri pada mata kiri pot op menyebar ke
kepala saat terpapar sinar matahari atau baru bangun tidur.
- Klien mengatakan bila nyeri kambuh, mengalami
kesulitan tidur.
- Klien mengatakan riwayat operasi katarak mata kiri 16
hari yll.
DO:
- Mata kiri berair, hiperemis(+)
- IOL (+)

2) Resiko infeksi b/d peningkatan kerentanan skunder terhadap


interupsi pembedahan katarak ditandai dengan:
DS:
- Klien mengatakan mata kiri terasa nyeri, panas dan nyeri
menyebar sampai ke kepala.
- Klien mengatakan mata kirinya terus berair dan
mengeluarkan kotoran.
DO:
- Sekret pada mata kiri (+).
- Mata kiri berair(+)
- Riwayat post op katarak 16 hari yll.

2) Resiko cidera b/d keterbatasan penglihatan ditandai dengan:


DS:
- Klien mengatakan matanya terasa kabur sejak 3
tahun yang lalu.
- Klien mengatakan usianya sudah 85 tahun.
DO:
- Klien berjalan tegap, cara berjalan seimbang tapi
ragu ragu.
- Klien mampu melihat dalam jarak pandang 50
mtr.
3.3 Perencanaan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Nyeri b/d interupsi Setelah diberikan v. Bantu klien dalam xvi
pembedahan katarak asuhan keperawatan mengidentifikasi tindakan
pada mata kiri. selama 3 hari, nyeri penghilangan nyeri yang efektif
berkurang ditandai dengan tidur dalam posisi
dengan: duduk.
-
Nyeri berkurang. vi. Lakukan tindakan penghilanagn
- nyeri non invasif atau nonxvii
Istirahat tidur farmakologik, seperti berikut;
tercukupi 8 jam. - Posisi:
- tinggikan bagian kepala
Mata tidak berair dan tempat tidur, berubah ubah
tidak merah. antara berbaring pada
punggung dan pada sisi yang
tidak dioperasi.
- Distraksi
- Latihan
relaksasi
vii. Berikan dukungan tindakan
penghilangan nyeri dengan
aalgesik yang diresepkan. xviii.

viii. Observasi nyeri terutama bila


disertai mual.

xix.
ix. Pertegas pembatasan aktifitas
yang disebutkan dokter yang
mungkin termasuk menghindari
aktifitas berikut: xx
- Berbaring
pada sisi yang dioperasi
- Membungk
uk melewati pinggang
- Mengangka
t benda yang beratnya
melebihi 10 kg.
- Mandi
- Mengedan
selama defekasi.

Resiko infeksi b/d


2. peningkatan
kerentanan skunder Setelah diberikan
terhadap interupsi asuhan x. Tingkatkan penyembuhan luka:
pembedahan katarak. keperawatan - Berikan
selama 3 hari, dorongan untuk mengikuti diet xx
infeksi tidak terjadi yang seimbang dan
ditandai dengan: asupancairan yang adekuat.
- xi. Gunakan teknik aseptik untuk
Penyembuhan luka meneteskan tetes mata:
insisi tanpa infeksi. - Cuci tangan
- sebelum memulai
Kemerahan (-) - Pegang alat
- penetes agak jauh dari mata xx
Edema kelopak mata - Ketika
(-) meneteskan, hindari kontak
- antara ata, tetesan dan alat
Drainase pada penetes.
kelopak mata (-) Ajarkan teknik ini kepada klien
- dan anggota keluarganya.
Materi purulen (-) xii. Kaji tanda dan gejala infeksi:
- - Kemerahan,
Peningkatan suhu edema pada kelopak mata
tubuh (-) - Infeksi
konjungtiva (pembuluh darah
menonjol)
- Drainase xx
pada kelopak mata dan bulu
mata
- Materi
purulen pada bilik anterior
(antara korm\nea dan iris)
- Peningkata
n suhu
- Nilai
laboratorium abnormal (mis.
Peningkatan SDP, hasil kultur
dan sensitivitas positif)
xiii. Lakukan tindakan untuk
mencegah ketegangan pada
Resiko cidera b/d jahtan (misal anjurkan klien
keterbatasan menggunakan kacamata protektif
3. penglihatan. dan pelindung mata pada siang xx
hari dan pelindung mata pada
malam hari).

xiv. Modifikasi lingkungan untuk


menghilangkan kemungkinan
Setelah diberikan bahaya:
asuhan - Singkirkan
keperawatan penghalang dari jalur
selama 3 hari, berjalan. xx
cidera tidak terjadi - Pastikan
ditandai dengan: pintu dan laci tertutup atau
- terbuka dengan sempurna.
Klien tidak mengalami xv. Tinggikan tempat tidur. Letakkan
cidera atau trauma benda dimana klien dapat
jaringan selama melihat dan meraihnya tanpa
dirawat. klien menjangkau terlalu jauh.

xx
3.4 Implementasi
Waktu/tgl Implementasi Evaluasi
4 12 2001xxvii. Memberikan HE pentingnya: xxxii. Klien kooperatif.
09.00 - Pembat
xxxiii. Klien berjanji akan
asan aktifitas. selalu mengahbiskan
- Asupan porsi makanannya.Klien
gizi dan minum yang banyak bertanya
memadai (makan 1 porsi tentang nyeri yang
habis). dirasakannya.
- Mengur
angi paparan terhadap
xxxiv. Klien marapikan meja
sinar matahai atau kontak
5 12 2001 langsung dengan benda kecil di samping tempat
09.30 alergen. tidur.
xxxv. Klien menata barang
xxviii. Mengevaluasi lingkungan barang (gelas, piring,
kamar tidur klien: sendok) di atas tempat
- Penem tidur.
xxxvi. Gorden telah terpasang.
patan benda benda di
meja. xxxvii. Lantai kamar disapu
- Kebersi dan dipel oleh petugas.
han lantai kamar.
- xxxviii. Klien
Memas bersemangat
ang gorden untuk belajar memebrsihkan
mengurangi paparan sekret mata.Klien dapat
5 12 2001 terhadap snar matahari. meneteskan obat tetes
11.00 mata sendiri dibantu
oleh teman
sekamarnya.
xxxix. Klien sudah punya
kacamata pelindung
xxix. Mengajarkan teknik sinar matahari.
perawatan kebersihan mata:
- Cara xl. Klien berbaring ke
membersihkan sekret. posisi sebelah kanan,
- Cara kadang berganti posisi
5 12 2001 meneteskan obat tetes dengan semi fowler.
12.30 mata.
- Menggu xli. Klien tampak kesulitan
nakan pelindung mata mengikuti instruksi,
bila keluar wisma di siang tetapi mau mencoba
hari. unutk berlatih.
6 12 2001
09.00
xxx. Mengatur posisi tidur klien
berbaring ke sisi mata yang
tidak dioperasi.

xxxi. Melatih relaksasi untuk


mengurangi rasa sakit pada
mata kiri.

3.5 Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Evaluasi
1. Nyeri b/d interupsi S: Klien mengatakan nyeri pada mata kiri
pembedahan katarak pada mata sudah agak berkurang, klien sudah
kiri. dapat istirahat dengan baik.
O: Mata berair (-), kemerahan (-)
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan perencanaan dengan
mengadakan koordinasi dengan
pendamping wisma.

2. Resiko infeksi b/d peningkatan S: Klien mengatakan matanya sudah tidak


kerentanan skunder terhadap panas lagi,berair (-)
interupsi pembedahan katarak. O: mata berair (-), kemerahan (-), sekret (-)
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan perencanaan dengan
mengadakan koordinasi dengan
pendamping wisma.

Resiko cidera b/d S: Klien mengatakan penglihatannya


3. keterbatasan penglihatan. sudah lebih terang.
O: Klien berjalan ke luar wisma tanpa
dibimbing dan tanpa memakai tongkat.
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan perencanaan dengan
mengadakan koordinasi dengan
pendamping wisma.
I.

You might also like