Professional Documents
Culture Documents
By: Leonardo
Shalom aleikhem
Renungan kita pada saat sore hari ini saya beri judul Dari Paskah Yahudi sampai Paskah
Kristen: Menghayati makna jalan salib Kristus
Tadi pagi saya berbicara mengenai peran dan makna jabatan Yesus sebagai Imam besar atau
Kohen ha Gadol serta Melkisedeq yang menjadi perlambang Kristus. Alkitab menggambarkan
bagaimana makna dan peran Yesus sebagai Imam besar yang sangat esensial sekali dlam
kekristenan kita.
Pada saat sore hari ini kita akan merenungkan kembali renungan yang masih berhubungan
dengan karya Kristus sebagai Juru selamat kita dan maknanya dalam kehidupan kita sehari-hari.
Baru saja kita merayakan paskah, kita memperingati paskah untuk memperingati bagaimana
Kristus memberikan hidupNya bagi kita. Namun pada saat ini kita akan mempelajari secara
sekilas bagaimana latar belakang Paskah didalam Perjanjian Lama yang kemudian Paskah itu
tergenapi dalam diri Kristus.
Paskah adalah sebuah hari besar yang bukan saja diperingati oleh orang Kristen, tetapi juga oleh
orang Yahudi. Perayaannya sama, tapi makna di balik perayaan antara paskah Yahudi dan paskah
Kristen agak berbeda, meskipun secara substansia/ intinya sama. Berbicara tentang
PEMBEBASAN.
Kita akan mempelajari dahulu bagaimana makna paskah dalam pandangan Perjanjian Lama
sebelum kita masuk lebih jauh tentang makna pokok Paskah itu sendiri dalam Perjanjian Baru.
Kita tahu bahwa segala sesuatu yang ditulis dalam PL adalah bayangan akan karya
Kristus. Dimana penggenapannya dinyatakan pada saat Kristus ada didunia ini ketika
melaksanakan misi penebusan.
Paskah pertama kali dalam Perjanjian Lama dilakukan pada saat peristiwa Pembebasan bangsa
Israel dari perbuddakan di Mesir. Kita tahu dari Alkitab bahwa umat Israel setelah zaman
Yusuf ada di Mesir dan mereka di perbudak disana. Karena Janji Tuhan pada Abraham, maka
Allah membebaskan orang Israel dengan perantaraan Musa.
Firaun pada waktu jaman Musa, adalah Firaun yang sangat Kejam dan Keras hati, sehingga Allah
berkehendak mengeluarkan bangsa Israel dari sana, sekaligus mau membuat Firaun mengetahui
bahwa hanya ada satu-satunya Allah yang sejati. Karena dalam Agama Mesir, Firaun selalu
diangap titisan Sang Dewa Ra. Sehingga Allah ingin Firaun mengetahui bahwa hanya ada satu
Allah yang benar dengan cara menurunkan tulah. Sepuluh Tulah. Dimana Tulah yang terakhir
adalah ketika Allah mengambil nyawa setiap anak sulung manusia maupun Hewan.
Dalam konteks peristiwa inilah Allah memberikan perintah tentang perayaan Paskah. Dimana
umat Israel harus menyembelih domba atau kambing yang berumur 1 tahun, jantan , tidak
bercela.
Setiap keluarga harus menyembelih domba/kambing yang kemudian darahnya dioleskan pada
tiang pintu disetiap rumah yang mengadakan Paskah. Pada malam ketika Tuhan menjatuhkan
penghukuman atas Mesir, Rumah yang ada tanda darah kurban domba/kambing itu tidak akan
mengalami penghukuman Allah berupa kematian.
Kemudian setelah umat Israel keluar dari Mesir maka Perayaan Paskah ini menjadi ketetapan
yang harus dilakukan turun temurun untuk memperingati bagaimana Allah membebaskan mereka
dari Mesir dengan kekuatanNya. Jadi setiap tahun umat Israel merayakan Paskah pada bulan
pertama Abib/Nisan tanggal 14 bulan Yahudi yang pada bulan kita saat ini April.
Sampai saat ini orang Yahudi tetap melaksanakan Paskah. Kita juga membaca didalam Alkitab
Yesus merayakan Paskah. Namun ketika Yesus merayakan Paskah, maka Yesus mengubah
liturgy Paskah Yahudi yang diberi makna baru oleh Yesus yang terarah pada diri Yesus.
Paskah Kristen:
Sebuah pengangkatan ke taraf yang lebih tinggi
Sebagaimana sudah disinggung tadi bahwa perayaan Paskah Kristen adalah merupakan
penggenapan atau inti dari Paskah yang dilakukan oleh orang Yahudi dalam PL.
Paskah Yahudi membicarakan aspek jasmaniah saja, Pembebasan umat Israel dari perbudakan
Firaun. Hanya terbatas pada bangsa Israel. Tapi Paskah dalam PB adalah sebuah paskah
Universal, pembebasan semua manusia dari perbudakan Iblis alaihi laknat/Iblis laknat atasnya.
Yesus merayakan Paskah Yahudi, namun Dia juga berkata bahwa apabila sudah waktunya maka
semua itu akan digenapi.
Yang digenapi adalah makna sejati dibalik sejarah paskah orang Yahudi. Bahwa perbudakan
manusia yang sesungguhnya adalah bukan sekedar perbudakan jasmaniah oleh pemerintahan
manusia, namun manusia diperbudak oleh Iblis dan Dosa. Dan Yesus datang untuk membawa
misi pembebasan.
Jadi segala upacara-upacara keagamaan didalam PL itu merupakan lambang akan karya Kristus
yang menjadi genap ketika Kristus datang. Karena itu jika kita baca dalam Lukas 22:19-20
disana Yesus mengubah liturgy paskah Yahudi. Misal ketika memecah roti: Seharusnya berkata
inilah roti kesengsaraan yang dimakan nenek moyang kita di Mesir. Yesus menggangkat hal
ini ke taraf lebih tinggi dengan berkata inilah TubuhKu dan inilah darahKu Jadi Yesus sedang
memberikan pengertian bahwa sesungguhnya Aku adalah hakekat dari semua yang
dilambangkan dalam PL.
Kesimpulan:
Jadi sangat jelas bagaimana latar belakang Paskah Perjanjian Lama yang kemudian dilestarikan
oleh kita sampai saat ini namun dengan makna yang lebih tinggi dan subsatansial lagi. Yakni
menjadikan Yesus sebagai pusat utama dari perayaan paskah. Tujuan saya memberikan sedikit
latar belakang sejarah adalah agar kita mengerti apa sebenarnya paskah itu, bagaimana
sejarahnya. Bukan kita hanya ikut-ikut datang kebaktian paskah, sekedar merayakan dapat telor.
Namun lebih dari itu kita memahami apa itu paskah dan bagaimana latar belakang sejarah dari
perayanan paskah ini.
Tadi pagi saya sudah mengatakan bahwa jangan kita jadi orang Kristen hanya beriman/percaya
saja tanpa kita tahu sebenarnya apa yang sedang kita percayai. Sehingga iman kita tidak menjadi
iman yang membabi buta. Iman yang tanpa tahu apa yang sedang diimani.
Paulus pernah berkata bahwa Aku tahu kepada siapa Aku percaya. Dengan kata lain Paulus
menekankan agar umat tidak hanya percaya Tuhan, ikut ke Gereja tapi tidak tahu bagaimana
kekristenan itu. Kekristenan harus dipahami secara utuh, baik itu pengajarannya yang menjadi
landasan untuk sebuah pengalaman rohani.
Saat ini kita akan masuk kedalam inti pembahasan kita yakni merenungi makna jalan salib
Kristus yang terwujud lewat perayaan Paskah yang masih kita rasakan suasanya dalam minggu-
minggu ini. Sebenarnya apa dan bagaimana implikasi/ makna paskah dalam realitas nyata
kehidupan kita orang-orang percaya. Peristiwa Paskah bukan sekedar sebuah peristiwa memorial
yang hanya kita rayakan dan kita peringati. Namun ada sesuatu di balik peristiwa itu yang tetap
harus kita hidupi dalam kekristenan kita sampai kapanpun.
Pertama:
Peristiwa Paskah memiliki makna
Allah yang tak tersentuh kematian telah merasakan kematian lewat karya Kristus
Jadi yang pertama Paskah itu berarti Allah yang tak tersentuh kematian turut merasakan
kematian lewat penjelmaan sang Firman yang menjadi manusia. Jadi begini, Allah adalah satu-
satunya Pribadi yang ada dengan sendirinya dan hidup dengan sendirinya. Allah punya sumber
kehidupan dengan sendirinya. Inilah salah satu perbedaan yang sangat mendasar dengan kita.
Lantas Paskah bermakna bahwa Allah yang tidak tersentuh kematian telah merasakan kematian
bagi kita itu berarti bahwa Allah bukanlah Pribadi yang hanya tahu dan pandai berteori tentang
penderitaan manusia. Kita seringkali hanya pandai berteori tentang penderitaan manusia namun
seringkali tidak mewujudkan bagaimana melepaskan penderitaan manusia.
Peristiwa Paskah membuktikan bahwa Allah yang tidak tersentuh kematian itu mau ikut
merasakan bagaimana rasanya mati. Allah tidak mungkin dan tidak akan pernah bisa mati karena
Dia adalah sumber hidup itu sendri. Satu-satunya cara bagi Allah untuk merasakan kematian
adalah ketika Allah, lewat FirmanNya yang ada didalam diri Allah itu menjadi manusia,
mengambil wujud daging manusia yang fana itu yang nyeri kalau tertusuk duri, yang merah
kalau dicubit. Allah tidak bisa dicubit karena Dia Roh, namun Dia yang Roh mau menjadi daging
lewat FirmanNya yang keluar dari diri Allah. Allah yang tidak terbatas itu menjadi terbatas demi
kita. Allah yang tidak pernah haus, lapar dan ngantuk itu merasakan semuanya itu bagi kita.
Sehingga lewat sengsara dan kematian Yesus, Allah yang tidak dapat mengalami maut itu ikut
merasakan maut bagi keselamatan kita manusia.
Paskah berarti kepedulian Allah terhadap umatNya. Allah yang mau ADA bagi umatNya. Sebuah
contoh dalam PL yang mengisahkan bagaimana gambaran kepedulian Allah pada umatNya dapat
kita temukan dalam
keluaran 3:7-9
7 Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di
tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah
mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
8 Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun
mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-
limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang
Hewi dan orang Yebus.
9 Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya
orang Mesir menindas mereka.
Kisah ini adalah pernyataan diri Allah kepada Musa, dimana Allah mengerti penderitaan
umatNya. Dalam ayat 7 dikatakan Aku telah memperhatikan dengan sungguh Allah benar-
benar memperhatikan kehidupan umatNya. Karena itu ditempat ini kita jangan lagi berkata
bahwa Tuhan tidak memperhatikan hidup saya saya bergumul seorang diri TIDAK!!! Tuhan
benar-benar memperhatikan saudara dan saya dengan sungguh!!! Namun kabar baiknya yang
lebih baik adalah Allah tidak hanya berhenti memperhatikan saja. Seringkali kita kan hanya
berhenti pada pengelihatan lihat ada orang susah kita lihat, ada apa kita lihat cuman lihat
saja. Namun Allah bukan pribadi yang hanya cumin lihat saja dan kasih komentar saja. Allah
adalah Allah yang selalu bertindak bagi umatNya. Dalam ayat 8 dikatakan bahwa Aku telah
turun!!!
Artinya apa? Artinya Aku bukan pribadi yang hanya bisa melihat kesengsaraan dan penderitaan
umatKu tanpa bisa melakukan apa-apa. Aku tahu penderitaan umatKu dan Aku mau ada disana
untuk memberi kekuatan dan kelepasan. Amiin!!! Itulah Allah kita. Dan inilah makna paskah
bahwa Allah didalam Yesus benar-benar total merasakan keadaan kita.
Tadi pagi saya berbicara mengenai peran dan makna Yesus sebagai Imam besar itu berarti bahwa
Dia adalah Pribadi yang mau perduli dengan umatNya. Coba kita lihat dalam Ibrani 4:15
Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat
dosa.
Menurut ayat ini Imam besar kita yakni Yesus adalah Pribadi yang dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita. Dalam teks aslinya adalah simpathesai yang bermakna:
ikut merasakan dalam makna yang sepenuhnya maksudnya begini Jika ada rekan kita yang
sedang berduka cita, kita sebagai rekan hanya bisa ikut berbela sungkawa namun kita tidak
mungkin bisa mersakan kesedihan yang terdalam dari rekan kita karena kita tidak punya
kemampuan untuk itu. Tapi Yesus, bisa merasakan dalam arti yang sebenarnya. Jadi seolah-olah
Yesus itu menjadi diri kita. Dia tahu bagian hati kita yang terdalam. Dia tahu rasa sakit kita
ketika dihina atau dikecewakan orang lain. Dia tahu penderitaan sakit penyakit kita. Dan Dia
punya kuasa untuk melepaskan kita dari semuanya itu. Dan lagi Dia bukanlah hanya Pribadi
yang bisa merasakan apa yang kita rasakan tanpa bisa melakukan apa-apa. Dia adalah Pribadi
yang benar-benar merasakan apa yang kita rasakan dan bersamaan dengan itu Dia punya
kapabilitas/kemampuan/kesanggupan untuk memberikan jalan keluar dan menolong kita.
Karena mari kita punya iman bahwa Allah adalah Pribadi yang mau tahu dan perduli dengan
keadaan kita umatNya dan Dia juga mau bergerak untuk memberi kelepasan bagi kita. Inilah
makna Paskah yang pertama yakni Allah yang tidak tersentuh kematian ikut merasakan kematian
bagi kita dalam Yesus.
Yang kedua
Paskah bermaka dilewatinya kita dari kematian
Makna Paskah yang kedua bagi kita adalah DILEWATINYA kita dari sesuatu yang berbau kutuk
dan kematian. Sesuai dengan pengertiannya secara harafiah. Paskah dalam bahasa ibrani adalah
PESAKH yang bermakna DILEWATI/passover. Dilewati dari apa? Bagi pengalaman bangsa
Isarel secara histories atau sejarah ketika mereka diperbudak oleh mesir dan Allah
memerintahkan perayaan paskah yang pertama seperti yang tadi sudah kita bicarakan sekilas
diatas. Bahwa tanda darah dari kurban itu dioleskan pada tiang pintu. Dan ketika maut pada
malam itu bregerilya untuk mencabut nyawa tiap-tiap anak sulung, maka rumah yang ada tanda
darah itu Dilewati/ DI PESAKH/ Passover.
Inilah makna Paskah berbicara dilewatinya setiap umat Tuhan yang dalam hidupnya ada tanda
darah Yesus yang merupakan Sang Anak Domba yang tidak bercacat dan bercela. Ketika kita
menerima Dia dan menjadikan Dia sebagai Tuhan dalam hidup kita maka ada sesuatu yang
sedang terjadi di alam Roh. Secara tidak kasat mata, hidup kita ada tanda darah Yesus.
Sehingga sesuatu yang sifatnya lebih besar dari sekedar kematian fisik yang melanda orang-
orang mesir pada waktu itu tidak akan dapat menyentuh hidup kita selama ada tanda darah Yesus
dalam hidup kita. Apa itu? Kematian kekal lewat dari hidup kita, segala kutuk sakit penyakit
lewat dari kita, kehancuran ekonomi lewat dari kita. Semua ini disediakan Tuhan jika kita mau
menerima tanda darah Yesus dalam hidup kita.
Namun semua berkat kelepasan ini tidak akan begitu nyata dalam hidup kita jika kita TIDAK
PERNAH TAHU DAN BELAJAR apa saja HAL-HAL yang sudah Tuhan sediakan dalam
peristiwa paskah. Banyak umat Tuhan tidak tahu sehingga hidup mereka masih dalam kekalahan,
kehancuran. Karena APA? Tipuan yah Tipuan. Jika Iblis dapat menipu anda akan hal-hal yang
sudah disediakan Tuhan bagi hidup anda maka hidup anda akan dibawah kendalinya meskipun
sebenarnya kenyataannya secara hukum roh Iblis ada dibawah kuasa anda. Karena itu Tuhan
pernah berkata agar kita mengetahui kebenaran dan kebenaran itu membebaskan kita. Jika anda
tidak tahu bahwa oleh bilur-bilurNya kesembuhan itu tersedia bagi anda, anda akan terus merasa
sakit, merasa tidak berdaya dan merasa lemah. Segala janji Tuhan tidak semua secara otomatis
bekerja bagi kita ketika kita percaya. Ada jyang menjadi nyata jika kita aktifkan lewat iman dan
perbuatan.
Demikian juga soal-soal jasmani, Tuhan sudah janjikan banyak hal, namun jika umatNya tidak
pernah tahu kebenaran ini, mereka jatuh dalam tipuan Iblis. Sehingga mentalnya selalu segini-
segini aja. Padahal Tuhan sediakan yang lebih besar dari itu.
Karena itu mari sadari bahwa peristiwa paskah itu berarti lewat tanda darah Yesus dalam hidup
kita maka kita dilewati dari segala hal yang memang bukan bagian kita. Bukan bagian kita
karena memang kita tidak diciptakan Tuhan untuk itu. Kematian kekal, sakit penyakit,
perbudakan rohani, kehancuran. Semua ini TIDAK PERNAH ALLAH CIPTAKAN . TUHAN
JUGA TIDAK PERNAH MENCIPTAKAN itu semua. Semua ini adalah produk dosa. KABAR
BAIKNYA ketika ada tanda darah Yesus dalam hidupmu, hidupmu dilewati dari semua ini. Di
Pesakh dari semuanya ini.
Jangan mau tinggal dalam keadaan yang Tuhan sendiri tidak inginkan itu dalam hidupmu. Ada
banyak umat Tuhan betah tinggal dalam keadaan yang sebenarnya Tuhan sendiri tidak inginkan
itu terjadi( Tolong jangan dikacaukan dengan pemrosesan yang terkadang Tuhan ijinkan). Kita
merasa betah tinggal dalam kondisi kita yang sebenarnya hati kecil kita sendiri tidak suka.
Dengar kebenaran firman Tuhan dan temukan kebenaran yang membebaskan kehidupan saudara.
Saat ini juga kebebasan itu tersedia bagi kita semua yang mau meresponi kebenaran firman
Tuhan.
Saya teringat kisah seseorang yang lumpuh selama puluhan tahun, hampir 40 tahun. Suatu ketika
Dia berjumpa Yesus, dan ada pertanyaan yang Yesus lontarkan yang sempat terasa aneh dalam
pikiran saya.
Yesus Tanya begini: maukah engkau sembuh?.... Saya pikir jelas orang ini mau, ngapain Tuhan
tanyakn hal ini. Kemudian say abaca lagi dialog Yesus dengan orang ini. Alih-alih menjawab
pertanyaan Yesus, orang ini malah menyalahkan keadaan karena tidak ada yang membantu dia
untuk masuk kolam itu. Saya renungkan hal ini dan Tuhan kasih pengertian begini.Ada orang-
orang yang karena terlalu lama berdiam dalam keadaan tertentu yang akibat waktu yang
sedemikian panjang tanpa ada perubahan dalam hidupnya maka orang itu telah membentuk
benteng mental dalam hidupnya bahwa kondisinya sampai kapanpun akan begini-begini terus
bahkan sampai aku mati akan begini terus tanpa ada perubahan. Bahkan orang seperti ini akan
cenderung menyalahkan keadaan dan orang sekelilingnya.
Orang ini tidak tahu apa yang sudah Tuhan janjikan dalam firmanNya bahwa Dia adalah
YAHWEH RAPHA, Tuhan yang selalu berkarya untuk menyembuhkan umatNya.
Orang seperti ini menurut Tuhan perlu digugah jiwa dan Rohnya, karena itu Tuhan Tanya
maukah kamu sembuh? Masihkah kamu percay ada harapan untuk hidupmu? Masihkah kamu
yakin mukjijat itu masih ada? Yang berdiri didepanmu ini sanggup mengubah hidupmu? Jadi
dengan kata lain Tuhan ingin mencubit jiwanya yang sudah dingin terhadap pemulihan itu.
Halo apakah saat ini kita sedang dihadapkan seperti orang yang lumpuh ini? Kita mengalami
sesuatu hal dalam hidup kita yang tampaknya bertahun-tahun tidak ada jalan keluar dan kita
mulai membentuk benteng mental dalam pikiran kita yang membuat kita berkata: yah memang
mungkin ditakdirkan seperti ini, yah memang mungkin Tuhan kehendaki dll. Sadari dan yakini
serta mulai bertindak bahwa TUHAN TIDAK PERNAH menciptakan hal-hal tersebut menjadi
bagian anda. Berontaklah akan keadaanmu, katakana pada Tuhan, Tuhan aku ada tanda darah
Yesus dalam hidupku, aku tidak mau tinggal dalam keadaan ini, FirmanMu berkata karena tanda
darahMu aku DILEWATI dari semua ini. Pemulihan , mukjijat tidak akan pernah terjadi sampai
kita benar-benar mau bangkit dari keadaan mental kita yang terbelunggu dan lewat peristiwa
paskah Tuhan sudah sediakan jalan keluar itu bagi kita.
Jadi peristiwa paskah yang kedua bermakna bagi kita bahwa karena tanda darah YESUS maka
kita dilewati dari segala hal yang Tuhan tidak pernah ciptakan itu semua bagi kita.
Yang ketiga:
Paskah berarti kembalinya manusia kepada fitrah
Yang semula
Makna paskah yang ketiga dalam renungan kita saat ini adalah kembalinya kita manusia ciptaan
Allah kepada Fithrah ciptaan kita yang semula sebagai satu-satunya ciptaan yang diciptakan
menurut pola dan gambar Sang pencipta sendiri. Kambing tidak diciptakan menurut rupa dan
citra Allah. Bahkan para malaikat pun tidak diciptakan menurut citra dan rupa Allah. Hanya
saudara dan saya yang diciptakan menurt gambar dan rupa Allah.
Akibat kejatuhan manusia pertama dalam dosa, maka citra manusia yang dikehendaki Allah
sebagai mahkota ciptaan itu telah rusak. Dan salah satu misi Paskah dari Kristus adalah
mengembalikan citra diri manusia yang telah rusak akibat dosa.
Kita lihat dalam 2 kor 5:17
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu,
sesungguhnya yang baru sudah datang.
Dengan jelas Paulus oleh pewahyuan Roh Kudus mengatakan bahwa siapa yang didalam
Kristus/percaya kepada Dia dan menghidupi hidupnya didalam Kristus, Ia adalah ciptaan yang
baru. Paulus sedang menunjuk kepada ciptaan Allah yang semula yang belum dirusakkan
gambarnya oleh dosa. Paulus mengatakan bahwa yang lama sudah berlalu, manusia yang rusak
akibat dosa telah berlalu akibat peristiwa Paskah. Artinya Tuhan memandang kita dengan sudut
yang baru lagi. Allah tidak memandang kita sebagai manusia berdosa yang harus dihukum. Allah
pandang kita berharga dan indah dihadapanNya.
Lewat peristiwa paskah yakni lebih konkrit lagi akibat efek dari penebusan yang dilakuak Yesus,
Allah melihat kita dengan cara yang berbeda amiin!!! Hidup kita bukan sekedar hidup biasa yang
dapat dinilai secara jasmani. Hidup kita utuh jasmani dan rohani. Kita bukan manusia
sembarangan lagi yang tidak berarti dan tanpa harapan.
Coba kita lihat dalam efesus 2:10-12
10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan
baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
11 Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging,
yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya "sunat", yaitu sunat
lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia,
12 bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat
bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam
dunia.
Saya suka dengan cara Paulus mengungkapkan / membahasakan kebenaran ini dalam ayat-ayat
ini.
Dalam ayat-ayat ini sangat luar biasa bagaimana Paulus oleh ilham Roh Kudus menyatakan
tentang nilai diri kita saat ini dihadapan Allah. Dalam ayat 10 dikatakan bahwa kita diciptakan
didalam Kristus. Ini berbicara kelahiran kembali kita menjadi ciptaan yang baru yang tidak
terikat lagi dengan hukum dosa yakni maut.
Kemudian Paulus mengatakan bahwa dulu sebelum kita menerima darah anak domba Paskah
yaitu Kristus, kita bukan termasuk golongan orang-orang yang berharga, bukan termasuk
golongan yang berhak atas janji-janji Allah, yang bahkan kita tidak punya pengharapan apa-apa
didunia. Betapa malang jika seseorang itu hidup tanpa pengharapan di dunia ini.
Namun ketika kita mengambil bagian dalam darah perjanjian itu, yakni darah Kristus, maka
situasinya menjadi berubah. Paskah membuat kita kembali kepada suasana penciptaan manusia
yang mula-mula yang penuh dengan kemulian.
Paskah bermakna bahwa kita kembali kepada habitat kita yang semula. Tanpa peristiwa Paskah
itu ibaratnya kita tidak hidup dalam habitat kita yang asli. Misalnya jika kita taruh penguin, tau
ya hewan penguin yang didaerah kutub itu tiba-tiba kita pindahkan di Indonesia, pasti dia tidak
akan suka dan malah tersiksa, sekalipun dikandangnya kita pasang AC, karena dia habitatnya
tidak sesuai.
Demikian juga kita manusia ciptaan Allah, ketika jatuh dalam dosa maka seolah-olah manusia itu
hidup dalam habitatnya yang tidak cocok untuk dia. Maut, penyakit, kehancuran, dll akibat dosa
itu bukan habitat kita. Karena itu Paskah adalah cara Allah mengembalikan manusia kepada
fithrahnya yang semula, mengembalikan manusia kepada habitatnya yang semula.
SADARILAH bahwa akibat peristiwa Paskah, hidup kita tidak lagi sama, jangan memandang
diri kita lebih rendah dari apa yang Allah pandang atas kita. Allah melihat ada potensi luar biasa
dalam hidup kita untuk menjadi saluran-saluran kuasa Allah dalam dunia. Jangan pernah pesimis
lagi memandang hidup, karena meskipun secara jasmani fisik kita di dunia ini,namun jangan
pernah pikiran dan cara pandang kita diikat dengan cara-cara pikir dunia. Cara pikir dunia saat
ini berkata Suramsuramsuram tapi anda sudah kembali lagi hidup dalam habitat anda di
Eden. Di Eden ada kelimpahan, ada penyertaan Tuhan, ada kehadiran Tuhan
Yakini semua ini dalam hidup kita maka kita akan lihat firmanNya itu menjadi nyata dalam
kehidupan kita.
Sekali lagi makna paskah yang ktiga adalah mengembalikan kita manusia kepada fitrah
penciptaan kita yang mula-mula.
Yang keempat:
Paskah berarti sebuah kontrak perjanjian antara Allah
Dan kita
Yang terakhir, Paskah adalah sebuah kontrak Perjanjian antara Allah dan umatNya. Lewat
peristiwa Paskah dalam Perjanjian lama, Allah sedang mengikat Perjanjian antara orang Israel
dan diriNya. Demikian juga dalam peristiwa pengurbanan Yesus dalam peristiwa Paskah Allah
sedang membuat kontrak perjanjian antara Allah dan umatNya.
Perjanjian apakah itu? Matius 26:28
28 Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk
pengampunan dosa.
Perjanjian yang Allah lakukan dengan kita itu bukan sekedar perjanjian hitam diatas putih
dengan meterai 6ribu. PerjanjianNya adalah perjanjian dengan darah Kristus sendiri. Darah yang
mahal karena menyangkut kehidupan kritus sendiri yang tiada bercacat cela.
Perjanjian ini kuat dan tidak dapat dibatalkan dengan apapun. Perjanjian itu adalah perjanjian
Allah dan manusia, dimana setelah manusia mengalami/menerima penebusan maka manusia
menjadi umatNya dan Allah menjadi Tuhannya. Artinya ada sebuah relationship/hubungan antara
Allah dan umatNya antara Tuhan dan hambaNya, antara Pencipta dan ciptaanNya.
Dengan kata lain maka manusia yang mengikat perjanjian dengan Allah sebagai yang lebih
tinggi diatasnya maka manusia tidak bisa lagi menjalani hidup dengan menggunakan caranya
sendiri, manusia tidak bisa hidup dengan menggunakan metodenya sendiri. Hidup menurut
dengan polanya sendiri. Manusia harus hidup dengan cara hidupNya Allah
Petrus mengatakan bahwa kita ini bangsa yang kudus yang dipanggil keluar dari gelap menuju
terangNya yang ajaib. Coba agar lebih pas kita buka aja dalam
1Petrus 2:9-10
9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan
Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah
memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:
10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang
dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.
Dalam ayat ini saudara dan saya dikatakan bangsa terpilih, imamat rajani dan bangsa yang
kudus, punya kepunyaan Allah sendiri. Jadi sangat jelas bahwa pada intinya menurut ayat ini
kehidupan kita saat ini adalah sebuah kehidupan yang baru yang terikat perjanjian dengan Allah.
Bangsa yang kudus yang ingin ditekankan, Kudus dalam bahasa Ibrani adalah kadosh, artinya
adalah dipisahlan/dikhususkan. Artinya Allah ingin kehidupan kita berbeda dengan cara hidup
orang-orang yang tidak mau mengenal Allah, orang-orang yang tidak terikat kontrak perjanjian
darah paskah.
Paulus pernah menasehatkan agar kita tidak menjadi serupa dengan dunia ini. Ini adalah sebuah
proses pembelajaran yang tidak pernah berhenti yang harus terus menerus dikerjakan oleh umat.
Dalam PL Allah juga berulangkali menegur bangsa Israel untuk selalu belajar hidup sesuai
firman TUhan. Belajar adalah sebuah proses.
Tidak ada orang Kristen yang boleh berkata aku sudah sempurna mengikuti kehendak Allah,
karena dia terus menerus belajar. Saya percaya pada kelahiran kembali yang sekejap mata
prosesnya, namun belajar mengenakan manusia baru setiap hari itu lain lagi persoalannya.
Saya kasih sebuah ilustrasi
Ada sebuah anak lelaki yang hidup dan tumbuh di jalan, dia bergaul dan berteman dengan anak-
anak jalanan, preman sampai penjahat. Lingkungan itu begitu membentuk hidupnya yang tanpa
sadar itu berpengaruh kepada karakternya. Cara berbicara, cara berpikir dan cara bertindak.
Tanpa dia tahu ternyata anak ini adalah anak seorang konglomerat keturunan bangsawan yang
semasa bayi pernah hilang karena diculik. Singkat cerita orang tuan anak ini menemukan
anaknya yang kini sudah beranjak pemuda berumur sekitar 20tahunan. Kemudian sang orang
Tua memboyong anak ini kerumahnya yang begitu besar dan berlimpah kemewahan. Sangat jauh
berbeda dengan lingkungan dulu dia tinggal sebelumnya.
Anak ini langsung dirawat tubuhnya yang kotor, dipakaikan pakaian yang bagus, dalam sekejap
mata penampilannya berubah. Yang dahulu kumal, dekil, tidak terawatt sekarang menjadi bak
seorang artis yang serba cliing
Namun orang tuanya ternyata tidak boleh cukup puas bahwa naknya ditemukan. Ada satu PR
lagi apa itu??? Karakter anaknya yang terbentuk di jalan ternyata tidak ikut berubah seiring
dengan posisinya sekarang. Karakter yang keras, semaunya sendiri, kasar dan sok jagoan
,masih tetap menempel.Inilah PR bagi org tuanya yang harus mengubah/membentuk karakternya
sesuai dengan karakter ayah ibunya yang terhormt.
Bukanlah ini menggambarkan kehidupan saudara dan saya. Sebelum kita kenal TUhan, hidup
kita mengikuti cara-cara dunia. Sampai kita mengenal Dia, kita dibabtis dan kita menjadi
manusia baru dihadapan Allah. Seperti anak tadi yang berganti penampilan. Namun karakter kita,
Allah tidak menyulapnya/ Allah tidak pernah merampok kepribadian seseorang. Melainkan Dia
ingin kita belajar dari hari kehari mengikuti teladan Kristus. Jadi kita yang sudah diangkat
kedudukan kita menjadi anak-anakNya, menjadi istimewa dimata Allah lewat kontrak perjanjian
Darah Paskah, maka kita harus hidup sesuai gaya hidup warga kerajaan Allah. Dan ini bukanlah
sebuah peristiwa kelahiran baru yang terjadi dalam hitungan detik, melainkah proses dari hari
kehari sampai gambaran Kristus itu sempurna dalam hidup kita.
Jadi kesimpulannya adalah Paskah bermakna sebuah kontrak perjanjian antara Allah dan kita
agar kita tidak hidup lagi sesuai dengan cara dunia namun dengan gaya hidup kerajaan Allah.
Kesimpulan:
Inilah beberapa makna paskah yang bisa kita renungkan pada saat ini. Paskah adalah sebuah
peristiwa histories yang mengubah jalan hidup kita selamanya jika kita mau merespon panggilan
Allah lewat paskah ini.
Makna Paskah bagi kita ada 4:
1. Paskah berartri Allah yang tak tersentuh kematian merasakan kematian bagi kita
2. Paskah berarti dilewatinya kita/ di PESAKH dalam bahasa IBrani dari kematian
3. Paskah bermakna kembalinya kita kepada fitrah penciptaan kita yang mula-mula .
4. Paskah berarti sebuah kontrak perjanjian antara Allah dan umatNya agar umatNya
hidup sesuai identitas mereka sebagai warga kerajaan Allah.
Diposkan oleh leonardo-winartodi 18.00
PASKAH
Dari sini kita bisa mengatakan, antara Paskah orang Yahudi dan
Paskah orang Kristiani memang ada kaitannya, namun keduanya
juga memiliki perbedaan satu sama lain. Kalau Paskah Yahudi
memperingati pembebasan bangsa Israel dari penindasan Firaun,
Paskah Kristiani lebih dimaknai sebagai peringatan akan
kebangkitan Kristus. Dia yang telah menderita, wafat dan kini
bangkit, itulah yang dirayakan.
Paskah
Wawancara Eksklusif dengan Romo Yohanes Subagyo, Pr.:
Iman yang Diwujudkan dalam
Persaudaraan Sejati dan Pelayanan Kasih
Hari ini, kita merayakan Tuhan Yesus yang bangkit dari wafat-
Nya . Wahhh hebat yaa Yesus kita, Ia wafat dan bisa bangkit
kembali. Taukah adik-adik kalau Yesus wafat untuk
menyelamatkan kita semua ? Yaa....Ia ingin agar kita kelak bisa
berbahagia bersama-Nya di surga. Setiap orang yang berdosa
tidak bisa ke surga, tetapi Yesus mau menerima hukuman atas
dosa kita agar kita bebas dan menerima keselamatan.
Wuihh...tidak ada 1 orang pun yang bisa seperti Yesus yang rela
berkorban, rela disakiti, rela disiksa sampai wafat di kayu salib
hanya karena cinta pada manusia. Bukan itu saja, Yesus mau
lakukan semua itu karena Ia taat pada Bapa yang mengutus-Nya.
Salam,
Miss Bia
Pada hari Minggu yang lalu, kita merayakan Hari Minggu Palma,
yang merupakan dimulainya Pekan Suci atau Minggu Suci
menjelang Tri Hari Suci Paskah. Nahh untuk menyambut Pekan
Suci ini, Miss Bia dan teman-teman mempertunjukkan drama
tentang Kisah Sengsara Yesus. Drama ini dilakoni oleh seluruh
pembina Bina Iman dan ditonton oleh adik-adik Sekolah Bina Iman
RC dari jenjang TK dan SD. Pertunjukkannya 2 kali lhoo... Untuk
kelas pagi mapun kelas siang.
Paskah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini tentang hari raya Kristiani. Untuk Paskah Yahudi (Pesakh), lihat Paskah Yahudi
Untuk kegunaan lain dari Paskah, lihat Paskah (disambiguasi).
Paskah
Jenis Kristen
31 Maret (Barat)
20 April (Barat)
5 April (Barat)
Portal Kristen
Paskah (bahasa Latin: Pscha, bahasa Yunani: , Paskha; bahasa Aram: Pash a; dari bahasa
Ibrani: Pesah[1]
) adalah perayaan terpenting dalam tahun liturgi gerejawi Kristen. Bagi umat Kristen,
Paskah identik dengan Yesus, yang oleh Paulus disebut sebagai "anak domba Paskah"; jemaat Kristen hingga
saat ini percaya bahwa Yesus disalibkan, mati dan dikuburkan[a], dan pada hari yang ketiga[b] bangkit dari
antara orang mati. Paskah merayakan hari kebangkitan tersebut dan merupakan perayaan yang terpenting
karena memperingati peristiwa yang paling sakral dalam hidup Yesus, seperti yang tercatat di dalam
keempat Injil di Perjanjian Baru. Perayaan ini juga dinamakan Minggu Paskah, Hari Kebangkitan,
atau Minggu Kebangkitan.
Paskah juga merujuk pada masa di dalam kalender gereja yang disebut masa Paskah, yaitu masa yang
dirayakan dulu selama empat puluh hari sejak Minggu Paskah (puncak dari Pekan Suci) hingga hari Kenaikan
Yesus namun sekarang masa tersebut diperpanjang hingga lima puluh hari, yaitu sampai dengan
hari Pentakosta (yang artinya "hari kelima puluh" - hari ke-50 setelah Paskah, terjadi peristiwa turunnya Roh
Kudus). Minggu pertama di dalam masa Paskah dinamakan Oktaf Paskah oleh Gereja Katolik Roma. Hari
Paskah juga mengakhiri perayaan Pra-Paskah yang dimulai sejak empat puluh hari sebelum Kamis Putih, yaitu
masa-masa berdoa, penyesalan, dan persiapan berkabung.
Paskah merupakan salah satu hari raya yang berubah-ubah tanggalnya (dalam kekristenan disebut
dengan perayaan yang berpindah[2]) karena disesuaikan dengan hari tertentu (dalam hal ini hari Minggu),
bukan tanggal tertentu di dalam kalender sipil. Hari raya-hari raya Kristen lainnya tanggalnya disesuaikan
dengan hari Paskah tersebut dengan menggunakan sebuah formula kompleks. Paskah biasanya dirayakan
antara akhir bulanMaret hingga akhir bulan April (kekristenan ritus Barat) atau awal bulan April hingga awal
bulan Mei (kekristenan ritus Timur) setiap tahunnya, tergantung kepada siklus bulan. Setelah ratusan tahun
gereja-gereja tidak mencapai suatu kesepakatan, saat ini semua gereja telah menerima perhitungan Gereja
Aleksandria (sekarang disebut Gereja Koptik) yang menentukan bahwa hari Paskah jatuh pada hari Minggu
pertama setelah Bulan Purnama Paskah, yaitu bulan purnama pertama yang hari keempat belasnya ("bulan
purnama" gerejawi) jatuh pada atau setelah 21 Maret (titik Musim Semi Matahari/vernal equinox gerejawi)
Minggu Paskah bukan perayaan yang sama (namun masih berhubungan) dengan Paskah Yahudi (bahasa
Ibrani: atau Pesakh[1])[3][c] dalam hal simbolisme dan juga penanggalannya. Bahasa Indonesia tidak
memiliki istilah yang berbeda untuk Paskah Pesakh (Yahudi) dan Paskah Paskha(Kristen) sebagaimana
beberapa bahasa Eropa yang mempunyai dua istilah yang berbeda, oleh sebab itu kata Paskah dapat memiliki
dua arti yang berbeda di dalam bahasa Indonesia.
Banyak elemen budaya, termasuk kelinci Paskah, telur Paskah, dan mengirim kartu Paskah telah menjadi
bagian dari perayaan Paskah modern, dan elemen-elemen tersebut biasa dirayakan oleh umat Kristen maupun
non-Kristen.
Daftar isi
[sembunyikan]
2 Etimologi
3 Tanggal Paskah
o 3.1 Perhitungan
o 3.2 Hubungan dengan penanggalan Paskah Yahudi
4 Perayaan Paskah
6 Catatan
7 Lihat pula
8 Referensi
9 Pranala Luar
10 Lihat pula
Kekristenan
"The Resurrection", Johann Heinrich Tischbein, 1778.
Paskah merupakan perayaan tertua di dalam gereja Kristen, penghubung antara Perjanjian Lama dan
Perjanjian Baru.Paus Leo Agung (440-461) menekankan pentingnya Paskah dan menyebutnya festum
festorum - perayaan dari semua perayaan, dan berkata bahwa Natal hanya dirayakan untuk mempersiapkan
perayaan Paskah.
Menurut tradisi Sinoptik[4], Paskah menunjuk pada Perjamuan Kudus, yang didasari dari Perjamuan Malam,
perjamuan perpisahan antara Yesus dan murid-murid Yesus[3][5]. Pada malam itu sebelum Yesus dihukum mati,
Yesus memberikan makna baru bagi Paskah Yahudi. Roti[d] dilambangkan sebagai tubuh Yesus
dan anggur dilambangkan sebagai darah Yesus, yaitu perlambangan diri Yesus sebagai korban
Paskah[6]. Rasul Yohanes dan Pauluslah yang mengaitkan kematian Yesus sebagai penggenapan
Paskah Perjanjian Lama (Yesus wafat pada saat domba-domba Paskah Yahudi dikorbankan
di kenisah atau Bait Allah)[7]. Kematian dan kebangkitan Yesus inilah yang kemudian diasosiasikan dengan
istilah Paskah dalam kekristenan.
Karena Paskah dirayakan oleh gereja-gereja Kristen dengan suatu sakramen Ekaristi/Perjamuan Kudus, maka
sakramen tersebut dapat pula disebut sebagai Perjamuan Paskah Kristen [1], atau Perjamuan Kudus Jumat
Agung[3], yang berbeda dari Perjamuan Paskah Yahudi. Banyak gereja Kristen saat ini merayakan perjamuan
tersebut lebih dari setahun sekali agar jemaat gereja selalu diingatkan akan peristiwa Paskah. [3]
Di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kata Paskah disebutkan sebanyak 80 kali dalam 72
ayat[8] sementara di dalam terjemahan BIS disebutkan sebanyak 86 kali dalam 77 ayat [9][10].
Sebuah fresko (gambar dinding) yang menggambarkan kisah kebangkitan; karyaFra Angelico, di Florence, Italia.
Gereja mula-mula memperingati peristiwa kebangkitan Yesus dengan perjamuan sederhana dan berdoa [e].
Kemudian dalam perjalanan misinya, Paulus terus mengingatkan jemaat gereja mula-mula akan pentingnya
peristiwa kebangkitan Yesus[f] dan perkataan Yesus pada waktu Perjamuan Malam Terakhir [11]. Sumber yang
paling awal yang menulis tentang Paskah adalah Melito dari Sardis yang menulis homili berjudul Peri
Pascha(Tentang Paskah)[12]. Orang-orang Kristen pada zaman tersebut menapak tilas jalan salib (Via Dolorosa)
yang dilalui oleh Tuhan Yesus. Kematiannya diperingati sebagai korban keselamatan dalam tradisi Yahudi
(bahasa Ibrani: Zerah Syelamin)[13].
Orang Kristen Yahudi terus merayakan Paskah Yahudi, namun mereka tidak lagi mengorbankan domba
Paskah karena Kristus dianggap sebagai korban Paskah yang sejati. Perayaan ini diawali dengan berpuasa
hingga Jumat jam 3 sore (ada yang melanjutkan hingga pagi Paskah). Perbedaan timbul di seputar tanggal
Paskah. Orang Kristen Yahudi dan jemaat provinsi Asia merayakannya pada hari yang bersamaan dengan
Paskah Yahudi, yaitu sehari setelah tanggal 14 Nisan (bulan pertama) menurut kalender mereka - kematian
Yesus pada 15 Nisan dankebangkitan Yesus pada 17 Nisan - tanpa mempedulikan harinya [14]; namun orang
Kristen non-Yahudi yang tinggal di Kekaisaran Romawi dan juga gereja di Roma dan Aleksandria
merayakannya pada hari pertama, yaitu hari Minggu - hari kebangkitan Yesus, tanpa mempedulikan
tanggalnya[g]. Metode yang kedua inilah yang akhirnya lebih banyak digunakan di gereja [h][15], dan penganut
metode yang pertama perlahan-lahan mulai tergusur. Uskup Viktor dari Roma pada akhir abad ke-
2 menyatakan perayaan menurut tanggal 14 Nisan adalahbidat dan mengucilkan semua pengikutnya[16][17].
Beberapa metode penghitungan yang lain di antaranya oleh beberapa uskup di Galia yang menghitung Paskah
berdasarkan tanggal tertentu sesuai kalender Romawi, yaitu 25 Maret memperingati kematian Yesus dan 27
Maret memperingati kematian Yesus[18] karena sejak abad ke-3 tanggal 25 Maret dianggap sebagai tanggal
penyaliban[19]. Namun metode yang terakhir ini tidak digunakan lama. Banyak kalender di Abad
Pertengahan yang mencatat tanggal perayaan ini (25 dan 27 Maret) untuk alasan historis, bukan liturgis [20].
Kaum Montanis di Asia Minor merayakan Paskah pada hari Minggu pertama setelah 6 April[21]. Berbagai variasi
perhitungan tanggal Paskah tersebut terus berlangsung hingga abad ke-4.
Perselisihan seputar penghitungan hari Minggu Paskah yang tepat tersebut akhirnya dibahas secara resmi
pada Konsili Nicea I pada tahun 325 yang memutuskan bahwa hari Paskah adalah hari Minggu, namun tidak
mematok hari Minggu tertentu. Kelompok yang merayakan Paskah dengan perhitungan Yahudi dinamakan
"Quartodeciman" (bahasa Latin untuk 14) (Nisan) dan dikucilkan dari gereja[i]. Uskup Aleksandria kemudian
ditugaskan untuk mencari cara menghitung tanggal Paskah, karena kota itu dianggap sebagai otoritas tertinggi
untuk hal-hal yang berhubungan denganastronomi, dan sang uskup diharapkan dapat memutuskan hasilnya
untuk diikuti keuskupan-keuskupan yang lain. Namun hasil yang diperoleh tidak memuaskan, terutama untuk
gereja-gereja Latin. Banyak gereja masih memakai cara mereka sendiri-sendiri, termasuk gereja di Roma.
Akhirnya baru pada abad ke-7 gereja-gereja berhasil mencapai kesepakatan mengenai perhitungan tanggal
Minggu Paskah[17]. (lebih lanjut lihat #Tanggal Paskah)
Tahun Liturgi
Pada kekristenan ritus Latin (Barat), Paskah menandai berakhirnya masa Pra-Paskah, yaitu 40 hari (tidak
termasuk hari Minggu) menjelang Minggu Paskah. Sepekan sebelum Minggu Paskah disebut sebagai Pekan
Suci. Hari Minggu sebelum Minggu Paskah, yaitu hari pertama Pekan Suci, adalah hari Minggu Palemyang
memperingati masuknya Yesus ke kota Yerusalem menaiki seekor keledai. Tiga hari terakhir sebelum Minggu
Paskah disebut sebagai Kamis Putih atau Kamis Suci, Jumat Agung, dan Sabtu Suci atau Sabtu Sunyi, yang
ketiganya sering disebut sebagai Trihari Suci atau Triduum Paskah; Kamis Putih memperingati Perjamuan
Malam terakhir Yesus, Jumat Agung memperingati kematian Yesus, dan Sabtu Suci memperingati hari pada
saat Yesus di dalam kuburan.
Banyak gereja yang mulai merayakan Paskah semalam sebelumnya, yaitu dengan kebaktian Malam Paskah.
Pada beberapa negara, Minggu Paskah dirayakan selama dua hari hingga Senin Paskah, dan hari-hari dalam
sepekan setelah Minggu Paskah, yang disebut dengan Pekan Paskah, masing-masing diberi akhiranPaskah,
seperti "Selasa Paskah", "Rabu Paskah", hingga Oktaf Paskah, yaitu hari Minggu setelah Minggu Paskah. 40
hari (yang kemudian diperpanjang menjadi 50 hari atau 7 minggu) setelah Paskah biasa disebut dengan masa
Paskah yang diakhiri dengan hari Pentakosta (hari ke-50).
Pada kekristenan ritus Oriental (Timur), masa persiapan Paskah dikenal dengan nama masa Puasa Besar dan
dimulai sejak Senin Bersih selama 40 hari (termasuk hari Minggu). Pekan terakhir dalam masa persiapan itu
disebut dengan Pekan Palma, yang berakhir dengan hari Sabtu Lazarus. Sehari setelah itu adalah Minggu
Palma, Pekan Suci, lalu Minggu Paskah. Pada Sabtu tengah malam menjelang Minggu Paskah perayaan
Paskah resmi dimulai, yang terdiri atas Matins, Jam-jam Paskah, dan Liturgi Surgawi Paskah; dengan
demikian liturgi tersebut dijamin merupakan liturgi pertama Minggu Paskah, sesuai gelarnya sebagai festum
festorum - perayaan dari semua perayaan. Pekan setelah Minggu Paskah disebut sebagai Pekan Terang,
sedangkan masa setelah Minggu Paskah hingga Minggu Para Orang Kudus (hari Minggu setelah Pentakosta)
disebut sebagai Pentakostarion.
Di dalam gereja-gereja Kristen, terutama ritus Latin, perayaan dimulai pada hari Jumat Agung. Gereja-gereja
biasanya menyelenggarakan kebaktian pada hari tersebut, umat Katolik Roma biasanya juga berpuasa pada
hari ini. Kebaktiannya diliputi dengan perasaan duka karena memperingati sengsara penderitaan dan kematian
Yesus di kayu salib. Gereja-gereja Protestan biasanya melanjutkan kebaktian dengan sakramen Perjamuan
Paskah untuk memperingati Perjamuan Malam Terakhir Yesus; lagu-lagu sendu seperti "Jangan
Lupa Getsemani"[22] juga dinyanyikan. Sang pastor atau pendeta kadang-kadang memberikan kotbahsingkat.
Gereja-gereja Katolik Roma biasanya tidak melakukan sakramen Perjamuan Kudus pada hari ini,
sakramen pengakuan dosa dan pengurapan orang sakit. (lebih lengkapnya lihat Jumat Agung)
Pada hari Sabtunya gereja-gereja Katolik dan beberapa gereja Anglikan dan Lutheran juga
menyelenggarakan kebaktian malam Paskah. Dalam kebaktian itu sebuahlilin Paskah dinyalakan untuk
melambangkan Kristus yang bangkit; Exultet atau proklamasi Paskah dinyanyikan; ayat-ayat Alkitab dari
Perjanjian Lama yang menceritakan keluarnya bangsa Israel dari Mesir dan nubuatan
tentang Mesias dibacakan. Bagian kebaktian ini mencapai puncaknya dengan menyanyikan Gloriadan Alleluia,
dan Injil tentang kisah kebangkitan dibacakan. Sama seperti kebaktian Jumat Agung, sang pastor atau pendeta
kadang-kadang juga menyampaikan kotbah sesudah pembacaan Alkitab. Bagi gereja Katolik Roma, malam ini
biasanya juga digunakan untuk sakramen baptisan kudus, malam penerimaan anggota jemaat gereja yang
baru. Untuk anggota jemaat yang lain, mereka juga menerima percikan air suci sebagai lambang perbaruan
iman kepercayaan mereka. Kebaktian pada gereja-gereja Katolik Roma kemudian dilanjutkan dengan
sakramen Konfirmasi. Kebaktian kemudian diakhiri dengan sakramen Ekaristi. Kebaktian malam Paskah ini
memiliki bermacam-macam variasi. Beberapa gereja mengadakannya pada
Umat Protestan biasanya menggabungkan kebaktian malam Paskah dengan kebaktian Minggu pagi, yaitu
mengikuti kisah di Injil yang menceritakan para wanita yang datang ke kubur Yesus pada pagi-pagi benar pada
hari pertama minggu itu[23]. Ada gereja yang menyelenggarakannya pada sekitar subuh (kebaktian subuh), dan
biasanya dilangsungkan di luar ruangan seperti halaman gereja atau taman di dekat gereja, namun banyak
pula yang merayakannya setelah matahari terbit. Kebaktian Minggu untuk memperingati kebangkitan Yesus ini
(baik bersama-sama atau berbeda dari kebaktian subuh tersebut) dirayakan dengan sikap penuh sukacita,
termasuk lagu-lagu yang dinyanyikan juga lagu yang bernuansa kemenangan [24]. Gereja-gereja yang cukup
besar ada yang menggunakan instrumen-instrumen tiup (trompet, dll) untuk melengkapi instrumen-instrumen
yang biasa digunakan. Kebanyakan gereja juga mendekorasi ruang ibadah dengan hiasan-hiasan dan bunga-
bungaan (contohnyaBakung Paskah)
Etimologi[sunting | sunting sumber]
Istilah Paskah dalam bahasa-bahasa Latin biasanya diturunkan dari salah satu dari dua
sumber: Paskha atau Pesakh dan Estre/Eostre atau Easter[25]. Dalam bahasa-bahasa Slavia, biasanya istilah
yang digunakan memiliki arti "Hari Agung".
Istilah Yunani untuk Paskah, paskha/pascha, tidak ada hubungannya dengan kata kerja paschein, "menderita",
meskipun para penulis simbolis sering menghubungkan keduanya; kata tersebut berasal dari bentuk bahasa
Aram untuk kata dalam bahasa Ibrani pesach. Orang Yunani menyebut Paskahpascha anastasimon; Jumat
Agung pascha staurosimon. Kata setara yang digunakan di dalam bahasa Latin adalah Pascha
resurrectionis dan Pascha crucifixionis. Di dalam buku liturgi Katolik Romawi perayaannya diberi
nama Dominica Resurrectionis; di buku liturgi Mozarabik In Ltatione Diei Pasch Resurrectionis; di buku
liturgi Ambrosius In Die Sancto Pasch.. Bahasa-bahasa Romans telah mengambil istilah Ibrani-Yunani
tersebut: Latin, Pascha;Italia, Pasqua; Spanyol, Pascua; Perancis, Pques. Beberapa negara-
negara Keltik dan Teutonik juga menggunakannya: Skotlandia, Pask; Belanda,Paschen (kata dalam bahasa
Belanda yang betul sebenarnya adalah
Pasen); Denmark dan Norwegia, Pske; Swedia: Psk (Huruf merupakan huruf 'a' berganda dan dieja /o/,
ejaan alternatifnya adalah Paaske atau Paask.); Islandia: Pskar; Faroe: Pskir; bahkan di beberapa provinsi
Jerman di Rhein Hulumenggunakan istilah Paisken, bukan Ostern. Istilah tersebut, terutama
di Spanyol dan Italia, mengalami perluasan makna dan memiliki makna tambahan "keheningan" dan digunakan
untuk perayaan-perayaan lainnya, Pascua florida (Minggu Palem); Pascua de
Pentecostes (Pentakosta); Pascua de la Natividad (Natal); Pascua de Epifania (Epifani) di
Spanyol; Pasko (Natal); Pasko ng Pagkabuhay (Paskah Kebangkitan) di Filipina. Di beberapa wilayah
diPerancis kebaktian Komuni Pertama juga disebut dengan Pques, tidak peduli kapan dilangsungkannya. [17]
Orang-orang Kristen berbahasa Arab atau bahasa Semitik lainnya kebanyakan menggunakan istilah Pesah .
Istilah bahasa Arab untuk perayaan ini: d al-Fis h, [id lfis] memiliki akar kata F-S-H, yang
masih kognasi dengan Ibrani P-S-H. Bahasa Arab juga menggunakan istilah d al-Qiymah, [id
lqiymh], yang berarti "perayaan kebangkitan", walaupun istilah ini lebih jarang digunakan.
Bahasa Indonesia menggunakan istilah Paskah. Demikian juga bahasa Melayu, bahasa Jawa, dan bahasa-
bahasa Nusantara lainnya.
Dalam bahasa Inggris, istilah Easter (Paskah) menurut Bede berasal dari bahasa Saxon, yaitu
kata astre atau ostre (Templat:IPA-ang) yang masih berhubungan dengan Estre, seorang dewi bangsa
Teutonik, dewi cahaya fajar dan musim semi, yang perayaannya berdekatan dengan perayaan Paskah, yang
sudah tidak dikenal lagi pada zaman Bede, bahkan di "Edda"[26]; bahasaAnglo-Saxon, termasuk Inggris: ester,
estron[27][28]; Jerman Kuna: stra, strara, strarn; Jerman: Ostern. April disebut easter-monadh.
Bentuk plural estron digunakan, karena perayaannya berlangsung selama tujuh hari. Seperti bentuk plural
dalam bahasa Perancis Pques, istilah tersebut diterjemahkan dari bahasa Latin Festa Paschalia, seluruh
Oktaf Paskah.[17]
Di dalam bahasa-bahasa Slavia istilah yang digunakan biasanya berarti "Hari Agung" atau "Malam
Agung". Polandia dan Ceko, Wielkanoc dan Velikonoce yang berarti "Malam(-malam)
Agung";Ukrainia, (Velykden); Bulgaria, (Velikden); Belarusia,
(Vyalikdzyen) yang berarti "Hari Agung".
Serbia, Bosnia, dan Kroasia menggunakan istilah Uskrs yang berarti "Kebangkitan". (Tiga istilah yang
digunakan dalam aksara Sirilik dan Latin: ->Uskrs, ->Vaskrs, e->Velikden)
Rusia adalah perkecualian; ia menggunakan istilah (Paskha) yang meminjam dari
bentuk Yunani melalui bahasa Gereja Slavonia Lama[29].
[tampilkan]
1984 April 22
1987 April 19
1990 April 15
2001 April 15
2004 April 11
2007 April 8
2010 April 4
2011 April 24
2014 April 20
2017 April 16
2018 April 1 April 8
Paskah (dan perayaan lain yang berhubungan) yang merupakan hari terpenting dalam kalender gerejawi
disebut sebagai perayaan yang berpindah, yang berarti perayaannya tidak terpaku pada tanggal tertentu di
dalam kalender Gregorian maupun Julian (yang sama-sama mengikuti perputaran matahari dan keempat
musim) melainkan dihitung menurut kalender suryacandra seperti kalender Ibrani. Hal inilah yang mendasari
ilmuwan-ilmuwan mempelajari astronomi secara sistematis.[30]
Di dalam kalender Gregorian, Paskah selalu jatuh pada hari Minggu antara 22 Maret dan 25 April (inklusif).[30]
[31]
Hari berikutnya, Senin Paskah, merupakan hari liburdi banyak negara dengan tradisi Kristen yang kuat.
Untuk negara-negara yang mengikuti kalender Julian untuk perayaan-perayaan keagamaan, Paskah juga jatuh
pada hari Minggu antara 22 Maret (KJ) dan 25 April (KJ), yang dalam kalender Gregorian adalah 4 April-8
Mei (inklusif).
Tanggal Paskah yang tepat pernah menjadi pokok perdebatan. Di dalam Konsili Nicaea I pada 325 diputuskan
bahwa seluruh umat Kristen akan merayakan Paskah pada hari yang sama, yang akan dihitung secara
berbeda dari perhitungan umat Yahudi untuk menentukan tanggal Paskah Yahudi. Karena tidak adanya catatan
keputusan konsili yang selamat hingga zaman modern, ada kemungkinan bahwa konsili tersebut tidak
memutuskan cara tertentu untuk menghitung tanggal Paskah.Epifanius dari Salamis menulis pada
pertengahan abad ke-4:
...kaisar...menghimpun dewan dengan 318 uskup...di kota Nicea...Dalam konsili tersebut mereka juga
menyetujui suatu kanon gerejawi, dan pada saat yang bersamaan menitahkan berkenaan dengan
Paskah (Yahudi) bahwa diperlukan adanya satu permufakatan tentang perayaan hari Tuhan yang suci
dan teramat penting tersebut. Karena hal tersebut diperingati secara berbeda-beda oleh orang-
orang...[32]
Pada tahun berikutnya, cara perhitungan yang dikerjakan oleh gereja Aleksandria menjadi standar
perhitungan. Secara perlahan sistem tersebut mulai tersebar ke gereja-gereja Kristen di Eropa. Gereja
Roma meneruskan penggunaan siklus kalender suryacandra yang berusia 84 tahun sejak akhir abad ke-3
hingga 457. Gereja Roma terus menggunakan caranya sendiri hingga abad ke-6 saat metode Aleksandria
telah dikonversikan ke kalender Julian oleh Dionysius Exiguus. Gereja mula-mula
di Britania dan Irlandia juga menggunakan metode Roma yang lama tersebut hingga Sinode
Whitby tahun 664 saat mereka mulai menggunakan metode Aleksandria. Gereja-gereja di belahan barat
Eropa menggunakan metode Roma hingga akhir abad ke-8 pada masa pemerintahan Karel yang Agung,
lalu mereka menggunakan metode Aleksandria. Namun demikian, sejak Gereja Katolik mulai
menggunakan kalender Gregorian menggantikan kalender Julian sejak 1582 danGereja Ortodoks
Timur tetap berpegang pada kalender Julian, maka perayaan Paskah kembali dirayakan secara berbeda,
dan perbedaan itu tetap ada hingga saat ini.
Perhitungan dasar yang berlaku sejak Zaman Pertengahan adalah Paskah dirayakan pada hari Minggu
setelah bulan purnama pertama setelah hari pertama musim semi (vernal equinox). Kalimat tersebut
sebenarnya tidak tepat benar dengan sistem perhitungan gerejawi.
Dalam perhitungan gerejawi, gereja-gereja Kristen menggunakan 21 Maret sebagai awal tanggal
perhitungan Paskah, dari sana dicari kapan bulan purnama berikutnya, dst. Bagi gereja-
gereja Ortodoks yang masih menggunakan kalender Julian, tanggal yang digunakan juga 21 Maret,
namun dalam kalender Julian, sebagai akibatnya terdapat perbedaan-perbedaan seperti yang tampak
pada bagan di kanan.
Paskah ditentukan berdasarkan siklus suryacandra. Satu bulan dalam penanggalan candra (bulan) terdiri
dari bulan-bulan sepanjang 30 hari dan 29 hari, berselang-seling, dengan satu bulan tambahan yang
ditambahkan secara berkala agar pas dengan penanggalan surya (matahari). Dalam setiap tahun surya (1
Januari hingga 31 Desember), bulan candra dimulai dengan sebuah purnama gerejawi yang jatuh pada
periode 29 hari di antara 8 Maret hingga 5 April (inklusif) dan dinamakan "bulan candra Paskah" tahun
tersebut. Paskah adalah hari Minggu ke-3 dalam bulan candra Paskah, atau dengan kata lain hari Minggu
setelah hari ke-14 bulan candra Paskah. Hari ke-14 itu sendiri dinamakan purnama Paskah, walaupun hari
ke-14 pada bulan candra dapat berbeda dengan purnama astronomis hingga 2 hari lamanya. [j] Karena
purnama gerejawi jatuh pada tanggal 8 Maret hingga 5 April (>8 Maret & <=5 April), purnama Paskah atau
hari ke-14-nya pasti jatuh pada tanggal 21 Maret hingga 18 April (>21 Maret & <=18 April).
Dengan demikian Paskah menurut kalender Gregorian akan memiliki 35 kemungkinan hari - antara 22
Maret hingga 25 April (inklusif)[k]. Terakhir kali Paskah jatuh pada tanggal 22 Maret adalah pada
tahun 1818 dan berikutnya adalah tahun 2285. Terakhir kali Paskah jatuh pada tanggal 25 April adalah
pada 1943 dan berikutnya adalah tahun 2038. Siklus perputaran tangan-tanggal Paskah berulang tepat
setiap 5.700.000 tahun; 19 April merupakan tanggal Paskah yang tersering, yang terjadi 220.400 kali, atau
3.9%, dibanding dengan mediantanggal-tanggal lainnya sebanyak 189.525 kali atau 3.3%. Paskah
menurut kalender Julian seringkali (sekitar 50%) dirayakan 1 minggu setelah kalender Gregorian, karena
tidak adanya penyesuaian perhitungan tanggal seperti yang dilakukan di kalender Gregorian. Namun tidak
jarang pula selisih waktunya hingga 3-4 minggu.
Untuk menghindari perbedaan cara perhintungan Paskah, gereja Katolik telah membuat tabel tanggal
Paskah menurut aturan di atas. Seluruh gereja yang merayakan Paskah merayakannya sesuai dengan
tanggal di tabel.
Beberapa algoritma yang digunakan untuk menghitung Paskah antara lain perhitungan Gregorian,
algoritma Gauss, algoritma Gregorian anonim, dan algoritma Julian Meeus.
Hubungan dengan penanggalan Paskah Yahudi[sunting | sunting sumber]
Paskah Yahudi juga menggunakan kalender suryacandra untuk menghitung tanggal perayaan. Minggu
Paskah biasanya jatuh sekitar seminggu setelah hari pertama Paskah Yahudi (tanggal 15 Nisan
pada penanggalan Yahudi). Namun karena perbedaan sistem penghitungan tanggal suryacandra antara
kalender Yahudi dan Gregorian[l], dalam siklus 19 tahun Paskah Yahudi jatuhnya satu bulan setelah hari
Minggu Paskah, yaitu tahun ke-3, 11, dan 14 dalam siklus 19 tahun kalender Gregorian (atau tahun ke 19,
8, dan 11 berturut-turut pada siklus 19 tahun kalender
Karena dalam kalender Yahudi modern tanggal 15 Nisan tidak pernah jatuh pada hari Senin, Rabu, atau
Jumat, seder tanggal 15 Nisan tidak pernah jatuh pada malam Kamis Putih. Seder kedua, yang diperingati
oleh sebagian komunitas Yahudi sebagai malam Paskah (Yahudi) kedua, dapat jatuh pada Kamis malam.
Notes: 1. Paskah Astronomis adalah hari Minggu pertama setelah Purnama Astronomis.
2. Paskah Yahudi dimulai saat matahari tenggelam pada hari sebelum tanggal tercantum.
Dalam sebuah kongres Pan-Ortodoks tahun 1923, uskup-uskup Gereja Ortodoks Timur bertemu
di Konstantinopel di bawah kepemimpinan Patriark Meletios IV. Di dalam kongres tersebut para uskup
menyetujui Perubahan kalender Julian. Aslinya, kalender ini akan dapat menentukan tanggal Paskah
berdasarkan perhitungan astronomis yang berlandaskan meridian Yerusalem.[34][35] Namun negara-negara
yang menggunakan revisi tersebut hanya menggunakan revisi-revisi hari-hari raya yang memiliki tanggal
tetap pada kalender Julian, revisi rumus perhitungan tanggal Paskah tidak pernah diterapkan di
keuskupan Ortodoks manapun.
Pada pertemuan puncak Dewan Gereja-gereja se-Dunia (DGD) di Aleppo, Suriah pada 1997, DGD
mengusulkan reformasi penghitungan Paskah yang akan mempersatukan kembali kedua sistem yang ada
(Barat/Gregorian dan Timur/Julian) dengan pengetahuan ilmu astronomis modern yang menghitung
equinox musim semi astronomis dan bulan purnama di meridian Yerusalem, dan juga mengikuti Konsili
Nicea I tentang penanggalan Paskah pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama. [36] DGD
melampirkan tabel di samping. Perubahan yang diusulkan DGD ini akan menyelesaikan masalah
penanggalan dan menghilangkan perbedaan di antara gereja-gereja (ritus) Timur dan Barat. Reformasi ini
diusulkan mulai digunakan sejak 2001, namun hingga kini hal tersebut belum digunakan oleh anggota
manapun.
Anak Domba
Di antara simbol-simbol Paskah Kristiani yang populer, anak domba adalah yang paling penting dalam
perayaan agung ini. Yesus Kristus sebagai "Anak Domba Paskah", sebagaimana yang diungkapkan
Paulus dalam 1 Korintus 5:7, dengan bendera kemenangan, dapat dilihat dalam lukisan-lukisan yang
dipasang di rumah-rumah keluarga Eropa.
Doa paling kuno untuk pemberkatan anak domba ditemukan dalam buku ritual abad ketujuh
biara Benediktin di Bobbio, Italia. Dua ratus tahun kemudian Roma mempergunakannya dan sesudah itu,
selama berabad-abad kemudian, menu utama santap malam Paus pada Hari Raya Paskah adalah anak
domba panggang. Setelah abad kesepuluh, sebagai ganti anak domba utuh, disajikan potongan-potongan
daging yang lebih kecil.
Tradiri kuno anak domba Paskah juga mengilhami umat Kristiani untuk menyajikan daging anak domba
sebagai hidangan populer pada masa Paskah. Hingga sekarang, daging anak domba disajikan sebagai
menu utama Minggu Paskah di berbagai daerah di Eropa timur. Tetapi, seringkali bentuk-bentuk anak
domba kecil terbuat dari mentega, roti atau pun gula-gula menggantikan sajian daging anak domba, dan
menjadi hidangan utama jamuan Paskah.
Tuguran
Tuguran adalah tradisi penting dalam Gereja Katolik Roma, yang mencakup puasa sampai 40 jam mulai
Jumat pagi sebelum Paskah. Hari Sabtu tengah malam mereka berbuka puasa, dengan menyanyikan
kidung rohani, membaca kitab suci dan melakukan ritual dengan roti dan anggur. Misa fajar pada Minggu
Paskah merupakan salah satu bentuk tuguran.
Di kota Winston-Salem, negara bagian North Carolina, AS terdapat sebuah jemaat Gereja
Persaudaraan Moravia yang memiliki tradisi Paskah tahunan. Mulai hari Minggu pukul dua dini hari, para
anggota gereja Moravia kota tersebut datang ke sebuah kuburan bersejarah bernama God's Acre untuk
menyambut kebangkitan Yesus diiringi dengan koor alat-alat musik yang berjumlah hingga 500 alat musik.
Acara ini sudah dilangsungkan setiap tahun selama lebih dari dua abad dan telah menarik ribuan turis
setiap tahunnya sehingga kota Winston-Salem diberi julukan "Kota Paskah" (Easter City).
Salubong
Di Filipina yang mayoritasnya Katolik Roma, pada hari Minggu Paskah paginya diselenggarakan dengan
perayaan yang penuh sukacita, yang dikenal dengan nama Salubong (Pertemuan). Pada festival tersebut
patung raksasa Maria dan Yesus, dan beberapa orang suci lainnya, diarak di jalanan yang m. Perayaan
kemudian dilanjutkan dengan misa Paskah.
Di New Mexico, AS setiap tahun, sampai 50 ribu orang berbaris di jalan-jalan di negara bagian tersebut
untuk mencapai sebuah gereja kecil berumur 200 tahun pada fajar Hari Paskah. Ada yang berjalan sejauh
165 kilometer. Gereja ini menyelenggarakan misa sehari penuh tanpa henti, memberikan
sakramen komuni suci untuk semua umat yang datang.
Gua Maria
Di Nusa Tenggara Timur, Indonesia setiap menjelang Paskah, puluhan ribu peziarah mengunjungi Kapel
Tuan Ma di Kota Larantuka, untuk menghormati Mater Dolorosa atau patung Bunda Maria. Selain hari
Paskah, patung ini tidak diperkenankan dilihat untuk umum. Puluhan ribu umat Katolik dari berbagai
daerah rela mengantre berjam-jam untuk dapat masuk dalam Kapel Tuan Ma. Dikapel itu, digelar upacara
Muda Tuan atau pembersihan patung Bunda Maria. Selesai upacara, pintu-pintu kapela dibuka dan umat
diperbolehkan masuk untuk memberikan penghormatan kepada Mater Dolorosa. Di dalam kapela, para
peziarah menyalakan lilin sambil menyanyikan lagu-lagu untuk memuji Mater Dolorosa. Patung Mater
Dolorosa hanya dapat dilihat setahun sekali pada saat menjelang Paskah.
Sebuah prosesi kebangkitan di Sulmona,Italia
Prosesi kebangkitan
Di Polandia, prosesi kebangkitan (Rezurekcja) dimulai pada misa Paskah pagi pada saat lonceng-lonceng
gereja dibunyikan dengan suara nyaring untuk memperingati kebangkitan Yesus. Tradisi yang lain
adalah wiconka, yakni pemberkatan keranjang Paskah oleh pastor pada Sabtu Suci.
Kota Sevile di Spanyol biasanya menyelenggarakan perayaan Paskah yang sangat meriah. Selama
Pekan Suci, prosesi demi prosesi berlangsung di kota tersebut (total 58 prosesi selama Pekan Suci 2007)
yang tidak jarang diikuti oleh 3000 orang per prosesi. Pemain musik ikut dalam iring-iringan tersebut.
Prosesi yang paling terkenal adalah pada Jumat Agung malam.
Selain di Seville, kota-kota lainnya di Spanyol juga terkenal akan tradisi festival Paskah mereka, seperti
kota Mlaga, Len, Cartagena, Castille, dll. Negara-negara lain yang memiliki tradisi Paskah yang kuat
antara lain Italia, Malta, negara-negara Amerika Tengah dan Amerika Latin.
Telur Paskah
Karena telur tidak diperkenankan untuk dimakan selama masa Pra-Paskah, maka pada hari Paskah telur
kembali disantap bersama-sama, dan pada mulanya diberi warna merah untuk melambangkan sukacita
Paskah. Tradisi ini tidak hanya ditemukan di gereja-gereja Latin, tapi juga Oriental. Pemberian makna
simbolis yang mengkaitkan telur dengan kelahiran baru diperkirakan baru diciptakan lama setelah tradisi
ini ada. Tradisi ini diduga berasal dari/dipengaruhi oleh paganisme. Pada beberapa negara, orang tua-
orang tua baptis memberikan telur Paskah kepada anak-anak baptis mereka. Telur yang bewarna
biasanya digunakan sebagai mainan anak-anak. Di Amerika Serikat terdapat permainan yang cukup
populer, yang dikenal dengan sebutan "egg-picking" (mengambil telur). Permainan yang lain misalnya
"egg-rolling" (menggelindingkan telur) yang dilakukan anak-anak pada Senin Paskah di halaman Gedung
Putih di Washington.[17]
Di Puy, Perancis, ada tradisi Paskah yang tidak diketahui sejak kapan mulainya, yaitu pada saat
menyanyikan mazmur Matins seorang penyanyi yang menjadi bagian dari koor tersebut absen, maka
beberapa penyanyi dan seorang pendeta akan berjalan membawa salib prosesi dan air suci, lalu pergi ke
rumah penyanyi yang absen tadi, sambil menyanyikan lagu "Haec Dies", lalu memerciknya dengan air suci
jika ia masih berada di tempat tidur, lalu menuntunnya ke gereja. Sebagai hukuman atas absennya, ia
harus membuatkan makan pagi untuk sang konduktor. Tradisi yang serupa juga ditemui
di Nantes dan Angers pada abad ke-15; sinode melarangnya pada 1431 dan 1448[17].
Pemberkatan makanan
Di Gereja-gereja Latin dan Oriental, ada tradisi untuk memberkati makanan yang selama masa Pra-
Paskah tidak boleh disantap sebelum memakannya pada hari Paskah, terutama daging, telur, mentega,
dan keju[37]. Mereka yang makan makanan tersebut sebelum diberkati, menurut kepercayaan pada masa
lampau, akan dihukum oleh Tuhan[38].
Pemberkatan rumah
Pada malam Paskah rumah-rumah diberkati[39]. untuk memperingati tradisi membubuhkan darah domba
Paskah di tiang pintu rumah. Pendeta paroki-paroki (di Eropa) mengunjungi rumah-rumah di
keparokiannya; tempat tinggal Paus juga diberkati pada hari ini oleh Paus sendiri [40].
Paskah saat ini telah menjadi salah satu hari raya yang penting secara ekonomi, terlihat dari banyaknya
penjualan kartu Paskah, telur Paskah yang terbuat dari cokelat, serta pernak-pernik serta makanan-
makanan bertemakan Paskah lainnya. Berawal dari Eropa dan Amerika Serikat, tradisi-tradisi Paskah
yang sekuler mulai menyebar ke negara-negara lainnya di dunia, termasuk yang populasi Kristennya
sedikit. Hotel-hotel dan pusat-pusat perbelanjaan banyak mengambil tema Paskah yang terlepas dari
unsur kekristenannya.
Di banyak negara-negara berbahasa Inggris seperti Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru tradisi
Paskah yang berlangsung biasanya di seputar telur Paskah. Menghias telur Paskah pada hari Sabtu dan
berburu telur-telur tersebut yang disembunyikan pada hari Minggunya. Selama lebih dari 100 tahun, anak-
anak datang ke halaman Gedung Putih pada hari Senin Paskah, untuk ikut berburu telur Paskah.
Di berbagai daerah di Jerman kelinci-kelinci Paskah dalam bentuk kue-kue dan gula-gula mulai populer di
Jerman Selatan, dan sekarang kue dan gula-gula tersebut amat disukai anak-anak di berbagai macam
negara.
Ski
Di negara-negara Skandinavia seperti Norwegia, Finlandia, Swedia, dan Denmark, banyak orang yang
menjalankan tradisi lama ber-ski pada hari Paskah. Tradisi yang lain adalah mendandani anak-anak kecil
dengan kostum untuk meminta permen ke tetangga-tetangga mereka.
Api Paskah di Balve, Jerman
Api Paskah
Di bagian utara dan timur Belanda (Twente dan Achterhoek) dan di Jerman Utara (Osterfeuer), api
Paskah (Paasvuur) dinyalakan pada Minggu Paskah malam.
Pada zaman dahulu, api Oster dinyalakan di atas gunung (gunung Easter/Osterberg) dan dinyalakan dari
api yang baru pada kayu nodfyr; Ini merupakan tradisi pagan yang menyebar di benua Eropa yang
melambangkan dimulainya musim semi dan berakhirnya musim dingin. Para uskup gereja mengeluarkan
larangan terhadap penyalaan api ini[41], namun tidak berhasil menghapuskan tradisi non-Kristen ini. Gereja
lalu mengadopsi upacara ini, dan memberi lambang yang baru, yaitu memperingati "tiang api" yang
menuntun bangsa Israel keluar dari Mesir dan kebangkitan Yesus; api Paskah yang baru ini dinyalakan
pada hari Sabtu Suci dari batu api, melambangkan batu penutup kubur yang digulingkan ketika Yesus
bangkit. Di beberapa tempat di Eropa sebuah lambang musim dingin dilemparkan ke api, namun di Rhine,
Tyrol, dan Bohemia, yang dilemparkan ke api adalah lambang Yudas [42]
Jemaat Yunani dan Rusia, setelah melewati masa Pra-Paskah mereka yang panjang, merayakan Paskah
dengan olahraga-olahraga populer; di mana-mana ada musik, tari-tarian, dan aktivitas-aktivitas lainnya. Di
Rusia orang-orang boleh berkunjung ke menara lonceng gereja dan membunyikan sendiri loncengnya
khusus pada hari tersebut, sebuah kesempatan yang jarang dilewatkan oleh penduduk setempat [17].
Bola tangan
Bola tangan merupakan salah satu kegiatan Paskah yang dilakukan di Perancis dan Jerman[43]. Bola dapat
melambangkan matahari. Para uskup, pendeta, dan biarawan, setelah melewati masa Pra-Paskah yang
ketat, biasa bermain bola tangan sepanjang pekan Paskah [44]. Kegiatan ini disebut dengan nama libertas
Decembrica, karena sebelumnya pada bulan Desember para tuan biasa bermain bola dengan pelayan-
pelayan dan gembala-gembala ternak mereka. Permainan bola tangan tersebut kemudian disambung
dengan tari-tarian yang bahkan diikuti oleh para uskup dan biarawan. Di Inggris, permainan bola ini juga
merupakan olahraga favorit Paskah, namun saat ini tradisi-tradisi tersebut telah menghilang [45].
Festival Paskah
Kota Salzburg di Austria setiap tahunnya mengadakan Festival Paskah Salzburg (Salzburger
Osterfestspiele), yaitu festival opera dan musik klasikselama pekan Paskah. Festival itu telah berlangsung
sejak 1967 dan diperkuat oleh Die Berliner Philharmoniker (Orkestra Filharmonik Berlin), Gustav Mahler
Jugendorchester (Orkestra Muda Gustav Mahler), dll.
Kelinci Paskah
Kelinci Paskah merupakan simbol pagan dan selalu merupakan simbol kesuburan [17][26]
Di Amerika Serikat terdapat beberapa kelompok yang mengusulkan penggantian istilah Jumat Agung dan
Paskah (Good Friday dan Easter) menjadi Liburan Musim Semi (Spring Holiday). Istilah ini sudah
digunakan pada beberapa sekolah-sekolah negeri di AS. Hal ini dipandang oleh kaum Kristiani sebagai
usaha untuk sekularisasi perayaan keagamaan[46].
^
a. Penyaliban ini dirayakan pada hari Jumat Agung.
^
b. Jumat (hari I), Jumat sore-Sabtu sore (hari II), Sabtu sore-Minggu pagi (hari III). Umat Yahudi
^
c. Yaitu perayaan selama delapan hari yang memperingati keluarnya bangsa Yahudi dari
tanah Mesir yang dipimpin oleh nabi Musa, sebagaimana tertulis dalam kitab Keluaran di
dalam Alkitab.
^
d. Roti yang digunakan di sini adalah roti biasa yang beragi. cf. Lukas 22:19 menggunakan kata roti
(dalam bahasa Yunaninya arton, dari kata artos - roti biasa beragi - dan bukan azumos - roti tidak
^
e. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu
berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa. Kisah Para Rasul 2:42
^
f. "Tetapi andaikata Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami dan sia-sialah juga
^
g. Mulanya gereja Roma dan Aleksandria sama-sama merayakan Paskah pada hari Minggu pertama
setelah purnama pertama setelah hari pertama musim semi. Hari pertama musim semi di Roma jatuh
pada 25 Maret, di Aleksandria pada 21 Maret. Di Antiokhia Paskah dirayakan pada hari Minggu
^
h. Ini juga merupakan salah satu alasan hari Sabat orang Kristen jatuh pada hari Minggu, bukan
^
i. Mereka masih eksis hingga abad ke-4, ketika akhirnya Yohanes Krisostomos dan Nestorius, uskup
Konsantinopel, menolak kelompok ini, seperti yang dicatat oleh sejarawan gereja Socrates
Scholasticus dalam bukunya: Socrates. "Historia Ecclesiastica". 6.11. dan 7.29. di The Ecclesiastical
sebenarnya dapat jatuh pada 20-21 Maret, namun konvensi gereja menetapkan tanggal 21 Maret
^
k. Paskah adalah hari Minggu pertama setelah (tidak pernah pada) tanggal 21 Maret, yaitu 22 Maret;
jika 18 April merupakan hari Minggu, maka Paskah harus diundur selama sepekan (tujuh hari) hingga
^
l. Perbedaannya yaitu penjadwalan penambahan bulan tambahan (bulan embolismik) setiap beberapa