Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Campak (Measles) merupakan penyakit infeksi yang sangat menular
disebabkan oleh virus campak dengan gejala awal berupa demam, konjungtivitis,
pilek, batuk dan bintik-bintik kecil dengan bagian tengah berwarna putih atau
putih kebiru-biruan dengan dasar kemerahan di daerah mukosa pipi (bercak
koplik), gejala khas bercak kemerahan di kulit timbul pada hari ketiga sampai
ketujuh, dimulai di daerah muka, kemudian menyeluruh, berlangsung selama 47
hari, kadang-kadang berakhir dengan pengelupasan kulit berwarna kecoklatan. Di
dunia, kematian akibat campak yang dilaporkan pada tahun 2002 sebanyak
777.000 dan 202.000 diantaranya di negara ASEAN serta 15% kematian campak
tersebut di Indonesia (Depkes, 2006). Di Indonesia frekuensi Kejadian Luar Biasa
(KLB) campak cenderung meningkat yaitu 32 kali pada tahun 1998 menjadi 56
kali pada tahun 1999 dan angka insiden campak pada tahun 1998 paling tinggi
pada kelompok balita yaitu 0,70,8 per 10000 penduduk. Case Fatality Rate
(CFR) campak pada KLB di Indonesia juga cenderung meningkat yaitu 1,8%
pada tahun 1998 menjadi 2,4% pada tahun 1999.
Dan menurut WHO, apabila ditemukan satu kasus campak pada satu
wilayah, maka kemungkinan ada 17 hingga 20 kasus di lapangan pada jumlah
penduduk rentan yang tinggi (Depkes, 2003). Berdasarkan data statistik WHO
(2011), menyebutkan bahwa sebanyak 1% kematian pada anak yang berusia
dibawah lima tahun disebabkan oleh campak pada tahun 2010. Indonesia yang
termasuk alam negara berkembang, memiliki insiden kasus campak yang cukup
tinggi. Pada tahun 2007, insiden kasus campak untuk golongan umur < 1 tahun
sebesar 48,9 per 100.000 orang tahun, umur 14 tahun sebesar 36,6 per 100.000
orang tahun, dan umur 514 tahun sebesar 18,2 per 100.000 orang tahun
(Susilaningsih, 2009). Berdasarkan Profil Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes, 2010), dilaporkan insiden kasus campak di Indonesia sebesar 0,73
per 10.000 penduduk pada tahun 2010. Sedangkan CFR pada KLB campak tahun
2010 adalah 0,233. Bahkan berdasarkan data dari Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (2013), sampai dengan tahun
2011 masih dijumpai sebanyak 356 kejadian luar biasa campak yang terjadi di
Indonesia dan sebagian besar terjadi di Pulau Jawa.
Menurut Harsono Tahun 2007, telah banyak usaha-usaha yang dilakukan
untuk mengurangi angka ketidak berhasilan imunisasi campak ini. Salah satu
usaha untuk memberantas penyakit campak ini adalah dengan melakukan
penelitian di bidang surveilens laboratorium, dimana salah satu komponennya
adalah melakukan kegiatan epidemiologi molekuler. Epidemiologi molekuler
menyokong epidemiologi klasik dalam hal mencari sumber impor virus
dengan mendapatkan genotip virus campak penderita dibandingkan dengan
genotip yang telah beredar dalam suatu Negara/wilayah.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana cara membuat asuhan keperawatan dengan diagnosa medis
campak pada pasien dewasa?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa dapat memberikan asuhan keperawatan dengan diagnosa
medis campak pada pasien dewasa.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mengetahui pengkajian pada pasien campak.
b. Mahasiwa mengetahui diagnosa yang muncul pada pasien campak.
c. Mahasiswa mengetahui intervensi yang dapat diberikan pada pasien
campak.
d. Mahasiswa dapat melakukan implementasi sesuai intervensi yang
telah dibuat pada pasien campak.
e. Mahasiswa dapat mengevaluasi pasien campak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Medis
A. Pengertian
B. Etiologi
virus campak sangat sensitif terhadap panas. virus akan sangat mudah
rusak pada suhu 37o c. virus ini juga mempunyai jangka waktu hidup yang
pendek yaitu < 2 jam. apabila di simpan pada laboratorium, suhu
penyimpnan yang baik adalah pada suhu -70o c. (Soegejanto, 2007)
Virus campak telah lama dikenal sebagai virus yang monotipik dan
bersifat stabil antigenisitasnya. namun demikian, virus campak mempunyai
suatu RNA - dependent RNA polymerase dengan tingkat kesalahan yang
melekat dan mempunyai kapasitas koreksi. virus campak mempunyai 6 gen
utama yaitu M, F, N, H, P, dan L. selubung luarnya mengandung dua
glikoprotein permukaan yang dikenal sebagai protein hemaglutinine (H) dan
membrane fusion protein (F). (Soegejanto, 2007)
C. Epidemiologi
D. Patogenesis
E. Gejala Klinis
Menurut (Heryanti, 2015) Penyakit ini mempunyai tanda-tanda yang
terdiri dari 3 stadium :
1. Stadium Inkubasi
Pada campak yang tipikal, ruam akan muncul sekitar hari ke-14
infeksi yaitu pada saat stadium erupsi. Ruam muncul pada saat puncak
gejala gangguan pernafasan dan saat suhu berkisar 39,5C. Ruam
pertama kali muncul sebagai makula yang tidak terlalu tampak jelas di
lateral atas leher, belakang telinga, dan garis batas rambut. Kemudian
ruam menjadi makulopapular dan menyebar ke seluruh wajah, leher,
lengan atas dan dada bagian atas pada 24 jam pertama. Kemudian ruam
akan menjalar ke punggung, abdomen, seluruh tangan, paha dan terakhir
kaki, yaitu sekitar hari ke-2 atau 3 munculnya ruam. Saat ruam muncul
di kaki, ruam pada wajah akan menghilang diikuti oleh bagian tubuh
lainnya sesuai dengan urutan munculnya (Phillips, 1983). Saat awal
ruam muncul akan tampak berwarna kemerahan yang akan tampak
memutih dengan penekanan. Saat ruam mulai menghilang akan tampak
berwarna kecokelatan yang tidak memudar bila ditekan.
Menurut (Soegejanto, 2007), penyakit campak mempunyai 4 stadium
yakni :
1. Stadium masa tunas
Stadium masa tunas yang berlangsung antara 10-12 hari ditandai
dengan beberapa tanda klinis,
2. Stadium prodromal
Di tandai dengan adanya gejala pilek dan batuk yang meningkat ,
ditemukanya spesifik enanthema kopliks spot pada mukosa pipi didepan
molar 3 kemudian suhu tubuh meningkat , mukosa konjungtiva sedikit
meradang.
3. Stadium erupsi
Stadium erupsi yang ditandai dengan keluarya ruam yang dimulai
dari belakang telinga menyebar ke wajah, dada, punggung, lengan dan
kaki di sertai dengan suhu tubuh yang lebih meningkat.
4. Stadium penyembuhan.
Stadium penyembuhan ditandai dengan menurunya suhu tubuh.
Pada masa penyembuhan ruam kecokelatan akan mengalami
hiperpigmetasi / kehitaman dan deskuamasi (pengelupasan).
Menurut NANDA 2015, stadium penyakit campak meliputi :
1. Stadium Prodormal
a. Staidum berlangsung 4-5 hari
b. Panas
c. Malaise
d. Batuk
e. Fotofobia
f. Konjungtivitis
g. Koriza
h. Akhir Stadium (24 jam) timbul bercak koplik berwarna putih
kelabu, dikelilingi oleh eritema
i. Lokasi di mukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah
j. Gambaran darah tepi ialah limfositosi dan leukopenia
2. Stadium Erupsi
a. Koriza an batuk batuk bertambah
b. Timbul eritema atau titik merah di palatum durum dan palatum mole
c. Muncul eritema berbentuk makula papula disertai naiknya suhu
badan
d. Eritema timbul di belakang telinga, dibagian atas lateral tengkuk,
sepanjang rambut dan bagian belakang bawah
e. Rasa gatal
f. Muka bengkak
g. Pembesaran klenjar getah bening disudut mandibula dan didaerah
leher belakang
h. Diare
i. Muntah
3. Stadium konvalensi
a. Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua
(hiperpigmentasi) yang lama kelamaan akan hilang sendiri
b. Kulit bersisi
c. Suhu turun sampai menjadi normal kecuali jika ada komplikasi
F. Penularan
Menurut (Rimbi, 2014) Meskipun penyakit campak termasuk
golongan penyakit yang ringan karena bisa sembuh sendiri, namun penyakit
ini harus tetap diwaspadai karena sangat mudah menular. selain itu, bila tidak
ada penannganan dan pengobatan yang lebih serius, penyakit ini bisa
berakibat fatal dan berujung kematian. penyakit ini menular dengan cara-cara
berikut :
1. Bersentuhan langsung atau melalui air liur dengan penderita campak.
2. Penyebaran melelaui udara dari batuk dan bersin penderita
3. Berada dalam satu ruangan dengan penderita juga memungkinkan
terjadinya penularan.
H. Pengobatan
Menurut (Widoyono, 2011) pengobatan campak berupa perawatan
umum seperti pemberian cairan dan kalori yang cukup. Obat simptomatik
yang perlu di berikan antara lain ;
1. Anti demam
2. Anti batuk
3. Vitamin A
4. Antibiotic diberikan bila ada indikasi, misalnya cammpak disertai
dengan komplikasi.
I. Pemeriksaan Penunjang
Menurut NANDA 2015 pemeriksaan lanjutan :
1. Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni
2. Dalam sputum, sekresi nasa, sedimen urin, dapat ditemukan adanya
multinucleated giant cell yang khas
3. Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglubination inhibition dan
complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik
dalam 1-3 hari setelah timbulnya rash dan mencapai puuncaknya pada 2-
3 minggu kemudian.
J. Pencegahan
K. Komplikasi
Menurut (Rimbi, 2014) Sering kali komplikasi penyakit campak
terjadi pada anak-anak dibawah usia 5 tahun yang kekuragan gzi atau kurang
asupan nutrisi. kematian pada penyakit campak ini bukanlah karena penyakit
Paramiksovirus
campaknya itu sendiri melainkan karena komplikasinya tersebut.
Saluran nafas
Ditangkap Makrofag
Beberapa komplikasi yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut :
1. Radang pari-paru
2. Radang saluran pernafasan.
3. kePeradangan
Menyebar kelenjar limfaselaput ikat mata (konjungtivitis)
4.regional
Infeksi telinga bagian tengah.
Replikasi virus
Replikasi kembali
Verimea sekunder
WOC CAMPAK
Reaksi radang Poliferasi endotel kapiler dalam korium
Ruam
Kulit
Gangguan citra Kerusakan integritas
tubuh kuliit
Nyeri tenggorokan
Gatal (nyeri
Reflek batuk
Ketidakefektifan jalan
ringan)
nafas
Nyeri
Gangguan rasa
2.2 Konsep Keperawatan. nyaman
A. Pengkajian
b. Pola nutrisi
Pada klien dengan campak biasanya dinding posterior faring
menjadi hiperemis dan penderita akan mengeluhkan nyeri
tenggorokkan. Kaji adanya penurunan nafsu makan akibat adanya
mual dan muntah.
c. Pola eliminasi
Kemungkinan terjadi komplikasi diare
d. Pola aktivitas
Klien biasanya mengalami malaise.
b. Kepala
Rambut : warna, disrtibusi, kebersihan, kutu
Muka bengkak. Eritema timbul dibelakang telinga. Ruam
menyebar keseluruh muka. Lesi pada muka yang cenderung
bergabung
Mata : terdapat konjungtivitis. Selanjtnya gejala tersebut tertutup
oleh peradangan konjungtiva yang berat bersamaan dengan
edema palpebra dan krunkla. Lakrimais meningkat dan fotofobia
Hidung : terdapat coryza (pilek). Tanda pertama berupa bersin-
bersin yang diikuti dengan gejala hidung buntu, dan sekret
mukopurulen yang lebih berat pada puncak stadium erupsi
Mulut : timbul enantema atau titik merah dipalatum durum dan
paltum mole. Ditemukanya spesifik enanthema kopliks spot pada
mukosa pipi didepan molar 3
Telinga : Eritema timbul dibelakang telinga, sepanjang rambut,
dan bagian belakang bawah
c. Leher :
Eritema di bagian atas lateral tengkuk
Ruam mulai timbul pada bagian samping atas leher, perbatasan
rambut dikepala dan meluas ke dahi
Lesi pada leher yang cenderung bergabung
Pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di
daerah leher belakang
d. Thorax (dada)
Inspeksi : Ruam pada daerah dada dan punggung
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
e. Abdomen
Inspeksi : Curiga black measles yaitu morbili yang disetari perdarahn pada kulit,
mulut, hidung, dan traktus digestivus. Ruam pada daerah perut
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
f. Tulang belakang
g. Ekstremitas :
Kekuatan otot
Range of motion
Perabaan akral
Perubahan bnetuk tulang
CRT (< 3 detik)
Terdapat kopliks spot kurang lebih 2 hari sebelum ruam muncul. Koplis spot berupa
suatu bintik berbentuk tidak teratur dan kecil berwarna merah terang, pada
pertengahannya didaoatkan noda berwarna putih keabua-abuan
Ruam menyebar ke ekstremitas atas, kemudian terus ke bawah dan mencapai kaki
pada hari ketiga.
Lesi lebih sedikit dari pada daerah dada, perut, dan punggung.
Pada hari keempat lesi berubah menjadi berwarna kecoklatan, kemudian timbul
perubahan warna dari ruam, yaitu menjadi berwarna kehitaman atau lebih gelap. Dan
kemudian disusul dengan timbulnya deskuamasi berupa sisik berwarna keputihan
h. Genitalia dan anus
Kaji kebersihan genitalia dan anus
i. Pemeriksaan neurologis
Pemeriksaan GCS
Pemeriksaan kesadaran kualitatif
Rangsangan meningeal
3. Pemeriksaa Penunjang
a. Laboratorium
Adanya leukopeni dan limfositosis pada hapusan darah tepi
Dalam sputum, sekresi nasa, sedimen urin, dapat ditemukan
adanya multinucleated giant cell yang khas
Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglubination inhibition
dan complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody
yang spesifik dalam 1-3 hari setelah timbulnya rash dan mencapai
puuncaknya pada 2-3 minggu kemudian. Diagnose kasus campak
ditegakan dengan pemeriksaan IgM campak dan kenaikan Titer
yang signifikan dari IgG campak pada fase akut (di ambil dalam
waktu 4 hari timbulnya ruam) dan masa konvalensi (diambil antara
2-4 minggu kemudian)
4. Terapi
Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis, terdiri dari istirahat,
pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi. Obat simptomatik yang
perlu di berikan antara lain ;
1 Anti demam
2 Anti batuk
3 Vitamin A
4 Antibiotic diberikan bila ada indikasi, misalnya cammpak disertai
dengan komplikasi.
Pasien tanpa komplikasi dapat berobat jalan di puskesmas atau unit
pelayanan kesehatan lain, sedangkan pasien campak dengan komplikasi
memerlukan rawat inap di RS.
- Tentukan analgesik
tergantung beratnya
nyeri
- Evaluasi efektivitas
analgesik tanda dan
gejala
C. DISCHARGE PLANNING
Menurut NANDA 2015
8. Berikan imunisasi campak aktif pada bayi berumur 9 bulan atau lebih
2. Keluhan Utama
Keluhan utama saat MRS dan pengkajian :
Klien mengeluh batuk berat dan berdahak sejak 3 hari yang lalu, hari ini
mulai bertambah sesak, badan panas menggigil dan muncul bercak
kemerahan menyebar keseluruh badan wajah dan leher, terasa gatal ,nyeri
dan panas terlebih saat di garuk.
3. Diagnosa Medis
Diagnose medis : campak dengan komplikasi infeksi saluran nafas
(trankeobronkitis akut )
4. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat penyakit sekarang
Klien mengeluh batuk berat dan berdahak sejak 3 hari yang lalu, hari ini
mulai bertambah sesak, badan panas menggigil dan muncul bercak
kemerahan menyebar keseluruh badan wajah dan leher, terasa gatal ,nyeri
dan panas terlebih saat di garuk, klien sudah berobat ke puskesmas BL
tgl 15 9 2015 jam 05.30, dan disarankan untuk dirujuk ke rumah sakit
agar mendapat penanganan lebih lanjut , jam 09.00 masuk IGD RSUD
THB dibawa ambulance bersama perawat dan klg dengan kondisi
umuum lemah, kesadaran CM, nafas spontan adekuat dengan oksigen 2
liter permenit, RR 34 x/menit,dangkal, sat 98 %,nafas cuping hidung
( + ),retraksi dada ( - ), suara nafas tambahan rhonchi ( + ), batuk
produktif ( + ), TTV TD : 120 / 80 mmhg, N: 128 x/m, T : 40 O C. ruam
makulopopular daerah wajah, leher dan menyebar ke seluruh bagian
tubuh dan kedua tangan,berwarna kemerahan,dan terdapat luka lecet
bekas garukan tangan di daerah lengan, punggung, dan dada.
2) Riwayat kesehatan yang lalu
Klien mengatakan belum pernah menderita penyakit campak dan batuk
berat sebelumnya dan Klien juga belum pernah mendapatkan imunisasi
campak.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Klien memiliki anak perempuan usia 4,5 tahun seminggu yang lalu
pernah menderita penyakit campak dan sudah sembuh dengan dibawa
berobat oleh keluarga ke puskesmas. Sekarang tinggal bekas saja dan
kulitnya yang berwarna hitam sudah mulai terkelupas.
Genogram 3 generasi :
6 60 6 60
2 1
45 4 30
2
4 35
0
Keterangan : 4,5
1 8
: Laki-laki ----------- : Keluarga
5
: Perempuan : Meninggal
: Pasien
5. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : tampak lemah
Status neurologis : CM , GCS ( E4,V5,M,6)
TTV : TD : 120 mmhg,
N: 128 x/m,
RR: 34 x/m,
T : 40 C
2. Pemeriksaan kepala , dan leher :
a) Kepala
Terdapat ruam makulopapular di daerah wajah dan leher.
- Rambut : warna, disrtibusi, kebersihan, kutu
- Muka bengkak. Eritema timbul dibelakang telinga. Ruam
menyebar keseluruh muka. Lesi pada muka yang cenderung
bergabung
- Mata : normal, tidak ada konjungtivitis.
- Hidung : terdapat coryza (pilek) dan hidung buntu.
- Mulut : -
- Telinga : Eritema dibelakang telinga.
b) Leher :
bercak kemerahan menyebar keseluruh leher, terasa gatal ,nyeri
dan panas terlebih saat di garuk
3. B1 ( breath ) :
Nafas spontan adekuat dengan oksigenasi 2l/meit, RR : 30
x/m,dangkal, sat 98 %, nafas cuping hidung ( + ), hidung buntu dan
pilek, retraksi dada ( - ), suara nafas tambahan ronchi ( + ), batuk
produktif / berdahak dengan produksi sputum ( + ), warna putih kental.
4. B2 ( Blood ) :
Akral teraba hangat, perabaan nadi kuat, CRT 2 detik, TD : 120
mmhg, N: 128 x/m, sinus regular dengan S1, dan S2 tunggal.
5. B3 ( Brain ) :
Tingkat kesadaran kualitatif : CM
Tingkat kesadaran kuantitatif : GCS ( E4, V5, M6 )
Reaksi pupil isokor 3/2 ( kanan ),3/ 2 ( kiri ), reflek cahaya + / +
6. B4 ( Blader ) :
BAK spontan dengan produksi urine 300 cc saat di IGD warna kuning
jernih. Di rumah BAK 5-6 x/hari spontan.
7. B5 ( Bowel ) :
Membrane mukosa lembab , abdomen supel ,Bising usus 10 x/m,
BAB terakhir 1 hari yang lalu warna kuning kecoklatan.
8. B6 ( Bone ) :
Kekuatan tonus otot normal
9. System integument :
terdapat ruam makulopopular daerah wajah, leher ,seluruh badan dan
kedua tangan dengan warna kemerahan, dan luka lecet bekas garukan
di daerah lengan, dada dan punggung .
6. Pengobatan Medis
1) Infus RL 1500 cc/menit
2) Inj. Antipiretik 3x 1 amp IV
3) Neurosanbe drip 1 amp/hari
4) Inj. Ceftriaxone 2x 1 gr IV
5) Diet TKTP
6) Nebulizer dengan combivent dan Bisolvon 3 kali per hari
7. Pemeriksaan Penunjang
Hasil LAB:
HB= 11,0 g/dL
Trombosit = 200.000 x 10 /L
HCT = 40%
Leukosit = 15.000 x 10 /L
Sputum : dalam sputum terdapat multinucleated giant cell yang khas
8. Analisa Data
Ds:
3. - pasien mengatakan muncul bercak Perubahan/ Kerusakan
kemerahan menyebar keseluruh gangguan integritas kulit
badan wajah dan leher epidermis dan/
- terasa gatal ,nyeri dan panas dermis
terlebih saat di garuk.
Do:
- ruam makulopopular daerah
wajah, leher dan menyebar ke
seluruh bagian tubuh dan kedua
tangan
- terdapat luka lecet bekas garukan
tangan di daerah lengan,
punggung, dan dada
9. Diagnose dan NIC NOC
D. Kesimpulan
Penularan penyakit campak adalah dengan melalui droplet jalan pernafasan.
Penyakit ini ditandai dengan periode laten selama 10-14 hari dan 2-3 hari periode
prodromal dengan nafas, batuk, pilek dan konjungtivitis dan dikikuti dengan
timbulnya ruam makulopapuler yang khas. Timbulnya ruam bersamaan dengan
timbulnya respons imun dan permulaan hilangnya virus. Selanjutnya virus
campak masuk kelenjar getah bening yang berada di bawah mukosa. Di sini virus
memperbanyak diri kemudian masuk ke sel-sel jaringan limfe local. Pada pasien
Ny I didapatkan bahwa penyakitnya tertular dari anak ke ibu dengan melalui
droplet. Pada pemeriksaan terdapat data kesenjangan yaitu respirasi rate
meningkat, nadi meningkat, suhu meningkat, terdapat pernafasan cuping hidung,
ruam makulopopular daerah wajah, leher dan menyebar ke seluruh bagian tubuh
dan kedua tangan,berwarna kemerahan,dan terdapat luka lecet bekas garukan
tangan di daerah lengan, punggung, dan dada. Pada pasien Ny I pada stadium
erupsi yang ditandai dengan keluarya ruam yang dimulai dari belakang telinga
menyebar ke wajah, dada, punggung, lengan dan kaki di sertai dengan suhu tubuh
yang lebih meningkat. Berdasarakan studi kasus di atas dapat disimpulkan bahwa
pasien Ny. I yang terdiagnosa campak muncul diagnosa keperawatan, yaitu: 1)
Ketidakefektifan jalan nafas, 2) Hipertermi, 3) Kerusakan integritas kulit.
E. Saran
1. Diharapkan mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan dengan
diagnosa medis campak pada pasien dewasa.
2. Diharapkan mahasiswa dapat merumuskan diagnosa medis keperawatan
dengan campak pada pasien dewasa.
3. Diharapkan mahasiswa dapat mengintervensikan dan mengimplementasikan
dengan campak pada pasien dewasa.
DAFTAR PUSTAKA
Puspa, Kartika Dewi, dkk. 2013. Stabilitas Imunoglobulin M (IgM) Campak pada
Dried Serum Spots. http://ejournal.litbang.depkes.go.id. Diakses pada tanggal
14 September 2015 pukul 12.08 WIB
Ranuh , IGN. Dkk. 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi Ketiga . Jakarta :
IDAI
Rohmah, Nikmatur. 2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : Ar
ruzz Media
Yayasan Spiritia. 2007. Lembar Informasi 120: Hasil Tes Lab Normal.
http://spiritia.or.id Diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 15.42 WIB.