Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi
bentuk verbal maupun non verbal dari pengirim ke penerima pesan dengan
menentukan kemampuan berbicara, hal ini dialami oleh anak tuna rungu wicara.
Dengan demikian proses pembelajaran bahasa bagi anak tuna rungu wicara sangat
dengan orang lain. Dari segi psikologi komunikasi menurut Drs. Djalaluddin
yang meliputi pemisahan, dan pemilihan bersama lambang secra kognitif begitu
sendiri arti atau respons yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber .
adalah nama disiplin, sekaligus label untuk fenomena yang mana istilah ini
mengacu baik ke bidang akademis maupun fokus studi. Dijelaskan lebih lanjut
upaya mengubah pikiran adalah misalnya, yang asalnya tidak tahu menjadi tahu,
yang semula tidak mengerti menjadi mengerti, yang tadinya bodoh menjadi
pintar.
dicontohkan yang semula malas menjadi rajin. Selain itu sebuah komuniksai akan
terjadi apabila seseorang dapat menangkap pesan dari orang yang menyampaikan
gagasan, atau pikiran kepada orang lain dengan tujuan orang lain tersebut
memahami apa yang dimaksudkan dengan baik, secara langsung lisan atau tidak
langsung.
beruntun, serta beraitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu. Sebagai
secara terus menerus. Komunikasi melibatkan beberapa unsur, yaitu who, say
waht, in wich channel, to whom, with waht effect. Komunikasi juga bersifat
orang lain
disampaikan baik berupa kata, lambang, isyarat , tanda, atau gambar untuk
f. Feedback , yaitu umpan balik, respon atau tanggapan dari komunikan kepada
komunikator.
1. Komunikasi intrapribadi
sendiri. Dan dia bertanya pada dirinya sendiri. Potter & Perry dalam
pikiran dalam hati sehingga memberikan latihan mental untuk tugas yang
2. Komunikasi Antarpribadi
yang dikutip dalam buku Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Teori
orang, dengan beberapa efek dan beberapa beberapa umpan balik seketika.
antara dua orang yang memang sedang berdua-duaan seperti suami istri yang
dan pendengar.
b. Komunikasi Kelompok
yang jumlannya lebih dari dua orang. Komunikasi kelompok biasanya terjadi
c. Komunikasi Massa
yang meliputi kabar yang mempunyai sirkulasi yang luas, siaran radio, televisi,
adalah komunikasi yang berlangsung pada orang dengan jumlah bnyak atau
informasi, dan komunikasi massa bersifat satu arah (one way traffic).
d. Komunikasi Media
moderen. Hal tersebut dijelaskan oleh para ahli yang menyatakan selain media
pesan yang disampaikan melalaui media massa terbuka untuk semua orang ,
komunikasi.
sebenarnya secara efektif, ada beberapa hambatan yang mungkin saja terjadi
sehingga komunikasi yang dilakukan sangan berlawanan dengan tujuan dan pesan
yang disampaikan.
diantaranya Seifert dan Hoffnung (1994) yang menyatakan bahwa konsep diri
sebagai suatu pemahaman mengenai diri atau ide tentang dirinya sendiri.
bidang tertentu dari diri sendiri. Sementara itu, Atwater (1987) menyebutkan
bahwa konsep diri adalah keseluruhan gambaran diri yang meliputi persepsi
dengan dirinya.(Desmita,2014)
Potter & Perry, (2007) yang menyatakan bahwa konsep diri adalah
citra subjektif dari diri dan percampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan
persepsi bawah sadar maupun sadar. Sedangkan menurut Alex Sobur (2009)
konsep diri adalah kesadaran batin yang tetap, mengenai pengalaman yang
berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari aku yang bukan aku.
Sehingga dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep diri
adalah gagasan tentang diri sendiri yang mencangkup keyakinan, pandangan dan
aspek penting dalam diri seseorang, dimana konsep diri merupakan kerangka
awareness) dan kemampuan untuk keluar dari diri sendiri untuk melihat dirinya
seperti yang ia lakukan terhadap dunia di luar dirinya. Diri secara keseluruhan
(total self) seperti yang dialami individu disebut juga diri fenomenal. Diri
fenomenal ini adalah diri yang diamati, dialami, dan dinilai oleh individu sendiri,
yaitu diri yang ia sadari. Keseluruhan kesadaran atau persepsi ini merupakan
gambaran tentang diri atau konsep diri individu (dalam Agustiani, 2006).
sebenarnya.
mengenai dirinya.
3) Sosial self, yakni bagaimana orang lain melihat dirinya.
2.2.3 Jenis-Jenis Konsep Diri
pada umumnya tingkah laku seseorang sangat ditentukan atau berkaitan degan
gagasan-gagasan yang ada tentang dirinya. Hal ini dapat dilihat pada seseorang
yang merasa dirinya tidak memiliki kelebihan seperti Membangun Konsep Diri
hadapan orang lain maka akan berdampak pada munculnya tingkah laku yang
inferior pula seperti tidak percaya diri,penakut dan cenderung menarik diri.
tentang dirinya tidak muncul begitu saja akan tetapi terus mengalami
1) Dimensi internal
Demensi Internal yakni penilaian yang dilakukan individu terhadap
dirinya secara lebih kompleks seperti saya cantik, tapi saya bodoh atau
diri. Selain itu bagian ini juga termasuk di dalamnya adalah identitas
(perantara) antara diri identitas dan diri pelaku. Diri penilai menentukan
rendah akan melahirkan self esteem (harga diri) yang rendah pula dan
tinggi ia akan memiliki kepercayaan diri yang tinggi, kesadaran diri yang
dirinya. Dimensi ini memiliki ruang lingkup yang luas, misalnya diri yang
dilihat dari standar pertimbangan nilai moral dan etika. Hal ini
nilai moral yang dipegangnya yang meliputi batasan baik dan buruk.
c. Diri pribadi (personal self).
Diri pribadi merupakan perasaan atau persepsi seseorang
tentang keadaan pribadinya. Hal ini tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik
atau hubungan dengan orang lain, tetapi dipengaruhi oleh sejauh mana
ini dapat dipengaruhi oleh penilaian dan interaksinya dengan orang lain.
(Agustiani, 2009).
2.3 Tunarungu
2.3.1 Pengertian Tuanrungu
Istilah tunarungu diambil dari kata tuna yang artinya kurang dan
rungu yang artinya pendengaran. Istilah tunarungu digunakan untuk orang yang
tidak berfungsi dengan baik. Terkadang kita menyebutnya dengan istilah tuli
adalah orang yang mengalami kerusakan dalam hal pendengaran, tetapi masih
dapat berfungsi untuk mendengar, baik dengan atau tanpa menggunakan alat
ini menyebabkan ketunaan para anak tunarungu tidak dapat terlihat secara
langsung. Penampilan anak tunarungu tidak akan jauh berbeda dengan anak
normal pada umumnya. Kekurangan mereka baru bisa diketahui setelah mereka
sekitarnya dan mulai belajar bahasa. Bagi anak tunarungu, mereka memiliki
dengan perkembangan bahasa dan bicara anak normal atau pada anak yang
bersifat abstrak, misalnya: ikhlas, tenggang rasa, dan tanggung jawab. Mereka
berkomunikasi.
2) Kebiasaan-kebiasaan yang ditampakkan, apakah orangtuanya
isyarat yang digunakan bahasa isyarat bahasa ibu atau bahasa isyarat
yang rumit.
5) Anak sulit menggunakan bentuk/struktur kalimat, sulit membedakan
dalam hal berbahasa dan bicara, namun bukan berarti kemampuan tersebut
2007). Misalnya dengan latihan dan bimbingan yang terarah, intensif, dan
sehingga ia merasa sulit dalam mengadakan kontak sosial dengan orang lain.
kurang percaya pada diri sendiri (Mufti Salim dan Soemargo Soemarsono,
1984). Berikut adalah tanda-tanda sosial dan penyesuaian sosial pada anak
tunarungu.
1) Permainan vokal kurang atau tidak ada.
2) Tertarik lebih dahulu kepada benda-benda daripada kepada orang lain.
3) Bingung dan susah dalam situasi sosial.
4) Waspada dan curiga.
5) Bereaksi terhadap pujian dan perhatian (Mardiati Busono, 1988).
Kesulitan lain yang dialami oleh anak tunarungu pada umumnya
ialah kesulitan dalam menyatakan pikiran dan keinginan kepada orang lain
secara lisan, oleh karena itu sering dijumpai anak tunarungu yang mengalami
mengadakan kontak sosial tadi berdampak pula padanya untuk menarik diri
bagi anak tunarungu sedari kecil sudah dikenalkan oleh dunia luas yang sarat
akan perbedaan.
Berdasarkan beberapa sumber di atas, maka dapat disimpulkan
dan curiga, kurang percaya diri, tertarik lebih dahulu kepada benda-benda
daripada kepada orang lain, bingung dan susah dalam situasi sosial, bereaksi
terhadap pujian dan perhatian, serta cenderung menarik diri dari lingkungan.
c. Karakteristik dalam Aspek Motorik
Anak gangguan pendengaran tidak ketinggalan oleh anak normal
2005). Bahkan tidak jarang anak tunarungu baru dapat dikenali ketika mereka
mereka memperlihatkan gerak motorik yang kuat dan lincah (Yuke Siregar
dalam Edja Sadjaah, 2005). Jika anak murni mengalami ketunarunguan maka
gerakan mata yang cepat, agak beringas. Hal tersebut menunjukkan bahwa ia
segi:
a. Locomotor coordination, yaitu kemampuan untuk
karakteristik dalam aspek motorik anak tunarungu yaitu: mirip dengan anak
normal (tidak tertinggal dari anak normal), tidak tertinggal dalam bidang
keterampilan, memiliki gerakan mata yang cepat dan agak beringas, kurang
mementingkan diri sendiri dan kurang mampu dalam mengontrol diri sendiri
berbeda dengan anak normal lainnya. Namun, kecacatan yang diderita oleh
keluarganya.
3) Memiliki sifat ketergantungan pada orang lain (keluarganya), kurang
(normal).
2) Anak tunarungu memiliki perasaan takut akan hidup yang lebih besar
(berfantasi).
6) Mereka memiliki sifat yang polos, sederhana, dan tanpa nuansa.
7) Anak tunarungu memiliki sifat perasaan ekstrim artinya bertahan pada
tahu yang tinggi, agresif, memiliki sifat egosentris yang tinggi, kurang
senang bergaul dengan orang yang dekat saja, memiliki sifat yang polos,
sederhana dan tanpa nuansa, keras kepala, lekas marah atau cepat
artinya suara atau bunyi yang mampu dia dengar meliputi kekerasan sebesar lebih
dari 50 dB. Secara rinci berikut adalah klasifikasi anak tunarungu berdasarkan
jarak sejauh lebih dari satu kaki dan kesulitan mengikuti percakapan, tetapi
kehilangan pendengaran pada taraf ini hanya mampu mendengar suara keras
bagi anak tuli. Taraf ini merupakan batas antara kurang dengar dan tuli.
e. Gangguan pendengaran sangat berat (lebih dari 75 dB), orang yang
informasi yang diterima tidak sebanayak informasi yang diterima oleh orang yang
akan menjadi tidak bermakna apa-apa jika mereka tidak memahami apa maksud