You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang


wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasanya
terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari.
Gejala gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu. Mual dan
muntah terjadi pada 60 80% primi gravida dan 40 60% multi gravida.
Satu diantara seribu kehamilan, gejala gejala ini menjadi lebih berat.
Perasaan mual ini desebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadrotropin) dalam serum.

Pengaruh Fisiologik kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin


karena sistem saraf pusat atau pengosongan lambung yang berkurang.
Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini,
meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat
berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari hari menjadi terganggu
dan keadaan umum menjadi buruk. Keadaan inilah yang disebut
hiperemesis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis
menentukan berat ringannya penyakit. (Prawirohardjo, 2002)

B. TUJUAN PENULISAN

Tujuan umum :
Memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang hiperemesis
gravidarum yaitu mual muntah yang berlebihan sehingga mengganggu
aktifitas sehari-hari.

Tujuan khusus :

1. Untuk mengetahui pengertian hiperemesis gravidarum

2. Untuk mengetahui etiologi hiperemesis gravidarum

3. Untuk mengetahui patofisiologi hiperemesis gravidarum

4. Untuk mengetahui diagnosis hiperemesis gravidarum

5. Untuk mengetahui klasifikasi hiperemesis gravidarum

6. Untuk mengetahui pencegahan hiperemesis gravidarum

7. Untuk mengetahui penatalaksanaan hiperemesis gravidarum

8. Untuk mengetahui prognosis hiperemesis gravidarum

9. Untuk mengetahui komplikasi hiperemesis gravidarum

C. MANFAAT PENULISAN

1. Mahasiswa

Diharapkan mahasisiwi kebidanan untuk mengerti dan memahami


tentang hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan
dan penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum.

2. Masyarakat
Diharapkan masyarakat mengerti dan memahami tentang hiperemesis
gravidarum sehingga menambah wawasan.

3. Tenaga Kesehatan

Diharapkan tenaga kesehatan mengerti dan memahami tentang


hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan
penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis
gravidarum.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan


pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena
keadaan umumnya menjadi buruk,karena terjadi dehidrasi (Mochtar,1998)

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual


dan muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu
kesehatan dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009)

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan


sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari hari dan bahkan
membahayakan hidupnya. (Manuaba, 2001)

B. ETIOLOGI

Penyebab Hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti

Beberapa faktor predisposisi yang ditemukan :

1. Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda


hal ini menimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang peranan,
karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin
dibentuk berlebihan

2. Faktor organik,karena masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal


dan perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari
pihak ibu tehadap perubahan ini.Alergi juga disebut sebagai salah satu
faktor organik karena sebagai salah satu respon dari jaringan.ibu terhadap
anak

3. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini


walaupun hubungannya dengan terjadinya hiperemesis gravidarum belum
diketahui dengan pasti,takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut
terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat menyebabkan konflik mental
yang dapat memperberat mual dan muntah. Tidak jarang dengan
memberikan suasana yang baru sudah dapat membantu mengurangi
frekwensi muntah klien.

C. PATOFISIOLOGI

Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan


karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena
oksidasi lemak yang tak sempurna, terjadilah ketosis. Kekurangan cairan
yang diminum dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi, sehmgga cairan ekstraselurer dan plasma berkurang. Natrium
dan klorida darah turun, demikian pula klorida air kemih. Selain itu
dehidrasi menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke
jaringan berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan
oksigen ke jaringan berkurang pula dan tertimbunlah zat metabolik yang
toksik. Kekurangan Kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekskresi lewat ginjal, bertambahnya frekuensi muntah-muntah yang lebih
banyak, dapat merusak hati.

D. DIAGNOSA

1. Anamnesa : Amenore, tanda kehamilan muda,muntah terus menerus

2. Pemeriksaan fisik : KU = lemah

a. Kesadaran= apatis sampai koma


b. Nadi >100 x/menit

c. Tekanan darah menurun

d. Suhu meningkat

3. Pemeriksaan penunjang : Kadar Na dan Cl turun

E. KLASIFIKASI

Hiperemesis gravidarum, menurut berat ringannya gejala dapat


dibagi dalam 3 (tiga) tingkatan yaitu :

1. Tingkat I

a. Muntah terus menerus sehingga menimbulkan :

1) Dehidrasi : turgor kulit turun

2) Nafsu makan berkurang

3) Berat badan turun

4) Mata cekung dan lidah kering

b. Epigastrium nyeri karena asam lambung meningkat dan terjadi


regurgitasi ke esofagus

c. Nadi meningkat dan tekanan darah turun

d. Frekuensi nadi sekitar 100 kali/menit

e. Tampak lemah dan lemas

2. Tingkat II
a. Dehidrasi semakin meningkat akibatnya :

1) Turgor kulit makin turun

2) Lidah kering dan kotor

3) Mata tampak cekung dan sedikit ikteris

b. Kardiovaskuler

1) Frekuensi nadi semakin cepat > 100 kali/menit

2) Nadi kecil karena volume darah turun

3) Suhu badan meningkat

4) Tekanan darah turun

c. Liver

Fungsi hati terganggu sehingga menimbulkan ikterus

d. Ginjal

Dehidrasi menimbulkan gangguan fungsi ginjal yang yang menyebabkan


:

1) Oliguria

2) Anuria

3) Terdapat timbunan benda keton aseton.Aseton dapat tercium dalam


hawa pernafasan
e. Kadang kadang muntah bercampur darah akibat ruptur esofagus dan
pecahnya mukos lambung pada sindrom mallory weiss.

3. Tingkat III

a. Keadaan umum lebih parah

b. Muntah berhenti

c. Sindrom mallory weiss

d. Keadaan kesadran makin menurun hingga mencapai somnollen atau


koma

e. Terdapat ensefalopati werniche :

1) Nistagmus

2) Diplopia

3) Gangguan mental

f. Kardiovaskuler

Nadi kecil, tekanan darh menurun, dan temperatur meningkat

g. Gastrointestinal

1) Ikterus semakin berat

2) Terdapat timbunan aseton yang makin tinggi dengan bau yang makin
tajam

h. Ginjal

Oliguria semakin parah dan menjadi anuria


F. PENCEGAHAN

Prinsip pencegahan untuk mengobati emesis agar tidak menjadi


hiperemesis adalah:

1. Penerapan bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologi

2. Makan sedikit tapi sering dengan (makanan kering)

3. Hindari makanan berminyak dan berbau

4. Defekasi teratur

G. PENATALAKSANAAN

1. Obat-obatan

Sedativa yang sering digunakan adalah Luminal. Vitamin yang


dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan
antiemetik sepertiAvopreg,Avomin. Anti histamin ini juga dianjurkan seperti
Dramamin, Avomin. Antasida

2. Isolasi

Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan


peredaran udara yang baik.. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-
gejala akan berkurang atau hilang tanpa pengobatan.

3.Terapi psikologik

Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat


disembuhkan, hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi
pekerjaan yang serta menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya
dapat menjadi latar belakang penyakit ini.
4. Cairan parenteral

Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan


protein dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3
liter per hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya
vitamin B kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat
diberikan pula asam amino secara intra vena.

5. Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan


mundur. Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila
keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan
perdarahan merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan
demikian perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan
untuk melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di
satu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh
menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.

6. Diet

a. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.

Makanan hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak


diberikan bersama makanan tetapi 1 2 jam sesudahnya. Makanan ini
kurang dalam semua zat zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya
diberikan selama beberapa hari.

b. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.


Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam
semua zat-zat gizi kecuali vitamin A dan D.
c. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis
ringan.

Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama


makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.

H. PROGNOSIS

Dengan penanganan yang baik, prognosis sangat memuaskan.


Namun, pada tingkat yang berat dapat menyebabkan kematian ibu dan
janin.

I. KOMPLIKASI

Komplikasi yang terjadi akibat hiperemesis gravidarum alntara lain:

a. Komplikasi ringan:

Kehilangan berat badan, dehodrasi, asidosis dari kekurangan gizi,


alkalosis, hipokalemia, kelemahan otot, kelainan elektrokardiografik,
tetani, dan gagguan psikologis.

b. Komplikasi yang mengancam kehidupan:

Rupture oesophageal berkaitan dengan muntah yang berat,


encephalophaty wernickes, mielinolisis pusat pontine, retinal haemorage,
kerusakan ginjal, pneumomediastinum secara spontan, keterlambatan
pertumbuhan didalam kandungan, dan kematian janin.
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari uraian makalah ini dapat ditarik kesimpulan:

1. Pengertian

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan dimana penderita mual dan


muntah lebih dari 10 kali dalam 24 jam,sehingga mengganggu kesehatan
dan pekerjaan sehari-hari (Arief.B, 2009)

2. Diagnosa

a. Anamnesa : Amenore, tanda kehamilan muda,muntah terus


menerus

b. Pemeriksaan fisik : KU = lemah

Kesadaran= apatis sampai koma

Nadi >100 x/menit

Tekanan darah menurun

Suhu meningkat

c. Pemeriksaan penunjang : Kadar Na dan Cl turun

3. Penatalaksanaan
Obat-obatan, Isolasi, Terapi psikologik, Cairan parenteral, Penghentian
kehamilan, Diet.

B. SARAN

Diharapkan mahasisiwi kebidanan untuk mengerti dan memahami tentang


hiperemesis gravidarum sehingga dapat melakukan pencegahan dan
penatalaksanaan pada ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum
DAFTAR PUSTAKA

http://www.bidanshop.blogspot.com

http://www.hiperemesis.gravidarum.com

You might also like