You are on page 1of 16

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

A DENGAN
POST ORIF FRAKTUR FEMUR DEXTRA DI RUANG RAJAWALI 2B
RUMAH SAKIT Dr. KARIADI SEMARANG

A. PENGKAJIAN ( 28 Februari 2017)


1.1 Identitas Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa Indonesia
Alamat : Bondansari Rt.01 Rw.01 Kel. Wiradesa Pekalongan
No Register : C622195
Tgl Masuk : 1 Februari 2017
Diagnosa Medis : Fraktur Femur Dextra

Identitas Penanggung Jawab


Nama : Tn. S
Umur : 56 tahun
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Alamat : Bondansari Rt.01 Rw.01 Kel. Wiradesa Pekalongan
Hubungan dg pasien : Ayah pasien
1.2 Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Saat dikaji klien mengatakan nyeri pada femur akibat patah tulang
b. Riwayat Keperawatan Sekarang
Melalui hasil wawancara klien menyatakan 26 hari yang lalu klien
mengendarai sepeda motor saat ingin mengantarkan jualannya kepasar,
pada saat itu pasien mengalami KKL, bertabrakan dari arah yang
berlawanan, pasien mengenakan helm, tidak sadarkan diri, dan oleh
warga setempat dibawa ke RSUD Tuban, Pasien langsung dirujuk ke
RSDK 2 minggu yang lalu, dan dioperasi pada tanggal 14 februari 2017
jam 09.00 WIB. Saat ini pasien masih merasa kesakitan di paha kanan
bagian atasnya.
c. Riwayat Keperawatan Dahulu
Dari hasil wawancara, klien menyatakan bahwa dirinya belum pernah
menderita atau mengalami fraktur dan belum pernah dirawat di rumah
sakti.
d. Riwayat Keperawatan Keluarga
Dari hasil wawancara dari keluarga Tn A tidak ada anggota keluarga
yang pernah mengalami fraktur, dan tidak ada yang mempunyai penyakit
menular dan membahayakan.

1.3 Pengkajian Pola Kebutuhan menurut Gordon


a. Pola Persepsi dengan Pemeliharaan Kesehatan
Sebelum dirawat :
Dari hasil wawancara klien menyatakan bahwa kesehatan itu sangat
penting dan jika sakit Tn. A periksa ke dokter atau ke Puskesmas.
Pemeliharaan kesehatan :
Pasien mandi 2-3 kali sehari dan gosok gigi serta menjaga kebersihan
lingkungan/
Selama di rumah sakit :
Persepsi klien terhadap sakitnya adalah suatu cobaan dari Tuhan supaya
lebih mendekatkan diri kepada-Nya. Pemeliharaan kesehatan dari hasil
wawancara pasien menyatakan bahwa dirinya banyak kekurangan karena
sakit dan tidak dapat melakukan aktifitas. Karena itu klien merasa perlu
dibantu dalam merawat atau mengatasi masalah kesehatannya.
b. Pola Nutrisi
Sebelum sakit :
Pasien makan sehari 3-4 sehari, dengan nasi, sayur, lauk dan kadang-
kadang dengan buah. Klien makan habis satu porsi, tidak ada pantangan
dalam makan, minum kurang lebih 7-8 gelas per hari.
Selama sakit di rumah sakit :
Pasien makan tiga kali sehari dengan nasi, sayur, lauk dan buah-buahan,
porsi makan yang disediakan habis setengah, minum 5-6 gelas per hari.
c. Pola Eliminasi
Sebelum sakit :
Pasien buang air besar (BAB) 2 kali per hari tanpa ada gangguan. Pasien
buang air kecil (BAK) kurang lebih 3-4 kali sehari warna kuning, jernih
tidak ada gangguan.
Selama perawatan :
Dari hasil wawancara klien menyatakan buang air besar (BAB) pada saat
dikaji baru satu kali. Dari hasil wawancara klien menyatakan baru buang
air kecil (BAK) satu kali pada saat dikaji.
d. Aktifitas dan istirahat
Sebelum sakit :
Di rumah sakti dapat melakukan aktifitas sehari-hari tanpa ada gangguan
dan bantuan orang lain.
Selama di rumah sakit :
Pasien menyatakan tidak dapat melakukan aktifitasnya disebabkan karena
adanya fraktur femur. Pasien hanya bisa berbaring dan berdua saja klien
juga menyatakan bahwa dirinya mengalami ketergantungan dalam
memenuhi kebutuhan aktifitasnya.
e. Pola Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit :
Dari hasil wawancara klien dapat tidur dan dengan nyaman tanpa ada
gangguan apa-apa kalau anak-anaknya sudah tidur. Pasien terbiasa tidur
7-8 ham per hari, klien juga sering tidur siang bersama anak-anaknya.
Selama dalam perawatan :
Dari hasil wawancara saat ini klien menyatakan bahwa kebutuhan
tidurnya terganggu. Klien juga tidak dapat tidur siang dengan pulas
karena ramainya pengunjung yang datang. Wajah klien kusut karena
kurang tidur.
f. Pola Persepsi dengan Orang Lain
Sebelum sakit :
Klien menyatakan sering berinteraksi dengan keluarga juga dengan
masyarakat sekitar. Klien selalu menjaga kekeraban dengan baik.
Selama dalam perawatan :
Dari hasil wawancara klien tidak mengalami gangguan dalam berinteraksi
dengan lingkungan rumah sakit. Hal ini dibuktikan klien sering
tersenyum dengan perawat dan sesekali ngobrol dengan pasien di
sebelahnya.
g. Pola Reproduksi Seksual
Dari hasil wawancara klien belum
h. Pola Persepsi Kognitif
Dari hasil wawancara klien merasa cemas dengan keadaan yang sekarang
dialaminya. Klien merasa takut bila terjadi kelumpuhan atau kecacatan.
Tetapi klien hanya bisa berdua dengan keadaannya ini. Setelah diberi
penjelasan klien merasa lebih tenang dan lebih percaya diri.
i. Pola Mekanisme Koping
Sebelum sakit :
Dari hasil wawancara klien menyatakan kalau ada masalah dengannya
mekanisme koping yang dilakukan pertama adalah berbicara atau
musyawarah dengan suaminya.
Selama dirawat :
Bila ada masalah padanya maka akan mengeluh pada suami atau yang
menunggunya untuk menyampaikan pada perawat yang bertugas.
j. Nilai Kepercayaan dan Keyakinan
Sebelum dirawat :
Pasien beragama Islam dan tekun melaksanakan sholat lima waktu. Klien
menganggap bahwa penyakitnya itu adalah suatu cobaan supaya klien
lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
Selama perawatan :
Klien menyatakan kesulitan untuk menunaikan sholat lima waktu. Klien
hanya bisa berdua agar lekas sembuh seperti sediakala.
k. Pola Persepsi dan Konsep Diri
Klien menyatakan bahwa dirinya tidak merasa malu dengan keadaan
sekarang ini. Asal bisa sembuh dan bisa berjalan klien sudah merasa
bersyukur.

1.4 Pemeriksaan Fisik


Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 37 oC
Respiratori Rate : 20 x/menit
Kepala : Normal tidak ada kelainan, tidak ada benjolan,
Rambut hitam lurus, bersih sulit dicabut, dan kulit
kepala bersih.
Mata : Kunjungtiva anemis. Skera tidak ikterik, tidak ada
kelainan.
Telinga : Simetris, tidak ada cairan keluar, bersih,
pendengaranya baik.
Hidung : Simetris, tidak ada cairan keluar, bersih, pendengaran
baik.
Mulut : Mukosa mulut basah, gigi bersih, bibir tidak pecah-
pecah.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : Gerakan simetris, tidak ada kelainan dalam bernafas.
Abdumen : Datar, tidak ada asites, tidak mual.
Genetalia : Tidak ada kelainan.
Ekstremitas Atas : Tangan kanan terpasang infus laktat (RL) 20
tetes/menit, tidak ada kelainan bentuk,
Ekstremitas Bawah : Kaki kanan terdapat luka operasi sepanjang 10 cm.
Tertutup kassa, kotor dan plester, luka basah tidak ada
pust.
Kulit dan Kuku : Turgor baik, warna kulit sawo matang, kuku pendek
dan bersih.

1.5 Pemeriksaan Penunjang (tanggal 28 Februari 2017)


Hematologi
Hb : 9,9 q /dL Harga Normal Hb : 13 16 q/dL
Ht : 30,2 % Ht : 40 54 %
Eritrosit : 3,63 106/uL Eritrosit : 12,0 16,0 106/uL
Leukosit : 11,2 103/uL Leukosit : 3,8 10,6 103/uL
MCV : 83,2 Lfm MCV : 76 96 fL
MCH : 27,3 Lpg MCH : 27,0 32,0 pg
MCHC : 32,8 g/dl MCHC : 29,0 36,0 g/dl
Trombosit : 388 106/uL Trombosit : 150 400 106/uL

1.6 Terapi Tanggal 28 Februari 2017


Ceftriaxone 2 gr / 24 jam IV
Ketorolac 30 mg / 8 jam IV
Ranitidine 50 mg / 12 jam IV
Paracetamol 1000 mg / 8 jam PO
Tramadol 50 mg / 8 jam IV
Ciprofloxacin 400 mg / 12 jam IV
B. ANALISA DATA
N Data Etiologi Problem
o
1. DO: terdapat luka bekas Adanya luka bekas Gangguan rasa
operasi sepanjang 10 cm, operasi sepanjang nyaman / nyeri
klien operasi tgl 18 10 cm
Februari 2017 jam 09.00
WIB wajah tegang.
DS: Klien melaporkan rasa
nyeri pada luka bekas
operasi.
2. DO: Pasien malas bergerak Neuromuskuler, Gangguan
aktivitas banyak bantu, fraktur dan cidera mobilitas fisik.
pasien lebih banyak pada jaringan
tiduran. sekitar.
Pasien melaporkan bila
bergerak terasa nyeri, kaki
terasa berat dan
kesemutan.
DS: -
3. DO: Terdapat luka Rusak pertahanan Resiko tinggi
bekas operasi tubuh (kulit) infeksi.
sepanjang 10 cm,
balutan basah, luka
kemurahan lekosit
meningkat 11,2
103/uL dari nilai
normal 3,8 10,6
103/uL
DS: -
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan insisi bedah di tandai dengan terdapat luka bekas
operasi sepanjang 10 cm. Wajah tegang klien melaporkan nyeri pada luka
bekas oprasi dengan skala nyeri 5.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan neuromuskuler, fraktur dan
cidera pada jaringan sekitar. Di tandai enggan pasien malas bergerak,
aktifitas banyak di bantu keluarga dan perawat, pasien lebih banyak tiduran,
oedema, klien melaporkan jika bergerak terasa nyeri, klien terasa berat dan
kesemutan.
3. resiko tinggi efeksi berhubungan dengan rusaknya pertahanan tubuh (kulit)
di tandai dengan terdapat luka bekas operasi sepanjang 120 cm, balutan
kotor, luka kemurahan lekosit meningkat 11,2 103/uL dari nilai normal 3,8
10,6 103/uL

D. INTERVENSI
Tujuan dan
Diagnosa Keperawatan Intervensi
Kriteria Evaluasi
DX 1: Tujuan: 1. Kaji keluhan nyeri /
Nyeri berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan ketidaknyamanan
insisi bedah. keperawatan 3 x 24 jam perhatikan lokasi nyeri
Ditandai dengan: nyeri berkurang atau (skala nyeri 0-10)
DS: Nyeri pada luka bekas hilang. 2. Pertahankan mobilitas
operasi sekala nyeri 5. Kriteria hasil : yang sakit dengan tirah
DO:Terdapat luka bekas Menunjukkan nyeri baring.
operasi sepanjang 10 berkurang atau hilang. 3. Tinggalkan ekstremitas
cm luka basah, wajah Skala nyeri 0 2 klien yang cidera
tegang. tenang. 4. Anjurkan klien untuk
mengganti posisi dengan
perlahan.
5. Dorong klien untuk
relaksasi dengan nafas.
DX 2: Tujuan: 1. Anjurkan klien untuk
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan menggerakkan tunggal
berhubungan dengan keperawatan 3 x 24 jam yang cidera secara
kerusakan neuromuskuler, mobilisasi tidak terbatasi. bertahap.
fraktur dan cidera pada Kriteria hasil : 2. Monitor tekanan darah
jaringan sekitar. Kaki yang fraktur dapat dan perhatikan keluhan
Ditandai dengan: digerakkan. pusing.
DS: Malas bergerak, terasa 3. Ubah posisi secara
nyeri kaki terasa berat teratur.
kesemutan. 4. Anjurkan minum
DO:Aktivitas banyak banyak. Anjurkan untuk
dibantu perawat dan diet tinggi protein,
keluarga, pasien karbohidrat dan kalsium.
banyak tiduran, 5. Bantu perawatan diri
edema. pasien.
DX 3: Tujuan: 1. Observasi luka adanya
Resiko tinggi infeksi Setelah dilakukan tindakan pust drainase
berhubungan dengan keperawatan 3 x 24 jam 2. Anjurkan pasien untuk
rusaknya pertahanan tubuh infeksi tidak terjadi. tidak menggaruk luka
(kulit) Kriteria hasil : atau membuka balutan.
Ditandai dengan: Tidak ada tanda-tanda 3. Anjurkan klien untuk
DS: - infeksi; color, dolor, rubor, cuci tangan.
DO:Luka bekas operasi tumor. Tanda-tanda vital 4. Monitor tanda-tanda
sepanjang 10 cm, normal, tekanan darah vital dan mengganti alat
balutan kotor, luka 130/80 mmHg, N : 80 tenun.
basah, kemurahan, x/mnt, Suhu : 367 oC, RR : 5. Kolaborasikan
lekosit meningkat 11,2 20 x/menit luka kering dan pemberian antibiotic
103/uL dari nilai lekosit dalam batas normal Ceftriaxone 2 gr / 24
normal 3,8 - 10,6 3,8 - 10,6 103/uL jam IV
103/uL
D. IMPLEMENTASI

Hari/ No
Waktu Tindakan Keperawatan Respon TTD
Tgl Dx
Selasa 08.30 I 1. Mengkaji tingkat nyeri S: Pasien mengatakan
28-2-17 mempertahankan istirahat mau mengikuti
dengan tidur terlentang anjuran perawat.
dan menganjurkan klien O: Skala nyeri 7 pasien
untuk relaksasi dengan tiduran dan mau
cara mendengarkan mengikuti anjuran
musik. perawat.
2. Meningkatkan S: Klien mengatakan
ekstremitas yang sakit. lebih enak dari pada
tiduran.
O: Klien duduk
bersandarkan dengan
dua bantal.
3. Menganjurkan klien S: Klien menyatakan
untuk nafas dalam bila ingin mencoba.
nyeri. O: Klien tarik nafas
sambil memejamkan
mata.
Selasa 09.00 III 1. Mengganti sprei dengan S: Klien menyatakan
28-2-17 pasien di atas tempat nyaman tidak gatal.
tidur. O: Tempat tidur rapi,
bersih.
1. Mengukur TTV pasien: S: Klien menyatakan
TD : 130/80 mmHg hasilnya.
S : 37 oC O: TD : 130/80 mmHg
N : 80 x/menit S : 37 oC
RR : 20 x/menit N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
2. Mengubah posisi klien S: Klien menyatakan
dengan duduk bersandar lebih enak dari pada
dengan dua bantal. tiduran.
O: Klien duduk
bersandar dengan dua
bantal.
3. Membantu perawatan diri S: Klien menyatakan
pasien dengan cara kaki terasa lemas dan
mengompres dengan air tidak kaku-kaku.
hangat pada daerah kaki O: Klien tersenyum dan
yang fraktur. mengucapkan terima
kasih.
Rabu 15.00 III 1. Menganjurkan klien S: Klien menyatakan
1-3-17 untuk mencuci tangan ingin berusaha untuk
sehabis dan sebelum menjaga kebersihan.
makan. O: Di meja klien terdapat
Komponen-komponen
untuk cuci tangan.
2. Memberikan obat anti S: Klien mengucapkan
biotic untuk di minum terima kasih.
sehabis makan O: Klien menyimpan
Cefotaxime 2 x 500 gr obatnya ke dalam laci
meja.
3. Memonitor tanda-tanda S: Klien menyatakan
vital: hasilnya.
TD : 130/70 mmHg O: TD : 130/70 mmHg
S : 367 oC S : 367 oC
N : 84 x/menit N : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
Rabu 16.00 I 1. Mengkaji nyeri dengan S: Klien menyatakan
1-3-17 skala (0-10) mengobati nyeri.
luka (mengolesi O: Terdapat luka bekas
betadine). operasi sepanjang 10
cm skala nyeri 4 dan
terdapat luka lecet
sepanjang 2 cm.
2. Menganjurkan klien S: Klien mau mengikuti
untuk nafas dalam bila anjuran perawat.
merasakan neri O: Klien tersenyum dan
sebanyak 4-5 kali. mangut-mangut.
Kamis 22.00 III 1. Mengobservasi luka S: Klien menyatakan
2-3-17 bekas operasi dan ganti lebih nyaman.
balut. O: Luka sepanjang 10
cm sudah mulut
mengering, tidak ada
pust.
2. Menganjurkan klien S: Klien mau mengikuti
untuk tidak menggaruk anjuran perawat.
atau membuka balutan O: Klien tersenyum dan
sendiri. bilang terima kasih.
3. Mengukur tekanan S: Klien menyatakan
darah hasilnya.
TD : 130/70 mmHg O: TD : 130/70 mmHg
S : 365 oC S : 367 oC
N : 84 x/menit N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
4. Mengkolaborasikan S: Klien mengucapkan
pemberian anti biotic terima kasih.
Cefotaxime 2 x 500 gr O: Klien menyatakan di
dalam laci meja.
Jumat 06.00 II 1. Membantu mengubah S: Klien menyatakan
3-3-17 posisi miring ke kanan lebih nyaman.
dengan kaki kiri di O: Klien miring ke
ganjal 2 bantal. kanan, kaki kiri di
ganjal 2 bantal.
2. Menganjurkan minum S: Klien menyatakan
banyak 1500-2000 ml/ mau mengikuti
hari dan menganjurkan anjuran perawat.
untuk menghabiskan O: Klien langsung
porsi makan yang minum habis 1 gelas.
disediakan oleh rumah
sakit.
3. Membantu memotong S: Klien mengucapkan
kuku dan memberikan terima kasih.
pispet untuk buang air O: Kuku pendek dan
kecil. bersih.
E. EVALUASI
1. Dx. I
S : Pasien menyatakan nyeri berkung.
O : Skala nyeri 4, wajah tegang, terdapat luka bekas operasi sepanjang 10
cm, luka kering.
A : Masalah nyeri teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 5

2. Dx. II
S : Pasien menyatakan kaki terasa berat, malas bergerak, kaki kesemutan.
O : Aktifitas banyak dibantu oleh keluarga dan perawat, oedema, pasien
banyak tiduran.
A : Masalah mobilitas fisik belum teratasi.
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 5

3. Dx. III
S : -
O : Luka bekas operasi sepanjang 10 cm, luka kering, tidak ada pusat
TD : 130/80 mmHg N : 80 x/menit
Suhu : 367 oC RR : 20 x/menit
A : Masalah resiko infeksi teratasi sebagian.
P : Lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 5
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN
POST ORIF FRAKTUR FEMUR DEXTRA DI RUANG RAJAWALI 2B
RUMAH SAKIT Dr. KARIADI SEMARANG

Nama Mahasiswa Galih Adi Setyo

NIM G3A016084

Nama Pembimbing

Tanda Tangan Pembimbing

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016/2017

You might also like