Professional Documents
Culture Documents
A. TUJUAN
penentuan kapasitasnya.
B. LANDASAN TEORI
tersebut dikenal sebagai aksi dapar. bila ke dalam air atau natrium klorida ditambahkan
sedikit asam atau basa kuat, pH larutan akan berubah, sistem semacam ini dikatakan tidak
bereaksi dapar. Kombinasi asam lemah dengan basa konjugasinya yaitu garamnya, atau
kombinasi basa lemah dengan asam konjugasinya bertindak sebagai dapar (Martin, dkk,
1990).
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang
merupakan basa konjugasi dari asamnya. Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan
suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana asam lemahnya dicampurkan
basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa kuat yang
mendapatkan larutan ini dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya
berasal dari asam kuat. Adapun cara lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu
basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa lemahnya dicampurkan berlebih
(Wiro, 2011).
Mekanisme kerja larutan buffer adalah menetralkan asam maupun basa dari luar.
Masing-masing komponen dalam larutan buffer mampu menetralkan asam maupun basa
dari luar. Dalam larutan buffer asam (sebagai contoh : CH3COOH/CH3COONa), terjadi
Komponen asam lemah dan basa konyugasi dalam larutan buffer asam membentuk
sistem kesetimbangan asam lemah. Saat sejumlah larutan asam ditambahkan dari luar,
kesetimbangan bergeser ke arah kiri. Jumlah ion CH3COO- akan berkurang dan
Di sisi lain, saat sejumlah larutan basa ditambahkan dari luar, komponen
CH3COOH bekerja untuk menetralkan ion OH- larutan basa. Akibatnya, kesetimbangan
asam lemah bergeser ke arah kanan. Jumlah molekul CH3COOH akan berkurang dan
pH dari suatu larutan dapar dan perubahan pH larutan akibat penambahan asam atau
basa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan dapar. Pernyataan ini berkembang
dengan menganggao adanya pengaruh garam pada ionisasi asam lemah apabila garam
dan asam memiliki ion sejenis. Sebagai contoh, ketika natrium asetat ditambahkan ke
[ ][ ]
= = 1,75 10 (Martin, dkk, 1990).
[ ]
Untuk sesaat lamanya terganggu, karena ion asetat yang diberikan oleh garam
meningkat [Ac-] di pembilang. Untuk mencapai harga Ka yang knstan pada 1,75 x 10-5,
ion hidrogen [H3O+] di pembilang segera berkurang, diikuti peningkatan [HAc]. Dengan
Akibatnya, ionisasi asam asetatnya adalah : HAc + H2O H3O+ + Ac- terhalang
oleh adanya penambahan ion sejenis [Ac-]. Hal tersebut di atas merupakan efek dari io
[ ]
kesetimbangan untuk asam asetat : [ ]= . Dikenal pula persamaan
[ ]
[ ]
Henderson-Hasselbach : = + log (Martin, dkk, 1990).
[ ]
Larutan buffer atau dapar sering digunakan dalam bidang kimia analisis seperti
pada pembuatan pada fase gerak pada KCKT dan ekstraksi obat dari larutan berair. Jenis
buffer yang paling sederhana tersusun atas asam atau basa lemah yang dikominasikan
dengan asam atau basa kuat. Sistem buffer yang umum adalah sistem natrium asetat/
Cara langsung yang digunakan untuk membuat buffer adalah dengan menambahkan
natrium hidroksida pada asam asetat sampai pH yang dikehendaki tercapai. Kisaran pH
yang paling efektif untuk membuat buffer adalah 1 unit pH disekitar nilai pKa asam atau
basa lemah yang digunakan untuk membuat buffer. Sebagai contoh, nilai pKa asam asetat
adalah 4,76 karena kisaran pH buffer yang paling efektif adalah 3,76 5,76 (Gandjar,
dkk, 2007).
Beberapa asam dan basa lemah mempunyai lebih dari 1 kisaran buffer. Sebagai
contoh asam fosfat mempunyai 3 proton yang dapat terionisasi dengan 3 nilai pKa yang
berbedadan dapat digunakan untuk membuat buffer fosfat pada 3 kisaran pH yang
berbeda. Spesies ionik dan kisaran pH pada buffer fosfat adalah : H2PO4-/H3PO4 dengan
Beberapa asam yang lain ada yang mempunyai gugus gugus yang dapat
terionisasi dengan nilai pKa kurang dari 2, karenanya buffer yang dihasilkan mempunyai
kisaran yang luas. Sebagai contoh, asam suksinat mempunyai pKa 4,19 dan 5,57
sehingga dianggap mampu membentuk larutan buffer secara kontinu pada kisaran pH
penambahan garam garam netral ke dalam larutan dapar yang mnegubah pH larutan
dan berubahnya kekuatan ion, pengenceran di mana penambahan air dalam jumlah
cukup, jika tidak mengubah pH dapat megakibatkan penyimpangan positif atau negatif
sekalipun kecil sekali, karena air selain dapat mengubah nilai koefisien keaktifan ia juga
dapat bertindak sebagai asam lemah atau basa lemah. Nilai pengenceran positif
menunjukkan bahwa harga pH akan naik akibat pengenceran sedang nilai pengenceran
negatif menunjukkan bahwa nilai pH turun dengan adanya pengeneran dapar (Martin,
1990).
Temperatur juga berpengaruh terhadap larutan-larutan dapar. pH dapar asetat
dijumpai meningkat dengan nainya temperatur sedang pH dapar asam borat-natrium borat
turun. Meskipun koefisien temperatur dapar asam relatif kecil, namun pH sebagian besar
dapar ternyata berubah lebih mencolok. Hal ini disebabkan adanya nilai Kw dalam
persamaan dapar basa yang dapat mengikuti perubahan temperatur (Martin, dkk, 1990).
Penting juga untuk mengetahui bahwa larutan obat yang merupakan larutan
elektrolit lemah juga dapat memperlihatkan kerja seperti dapar. Larutan asam salisilat
dalam botol kaca lunak dipengaruhi oleh kebebasan gelas itu. Semula diduga bahwa
reaksi itu akan menyebabkan nilai pH naik, tetapi ternyata ion natrium dari kaca lunak
dipengaruhi oleh kebasaan gelas itu. Semula diduga bahwa reaksi tersebut akan
menyebabkan nilai pH naik, tetapi ternyata ion natrium dari kaca lunak bersenyawa
dengan ion salisilat membentuk natrium salisilat. akibatnya, larutan asam salisilat dan
(Martin, 1990).
Aplikasi lain dari larutan buffer adalah pada cairan tubuh yang merupakan laruta
buffer. Cairan intrasel terdiri atas campuran dihidrogen fosfat (H2PO42-) dan
monohidrogen fosfat (HPO42-) yang dapat bereaksi dengan asam dan basa. Adapun cairan
ekstrasel yang terdiri atas campuran asam karbonat (H2CO3) dan ion bikarbonat (HCO3-)
yang dapat bereaksi dengan asam dan basa. Adanya larutan buffer dalam tubuh
sekitar 7,4. pH sebesar itu akan diperoleh jika perbandingan konsentrasi asam karbonat
dengan ion bikarbonat 1 : 20. Perbandingan ion bikarbonat yang jauh lebih banyak dari
asam karbonat disebabkan sebagian besar hasil metabolisme berupa asam, misalnya asam
laktat, asam fosfat, dan asam butirat yang bereaksi dengan ion bikarbonat membentuk
asam karbonat saat masuk ke pembuluh darah. Asam karbonat yang dihasilkan terurai
dapar, indeks dapar, dan nilai dapar.Van Slyke memperkenalkan konsep kapasitas dapar
dan mendefinisikannya sebagai perbandingan pertambahan basa kuat (atau asam) dengan
sedkit perubahan pH yang terjadi arena penambahan basa itu. Rumus untk menhitung
besarnya kapasitas dapar adalah : = di mana B adalah sedikit penambahan basa
Dapar tidak saja dipengaruhi oleh perbandingan [garam] / [asam], tetapi juga oleh
mengakibatkan kapasitas atau efisiensi dapar juga meningkat (Martin, dkk, 1990).
C. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
Buret
Gelas kimia
Pipet tetes
Corong
pH meter
Botol semprot
2. Bahan
NaOH 0,1 M
Indkator fenolftalein
Akuades
Tissue
D. PROSEDUR KERJA
Hasil pengamatan..?
10 0 6,18
10 1 6,20
10 2 6,25
10 3 6,32
10 4 6,38
10 5 6,50
10 6 6,63
10 7 6,82
10 8 7,24
10 9 8,21
10 10 10,72
1. 10 0 8,25
2. 10 1 9,17
Volume buffer asetat 0,015 (ml) Volume NaOH (tetes) pH
10 0 7,95
10 1 8,37
10 2 8,87
10 0 2,6
10 1 5,2
10 2 6,2
10 3 6,9
10 4 7,6
10 5 11,1
2. Perhitungan
0,913
= = = 0,965
+ 0,2
= 2,3 (1 )
0,916
= = = 0,98
+ 0,2
= 2,3 (1 )
0,135
= = = 0,675
+ 0,2
= 2,3 (1 )
10
8.21
6.82 7.24
8 6.25 6.32 6.38 6.5 6.63
6.18 6.2
pH
0
0 2 4 6 8 10 12
Volume NaOH (tetes)
5
4
3
2
1
0 0
-0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Volume NaOH (tetes)
Buffer Asetat (=0,015) terhadap pH
12
10 8.87
7.95 8.37
8
pH
2
0
0
-0.5 0 0.5 1 1.5 2 2.5
8 7.6
6.9
pH
6 6.2
5.2
4
2.6
2
0
0 1 2 3 4 5 6
VolumeNaOH (tetes)
F. PEMBAHASAN
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa larutan buffer atau larutan
ditambahkan sedikit asam atau sedikit basa. Kemampuan ini dipengaruhi oleh kandungan
larutan buffer itu sendiri, yakni adanya asam lemah dengan basa konjugasinya, atau basa
lemah dengan asam konjugasinya yang dapat saling mempertahankan nilai pH. Misalnya,
pada larutan buffer asetat yang digunakan dalam praktikum ini. Jika ditambahkan
sejumlah senyawa yang bersifat asam maka akan mengakibatkan penambahan jumlah ion
H+, namun ion H+ dinetralkan oleh CH3COO- membentuk CH3COOH, sedangkan ketika
ditambahkan dengan senyawa yang bersifat basa akan mengkibatkan penambahan ion
OH-. Namun, ion OH- tersebut juga kemudian dinetralkan oleh CH3COOH dan
menghasilkan H2O. Sehingga dalam mekanisme larutan buffer penambahan sedikit asam
Kapasitas buffer merupakan sebuah nilai yang dijadikan sebagai ukuran kemampuan
suatu larutan buffer tersebut untuk mempertahankan pH-nya baik saat ditambahkan
senyawa yang bersifat asam maupun yang bersifat basa. Secara teori, semakin tinggi
kapasitas suatu larutan buffer, maka semakin rendah nilai perubahan pH, artinya peluang
yaitu dengan menggunakan persamaan = , di mana B merupakan jumlah
terhadap perubahan pH dengan cara menitrsasi larutan buffer dengan larutan NaOH.
membantu menandai titik akhir titrasi, yaitu dengan adanya perubahan warna.
pembentukan senyawa kompleks. Misalnya pada larutan buffer fosfat yang digunakan,
saat ditambahkan larutan NaOH, maka larutan buffer asetat akan bereaksi dengan larutan
NaOH. Saat larutan buffer telah habis bereaksi dengan larutan NaOH, maka larutan
NaOH tersebut yang akan bereaksi dengan indikator fenolfttalein dan membentuk
senyawa kompleks yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi warna ungu
akhir larutan buffer asetat setelah ditambahkan larutan NaOH. Pada perlakuan pertama,
yakni larutan buffer kapasitas 0,01 dengan pH awal 8,25 ditambahkan indikator PP
kemudian dititrasi dengan larutan NaOH. Pada tetes pertama larutan NaOH sudah tampak
perubahan warna larutan menjadi ungu tua dengan pH akhir 9,17. Pada grafik perubahan
trendline garis lurus, artinya semakin banyak volume NaOH yang ditambahkan semakin
meningkat nilai pH larutan dan dapat pula dilihat bahwa garis antara pH awal dan pH
akhir memiliki selisih jarak yang jauh hanya pada tetes pertama, artinya perubahan pH-
nya terlalu cepat. Perubahan pH yang terlalu cepat dan selisih pH 0,9 menunjukkan
bahwa kapasitas larutan buffer tersebut kecil karena larutan tersebut tidak mampu
mempertahankan nilai pH-nya meskipun hanya dengan ditambahkan satu tetes larutan
basa NaOH.
Pada perlakuan kedua, ialah larutan buffer asetat dengan kapasitas 0,015 dengan
pH awal 7,93 dan ditambahkan indikator PP kemudian dititrasi dengan larutan NaOH.
Pada tetes pertama larutan NaOH, terjadi perubahan nilai pH dengan selisih 0,44 lebih
besar dari pH awal. Titik akhir titrasi tijunjukkan pada tetes larutan NaOH kedua yaitu
pada pH 8,87 dan juga ditandai dengan adanya perubahan warna larutan, yaitu menjadi
warna ungu muda. Hal tersebut menunjukkan bahwa kapasitas larutan buffer asetat
dengan nilai = 0,015 lebih besar dari kapasitas larutan buffer asetat dengan nilai =
0,010. Hal tersebut juga dibuktikan dengan perbedaan kemampuan larutan buffer asetat
( = 0,015) yang lebih kuat mempertahankan pH jika dibanding dengan larutan buffer
asetat (=0,010). Larutan buffer asetat kapasitas 0,015 mencapai titik akhir titrasi pada
tetes kedua, sedangkan larutan buffer asetat kapasitas 0,010 mencapai titik akhir titrasi
menunjukkan trendline garislurus yang tidak jauh berbeda dengan buffer asetat
(=0,010). Akan tetapi, perubahan pH-nya tidak secepat larutan buffer kapasitas 0,010
yang ditunjukkan pula dengan perbedaan jarak yang tidak terlalu jauh dari setiap titik
perubahan pH.
Pada perlakuan ketiga, larutan buffer asetat dengan kapasitas 0,10 yang memiliki
pH awal 6,18 ditambahkan satu tetes indikator PP kemudian dititrasi dengan larutan
larutan NaOH sebanyak satu hingga enam tetes, yaitu dengan pH 6,2 hingga 6,63.
sepuluh tetes yang datanya dapat dilihat pada tabel hasil pengamatan di atas. Saat
penambahan tetes larutan NaOH yang kesepuluh, larutan telah berubah warna dari bening
menjadi warna ungu yang menunjukkan bahwa titik akhir titrasi telah tercapai.
Volume NaOH yang ditambahkan, yakni sepuluh tetes dan lamanya perubahan
pH yang signifikan atau nilai pH akhir titrasi yang jauh berbeda dari nilai pH awal
sebelum titrasi pada larutan buffer asetat kapasitas 0,10 tersebut menunjukkan bahwa
larutan buffer yang digunakan memiliki kapasitas yang tinggi, artinya dengan
kapasitasnya yang besar tersebut, maka larutan buffer asetat (=0,10) dapat lebih
mempertahankan nilai pHnya terhadap penambahan larutan basa, dalam hal ini adalah
larutan NaOH.
Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan perlakuan sebelumnya, yaitu pada
larutan buffer asetat kapasitas 0,010 dan kapasitas 0,015. Larutan buffer kapasitas 0,100
mempertahankan nilai pH-nya terhadap penambahan sedikit basa NaOH jika dibandingka
dengan larutan buffer sebelumnya. Nilai kapasitas yang lebih besar itu juga ditunjukkan
melalui grafik hungungan perubahan pH larutan buffer asetat (=0,100) terhadap volume
NaOH yang ditambahkan, di mana pH mengalami perubahan sedikit demi sedikit dan
Hal yang sama juga ditunjukkan pada larutan buffer fosfat yang nilai pH nya
berubah sedikit demi sedikit saat ditambahkan NaOH tetes demi tetes yang juga
digambarkan pada grafik di atas, yakni dengan garis trendline lurus. Di mana semakin
banyak volume NaOH yang ditambahkan, maka semakin meningkat pula nilai pH
larutan.
Dari perbandingan ketiga larutan buffer asetat dengan kapasitas yang berbeda-
beda tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan suatu larutan buffer atau larutan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Larutan buffer dapat dibuat dengan mencampurkan larutan asam lemah atau basah
= 2,3 (1 ), di mana =
DAFTAR PUSTAKA
http://wiro-pharmacy.blogspot.com/2011/03/kuliah-buffer-dan-kapasitas-buffer.html
Secara umum,larutan penyangga dibuat dengan campuran antara asam lemah dan asam
konjugasinya, campuran ini menghasilkan larutan bersifat asam. Kemudian campuran antara
basa lemah dan asam konjugasinya,campuran ini menghasilkan larutan bersifat basa.
Komponen larutan penyangga terbagi menjadi:
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari asam lemah dan garamnya yang merupakan basa konjugasi dari asamnya.
Adapun cara lainnya yaitu mencampurkan suatu asam lemah dengan suatu basa kuat dimana
asam lemahnya dicampurkan dalam jumlah berlebih. Campuran akan menghasilkan garam
yang mengandung basa konjugasi dari asam lemah yang bersangkutan. Pada umumnya basa
kuat yang digunakan seperti natrium, kalium, barium, kalsium, dan lain-lain.
Larutan ini mempertahankan pH pada daerah basa (pH> 7). Untuk mendapatkan larutan ini
dapat dibuat dari basa lemah dan garam, yang garamnya berasal dari asam kuat. Adapun cara
lainnya yaitu dengan mencampurkan suatu basa lemah dengan suatu asam kuat dimana basa
lemahnya dicampurkan berlebih.
http://andykimia03.wordpress.com/2009/11/30/larutan-penyangga-buffer/
viva de alchemystry
Kimia Asam Basa
Hidrolisis Garam
Larutan penyangga (buffer) adalah larutan yang dapat menjaga (mempertahankan) pH-nya dari
penambahan asam, basa, maupun pengenceran oleh air. pH larutan buffer tidak berubah
(konstan) setelah penambahan sejumlah asam, basa, maupun air. Larutan buffer mampu
menetralkan penambahan asam maupun basa dari luar.
Larutan buffer merupakan campuran dari asam lemah dan basa konyugasinya maupun basa
lemah dan asam konyugasinya. Sebagai contoh, campuran dari larutan CH3COOH (asam lemah)
dan larutan CH3COONa (basa konyugasi) membentuk larutan buffer asam. Sedangkan salah satu
contoh buffer basa yang sering digunakan di laboratorium adalah campuran dari larutan NH3
(basa lemah) dan NH4Cl (asam konyugasi).
Mekanisme kerja larutan buffer adalah menetralkan asam maupun basa dari luar. Masing-masing
komponen dalam larutan buffer mampu menetralkan asam maupun basa dari luar. Dalam larutan
buffer asam (sebagai contoh : CH3COOH/CH3COONa), terjadi kesetimbangan sebagai berikut :
Komponen asam lemah dan basa konyugasi dalam larutan buffer asam membentuk sistem
kesetimbangan asam lemah. Saat sejumlah larutan asam ditambahkan dari luar, komponen
CH3COO- bekerja untuk menetralkan ion H+ larutan asam. Akibatnya, kesetimbangan bergeser
ke arah kiri. Jumlah ion CH3COO- akan berkurang dan sebaliknya, jumlah molekul CH3COOH
akan meningkat.
Di sisi lain, saat sejumlah larutan basa ditambahkan dari luar, komponen CH3COOH bekerja
untuk menetralkan ion OH- larutan basa. Akibatnya, kesetimbangan asam lemah bergeser ke arah
kanan. Jumlah molekul CH3COOH akan berkurang dan sebaliknya jumlah ion CH3COO- akan
meningkat.
CH3COOH(aq) + OH-(aq) CH3COO-(aq) + H2O(l)
Dalam larutan buffer basa (sebagai contoh : NH3/NH4Cl), terjadi kesetimbangan sebagai
berikut:
Komponen basa lemah dan asam konyugasi dalam larutan buffer basa membentuk sistem
kesetimbangan basa lemah. Saat sejumlah larutan asam ditambahkan dari luar, komponen NH3
bekerja untuk menetralkan ion H+larutan asam. Akibatnya, kesetimbangan bergeser ke arah
kanan. Jumlah molekul NH3 akan berkurang dan sebaliknya jumlah ion NH4+ akan meningkat.
Di sisi lain, saat sejumlah larutan basa ditambahkan dari luar, komponen NH4+ bekerja untuk
menetralkan ion OH- larutan basa. Akibatnya, kesetimbangan basa lemah bergeser ke arah kiri.
Jumlah ion NH4+ akan berkurang dan sebaliknya jumlah molekul NH3 akan bertambah.
Larutan buffer dapat dibuat dengan berbagai cara. Larutan buffer asam dapat dibuat dengan cara
mencampurkan sejumlah larutan asam lemah dengan larutan basa konyugasinya secara langsung.
Selain itu, larutan buffer asam juga dapat dibuat dengan mencampurkan sejumlah larutan basa
kuat dengan larutan asam lemah berlebih. Setelah reaksi selesai, campuran dari larutan basa
konyugasi yang terbentuk dan sisa larutan asam lemah membentuk larutan buffer asam.
Dengan cara yang serupa, larutan buffer basa juga dapat dibuat melalui dua cara. Pertama,
mencampurkan sejumlah larutan basa lemah dengan larutan asam konyugasinya secara langsung.
Atau melalui cara kedua, mencampurkan sejumlah larutan asam kuat dengan larutan basa lemah
berlebih. Setelah reaksi selesai, campuran dari larutan asam konyugasi yang terbentuk dan sisa
larutan basa lemah membentuk larutan buffer basa.
Larutan buffer berkaitan dengan sistem kesetimbangan asam-basa lemah. Dengan demikian,
persamaan matematis untuk menentukan pH larutan penyangga dapat diturunkan melalui
persamaan reaksi kesetimbangan asam-basa lemah. Persamaan untuk menghitung pH larutan
buffer asam dapat dipelajari melalui contoh berikut :
Ka = {[H3O+][CH3COO-]} / [CH3COOH]