You are on page 1of 5

ANALISA JURNAL EKONOMI MIKRO

Ekonomi Mikro
Ekonomi Mikro adalah cabang dari ilmu ekonomi yang mempelajari
perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan
kuantitas faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro
meneliti bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi
penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga;
dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan
barang dan jasa selanjutnya.
Aktivitas unit-unit ekonomi yang dikaji dalam ekonomi mikro di
antaranya sebagai berikut.
1. Mempelajari bagaimana perilaku seseorang sebagai konsumen, sebagai
pemilik sumber-sumber ekonomi dan sebagai produsen.
2. Mempelajari bagaimana arus perputaran barang dan jasa mulai dari
produsen sampai pada konsumen.
3. Mempelajari bagaimana harga-harga barang dan jasa itu dapat terbentuk.
4. Mempelajari bagaimana produsen dalam menentukan tingkat produksi
agar tercapai keuntungan yang maksimum.
5. Mempelajari bagaimana konsumen atau rumah tangga mengalokasikan
pendapatannya yang sangat terbatas untuk barang dan jasa yang
dibutuhkan sehingga tercapai kepuasan maksimum.
Dalam teori ekonomi mikro menganggap bahwa faktor produksi (alam,
tenaga kerja, modal, dan pengusaha) yang dimiliki oleh masyarakat sifatnya
terbatas, sedangkan keinginan manusia tidak terbatas. Untuk itu masyarakat harus
dapat memilih kegiatan ekonomi, yang meliputi kegiatan dalam
memproduksi, menyalurkan, dan menggunakan barang maupun jasa.
Kedelai
Kedelai merupakan sumber protein nabati utama bagi sebagian besar
penduduk Indonesia. Bagi perekonomian Indonesia kacang kedelai memiliki
peranan yang besar karena merupakan sumber bahan baku utama bagi industri
tahu, tempe, dan pakan ternak berupa bungkil kacang kedelai. kebutuhan kedelai
dalam negeri cenderung meningkat pada lima tahun terakhir, dan produksi kedelai
dalam negeri hanya mampu memenuhi 29-42 persen dari kebutuhan tersebut.
Pada tahun 2010 target produksi kedelai sebesar 1,3 juta ton ternyata tidak
berhasil dicapai. Data dari BPS pada Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa produksi
kedelai tahun 2010 adalah sebesar 0,9 juta ton atau hanya 70 persen dari target
produksi. Pada tahun yang sama, pemerintah melakukan impor kedelai sebanyak
1,7 juta ton untuk mencukupi kebutuhan kedelai nasional.
Sebagai salah satu komoditas pertanian tanaman pangan yang utama,
bersama padi dan jagung, kedelai memperoleh perhatian yang khusus dari
pemerintah. Produksi kedelai diharapkan bisa mencapai tahap swasembada untuk
memenuhi kebutuhan pangan nasional dalam rangka menciptakan ketahanan
pangan nasional. Berkaitan dengan hal itu, Kementan memiliki target untuk
berswasembada kedelai pada tahun 2014.

Permasalahan Ekonomi Mikro Kacang Kedelai

Peningkatan Produksi
Upaya peningkatan produksi kedelai dilakukan dengan peningkatan
produktivitas dan luas tanam. Fokus utama program pemerintah dalam
meningkatkan produktivitas ialah melalui Sekolah Lapangan Penanganan
Tanaman Terpadu (SLPTT) kedelai yang ditargetkan mencapai area seluas
250 ribu hektar. Namun hingga akhir tahun 2010 luas area SLPTT kedelai
hanya mencapai 185 ribu hektar atau 73,92 persen dari sasaran yang
ditetapkan.

Luas Tanam
Upaya peningkatan luas tanam diharapkan dapat terwujud melalui
program-program seperti optimalisasi pembinaan seluas 219 ribu hektar,
kemitraan seluas 50 ribu hektar, dan upaya khusus seluas 100 ribu hektar.
Secara keseluruhan ditambahkan dengan lahan yang diupayakan
secaraswadaya oleh masyarakat maka luas tanam kedelai tahun 2010
diharapkan bisa mencapai 920 ribu hektar. Namun berdasarkan publikasi
BPS tahun 2010 ternyatarealisasi luas tanam kedelai hanya mencapai 692
ribu hektar atau 75,22 persen dari sasaran yang ditetapkan. Selain
permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan program pemerintah,
faktor harga dan cuaca juga turut berpengaruh dalam menyebabkan
rendahnya produksi kedelai tahun 2010.

Pemanenan
Iklim Indonesia yang kurang cocok untuk ditanami kedelai,
disinyalir menjadi faktor dari masalah yang dihadapi oleh Pemerintah.
Akibatnya produksi kacang kedelai mengalami gagal panen di sejumlah
wilayah tanam di Indonesia. Ini berakibat pada kurangnya pemenuhan
terhadap permintaan pasokan kedelai lokal.

Harga
Masuknya kedelai impor yang harganya lebih rendah dari kedelai
lokal sehingga produksi dalam negeri terpinggirkan yang akhirnya petani
enggan menanam karena harganya kalah bersaing. Monopoli harga kedelai
juga mempengaruhi peningkatan harga kedelai, Pengekspor kedelai dapat
menentukan harga dan jumlah kuota kedelai yang akan dipasok ke
Indonesia, sehingga pengkespor dapat mengendalikan permainan harga
terkadap komoditi kedelai tersebut.

Wilayah Tanam
Persebaran wilayah yang memproduksi kedelai tidak merata
diseluruh Indonesia. Pemerintah menunjukkan bahwa dalam sepuluh tahun
terakhir produksi kedelai di Pulau Jawa setiap tahunnya memberikan
kontribusi antara 66 - 74 persen terhadap total produksi kedelai di
Indonesia.

Masalah Distribusi
Import kedelai yang dilakukan oleh Pemerintah, mengakibatkan alur
distribusi menjadi panjang, yang mengakibatkan harga kedelai semakin
mahal, selain itu penyebaran wilayah tanam yang tidak merata juga
mengakibatkan membengkaknya harga kedelai dipasaran.

Pemerintah perlu untuk merencanakan programnya dengan lebih baik lagi.


Informasi tentang faktor produksi apa saja yang memberikan pengaruh signifikan
terhadap produksi, dan berapa besar pengaruh masing-masing faktor produksi
terhadap produksi tanaman kedelai dapat menjadi masukan sebagai bahan evaluasi
dan pertimbangan perencanaan selanjutnya. Serta perlunya mengevaluasi dan
mempertimbangkan dampak yang terjadi dalam penerapan kebijakan pemerintah
terkait dengan komoditi Kedelai.
ANALISA JURNAL EKONOMI MIKRO
Sebagai tugas untuk mata kuliah PENGANTAR ILMU EKONOMI

Disusun Oleh :
LUTFIYAH
NPM : 1358632011883

JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK


STIA PEMBANGUNAN JEMBER
2013

You might also like