Professional Documents
Culture Documents
b. Dasar pemikiran
Pada gagal ginjal terjadi retensi cairan yang menyebabkan volume overload dan
diikuti terjadinya edema paru. Edema Paru adalah penimbunan cairan serosa atau
serosanguinosa yang berlebihan dalam ruang intersisial dan alveolus paru (Price,
2005). Edema paru disebabkan oleh peningkatan tekanan pada pembuluh kapiler
paru dan akibat peningkatan premeabilitas kapiler alveolar. Jika tekanan hidrastotik
dari anyaman kapiler paru melebihi tekanan onkotik vaskuler, maka akan terjadi
transudasi cairan kedalam intertisial. Jika kecepatan transudasi cairan melebihi
kecepatan drainase limfatik, maka akan terjadi edema intertisial (antara kapiler dan
alveoli) sehingga menganggu difusi gas (oksigen) pada membrane alveolarkapiler.
Pada edema paru pemeriksaan analisa gas darah memperlihatkan hipoksemia berat.
Gejala yang paling umum dari pulmonary edema adalah sesak napas dan mudah lelah
Pada kasus Tn. M ditemukan tanda-tanda sesak nafas dan spo2 64%, Hal ini
menyebabkan kurangnya suplai oksigen ke seluruh jaringan. Maka dari itu Tn.M
harus diberi tambahan oksigen non rebreathing mask dengan konsentrasi yang
adekuat untuk mengurangi hipoksia dan dispneu. Bila tanda-tanda hipoksia menetap,
oksigen harus diberikan dengan tekanan positif intermitten atau kontinu.
3. Prinsip-prinsip tindakan
a. Bersih
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar
c. Tindakan dilakukan sesuai dengan indikasi/advis dokter
d. Prosedur pemberian O2 non rebreathing mask 10 L/menit.
1. Persiapan alat
- Selang O2 non rebreathing mask
- Humidifier dengan air aquadest
2. Prosedur tindakan
a) Cuci tangan
b) Jelaskan tindakan
c) Pasangkan alat O2 non rebreathing mask ke saluran humidifier
d) Atur tekanan O2 yang akan diberikan yaitu 10 L/menit
e) Pasangkan selang O2 non rebreathing mask hingga tepat di hidung dan
mulut klien
f) Pastikan O2 yang diberikan bisa masuk ke dalam saluran pernapasan
klien.
4. Analisa tindakan keperawatan
Pemberian oksigen dimaksudkan untuk mensuport transport oksigen yang
adekuat dalam darah sehingga jaringan dalam tubuh tidak kekurangan O2. Dengan
mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat diharapkan masalah gangguan
pemenuhan oksigen di jaringan dapat teratasi. Faktor yang menentukan oksigenasi
jaringan termasuk konsentrasi oksigen alveolar, difusi gas (oksigen) pada membran
alveokapilar, jumlah dan kapasitas yang dibawa oleh hemoglobin, dan curah jantung.
Pada klien dengan edema paru dengan hipoksia berat, pemberian oksigen yang
adekuat dapat mengiurangi kelelahan dan sesak nafas pada klien. Pemberian oksigen
dengan non rebreathing masker dimaksudkan untuk mencukupi kebutuhan oksigen
jaringan tubuh mencapai 80-90%. Pemberian O non rebreathing mask 10 L/menit ini
cocok untuk pasien CKD dengan komplikasi edema paru karena mengalami gangguan
difusi gas diantara alveolikapiler akibat penimbunan cairan di intertisial paru.
9. Kepustakaan