Professional Documents
Culture Documents
peristiwa-peristiwa kelam, yang menandakan adanya gejolak yang terus mewarnai kehidupan
sehari-hari warga Amerika. Mulai dari munculnya para Robber Baron atau pengusaha kaya
raya yang terus berlomba-lomba untuk menumpuk kekayaan sembari mengindahkan kualitas
hidup para pekerjanya, demam emas yang melanda wilayah barat Amerika, perbudakan
orang-orang kulit hitam, arus imigrasi dari Eropa yang tak terkontrol, korupsi yang
merajalela, perang-perang melawan Inggris (1811 1814) dan Meksiko pada 1840-an,
Perang Sipil Amerika (1861 1865) yang mengoyak negara itu menjadi duautara dan
selatanhingga peristiwa pengusiran dan pembantaian masyarakat suku Indian di Amerika.
Yang terakhir ini, menjadi begitu samar di ingatan masyarakat Amerika, mengingat
banyaknya peristiwa-peristiwa yang lebih eksplosif yang terjadi di era yang bersamaan.
Memang sebagian dari pembantaian dan pengusiran itu menjadi terkenal dan mendapat
tempat khususnya dalam sejarah kelam Amerika, misalnya seperti Pembantaian Wounded
Knee dan Pengusiran Paksa Trail of The Tears di era pemerintahan Jackson, namun
kejahatan-kejahatan lainnya juga terlalu penting dan menyedihkan untuk kita lewatkan.
Berikut ini adalah 10 daftar peristiwa pembantaian yang menimpa orang-orang Indian di
Amerika, selain Pembantaian Wounded Knee dan Trail of The Tears yang terkenal itu,
dimulai dari kejadian dengan korban terdampak yang lebih kecil hingga yang terbesar.
Ketika para pemburu sudah cukup bosan untuk terus mengejar orang-orang Indian
yang mencuri kuda-kuda mereka, para pemburu ini memutuskan untuk balas dendam.
Suatu malam, salah seorang pemburu kulit putih yang mabuk mencuri satu kuda dari
perkampungan Indian sebagai ganti rugi atas hilangnya kuda-kuda para pemburu. Namun
para jagoan suku Indian, yang juga sama-sama mabuk, menantang para pemburu ini untuk
berduel. Orang-orang kulit putih kemudian mengamuk, dan membunuh 20 orang Indian di
wilayah itu.
Pada tahun 1865, populasi Suku Indian Yana terus berkurang jumlahnya menjadi
kurang dari 100 orang, dan bermukim di sekitar Lassen Peak, California. Setelah
pembunuhan beberapa orang kulit putih tidak jauh dari wilayah itu, para pemburu kemudian
mengejar para pelaku pembunuhan hingga ke Three Knolls, di mana ada banyak orang Indian
yang tinggal di wilayah itu.
Para pemburu kulit putih ini kemudian membunuh semua orang Indian yang tinggal di
situ, hanya beberapa orang Indian yang berhasil kabur dan selamat. Seorang pria Indian Yana,
Ishi, menyaksikan peristiwa pembantaian itu saat ia masih anak-anak. Ishi dan keluarganya
kabur dan bersembunyi ke pegunungan terdekat selama 40 tahun.
7. Marias Massacre
Tetapi, salah seorang pengintai mengenali corak warna hiasan khas suku Indian ini,
dan memberitahu Kolonel Baker bahwa mereka ini ternyata adalah suku yang berbeda dari
suku Blackfeet. Baker menjawab, Tidak ada bedanya, satu suku dengan suku yang lain,
mereka semua sama dan kita akan tetap menyerang mereka.
Sebagian besar pria dewasa Indian sedang pergi berburu, sehingga meninggalkan
wanita, anak-anak, dan orang tua rentan terhadap bahaya pembantaian. Serangan militer
Amerika segera berubah menjadi ajang pembantaian, di mana 173 orang Indian terbunuh.
Ketika Baker mengetahui adanya wabah cacar di desa itu, ia segera meninggalkan dan
mengabaikan orang-orang Indian itu, sehingga korban tewas akibat wabah cacar bertambah
hingga mencapai 140 orang.
8. Yontocket Massacre
Orang-orang Indian dari Suku Tolowa mengklaim kepemilikan atas sejumlah tanah di
wilayah perbatasan antara California dan Oregon, yang kini didiami dan diambil paksa oleh
orang-orang kulit putih. Pada tahun 1853, para pendatang kulit putih membentuk milisi-milisi
bersenjata, dengan tujuan untuk melancarkan pembersihan terhadap orang Indian yang
mereka temui.
Pada musim gugur tahun 1853, orang-orang Tolowa mengadakan ibadah bersama di
Yontocket, ketika sekelompok orang kulit putih, yang dipimpin J.M. Peters, mengendap-
endap masuk ke dalam perkampungan Indian dan mulai melancarkan serangan mereka.
Peters kemudian dengan bangga mengatakan pada jurnalnya, bahwa tidak seorangpun
anak buahnya yang tewas pada hari itu. Kebalikannya, hanya satu orang Indian yang
dibiarkan hidup oleh Peters dan rekan-rekannya.
Sebuah pulau yang terletak di dalam danau Clear Lake, California, diberi nama
Bloody Island setelah terjadinya salah satu pembantaian paling kejam dalam sejarah genosida
orang-orang Indian di Amerika Serikat. Orang-orang Indian dari suku Pomo, setelah
mendapat perlakuan kejam dari para kolonis kulit putih di California, mulai dari
pembunuhan, perbudakan, hingga pemerkosaan, akhirnya membalas dendam dan membunuh
dua orang kulit putih. Selanjutnya, para pembunuh bersembunyi di Bloody Island yang
terletak di tengah danau Clear Lake.
Kapten Nathaniel Lyon, prajurit dari Kesatuan Kavaleri Amerika, beserta anak
buahnya menyisir hutan di sekitar danau Clear Lake untuk menangkap para pembunuh.
Setelah Kapten Lyon berhasil menemukan kemah-kemah yang dicurigai sebagai kemah para
pembunuh dan mengetahui para pembunuh telah bersembunyi di Bloody Island, maka ia
segera mengepung dan menyerang pulau itu. Serangan yang berubah menjadi pembantaian
itu menewaskan 100 hingga 400 orang Indian.
Sebuah koran lokal menyatakan bahwa aksi pembantaian ini adalah genosida yang
didukung oleh pemerintah negara bagian, namun empat hari kemudian, mereka meralat
pernyataannya dan menyimpulkan bahwa jumlah korban dari pembantaian ini telah dilebih-
lebihkan.
Referensi:
10 Horrific Native American Massacres - Listverse.com