Professional Documents
Culture Documents
PERCOBAAN VI
REASI KOMPLEKS EDTA
OLEH
KELOMPOK : IV (EMPAT)
ASISTEN : AFANDI
LABORATORIAM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIFERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kimia merupakan salah satu bidang ilmu yang mempelajari tentang
unsur-unsur beserta reaksi yang terjadi antara unsur-unsur tersebut. Reaksi kimia
adalah suatu proses dimana zat-zat yaitu produk (hasil reaksi) terbentuk dari beberapa
zat yaitu pereaksi. Reaksi kimia dapat diketahui dengan mengamati perubahan-
perubahan. Perubahan tersebut antara lain terjadinya perubahan warna dan suhu serta
terbentuknya gas dan endapan. Suatu reaksi kimia dapat menghasilkan perubahan
warna. Pada reaksi kimia, warna zat pereaksi dan hasil reaksi dapat berbeda pada
reaksi tertentu. Reaksi kimia juga dapat diketahui dengan adanya perubahan suhu.
Suhu awal pencampuran zat pereaksi dengan suhu akhir zat hasil reaksi akan brbeda.
Perubahan suhu dapat terjadi karena adanya proses pemutusan maupun pembentukan
ikatan antar reaktan-reaktan yang bereaksi. Serta Banyak sekali reaksi yang
endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagi suatu fase padat keluar
dari larutan. Ada beberapa macam reaksi-reaksi kimia, salah satunya yaitu reaksi
kompleks.
Reaksi pembentukan kompleks merupakan reaksi dimana Suatu ion (atau
molekul) kompleks terdiri dari satu atom pusat (ion pusat) dan sejumlah ligan yang
terikat erat dengan atom (ion) pusat itu. Atom pusat ini di tandai oleh bilangan
koordinasi, yang menyatakan jumlah ruangan yang tersedia sekitar atom ion pusat
dalam apa yang disebut bulatan koordinasi, yang masing-masing dapat dihuni satu
untuk pemisahan atau identifikasi. Salah satu fenomena paling umum yang muncul
bila ion kompleks terbentuk adalah perubahan warna larutan. Berdasarkan latar
Agar dapat mengetahui pengaruh ion logam terhadap sifat dari senyawa kompleks
EDTA
II. TINJAUAN PUSTAKA
EDTA (C10H16N2O8) merupakan pengkelat dengan ligan heksadentat yang
memiliki 6 pasangan elektron bebas yaitu di keempat gugus karboksilat dan dua atom
nitrogennya. Sedangkan asam sitrat (C6H8O7) merupakan ligan tridentat sebab asam
sitrat memiliki tiga gugus karboksilat. Adapun asam oksalat (C2H2O4) dan asam tartrat
merupakan ligan bidentat dengan dua gugus karboksilat. Hal inilah yang berpengaruh
pada kemampuan pengkelat dalam menarik logam dalam sampel minyak daun
cengkeh. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin banyak jumlah
pasangan elektron bebas yang ada pada zat pengkelat maka semakin banyak logam
pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron bebasnya
kepada ion logam pusat. Ion logam pusat merupakan ion unsur transisi, yang dapat
menerima pasangan elektron bebas dari ligan. Donasi pasangan elektron ligan kepada
ion logam pusat menghasilkan ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks
kompleks, antara ion pusat dengan ligan disebut bilangan koordinasi. Bilangan
koordinasi dan struktur senyawa kompleks beragam mulai dari bilangan koordinasi
dua sampai dua belas dengan stuktur linear, tetrahedral, segi empat planar, trigonal
berikatan dengan ligan secara kovalen kordinasi. Ikatan koordinasi merupakan ikatan
kofalen dimana ligan memberikan sepasang elektronya pada ion logam untuk
berikatan. Ikatan ini terjadi ketika ion logam menyediakan orbital kosong bagi
reaksi antara tembaga sulfat dan etilendiamintetraasetat (EDTA). Dari metode variasi
2.7. Kristal hasil sintesis dikarakterisasi dengan spektroskopi UV-Vis dan inframerah.
sebesar 740 nm dan serapan khas yang menunjukkan vibrasi logam-ligan muncul
pada bilangan gelombang di bawah 500 cm-1 ( Inrayan dan Irmina., 2010).
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang
memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm) dan
1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas kimia, pipet
n
1:1 Untuk larutan CuCl2 + EDTA 0,660
dari warna biru muda menjadi
biru tua
dengan satu atau lebih ligan, Interaksi antara logam dengan ligan-ligan dapat
diibaratkan seperti reaksi asam basa lewis, di mana basa lewis merupakan zat
hematologi. EDTA umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (natrium) atau
potassium (kalium), EDTA dalam bentuk garam Kalium 15 kali lebih larut dalam
larutan MgCl2 0,1 M, Cu 1 M, EDTA. Dimana larutan MgCl2 dan CuCl2 digunakan
sebagai zat yang akan di ukur nilai adsorpsinya dengan larutan EDTA menggunakan
tigga perbandingan untuk melihat pengaruh perbandingan dari larutan dengan nilai
semakin banyak larutan CuCl2 nya semakin tinggi nilai adsorbansinya dan semakin
banyak larutan EDTA nya semakin tingi nilai adsorbansinya. Sedangkan pada
menurun, hal tersebut tidak sesuai dengan teori yang ada dimana pada teori dijelaskan
bahwa semakain tinggi konsentrasi dari laruta maka semakin tinggi nilai
Berdasarkan hokum lamber bir yang menyatakan bahwa apabila suatu sinar
monokromatis melewati suatu bidang atau senyawa maka sebagian sinarnya akan
yang didapatkan dalam campuran larutan EDTA + CuCl 2 pada perbandingan 1:1, 1:2,
2:1, didapatkan nilai adsobans (0,660), (0,616), (0,525). Sedangkan dalam campuran
MgCl2 pada perbandingan 1:1, 1:2, 2:1, didapatkan nilai adsorbans ( 0,046), (0,048),
(0,044). Perbedaan nilai adsorbans yang dihasilkan disebabkan karena larutan CuCl2
semakin tinggi konsentrasi ion logam maka nilai adsorban semakin tinggi, namun
pada ion logam magnesium klorida tidak sesuai dengan teori dikarenakan kesalahan
pada saat mengukur nilai adsorban, dimana nilai adsorbens pada perbandingan 1:1,
1:2, 2:1, untuk ion Cu adalah (0,660), (0,616), (0,525). Sedangkan untuk ion Mg
Elmila I., Fahimah M., 2011, Peningkatan Sifat Magnetik Kompleks Polimer Oksalat
[N(C4H9)4] [MnCr(C2O4)3] Dengan Menggunakan Kation Organik Tetrabutil
Amonium, Prosinding Kimia FMIPA.
Indrayana S., Irmina K. M., 2010, Studi Spekroskopi UV-VIS dan Invramerah
Senyawa Kompleks Inti Ganda Cu-EDTA, Seminar Nasional Kimia.
Saputri F., Rahman R., dan Musafira, 2014, Kajian Menggunakan Pengkelat Untuk
Menurunkan Kandungan Besi Dalam Minyak Daun Cengkeh, Online Jurnal
Of Natural Science, Vol. 3, No. 2.