Professional Documents
Culture Documents
PERCOBAAN VIII
PEMBUATAN KALIUM TETRAPEROKSOKROMAT (V)
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dimana senyawa logam adalah senyawa yang bersifat padat dan senyawa ligan
adalah senyawa yang dapat menyumbangkan sepasang elektron pada ion logam
yang menjadi pusat dari senyawa kompleks. Aluminium merupakan salah satu
unsur yang terletak pada golongan IIIA dan periode ketiga dan dapat membentuk
seperti K3Al(C2O4).3H2O.
asam basa lewis dengan ligan sebagai basa dengan memberikan sepasang elektron
kepada kation yang merupakan suatu asam. Ikatan yang terbentuk antara atom
pusat dengan ligan sering kovalen, tetapi dalam beberapa keadaan interaksi dapat
Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
nomor atom 19. Secara alami kalium ditemukan sebagai senyawa dengan unsur
lain dalam air laut atau mineral lainnya. Kalium teroksidasi dengan sangat cepat
dengan udara, sangat reaktif terutama dalam air dan secara kimiawi memiliki sifat
yang mirip dengan natrium. Kalium berbentuk logam lunak berwarna putih
keperakan dan kalium tergolong dalam golongan alkali tanah karena berada pada
kompleks, dengan mereasikannya pada senyawa senyawa non logam. Salah satu
senyawa kompleks yang dapat terbentuk dari reaksi kalium dengan senyawa lain
yaitu kalium tetraperoksokromat. Berdasarkan latar belakang di atas maka
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Percobaan
Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini yaitu untuk membuat kalium
tetraperoksokromat (v).
C. Manfaat
Ligan adalah spesies yang memiliki atom (atau atom-atom) yang dapat
menyumbangkan sepasang elektron pada ion logam pusat pada tempat tertentu
dalam lengkung koordinasi. Sehingga ligan merupakan basa lewis dan ion logam
adalah asam lewis. Jika ligan hanya dapat menyumbangkan sepasang elektron
(misalnya NH3 melalui atom N) disebut ligan unidentat. Ligan ini merupakan
anion monoatomik seperti ion halida (tetapi bukan atom netral) seperti ion halida,
anion poliatomok seperti NO2-, molekul sederhana seperti NH3, atau molekul
hasil dalam bentuk padat. Dewasa ini kristalisasi menjadi suatu proses industri
yang sangat penting, karena semakin banyak hasil industri kimia yang
karena kemurniannya yang tinggi, dengan bentuk yang menarik serta mudah
dengan ion logam sehingga terjadi interaksi ion logam dan ligan. Interaksi antar
ion logam dan ligan pada senyawa kompleks dapat menghasilkan senyawa yang
antara atom logam dengan atom nonlogam. Logam yang membentuk senyawa
adalah Co. Menurut Houghton (1979), logam Co memiliki sifat asam Lewis
2012).
melalui in- teraksi nonkovalen. Interaksi fisik ini di- dasarkan pada teori gaya
gaya elektrostatik seperti pem- bentukan jembatan garam, ikatan hidrogen, dan
yang berawal dari sumber ion kromium(III) seperti larutan kromium klorida.
dan kemudian larutan hijau tua yang mengandung ion [Cr(OH) 6]3-. Harap
digunakan, ia tidak meninggalkan residu sama sekali, kecuali air (H 2O) dan gas
Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, 7 April 2016, pada pukul 10.00-
Kendari.
neraca analitik, spatula, pipet tetes, corong, gelas ukur, gelas kimia, dan
hoot plate.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan K2CrO4, KOH,
2 g KClO4 2 g KOH
Residu Filtrat
% rendamen
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
dicelupkan dalam wadah berisi air es dengan garam. Proses penambahan garam,
Jacques Thenard di tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik
yang memiliki sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida
adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi yang banyak digunakan
H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam
air. Dalam kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil
dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun. Hidrogen peroksida
ini berperan sebagai oksidator yang pada percobaan ini akan mereduksi senyawa
dengan kalium kromat dalam larutan alkali kuat dengan persamaan reaksi sebagai
tersebut, atom O2- memiliki ikatan sangat lemah terhadap Cr pada senyawa kalium
kromat. Karena ikatannya sangat lemah sehingga sangat mudah terjadi pergantian
yang berikatan dengan Cr. Dimana, atom O2 dari H2O2 akan menggatikan
dilakukan penambahan H2O2. Pada penambahan H2O2, larutan tersebut diaduk dan
didiamkan. Setelah terbentuk endapan lalu dicuci dengan etanol. Endapan yang
dengan kalium kromat dalam larutan asam, reaksi tersebut menghasilkan warna
biru yang dapat diekstrak dalam eter. Seperti pada percobaan ini
ketika larutan K2CrO4 yang ditambahkan sedikit air dan dilanjutkan dengan
penambahan larutan H2O2 3%, dietil eter dan H2SO4 encer, larutan tersebut
murni. Berat kristal yang diperoleh sebanyak 5,23 g dengan rendamen sebesar
136 %
V. KESIMPULAN
dengan kalium kromat dalam larutan alkali kuat. Pada analisis kemurnian kalium
ditambahkan sedikit air dan dilanjutkan dengan penambahan larutan H2O2 3%,
dietil eter dan H2SO4 encer. Sehingga dari perlakuan tersebut dapat simpulkan
murni.
DAFTAR PUSTAKA
Amelia F., 2014, Studi nteraksi Ligan Peptidoit dan Peptida Dengan Enzim
Protease NS3/NS2B Virus Degue, Jurnal Sainstek. Vol. 4, No. 1.
Cotton, F. A dan Willkinson, G., 1989, Kimia Anorganik Dasar, Universitas
Indonesia: Jakarta.
Elmila I dan Fahimah M., 2011, Peningkatan Sifat Magnetik Kompleks Polimer
Oksalat [N(C4H9)4][MnCr(C2O4)3] Dengan Menggunakan Kation Organik
Tetrabutil Amonium, Prosinding Skripsi Semester Genap.
Pramita G. A., dan Irmina K. M., 2012, Atom Pusat Co 2+ (d7) dengan Konfigurasi
Law Spin Dalam Senyawa Kompleks Co-EDTA, Proseding Seminar
Kimia Unesa, Vol. 2, No.1.