You are on page 1of 13

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

PERCOBAAN VIII
PEMBUATAN KALIUM TETRAPEROKSOKROMAT (V)

NAMA : WAHYU AHWARUL ASIS


NIM : F1C114026
KELOMPOK : V (LIMA)
PEMBIMBING : SUWIATNO NUHUNG

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Senyawa kompleks melibatkan senyawa logam dengan senyawa ligan

dimana senyawa logam adalah senyawa yang bersifat padat dan senyawa ligan

adalah senyawa yang dapat menyumbangkan sepasang elektron pada ion logam

yang menjadi pusat dari senyawa kompleks. Aluminium merupakan salah satu

unsur yang terletak pada golongan IIIA dan periode ketiga dan dapat membentuk

basa kuat (Al(OH)3. Aluminium dapat membentuk senyawa kompleks oktahedral

seperti K3Al(C2O4).3H2O.

Reaksi yang membentuk ion kompleks dapat dianggap sebagai reaksi

asam basa lewis dengan ligan sebagai basa dengan memberikan sepasang elektron

kepada kation yang merupakan suatu asam. Ikatan yang terbentuk antara atom

pusat dengan ligan sering kovalen, tetapi dalam beberapa keadaan interaksi dapat

merupakan gaya penarik.

Kalium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

nomor atom 19. Secara alami kalium ditemukan sebagai senyawa dengan unsur

lain dalam air laut atau mineral lainnya. Kalium teroksidasi dengan sangat cepat

dengan udara, sangat reaktif terutama dalam air dan secara kimiawi memiliki sifat

yang mirip dengan natrium. Kalium berbentuk logam lunak berwarna putih

keperakan dan kalium tergolong dalam golongan alkali tanah karena berada pada

golongan I A. Kaalium merupakan senyawa yang dapat membentuk senyawa

kompleks, dengan mereasikannya pada senyawa senyawa non logam. Salah satu

senyawa kompleks yang dapat terbentuk dari reaksi kalium dengan senyawa lain
yaitu kalium tetraperoksokromat. Berdasarkan latar belakang di atas maka

dilakukan percobaan mengenai pembuatan kalium tetraperoksokromat (v), untuk

mengetahui proses pembuatan kalium tetraperoksokromat (v).

A. Rumusan Masalah

Rumussan masalah pada percobaan ini yaitu bagaimana cara membuat

kalium tetraperoksokromat (v) ?

B. Tujuan Percobaan

Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan ini yaitu untuk membuat kalium

tetraperoksokromat (v).

C. Manfaat

Manfaat dilakukannya percobaan ini yaitu dapat mengetahui cara

pembuatan kalium tetraperoksokromat (v).


II. TINJAUAN PUSTAKA

Ligan adalah spesies yang memiliki atom (atau atom-atom) yang dapat

menyumbangkan sepasang elektron pada ion logam pusat pada tempat tertentu

dalam lengkung koordinasi. Sehingga ligan merupakan basa lewis dan ion logam

adalah asam lewis. Jika ligan hanya dapat menyumbangkan sepasang elektron

(misalnya NH3 melalui atom N) disebut ligan unidentat. Ligan ini merupakan

anion monoatomik seperti ion halida (tetapi bukan atom netral) seperti ion halida,

anion poliatomok seperti NO2-, molekul sederhana seperti NH3, atau molekul

kompleks seperti puridin (Cotton dan Willkinson,1989).

Kristalisasi merupakan salah satu proses pemurnian dan pengambilan

hasil dalam bentuk padat. Dewasa ini kristalisasi menjadi suatu proses industri

yang sangat penting, karena semakin banyak hasil industri kimia yang

dipasarkan dalam bentuk kristal. Bentuk kristal semakin banyak diminati

karena kemurniannya yang tinggi, dengan bentuk yang menarik serta mudah

dalam pengepakan dan transportasi. Dari segi kebutuhan energi, kristalisasi

memerlukan energi lebih sedikit dibandingkan destilasi atau metode pemisahan

yang lain (Elmila dan Fahimah, 2011).

Senyawa kompleks mononuklir umumnya bersifat paramagnetik. Sifat

magnetik senyawa dapat ditingkatkan dengan pembentukan kompleks polimer.

Kompleks polimer dihasilkan dari ligan multidentat yang berikatan koordinasi

dengan ion logam sehingga terjadi interaksi ion logam dan ligan. Interaksi antar

ion logam dan ligan pada senyawa kompleks dapat menghasilkan senyawa yang

bersifatferomagnetik atau antiferomagnetik contoh senyawa kompleks yang


bersifat feromagnetik adalah kompleks bimetalik oksalatdan senyawa yang

bersifat antiferomagnetik adalah Fe2(pm) dan Mn2(pm) dimana pm=pyromellitate

(Safarina dan Martak, 2009).

Senyawa koordinasi atau senyawa kompleks merupakan senyawa yang

penting dalam kehidupan. Pembentukannya melibatkan ikatan kovalen koordinasi

antara atom logam dengan atom nonlogam. Logam yang membentuk senyawa

kompleks umumnya merupakan logam-logam golongan transisi salah satunya

adalah Co. Menurut Houghton (1979), logam Co memiliki sifat asam Lewis

dalam bentuk senyawa kompleksnya. Berdasarkan hal tersebut senyawa kompleks

Co banyak diaplikasikan sebagai katalis dalam beberapa reak (Pramita dkk.,

2012).

ligan yang digunakan sebagai obat, ikatan ligan-protein biasanya terjadi

melalui in- teraksi nonkovalen. Interaksi fisik ini di- dasarkan pada teori gaya

elektromagnetik atau kuantum mekanik. Interaksi nonkovalen di- pengaruhi oleh

gaya elektrostatik seperti pem- bentukan jembatan garam, ikatan hidrogen, dan

gaya van der waals (Amelia, 2014)

Kristal kalium dikromat dapat dibuat dengan mengkombinasikan reaksi

yang berawal dari sumber ion kromium(III) seperti larutan kromium klorida.

Tambahakan larutan kalium hidroksida untuk menghasilkan endapan hijau-biru

dan kemudian larutan hijau tua yang mengandung ion [Cr(OH) 6]3-. Harap

diperhatikan bahwa harus menggunakan kalium hidroksida. Jika menggunakan

natrium hidroksida, maka akan berakhir dengan pembentukan natrium dikromat

(VI) (Shofyan, 2010).


Penggunaan hidrogen peroksida atau H2O2 di industri kimia semakin

meningkat seiring dengan tuntutan lingkungan yang semakin gencar disuarakan.

Salah satu kelebihan hidrogen peroksida di bandingkan dengan bahan oksidator

lain adalah sifatnya yang ramah lingkungan. Ketika hidrogen peroksida

digunakan, ia tidak meninggalkan residu sama sekali, kecuali air (H 2O) dan gas

oksigen (O2) (Suherifauzan, 2010).


III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu Dan Tempat

Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, 7 April 2016, pada pukul 10.00-

12:00 WITA dan bertempat di Laboratorium Kimia Anorganik, Jurusan Kimia,

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo,

Kendari.

B. Alat dan Bahan


1. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu Erlenmeyer,

neraca analitik, spatula, pipet tetes, corong, gelas ukur, gelas kimia, dan

hoot plate.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan K2CrO4, KOH,

H2O2, garam, etanol, kertas saring dan es batu.


C. Prosedur kerja

2 g KClO4 2 g KOH

- Dimasukkan dalam gelas kimia


- Ditambahkan aquades 25 mL

Campuran KClO4 + KOH + aquades

- Dimasukkan dalam wadah berisi es


batu dan garam
- Diaduk
- Ditambahkan 13 mL H2O2 30%
- Dipanaskan larutan sampai meleh
- Larutan disaring

Residu Filtrat

- Dicuci dengan etanol


- Dikeringkan
- Ditimbang
- Dihitung % rendamennya

% rendamen
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel hasil pengamatan

No Perlakuan Hasil Pengamatan


1. 2 g KCLO4 + 2 g KOH + Larutan berwarna bening
aquades 25 mL
2. Larutan campuran Larutan memadat
dimasukkan dalam wadah
berisi es batu + garam +
diaduk
3. Larutan campuran yang Berwarna kecoklatan dan memadat
membeku + 13 mL larutan
H2O2 30%
4. Dipanaskan larutan sampia Larutan meleleh
meleleh
5. Larutan disaring dan dicuci Residu
dengan etanol, kemudian
dikeringkan
6. Residu kering + ditimbang
B. Pembahasan

Pada percobaan kali ini, akan dilakukan pembuatan kalium

tetraperoksokromat (V) dengan mereaksikan antara K2CrO4 dan KOH dalam

Erlenmeyer kemudian dilarutkan dengan akuades. Larutan campuran tersebut

dicelupkan dalam wadah berisi air es dengan garam. Proses penambahan garam,

bertujuan untuk menurunkan titik beku es sehinga dapat mempercepat proses

pendinginan. Kemudian ditambahkan larutan H2O2 30%.

Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2 ditemukan oleh Louis

Jacques Thenard di tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik

yang memiliki sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida

adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi yang banyak digunakan

di dalam industri hidrogen peroksida adalah auto oksidasi Anthraquinone.

H2O2 tidak berwarna, berbau khas agak keasaman, dan larut dengan baik dalam

air. Dalam kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil

dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun. Hidrogen peroksida

ini berperan sebagai oksidator yang pada percobaan ini akan mereduksi senyawa

kalium kromat menjadi senyawa tetraperoksokromat.

Kalium tetraperoksokromat(V) dibuat melalui reaksi hidrogen peroksida

dengan kalium kromat dalam larutan alkali kuat dengan persamaan reaksi sebagai

berikut : 2K2CrO4 + 9H2O2 + 2 KOH 2K3[Cr(O2)4]3+ + O2 + 10H2O. dari reaksi

tersebut, atom O2- memiliki ikatan sangat lemah terhadap Cr pada senyawa kalium

kromat. Karena ikatannya sangat lemah sehingga sangat mudah terjadi pergantian

ikatan dengan atom lainnya.


proses pembuatan kalium tetraperoksokromat (V), dilakukan

penambahan H2O2. pada proses penambahan tersebut terjadi penggantian atom

yang berikatan dengan Cr. Dimana, atom O2 dari H2O2 akan menggatikan

atom O2-. Senyawa kalium tetraperoksokromat (V) akan terbentuk ketika

dilakukan penambahan H2O2. Pada penambahan H2O2, larutan tersebut diaduk dan

didiamkan. Setelah terbentuk endapan lalu dicuci dengan etanol. Endapan yang

diperoleh merupakan senyawa kalium tetraperoksokromat (V).

Setelah kristal kalium tetraperoksokromat (V) diperoleh, maka dilakukan

analisis kemurnian dari senyawa tersebut. Analisis tersebut dapat

dilakukan melalui penentuan kualitatif ion O2-. Hidrogen peroksida bereaksi

dengan kalium kromat dalam larutan asam, reaksi tersebut menghasilkan warna

biru yang dapat diekstrak dalam eter. Seperti pada percobaan ini

ketika larutan K2CrO4 yang ditambahkan sedikit air dan dilanjutkan dengan

penambahan larutan H2O2 3%, dietil eter dan H2SO4 encer, larutan tersebut

menghasilkan warna hijau. Sehingga dari perlakuan tersebut dapat simpulkan

bahwa senyawa kalium tetraperoksokromat(V) yang diperoleh masih belum

murni. Berat kristal yang diperoleh sebanyak 5,23 g dengan rendamen sebesar

136 %
V. KESIMPULAN

Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan maka dapat disimpulkan bahwa

Kalium tetraperoksokromat(V) dapat dibuat melalui reaksi hidrogen peroksida

dengan kalium kromat dalam larutan alkali kuat. Pada analisis kemurnian kalium

tetraperoksokromat(V), tidak terbentuk warna biru pada larutan K2CrO4 yang

ditambahkan sedikit air dan dilanjutkan dengan penambahan larutan H2O2 3%,

dietil eter dan H2SO4 encer. Sehingga dari perlakuan tersebut dapat simpulkan

bahwa senyawa kalium tetraperoksokromat(V) yang diperoleh masih belum

murni.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia F., 2014, Studi nteraksi Ligan Peptidoit dan Peptida Dengan Enzim
Protease NS3/NS2B Virus Degue, Jurnal Sainstek. Vol. 4, No. 1.
Cotton, F. A dan Willkinson, G., 1989, Kimia Anorganik Dasar, Universitas
Indonesia: Jakarta.

Elmila I dan Fahimah M., 2011, Peningkatan Sifat Magnetik Kompleks Polimer
Oksalat [N(C4H9)4][MnCr(C2O4)3] Dengan Menggunakan Kation Organik
Tetrabutil Amonium, Prosinding Skripsi Semester Genap.

Pramita G. A., dan Irmina K. M., 2012, Atom Pusat Co 2+ (d7) dengan Konfigurasi
Law Spin Dalam Senyawa Kompleks Co-EDTA, Proseding Seminar
Kimia Unesa, Vol. 2, No.1.

Shofyan, 2010, Pembuatan Kristal Dikromat. (http://community.um.ac.id/


showthread. php?75793-Pembuatan-kristal-dikromat(VI)) diakses
tanggal 12 April 2016.

Suherifauzan, 2010, MSDS Hodrogen Peroksida. (http://blog.unsri.ac.id/


Suherifauzan / about teknik - kimia/msds - hidrogen-peroksida /
rdetail/12670/) diakses tanggal 12 April 2016.

You might also like