Professional Documents
Culture Documents
1. Definisi
- Asma adalah penyakit jalan napas obstruktif intermiten, reversible dimana trakea
dan bronkus berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu, dan
- Asma adalah suatu penyakit jalan napas yang ditandai oleh periode
- Asma adalah suatu penyakit peradangan kronik pada jalan napas yang mana
peradangan ini menyebabkan perubahan derajat obstruksi pada jalan napas dan
- Asma adalah keadaan klinis yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang
Jenis-jenis Asthma :
a. Asthma alergik
Yaitu asthma yang disebabkan oleh alergen, misalnya: serbuk sari binatang,
marah, makanan dan jamur. Biasanya mempunyai riwayat keluarga yang alergen
serangan. Serangan menjadi lebih berat dan dapat berkembang menjadi bronkitis
c. Asthma gabungan
Yaitu bentuk asthma yang paling umum, mempunyai karakteristik dari bentuk
Klasifikasi Asthma :
a. Mid Intermiten
Yaitu kurang dari 2 kali seminggu dan hanya dalam waktu yang pendek; tanpa
gejala, diantara serangan-serangan pada waktu malam kurang dari 2 kali sebulan.
b. Mid Persistent
Yaitu serangan lebih ringan tetapi tidak setiap hari, serangan pada waktu malam
c. Moderat Persistent
serangan timbul 2 kali atau lebih dalam seminggu dan pada waktu malam timbul
gejala berat setiap minggu. Fungsi paru-paru FEV atau PEF diperkirakan 60-
80%.
d. Severe Persistent
Yaitu gejala muncul terus menerus dengan aktivitas yang terbatas, peningkatan
2. Anatomi Fisiologi
Saluran pernafasan terdiri dari saluran napas bagian atas dan saluran nafas
bagian bawah. Saluran nafas bagian atas terdiri dari : rongga hidung, nasofaring,
orofaring dan laringofaring. Saluran nafas bagian bawah terdiri dari laring, trakea,
bronkus dan paru-paru. Paru-paru terdiri dari paru kanan dan kiri. Paru kanan terdiri
dari 3 lobus dan paru kanan terdiri dari 2 lobus. Saluran udara hingga mencapai
paru-paru adalah :
a. Hidung
Ketika udara masuk ke rongga hidung, udara tersebut disaring, dihangatkan dan
terdapat dalam hidung, sedangkan partikel halus akan dijerat dalam lapisan
b. Faring
Faring adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
dilembabkan menuju ke faring akibat dorongan gerakan silia. Dari sini lapisan
mukosa akan ditekan dan dibatukkan ke luar. Air untuk pelembaban dihasilkan
oleh lapisan mukosa, sedangkan panas yang disuplai ke udara inspirasi berasal
dari jaringan di bawahnya yang kaya akan pembuluh darah. Jadi udara inspirasi
telah disesuaikan sedemikian rupa sehingga bila mencapai faring hampir bebas
dari debu.
c. Laring
Laring atau organ suara adalah struktur epitel kartilago yang menghubungkan
faring dan trakea. Fungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya
vokalisasi, laring juga melindungi jalan nafas bawah dan obstruksi benda asing
d. Trakea
mempertahankan agar trakea tetap terbuka. Trakea dilapisi oleh lendir yang
terdiri atas epitelium bersilia. Jurusan silia ini bergerak jalan ke atas ke arah
laring; maka dengan gerakan ini debu dan butir halus yang turut masuk bersama
e. Bronkus
Dari trakea udara masuk ke dalam bronkus. Bronkus memiliki percabangan yaitu
bronkus utama kiri dan kanan yang dikenal sebagai karina. Karina memiliki saraf
Bronkus utama kiri dan kanan tidak simetris. Bronkus kanan lebih pendek dan
lebih besar yang arahnya hampir vertikal, sebaliknya bronkus kiri lebih panjang
dan lebih sempit. Cabang utama bronkus bercabang lagi menjadi bronkus lobaris
dan kemudian segmentalis percabangan ini terus berjalan menjadi bronkus yang
ukurannya makin lama makin kecil sampai akhirnya menjadi bronkus terminalis
f. Bronkiolus
terdapat asinus yang merupakan unit fungsional paru yaitu tempat pertukaran
gas. Asinus terdiri dari bronkiolus respiratorik, duktus alvedansi sakus. Alvedaris
terminalis alveolus dipisahkan dari alveolus di dekatnya oleh dinding septus atau
septum. Alveolus dilapisi oleh zat lipoprotein yang dinamakan surfaktan yang
ekspirasi.
Peredaran darah paru-paru
Paru-paru mendapat dua suplai yaitu arteri bronkiolus (berasal dari aorta
thorakalis dan berjalan sepanjang dinding posterior bronkus) dan arteri pulmonalis.
Vena bronkiolus besar bermuara pada vena cava superior dan mengembalikan
darah ke atrium kanan. Vena bronkiolus yang lebih kecil akan mengalirkan darah ke
vena pulmonalis.
alveoli dan darah, darah yang teroksigenisasi dikembalikan ke ventrikel kiri jantung
paru-paru.
paru.
3. Etiologi
a. Faktor ekstrinsik : reaksi antigen-antibody, debu, bulu binatang, serbuk-serbuk,
4. Patofisiologi
Asma adalah suatu proses inflamasi kronik yang menghasilkan edema mukus,
sekresi mukus dan inflamasi. Obstruksi dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut
ini yaitu kontraksi otot-otot yang mengelilingi bronki menyempitkan jalan napas,
yang kental. Beberapa individu dengan asma mengalami respon imun yang buruk
antibodi yang dihasilkan (IgE) menyerang sel-sel mast dalam paru sehingga
Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot polos dan kelenjar
dan pembentukan mukus yang sangat banyak. Sistem saraf otonom mempersarafi
paru. Otot bronkial di atur oleh impuls saraf vagal melalui sistem parasimpatik
ketika saraf pada jalan napas dirangsang oleh faktor seperti infeksi, latihan, dingin,
merokok, dan emosi sehingga jumlah asetilkolin yang dilepaskan meningkat dan
Selain itu reseptor alfa dan beta adrenergik dari sistem saraf simpatik terletak dalam
bronki, sehingga ketika alfa adrenergik dirangsang terjadi bronkokonstriksi dan
Keseimbangan antara alpha dan beta adrenergik dikendalikan oleh siklik adenosin
yang mengarah pada peningkatan mediator kimia yang dilepaskan oleh sel-sel mast
osmotik rentan terhadap peningkatan pelepasan mediator kimia dan konstriksi otot
polos.
a. Batuk kering
b. Wheezing
c. Dispnea
d. Mengi
e. Ekspirasi memanjang
g. Orthopnea
h. Berkeringat
i. Tachypnea
j. Tachycardia.
k. Gelisah
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Rontgen thorax
b. Pemeriksaan darah
d. Sputum
e. AGD
g. Fungsi paru
7. Komplikasi
a. Status asmatiks : asma yang berat dan persistent yang tidak berespon terhadap
terapi konvensional.
agens infeksius.
c. Atelektasis
e. Faktor iga.
8. Penatalaksanan Medik
a. Agenis Beta : untuk mendilatasi otot-otot polos bronkial dan meningkatkan
inhalasi.
e. Inhibitor sel mast, contoh obat: natrium kromalin, diberikan melalui inhalasi
batuk efektif untuk meningkatkan bersihan jalan nafas, perkusi dan postural
drainage dilakukan hanya pada pasien dengan produksi sputum yang banyak.
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
- Riwayat alergi
- Ortopnea.
- Insomnia.
- Merasa sebagai orang yang lemah atau sakit-sakitan, perubahan body image.
asap, rokok.
2. Diagnosa Keperawatan
mukus.
memadai.
3. Perencanaan Keperawatan
Intervensi :
1. Auskultasi dan catat bunyi napas, misal: ronchi, wheezing dan crackles.
Rasional : untuk mengetahui adanya obstruksi jalan napas.
mengeluarkan sekret.
4. Pertahankan polusi udara seminimal mungkin, mis: debu, asap, dan lain-
lain.
Intervensi :
dengan GDA dalam batas normal dan bebas dari gejala distres pernapasan.
Intervensi :
hipoxia.
Intervensi :
pilihan intervensi.
penyembuhan.
dan kebutuhan O 2.
Intervensi :
- Suhu : 36-37 oC
Intervensi :
serangan.